Faktor Pendukung dan Penghambat UEP BUMP
Faktor pendukung dan penghambat kinerja Badan Usaha Milik Pondok (BUMP) Pondok Pesantren Al-Ikhlas terdiri faktor internal dan eksternal BUMP. Faktor internal yang mendukung berupa kekuatan yang dapat merubah BUMP menajdi apa yang dicita-citakan oleh manajemen dan yang menghambat adalah kelemahan yang harus diatasi oleh BUMP agar tidak terjadi penurunan kinerja BUMP. Faktor eksternal yang mendukung adalah peluang BUMP yang harus dimanfaatkan oleh BUMP untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan dan yang menghambat adalah berupa ancaman bagi BUMP yang dapat melemahkan BUMP atau bahkan mematikan BUMP.
Faktor internal dapat dianalisis dengan masing-masing fungsi UEP dalam BUMP dengan mengkaji manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, akuntansi dan sistem informasi manajemen.
Manajemen
Fungsi manajemen usaha di BUMP Pondok Pesantren Al-Ikhlas dapat dianalisis dengan mengkaji beberapa aspek sebagai berikut:
1. Perencanaan
Badan Usaha Milik Pondok (BUMP) belum memiliki perencanaan tertulis baik untuk jangka pendek, maupu jangka panjang. Hal ini terlihat belum adanya pernyataan visi, misi, dan tujuan BUMP yang dirumuskan secara tertulis, jelas, dan spesifik. Hal ini menjadi PR besar apabila BUMP akan dijadikan sebagai penyokong perekonomian Pondok Pesantren Al-Ikhlas.
2. Pengorganisasian
Struktur organisasi BUMP adalah tipe organisasi garis dan fungsional. Hal ini terlihat dalam menjalankan operasional BUMP dalam menjalankan operasional BUMP, Direktur BUMP menerapkan pendekatan top down dimana seluruh komando dilakukan secara langsung oleh pimpinan, adapun UEP di bawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan oleh pimpinan. Pengorganisasian di BUMP Pondok Pesantren Al-Ikhlas belum terlaksana dengan baik, hal ini dapat terlihat dari banyaknya UEP yang tidak berjalan dengan baik dan bahkan ada yang sudah tidak aktif lagi.
3. Pemberian Motivasi
Pendekatan yang dilakukan oleh pimpinan BUMP bersifat top down dalam operasionalisasi BUMP, akan tetapi pihak pimpinan BUMP tidak menganggap pengurus UEP sebagai bawahan melainkan rekan kerja. Hal ini karena peran serta karyawan juga terlibat dalam keberhasilan suatu usaha. Salah satuyang dilakukan pimpinan BUMP adalah dengan cara melibatkan diri pimpinan BUMP dalam berbagai kegiatan yang dilakukan UEP dan pimpinan BUMP memberikan motivasi kepada pengelola UEP untuk bekerja dengan semangat.
4. Pengelolaan Staf
BUMP menyadari bahwa sumberdaya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi BUMP. Namun perhatian untuk meningkatkan mutu sumberdaya
manusia BUMP belum memadai dan tidak dilakukan secara terus menerus. Sampai saat ini pelatihan belum maksimal untuk semua pengelola UEP. Pengelola UEP tidak memiliki latar belakang pendidikan tertentu, sehingga pekerjaan yang ada dilakukan dengan learning by doing.
5. Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan oleh BUMP terjadi pada saat mendapatkan keluhan dari pengelola UEP. Keluhan ini terjadi karena masih banyak UEP yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Produksi dan Operasi
BUMP Pondok Pesantren Al-Ikhlas merupakan salah satu kelembagaan yang membawahi 10 UEP yang dalam operasinya belum didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup, akan tetapi memiliki lua lahan yang cukup luas untuk pengembangan berbagai macam kegiatan UEP. Biaya operasional yang dibutuhkan UEP meningkat karena belum ada sarana penunjang seperti sarana transportasi, penggilingan padi,dll.
Pemasaran
BUMP belum melakukan strategi pemasaran dan promosi yang spesifik untuk hasil-hasil dari UEP yang menghasilkan seperti tanaman sayur, budidaya ikan lele. BUMP hanya menetapakan harga jual minimal berdasarkan harga pasar yang berlaku.
Keuangan
BUMP memperoleh sumber pendanaan dari koperasi pondok pesantren dalam menjalankan usahanya dan beberapa UEP mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti ternak sapi dan budidaya ikan lele berupa bibit, peralatan, dan perlengkapan. Dana yang ada masih sangat minim, sehingga operasioanal BUMP belum berjalan dengan baik. Sistem pencatatan keuangan di BUMP belum dilakukan dengan baik, sistem pencatatan masih manual di dalam buku dan belum rapi, serta belum memanfaatkan sistem komputerisasi.
Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen adalah sistem manusia dan mesin yang terpadu (integrated) untuk menyajiakan informasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dalam pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. BUMP belum memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan belum menggunakan sistem informasi manajemen dengan fasilitas yang memadai.
Secara keseluruhan BUMP mempunyai faktor kekuatan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan masih memiliki kelemahan yang harus diatasi BUMP. Identifikasi faktor internal BUMP dapat dilihat pada Tabel 7.
Sedangkan faktor eksternal dapat dianalisis dari masing-masing fungsi UEP dalam BUMP dengan mengkaji ekonomi, sosial budaya demografis dan lingkungan, politik pemerintahan dan hukum, teknologi, kompetitif.
Ekonomi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimilki dan biasanya dalam jangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Salah satu kendala BUMP adalah belum adanya investor dan donatur tetap untuk BUMP. Selain itu, sulitnya memperoleh pinjaman dari sumber pembiayaan (perbankan) untuk tambahan modal usaha dikarenakan belum memiliki legalitas badan usaha.
Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan
Meningkatnya jumlah masyarakat sekitar sebenarnya merupakan peluang untuk meningkatkan hasil dari kegiatan UEP yang dikelola oleh BUMP. Terjadi peningkatan jumlah penduduk Kelurahan Menala dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu jumlah penduduk Kelurahan Menala tahun 2012 menurut data dari Kelurahan Menala adalah 5.425 orang yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 2.682 orang dan jumlah penduduk perempuan 2.743, sedangkan tahun 2011 adalah 5.152 orang dengan jumlah penduduk laki-laki adalah 2.582 orang dan penduduk perempuan 2.570 orang. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Menala tahun 2012 adalah 1473 KK dan tahun 2011 adalah 1265 KK. Meningkatnya jumlah penduduk memberikan dorongan kepada BUMP untuk meningkatakan hasil dari masing-masing UEP.
Budaya masyarakat KSB yang cenderung konsumtif dan kondisi masyarakat yang lebih suka membeli daripada menanam sendiri, atau menjahit sendiri, membudidaya sendiri menjadikan peluang bagi BUMP untuk melihat kebutuhan masyarakat sekitar apalagi didukung oleh kondisi lingkungan yang kondusif.
Politik, Pemerintahan, dan Hukum
Kebijakan pemerintah dalam pemberian bantuan berupa bibit ikan lele, dan hewan ternak sapi, serta pemberian subsidi benih padi, pupuk, dan saprotan lainnya mempengaruhi berjalannya UEP yang dikelola BUMP. Selain itu, intervensi pemerintah dalam penetapan harga padi menyebabkan pengelola tanaman pangan padi dari masyarakat sekitar mendorong semangat para pengelola untuk terus meningkatkan hasil panennya. Keadaan yang kondusif di KSB juga memberi kenyamanan bagi BUMP untuk mengembangkan BUMP.
Teknologi
Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini baik berupa alat maupun inovasi baru yang ada dimanfaatkan dengan baik oleh BUMP, terutama pada UEP pertanian tanaman pangan, dalam hal budidaya, panen maupun pengolahan hasil panen padi. Perkembangan teknologi tersebut yang saat ini berkembang yaitu traktor pada saat pengolahan lahan, trheaser untuk merontokkan padi setelah dipanen dan berbagai alat pengolahan lainnya.
Kompetitif
Belum adanya BUMP yang sejenis di KSB dari pondok-pondok pesantren lainnya. Hal ini manjadi peluang bagi BUMP untuk mengembangkan produksi dari masing-masing UEP untuk bisa dikenal masyarakat secara luas.
Tabel 7 Identifikasi faktor internal yang mempengaruhi BUMP Pondok Pesantren Al-Ikhlas
No Faktor Internal Objek Kajian Keterangan Jenis UEP
1 Manajemen BUMP belum
memiliki visi dan misi yang khusus dan tertulis
Kelemahan Semua UEP
Pembagian tanggung jawab kerja yang belum berjalan maksimal sesuai dengan sruktur
Kelemahan Semua UEP
Struktur Organisasi sering berubah-ubah
Kelemahan Semua UEP
Manajemen SDM yang masih lemah
Kelemahan Semua UEP
Belum adanya SOP bagi tiap-tiap UEP BUMP
Kelemahan Semua UEP
2 Produksi dan Operasi Sarana dan prasarana belum lengkap
Kelemahan Semua UEP
Peralatan yang cukup memadai
Kekuatan Konveksi
Lahan yang cukup luas Kekuatan Pertanian tanaman pangan, budidaya sayur, budidaya ikan lele, ternak sapi Belum memiliki legalitas operasional BUMP Kelemahan BUMP
3 Pemasaran Belum melakukan strategi pemasaran dan promosi
Kelemahan Budidaya sayur, Budidaya ikan lele 4 Keuangan Dana yang ada masih
minim
Kelemahan Semua UEP
Sistem pembukuan keuangan yang masih belum baik dan rapi
Kelemahan Semua UEP
5 Sistem informasi manajemen
Belum memiliki sistem informasi manajemen yang baik
Kelemahan Semua UEP
Secara umum identifikasi faktor eksternal BUMP memberikan gambaran peluang dan ancamanbagi BUMP. Faktor eksternal yang menjadi peluang maupun ancaman bagi BUMP dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Identifikasi faktor eksternal yang mempengaruhi BUMP Pondok Pesantren Al-Ikhlas
No Faktor
Eksternal Objek Kajian Keterangan Jenis UEP 1 Ekonomi Belum adanya investor Ancaman Semua UEP
Sulitnya memperoleh pinjaman dari lembaga perbankan
Ancaman Semua UEP 2 Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan Meningkatnya jumlah masyarakat sekitar
Peluang Semua UEP Budaya konsumtif
masyarakat
Peluang Semua UEP Lingkungan yang
kondusif di KSB
Peluang Semua UEP 3 Politik,
Pemerintahan dan Hukum
Kebijakan pemerintah dalam pemberian bibit ikan lele, sapi, dan pemberian subsidi pada benih, pupuk, dan saprotan lainnya Peluang Budidaya sayur, budidaya ikan lele, pertanian tanaman pangan, ternak sapi Intervensi pemerintah dalam penetapan harga gabah/beras
Peluang Pertanian tanaman pangan 4 Teknologi Perkembangan teknologi
yang semakin meningkat
Peluang Semua UEP 5 Kompetitif Belum adanya BUMP
sejenis di KSB
Peluang
Sumber: Hasil wawancara mendalam dengan informan kunci
Secara umum ada UEP yang masih aktif dan ada juga yang sudah tidak aktif. UEP yang sudah tidak aktif penyebabnya adalah masih lemahnya BUMP, baik dari segi kelembagaan, manajemen, maupun SDM pengelolanya. Pada Tabel 9 terlihat BUMP masih sangat lemah, sehingga banyak UEP tidak aktif dan sebagian hanya berjalan 1 samapi 2 tahun saja. Faktor pendukung berkembangnya UEP BUMP meliputi faktor ketersediaan fasilitas dan lahan, adanya konsumen tetap dari guru dan santri. Sedangakan faktor penghambat berkembangnya UEP BUMP meliputi beberapa hal yang berhubungan dengan legalitas BUMP, belum adanya SOP dari tiap-tiap UEP BUMP, manajemen yang masih kurang baik, dan kurangnya tenaga ahli yang mampu menangani tiap-tiap UEP BUMP. Secara terperinci faktor pendukung dan penghambat berkembangnya UEP BUMP antara lain sebagai berikut:
1. Budidaya sayur
Faktor yang mendukung berkembangnya kegiatan budidaya sayur adalah ketersediaan lahan yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan budidaya sayur dengan memilih lahan yang cocok untuk budidaya sayur. Sedangkan beberapa faktor yang menghambat berkembangnya budidaya sayur adalah sistem irigasi yang belum memadai, karena budidaya sayur sangat membutuhkan sistem irigasi yang memadai, faktor penghambat lainnya adalah pengetahuan dari pengelola tentang tanaman sayur masih kurang, budidaya tanaman sayur sebagai pilihan kedua setelah tanaman padi, bibit dan dan peralatan yang mendukung budidaya sayur sulit didapatkan di KSB, kualitas sayur yang dihasilkan masih belum standar sayur yang ada di pasar, selain itu dukungan pemerintah masih kurang.
2. Ternak sapi
Kegiatan ternak sapi sangat berpotensi untuk berkembang karena didukung dengan lahan yang sangat cocok untuk membuat kandang yang khusus yang dapat menjaga keamanan ternak sapi dan menghindari adanya kehilangan. Ternak sapi juga memiliki faktor yang dapat menghambat berkembang kegiatan ternak sapi, yaitu faktor kebiasaan masyarakat KSB yang melepas sapinya tanpa dikandang di tempat yang khusus, dan inilah yang menyebabkan kegiatan ternak sapi periode pertama (2005-2006) yang dikelola oleh masyarakat sekitar banyak yang hilang.
3. Pertanian tanaman pangan
Kegiatan pertanaian tanaman pangan khususnya padi sangat didukung tersedianya lahan dan pengelolaannya relatif mudah, serta hasilnya menjanjikan. Pertanian tanaman pangan juga memiliki hambatan yaitu harga pupuk non subsidi pemerintah sangat tinggi.
4. Budidaya ikan lele
Faktor pendukung untuk berkembangnya adalah adanya lahan yang cocok untuk budidaya ikan lele, selain itu mendapat dukungan dari pemerintah berupa bantuan bibit ikan lele, peralatan, serta pakannya. Sedangkan faktor penghambat budidaya ikan lele adalah masih minimnya pengetahuan pengelola tentang penyakit ikan, dan cara menghilangklan bau air kolam ikan, karena pelatihan yang diberikan oleh Dinas Perikanan hanya pada proses awal mulai budidaya ikan lele.
5. Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas
Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas didukung dengan adanya guru dan santri yang secara otomatis menjadi anggota Koperasi Pondok Pesantren Al- Ikhlas apabila sudah menjadi santri dan guru di Pondok Pesantren Al-Ikhlas. Sedangkan yang menghambat berkembangnya Koperasi Pondok Pesantren Al- Ikhlas adalah struktur yang berubah-ubah setiap tahunnya karena adanya pergantian kepengurusan Pondok Pesantren Al-Ikhlas, pergantian pengurus koperasi tidak melalui rapat anggota tahunan koperasi akan tetapi bergantung pada pergantian kepengurusan pondok.
6. Wartel
Wartel Pondok Pesantren Al-Ikhlas berpotensi untuk berkembang karena didukung oleh pelanggan tetap sudah ada yaitu dari santri, baik putra maupun putri, karena seluruh santri dilarang membawa HP di pondok, sehingga untuk menghubungi orang tua mereka akan menggunakan wartel yang ada. Akan
tetapi perekembangan wartel terhambat oleh tidak adanya pengelola yang profesional, artinya yang betul-betul mengetahui sistem wartel dan belum adanya manajemen yang tepat.
7. Depo Air Minum
Faktor yang mendukung berkembangnya DepoAir Minum adalah selain tempat dan peralatan yang sudah tersedia adalah memiliki konsumen yang tetap yaitu selain guru dan santri juga masyarakat sekitar. Sedangkan faktor yang menghambat adalah tidak adanya pengelola yang profesional untuk menjalankan usaha tersebut, selain itu masih belum memiliki sistem manajemen yang baik.
8. Kantin.
Kantin adalah salah satu UEP yang memiliki potensi untuk berkembang karena kantin memiliki konsumen yang tetap yaitu santri, baik putra maupun putri, karena didukung dengan disiplin pondok yang melarang santri membeli makanan selain di kantin milik pondok. Akan tetapi yang masih menghambat untuk berkembangnya kantin adalah karena sistem keuangan yang belum rapi, belum ada sistem pelaporan keungan mingguan, bulanan. Sehingga ketika laporan pertanggung jawaban tahunan sering terjadi kesalahan dalam penulisan pengeluaran, pemasukan, serta saldo dari kantin tersebut.
9. Konveksi
Konveksi adalah salah satu UEP yang tidak banyak ditemukan di Kelurahan Menala terutama di lingkungan pondok, sehingga banyak guru maupun guru jika ingin membuat baju ataupun yang lainnya harus pergi ke Taliwang. Konveksi yang ada di Pondok Pesantren sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang karena memiliki pelanggan tetap dari guru maupun santri, terutama baju seragam santri yang selama ini masih membuat di konveksi yang ada di Taliwang bahkan ada yang dibuat di Jawa. Selain itu faktor pendukung lainnya adalah Pondok Pesantren Al-Ikhlas telah memiliki peralatan konveksi yang memadai. Akan tetapi konveksi hanya berjalan satu tahun dikarenakan adanya faktor yang menghambat untuk berkembangnya konveksi yaitu belum adanya tenaga ahli yang dapat mengoperasikan peralatan yang ada.
10.Toko serba ada
Faktor pendukung untuk berkembangnya Toserba Pondok Pesantren Al-Ikhlas adalah adanya konsumen tetap baik dari guru, santri, maupun masyarakat sekitar. Sedangkan faktor yang menghambat berkembangnya Toserba adalah karena manajemen keuangan masih kurang baik, ini dikarenakan pengelola Toserba yang berganti-ganti sesuai dengan pergantian kepengurusan pondok.
Komunitas yang Terlibat dalam UEP BUMP
Komunitas yang terlibat langsung dalam UEP BUMP adalah santri, guru, serta masyarakat sekitar pondok seperti yang terlihat pada Tabel 9 Peranan guru lebih dominan daripada santri dalam pengelolaan UEP BUMP. Guru terlibat dalam pengelolaan UEP BUMP sekaligus juga sebagai konsumen dari UEP
BUMP. Sedangkan santri lebih banyak terlibat sebagai konsumen tetap, meskipun ada beberapa santri yang dianggap memiliki kemampuan diberi kepercayaan untuk membantu guru dalam mengelola UEP BUMP. Selain guru dan santri ada juga masyarakat sekitar yang terlibat dalam UEP BUMP baik sabagai pengelola maupun menjadi konsumen dari UEP BUMP. Adanya Guru, santri, dan masyarakat sekitar sebenarnya adalah salah satu potensi yang sangat menjanjikan apabila guru, santri, dan masyarakat yang terlibat sebagai pengelola memiliki kapasitas yang cukup untuk menangani UEP BUMP. Khususnya para guru yang menjadi pengelola sering terkendala dengan tidak adanya regenerasi. Hal ini disebabkan karena guru yang ada di pesantren adalah didominasi dengan guru pengabdian yang rata-rata hanya satu tahun mereka akan meninggalkan pesantren. Masyarakat sekitar Pondok pesantren Al-ikhlas secara tidak langsung ikut diberdayakan oleh program yang dijalankan oleh BUMP. Sejak program ternak sapi masyarakat sudah dijadikan mitra pondok pesantren dalam hal pengelolaan ternak sapi dan juga pertanian tanaman pangan yang sudah dimulai sejak tahun1990. Hal ini menggambarkan adanya pemberdayaan masyarakat sekitar yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Ikhlas. Selain itu, masyarakat sekitar juga ikut diberdayakan dengan program formal Pondok Pesantren Al-Ikhlas yang meliputi Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan perguruan tinggi.
Analisis SWOT BUMP
Analisis SWOT BUMP seperti pada Tabel 10 dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman BUMP yang selanjutnya akan digunakan dalam merumuskan strategi penguatan BUMP dalam peningkatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP).
Dari analisis SWOT BUMP pada Tabel 9. didapatkan adanya kekuatan BUMP, kelemahan BUMP, peluang BUMP, dan ancaman terhadap BUMP, secara terperinci sebagai berikut:
1. Kekuatan BUMP.
Beberapa kekutan BUMP antara lain: 1) Ketersediaan lahan yang cukup
Pondok Pesantren Al-Ikhlas memiliki tanah yang sudah bersertifikat sangat luas, jumlah tanah yang dimiliki pondok seluas 3.000.000 m2, yang semuanya sudah bersertifikat, dari tanah yang dimiliki, berupa bangunan 7.770 m2, halaman/taman 2.600 m2, lapangan olah raga 1.520 m2, lahan kering 2.500.000 m2, dan 488.110 m2 lain-lain. Data tersebut terlihat tanah yang dimiliki pondok sangat potensial untuk pengembangan UEP yang dilakukan oleh BUMP yaitu yang berupa tanah kering, baik untuk pertanian, peternakan maupun untuk UEP lainnya. Ini menjadi kekuatan BUMP untuk meningkatkan UEP yang ada.
71 Tabel 9 Daftar faktor pendukung, faktor penghambat, komunitas yang terlibat, dan strategi penguatan UEP BUMP
No Jenis UEP Tahun
Operasi
Kondisi
Sekarang Faktor Pendukung Faktor Penghambat
Komunitas
yang Terlibat Strategi Penguatan
1 Budidaya Sayur
2011 - 2013 Tidak Aktif Ketersediaan lahan cukup memadai
Sistem irigasi yang belum memadai, pengetahuan tentang tanaman sayur rendah, pilihan kedua setelah menanam padi, bibit dan peralatan sulit didapatkan di KSB, kualitas hasil belum baik, kurangnya dukungan pemerintah
Guru, Santri, dan Warga Sekitar
Memperbaiki sistem irigasi, mengadakan pelatihan budidaya tanaman sayur, bekerja sama dengan Dinas Pertanian KSB dan Dinas Perdagangan
2 Ternak Sapi 2005 – 2006/ 2015 - Sekarang
Aktif Tempat ternak yang cukup memadai
Masyarakat lebih suka melepas ternak sapinya
Guru dan Warga Sekitar
Menyiapkan tempat ternak sapi yang memadai dan terkontrol
3 Pertanian tanaman pangan
1990 - Sekarang
Aktif Pengelolaannya relatif mudah, hasilnya menjanjikan
Harga pupuk non subsisdi pemerintah sangat tinggi
Warga Sekitar Menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian
4 Budidaya ikan lele
2014 - 2015 Tidak Aktif Ketersediaan lahan, bibit, peralatan, dan pakan
Rendahnya pengetahuan tentang penyakit ikan dan cara menghilangkan bau air kolam ikan
Guru dan Santri Mengadakan pelatihan-pelatihan yang mendukung 5 Koperasi Ponpes Al- Ikhlas 1998 - Sekarang
Aktif Anggotanya seluruh santri dan guru
Struktural yang berubah-ubah setiap tahun
Guru dan Santri Membuat SOP setiap UEP yang baku
6 Wartel 2005 - 2006 Tidak Aktif Pelanggan tetap sudah ada (santri)
Tidak adanya pengelola yang profesional dan manajemen yang baik
Guru dan Santri Menyiapkan pengelola yang profesional dan manajemen yang baik
7 Depo Air Minum
2004 - 2005 Tidak Aktif Konsumen tetap sudah ada (santri dan masyarakat)
Tidak adanya pengelola yang profesional dan manajemen yang tepat
Guru dan Santri Menyiapkan pengelola yang profesional dan manajemen yang baik
8 Kantin 1986 - Sekarang
Aktif Konsumen tetap sudah ada (santri)
Manajemen yang masih kurang baik
Guru dan Santri Membuat sistem manajemen yang baik
9 Konveksi 2007 - 2008 Tidak Aktif Konsumen tetap dan peralatan yang memadai
Tidak adanya tenaga profesional Guru dan Santri Menyiapkan pengelola yang profesional dan manajemen yang baik 10 Toko Serba
Ada
1998 - Sekarang
Aktif Konsumen tetap sudah ada
Manajemen keuangan masih kurang baik
Guru dan Santri Membuat sistem manajemen yang baik
Tabel 10 Matriks Analisis SWOT BUMP
Internal
Eksternal
Strenght/Kekuatan:
1. Ketersediaan lahan yang cukup 2. Sistem pendidikan berasrama 3. Partisipasi komunitas pesantren 4. Memiliki konsumen tetap 5. Motivasi pengurus BUMP kuat Weakness/Kelemahan: 1. Keterbatasan tenaga ahli yang profesional 2. Lemahnya manajerial BUMP 3. Terbatasnya sarana dan prasarana produksi 4. Terbatasnya dana yang tersedia 5. Tidak adanya regenerasi
pengelola unit UEP 6. BUMP masih
belum dikenal masyarakat 7. Legalitas
kelembagaan BUMP belum ada
Opportunity/Peluang: 1. Program BUMP sesuai dengan kebutuhan komunitas pesantren
2. Bantuan dana dari pemerintah dan donatur lainnya 3. Belum ada BUMP
sejenis di Kabupaten Sumbawa Barat Strategi SO: S1:O2 S4:O1 S5:O3 Strategi WO: W3:O2 W5:O3 Treat/Ancaman: 1. Komunitas pesantren dalam kondisi pesimis terhadap BUMP 2. Berpotensi kelembagaan BUMP bermasalah karena belum memiliki legalitas Strategi ST: S5:T1 S4:T2 Strategi WT: W2:T1 W6:T2
2) Adanya sistem pendidikan berasrama