• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budidaya sayur yang beraneka ragam akan lebih bisa msuk di pasaran dibandingkan kalau hanya satu jenis yang dibudidayakan.

2. Peningkatan kemampuan manajemen.

Kemampuan manajemen dari seluruh pengelola UEP harus ditingkatkan untuk menunjang perkembangan UEP yang ada. Hal ini tentunya harus dimulai dari bagaimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatannya, maupun pengawasannya. Manajemen yang baik harus memiliki standar operasional yang menjadi acuan dalam menjalankan kegiatannya. Jika hal ini sudah berjalan, maka peningkatan kemampuan manajemen perlu dilakukan. Manajemen BUMP harus diperbaiki karena manajemen yang baik akan menjadikan BUMP akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di antara definisi yang memberikan gambaran tentang proses pelaksanaan

manajemen yang di rumuskan oleh G.R Terry: “Manajemen adalah proses yang khas terdiri dari perencanaan, pengoganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya yang

lainnya”. Apabila BUMP manajemennya baik, maka akan dapat membuat SOP dari tiap-tiap UEP yang ada. Dimulai dari bagaimana perencanaan BUMP terhadap program yang akan dijalankan, kemudian bagaimana BUMP mengorganisasi semua UEP yang ada, setelah itu BUMP melaksanakan program yang sudah direncanakan, dan yang tidak boleh ditinggalkan adalah bagaimana BUMP mengawasi seluruh kegiatan dari tiap-tiap BUMP.

3. Peningkatan dan perluasan jaringan pemasaran dan hubungan sinergitas antara industri kecil dengan industri besar

Beberapa UEP yang masih aktif tentunya perlu dilakukan peningkatan dan perluasan jaringan pemasaran dan hubungan sinergitas antara UEP yang ada di pesantren dengan UEP yang ada di masyarakat, baik pada aras kelurahan maupun kecamatan, bahkan kabupaten. Tujuannya adalah untuk meningkatkan wawasan, pengalaman, serta pengetahuan tentang banyak hal yang berhubungan dengan pemasaran, manajemen. Hal ini akan mempengaruhi peningkatan kinerja BUMP untuk dapat menjadi badan usaha yang berkelanjutan.

Pengembangan

Strategi Pengembangan adalah strategi yang mengedepankan usaha-usaha yang sudah ada tetapi masih kurang maksimal maka perlu dikembangkan menjadi usaha-usaha yang lebih kompetitif di pasaran dan dapat melihat peluang yang ada untuk mengembangkan produk dari usaha-usaha yang dilakukan oleh UEP yang dikelola oleh BUMP. Strategi pengembangan BUMP dilakukan dengan tiga program, antar lain:

1. Peningkatan SDM dan Kelembagaan melalui Pendidikan Latihan Ketrampilan Usaha dan Manajemen Usaha

Peningkatan SDM yang ada akan berhubungan dengan peran pengelola UEP yang ada, hampir seluruh pengelola UEP berpran ganda, baik yang berhubungan dengan BUMP maupun berhungan dengan kegiatan yang lainnya pada sektor formal yang berhubungan dengan pendidikan. Salah satu cara dalam menyelesaikan konflik peran adalah dengan cara meningkatkan

SDM yang ada agar mampu berperan ganda dan memiliki kemampuan untuk selalu membagi waktunya dengan baik, karena tidak bisa dihindari adanya konflik peran di Pondok Pesantren Al-Ikhlas. Salah satu tujuannya adalah SDM yang ada bukan hanya bisa pada salah satu bidang saja, tetapi bisa di berbagai bidang. Selain itu, perlu dilakukan penjadwalan yang ketat agar semua kegiatan bisa berjalan tanpa harus ada yang dikorbankan. BUMP perlu meningkatkan daya-daya yang dapat menjadikan pengelola UEP BUMP memiliki skill atau kapasitas yang dibutuhkan untuk menjalankan semua UEP BUMP (Machendrawaty dan Safei 2001). Daya-daya tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Daya tubuh, yang memungkinkan pengelola memiliki antara lain kemampuan dan keterampilan teknis dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengelola UEP BUMP.

2) Daya kalbu, yang memungkinkan pengelola mampu memiliki kemampuan moral, estetika, etika, serta mampu berkhayal, beriman, dan merasakan kebesaran Ilahi.

3) Daya akal, yang memungkin pengelola memiliki kemampuan mengembangkan ilmu dan teknologi.

4) Daya hidup, yang memungkin pengelola memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, mempertahankan hidup, dan menghadapi tantangan.

Apabila daya-daya tersebut dibangun dengan benar maka akan menjadi aset dalam rangka menyediakan sumber daya manusia yang produktif yang dapat mengelola UEP BUMP Pondok Pesantren Al-Ikhlas. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya-daya tersebut dengan memperbanyak pelatihan-pelatihan, peningkatan pendidikan pesantren, dan memperluas jaringan. Selain itu perlu ditingkatkan kelembagaan BUMP yang berhubungan dengan legalitas badan usaha maupun yang berhubungan dengan sruktur kepengurusan yang ada. Selama ini kepengurusan BUMP belum bisa menciptakan regenerasi yang dapat meneruskan usaha-usaha yang dikelola BUMP. Peningkatan SDM dan kelembagaan dilakukan memalui pelatihan-pelatihan yang mendukung, seperti pelatihan ketrampilan usaha, manajemen usaha, dll. Penguatan Kelembagaan BUMP yang harus segera dilakukan adalah dengan cara membuat legalitas BUMP. Legalitas BUMP adalah merupakan unsur yang terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan BUMP sehingga diakui oleh masyarakat. Dengan kata lain, legalitas BUMP harus sah menurut undang-undang dan peraturan, di mana BUMP dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata hukum pada pemerintahan yang berkuasa saat itu. Keberlangsungan BUMP dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah keberadaan unsur legalitas dari BUMP. Faktor legalitas ini berwujud pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki. Dengan memiliki izin maka kegiatan usaha yang dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban atau pembongkaran.

Dua jenis jati diri yang melegalkan BUMP yaitu nama BUMP dan Surat Iziin Usaha Perdagangan (SIUP) BUMP. Penjelasan dari nama BUMP dan SIUP BUMP adalah sebagai berikut:

1) Nama BUMP

Nama BUMP dapat diberi dengan cara (a) berdasarkan nama yang sudah disetujui oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ikhlas; (b) berdasarkan jenis usaha yang dilakukan BUMP; dan (3) berdasarkan tujuan didirikan BUMP. BUMP juga dapat diberi nama dengan cara (a) pembauran nama BUMP dengan nama Pondok Pesantren Al- Ikhlas; (b) pembauran bentuk BUMP dengan nama Pondok Pesantren Al-Ikhlas. Nama BUMP ini harus disahkan, dimulai sejak dibuatnya akta pendirian di depan notaris, diumumkan di Berita Negara dan didaftarkan dalam daftar perusahaan. Apabila tidak ada keberatan dari pihak lain, maka nama BUMP telah legal untuk digunakan oleh BUMP tersebut. Sedangkan bila ada pihak yang menyangkal, lalu pihak tersebut mengajukan keberatan tertulis kepada Menteri Perdagangan yang kemudian akan diberitahukan kepada perusahaan yang bersangkutan. Jika alasan keberatan pihak lain tadi dapat diterima, maka menteri akan membatalkan pendaftaran yang berarti tidak mengesahkan nama BUMP.

2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

BUMP wajib memiliki SIUP apabila ingin melakukan kegiatan perdagangan, yaitu surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada BUMP untuk melaksanakan kegiatan usaha perdagangan secara sah. Untuk memperoleh SIUP, BUMP wajib mengajukan Surat Permohonan Izin (SPI), yaitu daftar isian yang memuat perincian data BUMP dan kegiatan usaha BUMP, dan BUMP juga wajib membayar sejumlah uang sebagai biaya administrasi. SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili BUMP atau penanggung jawab BUMP.

2. Penciptaan jaringan kerjasama dan kemitraan usaha yang didukung oleh Organisasi Masyarakat setempat, Swasta dan Perguruan Tinggi

Peningkatan SDM dan kelembagaan saja tidak cukup untuk menjadikan BUMP berjalan berkelanjutan. Karena untuk berjalan berkelanjutan BUMP harus menciptakan jaringan kerjasama dan kemitraan usaha kepada UEP lain ada di masayarakat yang didukung oleh Ormas yang ada, swasta, dan perguruan tinggi.

3. Memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya perbankan dan lembaga permodalan masyarakat lainnya.

Salah satu faktor tidak berjalannya beberapa UEP yang dikelola BUMP adalah karena minimnya modal. Oleh karena itu, BUMP harus memperluas jaringan untuk mendapatkan sumber permodalan tambahan khususnya perbankan dan lembaga permodalan lainnya. Modal dalam sutu usaha sangat penting untuk menggerakkan seluruh kegiatannya, meskipun bukan hal yang paling utama, karena hal yang paling utama adalah SDM yang mau bersungguh-sungguh untuk menjalankanUEP yang ada.

Tabel 12 Program Penguatan BUMP

No Program Inti Program Aksi Sasaran

1 Pemberdayaan Peningkatan penyediaan infrastruktur dan jaringan pendukung

Semua UEP Peningkatan dukungan melalui

pendekatan pembinaan Sentra-sentra produksi/Klaster disertai dukungan penyediaan Infrastruktur yang memadai

Semua UEP

Memprioritaskan Usaha Mikro/Sektor Informal dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar, terutama di daerah tertinggal dan kantong-kantong

kemiskinan

Semua UEP

Memfasilitasi pelatihan Budaya Usaha dan Kewirausahaan serta bimbingan teknis manajemen usaha

Semua UEP 2 Pembinaan Mendorong terciptanya diversifikasi

usaha yang kompetitif.

UEP pertanian tanaman pangan, budidaya sayur Peningkatan kemampuan manajemen Semua UEP Peningkatan dan perluasan jaringan

pemasaran dan hubungan sinergitas antara Industri Kecil dengan Industri besar.

Semua UEP

3 Pengembangan Peningkatan SDM dan Kelembagaan melalui Pendidikan Latihan Ketrampilan Usaha dan Manajemen Usaha

Semua UEP

Penciptaan jaringan kerjasama dan kemitraan usaha yang didukung oleh Organisasi Masyarakat setempat, Swasta dan Perguruan Tinggi

Semua UEP

Memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya Perbankan dan Lembaga Permodalan Masyarakat lainnya

PENUTUP

Simpulan

1. Adanya faktor pendukung dan penghambat kinerja BUMP dalam peningkatan usaha ekonomi produktif. Faktor pendukungnya antara lain ketersediaan lahan yang cukup, sistem pendidikan berasrama, partisipasi komunitas pesantren, memiliki konsumen tetap, motivasi pengurus BUMP kuat, program BUMP sesuai dengan kebutuhan komunitas pesantren, bantuan dana dari pemerintah dan donatur lainnya, belum ada BUMP sejenis di Kabupaten Sumbawa Barat. Faktor penghambatnya antara lain keterbatasan tenaga ahli yang profesional, lemahnya manajerial BUMP, terbatasnya sarana dan prasarana produksi, terbatasnya dana yang tersedia, tidak adanya regenerasi pengelola unit UEP, BUMP masih belum dikenal masyarakat , legalitas kelembagaan BUMP belum ada

2. Komunitas yang terlibat langsung dalam UEP BUMP adalah santri dan guru, masyarakat sekitar baik sabagai pengelola maupun menjadi konsumen dari UEP BUMP.

3. Strategi penguatan BUMP melalui program aksi antara lain pemberdayaan, pembinaan, dan pengembangan.

Saran

1. Semua pihak yang terlibat dalam BUMP harus mempunyai komitmen untuk memajukan BUMP dengan selalu meningkatkan kapasitas di UEP masing- masing.

2. Pihak yang berwenang di BUMP, terutama Direktur BUMP agar secepatnya membuat legalitas BUMP.

3. Diperlukan regenerasi pengelola BUMP.

4. Diharuskan adanya perbaikan manajemen BUMP dengan membuat SOP pada tiap-tiap UEP BUMP.

Dokumen terkait