• Tidak ada hasil yang ditemukan

229

226

Hasil wawancara bersama Ibu Siti Aminah.. 227

Alwi Alatas. Op.cit. hal. 35. 228

Ibid.Hal.36.

229

Abdul Wahib.Op.cit. hal.3.

Teori yang dikemukan oleh Tarrowjuga terjadi kepada tiga gerakan yang berlandaskan kepada keislaman yaitu Himpunan Mahasiswa Islam, Pelajar Islam Indonesia dan Gerakan Tarbiyah yang dipelopori oleh mahasiswa-mahasiswa sebagai agen perubahan yang merasa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada saat itu tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, terutama berhubungan dengan aturan yang telah ditetapkan Allah

Kebijakan yang dimaksudkan disini adalah Kebijakn SK 052 mengenai seragam sekolah.

Pada tanggal 11 Maret 1982 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departement Pendidikan Dan Kebudayaan mengeluarkan surat keputusan No. 052/C'/Kep/D 82 tentang Pedoman Pakain Seragam Sekolah bagi Siswa Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama Dan Sekolah Menengah Tingkat Atas Lingkungan Pembinaan Direktorat Jendral, Pendidikan Dasar dan Menengah. Seragam sekolah yang dimaksudkan dalam peraturan ini terdapat dalam BAB II Pasal 2 mengenai Perlakuan Terhadap Pakaian Seragam Sekolah adalah Rapih, baju atau blus dimasukkan kedalam celan atau rok, kancing-kancing digunakan, memakai ikat pinggang, tidak menambah atribut selain yang ditentukan.230Peraturan ini terlihat bahwa pakaian seragam sekolah tidak ada tambahan atribut sekolah, termasuk penggunaan Jilbab atau kerudung. Dan pada ayat selanjutnya juga di jelaskan “Pakaian Seragam Sekolah seenaknya sendiri akan menurunkan citra siswa dan merusak nama baik sekolah”231

Peraturan itu terdapat pakaian yang digunakan oleh siswa adanya penutup kepala yang digunakan pada saat upacara. Penutup kepala ini adalah topi yang akan digunakan saat upacara Bendera, sehingga atribut-atribut lain yang diluar dari pedoman pemakaian baju seragam akan di suruh lepaskan atau ditinggalkan saat upacara selesai. Disatu sisi tujuan dari pemerintah mengeluarkan kebijakan ini untuk memperkecil kesenjangan diantara pelajar-pelajar yang bisa dinilai dari pakain yang digunakan. Ini di buktikan di dalam bab 1 pasal 1 ayat 3 terdapat tujuan dari penyeragaman sekolah adalah Memperkecil rasa kebanggaan yang berlebihan-lebihan dan mengembalikan ke rasa bangga yang wajar terhadap

.

230

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departement Pendidilcan Dan Kebudayaanno. 052/C'/Kep/D 82 Diakses pada Senin 1 November 2016 pukul 13.00 WIB melalui:

231

sekolah-sekolah masing-masing, serta Memperkecilkan perbedaan status sosial keluarga dari mana murid/siswa berasal.232

Teori yang dikemukakann oleh Paul B. Harton dan Chester Lhunt yang membagi gerakan sosial menjadi 6 bagian, diantaranya ada gerakan Perlawanan yang bertujuan menghambat atau menghalangi perubahan sosial tertentu. Dari definisi diatas ketiga gerakan (HMI, PII dan Tarbiyah) termasuk kepada gerakan perlawanan dikarenakan ketiga gerakan ini menghalangi perubahan sosial di tengah masyarakat. Perubahan sosial disini adalah pandangan, sikap serta reaksi masyarakat yang mulai menganggap Jilbab menjadi sesuatu yang aneh, tidak lazim bahkan menuduh sebagai gerakan radikal yang harus dimusuhi, dijauhi dan bahkan harus disakiti.

Melihat situasi yang berkembang ditengah masyarakat membuat ketiga gerakan ini melakukan cara agar tujuan untuk memasyarakat Jilbab tercapai. Cara yang digunakan gerakan dalam mencapai tujuannnya ada dua yaitu dengan cara kekerasan dan non kekerasan. Sedangkan cara yang di gunakan ketiga gerakan ini melalui non kekerasan yaitu melalui training-training, pembentukan Rohis-rohis di sekolah-sekolah dan pendekatan personal (Dakwah fardiyah). Hasil keja keras yang dilakukan oleh ketiga gerakan ini berhasil memasyarakat Jilbab, terbukti dari jumlah siswi-siswi dan Mahasiswi yang sudah mulai banyak menggunakan Jilbab tanpa ada rasa ketakutan. Dengan banyaknya kalangan pelajar yang menggunakan Jilbab mempengaruhi Lingkungan masyarakat untuk menerima Jilbab sebagai suatu kewajiban dan tidak memberikan julukan kepada perempuan yang menggunakan Jilbab, dengan begitu Ketiga gerakan ini berhasil memasyarakatkan Jilbab pada Masa Orde Baru.

232

Dirjen PDM Depatemen P dan K. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departement Pendidilcan Dan Kebudayaan No. 052/C'/Kep/D 82.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian yang berisikan deskripsi dan interpretasi dari hasil penelitian serta kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan serta jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Ada beberapa kesimpulan yang bisa ditarik pada bagian penutup ini, antara lain:

1. Hambatan-hambatan dan tekanan dalam memperjuangkan Jilbab pada masa Orde Baruantara lain: adanya peraturan Normalisasi Kehidupan Kampus Badan Kordinator kampu (NKK BKK), pemberlakuan Asas Tunggal Pancasila, hambatan dari pihak yang mempunyai kekuasaan, hambatan dari lingkungan masyarakat dan hambatan dari orang tua.

2. Pola gerakan Islam dalam memperjuangkan Jilbab yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam adalah melalui dua strategi yatitu dari internal menganjurkan kepada kader-kader perempuan untuk mengggunakan Jilbab melalui Koprs HMI Wati (KOHATI). Dan Eksternal melaluikurikulum agama yang dikeluarkan oleh Rektor USU berupa training dan Pengajian Ahad Pagi program yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa di USU.

3. Pola gerakan Islam dalam memperjuangkan Jilbab yang dilakukan oleh Tarbiyah adalah melakukan Dakwah Fardiyah, pembentukanserta kegiatan kajian keputrian disekolah-sekolah Negri.

4. Pola gerakan Islam dalam memperjuangkan Jilbab yang dilakukan oleh Pelajar Islam Indonesia adalah melalui training-training yang selalu diadakan pada saat libur semester, Selebaran mengenai Jilbab dan Menjual Jilbab dengan kreasi yang cantik, praktis dan tidak meninggalkan kententuan.

5. keberhasilan dari kegitan-kegiatan yang dilakukan gerakan Islam dalam memeperjuangakan Jilbab teralisasikan pada tahun 1991 dengan dikeluarkannya SK 100/C/Kep/D/1991 yang mengakomodir siswi-siswi yang berkeinginan untuk menggunakan Jilbab di sekolah serta penggunaan Jilbab sudah di terima dimasyarakat.

6. Setelah Reformasi Jilbab menjadi sesuatu yang Trend, walaupun masih ada di beberapa sekolah yang melarang menggunakan Jilbab bagi pelajar.

B. SARAN

1. Kepada pemerintah, supaya dalam mengambil suatu kebijakan tidak bertentang dengan Akidah dankewajibanbagi pemeluk agama manapun. 2. Pelarangan Jilbab yang pernah terjadi pada Masa Orde Baru harus

dijadikan pelajaran bagi dunia pendidikan dan lingkungan sosial saat sekarang ini supaya tidak terulang kembali.

3. kepada wanita Muslimah harus mengingat kembali perjuangan penggunaan Jilbab yang sudah dilakukan oleh gerakan Islampada masa Orde Baru, supaya tidak terjadi pergesaran makna dari penggunaan Jilbab pada saat sekarang ini.

Dokumen terkait