• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada analisis ini, dilakukan pembandingan antara faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal yang dimaksud adalah kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness), sedangkan untuk faktor eksternal perusahaan ialah peluang (opportunity) dan ancaman (threat).

Dari analisis ini akan menghasilkan informasi masukan yang dapat digunakan untuk menyusun strategi bisnis di masa yang akan datang.

Sebelumnya, perlu diidentifikasikan dan juga dilakukan analisis terlebih dahulu, faktor-faktor internal yang ada pada perusahaan untuk mengatasi faktor-faktor eksternal yang dihadapi oleh perusahaan.

Evaluasi faktor-faktor internal perusahaan:

Tabel 4.1.2 Daftar kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.

Kode Strengths

S-1 Adanya pengembangan infrastruktur jaringan.

S-2 Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai.

S-3 Mempunyai layanan Blackberry.

S-4 Banyak inovasi produk yang dilakukan.

S-5 Operator berbasis CDMA yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz.

S-6 Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri.

S-1 Adanya pengembangan infrastruktur jaringan.

Smartfren mengembangkan kemampuan BTS yang sudah ada, menjadi berbasis EVDO (Evolution Data Optimized). Selain itu, adanya pembangunan data core di Batam untuk memperkuat jaringan yang sudah ada di Jakarta dan Surabaya. Ditambah dengan perencanaan pembangunan 1.600 BTS di Sumatera, mobile switching center (MSC) pada tahun 2013.

S-2 Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai.

Keberhasilan sebuah perusahaan tidak lepas dari peran serta sumber daya manusia, begitu pula dengan Smartfren. Dukungan sumber daya manusia terlihat dari jumlah karyawan dengan kualitas pendidikan yang tinggi. Komposisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

 

Tabel 4.1.2.1 Daftar pendidikan dan jumlah karyawan pada tahun 2012. Sumber: divisi HRD.

Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase

Pasca sarjana 121 5%

Sarjana 1.616 74%

D3 320 15%

SMU 135 6%

S-3 Mempunyai layanan Blackberry.

Dari seluruh operator telekomunikasi CDMA di Indonesia, Smartfren adalah operator CDMA satu-satunya yang memberikan layanan Blackberry. Hal ini memberikan keuntungan untuk Smartfren, jika dilihat dengan semakin banyaknya pengguna Blackberry, sehingga dapat menambah jumlah pelanggan pengguna layanan data.

S-4 Banyak inovasi produk yang dilakukan.

Penawaran akan produk-produk baru terus dilakukan oleh Smartfren, dengan harga yang terjangkau. Penawaran dari handset model baru dengan kemampuan browsing internet yang lebih lebih cepat, produk android, handset yang dilengkapi dual kamera dengan 8 Mp, nomer CDMA dan GSM dapat aktif bersamaan, serta jaringan Wi-Fi.

S-5 Operator berbasis CDMA yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz.

Dengan beroperasi di frekuensi 1900 Mhz, Smartfren mempunyai saluran voice dan saluran data yang terpisah. Berbeda dengan operator CDMA lainnya yang beroperasi di frekuensi 800 Mhz, sehingga harus berbagi saluran dengan spectrum yang terbatas.

S-6 Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri.

Tersebarnya layanan galeri Smartfren, di Jabodetabek, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera, diharapkan dapat meningkatkan layanan kepada para pelanggan. Selain itu, para pelanggan dapat mencoba sendiri produk-produk baru, melalui media experience zone. Dengan begitu, pelanggan yang tertarik untuk membeli akan lebih dapat memahami penggunaan dan fasilitas yang terdapat pada produk yang akan dibeli.

Tabel 4.1.2.2 Daftar kelemahan perusahaan.

Kode Weakness

W-1 Promosi yang masih kurang.

W-2 Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian.

W-3 Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan.

W-1 Promosi yang masih kurang.

Promosi yang dilakukan lebih banyak mengenai kecepatan download yang dimiliki oleh Smartfren. Sehingga image yang muncul di masyarakat hanyalah mengenai kecepatan download yang tinggi, sedangkan mengenai service yang mampu diberikan oleh Smartfren tidak menjadi daya tarik bagi calon pelanggan.

W-2 Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian.

Jika dilihat dari kondisi keuangan perusahaan, Smartfren masih mengalami kerugian yang sangat besar. Ini sangat mempengaruhi keadaan bisnis dari perusahaan.

W-3 Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan.

Kurangnya perhatian perusahaan terhadap kebutuhan karyawan untuk dapat meningkatkan pengetahuan yang mereka miliki. Hal ini dapat terlihat

dengan kurangnya sarana bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan mereka.

Evaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan :

Tabel 4.1.2.3 Daftar peluang perusahaan.

Kode Opportunities

O-1 Semakin tingginya kebutuhan komunikasi.

O-2 Pertumbuhan teknologi memberikan kesempatan investasi untuk provider-provider.

O-3 Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA.

O-4 Munculnya kesempatan untuk bekerjasama dengan operator provider lainnya.

O-5 Dengan value added/data-services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional.

O-6 Munculnya kesempatan bekerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri.

O-7 Tingginya pengguna internet di Indonesia.

O-1 Semakin tingginya kebutuhan komunikasi.

Dengan semakin tingginya intensitas masyarakat Indonesia, memberikan peluang bagi Smartfren untuk terus menawarkan produk-produk baru bagi calon pembeli. Terlihat dengan semakin banyaknya pengguna social media, memberikan kesempatan bagi Smartfren untuk meningkatkan pendapatan dari data service.

O-2 Pertumbuhan teknologi memberikan kesempatan investasi untuk provider-provider.

Teknologi yang semakin cepat, memunculkan peluang bagi Smartfren untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, melalui fitur-fitur atau vaue added system yang semakin bervariasi di setiap gadget yang ditawarkan.

O-3 Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA.

Dengan tergabungnya Indonesia dalam perjanjian ACFTA dan AFTA, membuka peluang bagi Smartfren untuk dapat memperluas bisnis telekomunikasi perusahaan dan juga market share yang sudah ada.

O-4 Munculnya kesempatan untuk bekerjasama dengan operator provider lainnya.

Walaupun terjadi persaingan, tidak menutup kemungkinan adanya kerjasamanya antar operator provider lainnya. Baik dengan adanya perjanjian interkoneksi antar provider yang memungkinkan pengiriman SMS antar provider.

Selain perjanjian interkoneksi, sebuah perusahaan provider dapat menyewakan tower-tower BTS ke operator provider lainnya.

O-5 Dengan value added/data-services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional.

Terdapatnya layanan internasional, juga akan dapat membuka peluang bagi Smartfren untuk memperluas jangkauan dan market share perusahaan. Serta sebagai salah satu sarana untuk mempromosikan produk Smartfren.

O-6 Munculnya kesempatan bekerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri.

Di era globalsiasi ini, memberikan akses yang mempermudah perusahaan untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan lain baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.

O-7 Tingginya pengguna internet di Indonesia.

Semakin meningkatnya kebutuhan akan internet di Indonesia, memberikan peluang bagi Smartfren untuk meningkatkan bisnis perushaan bukan hanya pada voice service melainkan juga data service.

Tabel 4.1.2.4 Daftar ancaman yang dihadapi perusahaan.

Kode Threats

T-1 Persaingan dengan operator provider lain.

T-2 Adanya produk substitusi.

T-3 Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan perluasan jangkauan masih tinggi.

T-4 Market share yang masih didominasi oleh provider GSM.

T-5 Peraturan pemerintah dalam hal perijinan.

Adanya perang tarif antar operator provider, mengakibatkan daya saing yang sangat tinggi. Bukan hanya karena perang tarif, tetapi juga operator provider sudah peka terhadap demand pelanggan akan data service yang sangat tinggi.

Semakin meningkatkan daya saing operator provider untuk memberikan akses internet dengan paket-paket penawaran yang menarik.

T-2 Adanya produk substitusi.

Di era globalisasi ini, ada alternatif device lainnya yang dapat dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sangat mudah. Selain handphone, pengguna dapat berinteraksi dengan bantuan aplikasi skype atau yahoo messenger melalui komputer. Dengan komputer, pengguna dapat menggunakan aplikasi yang lebih beragam, jika dibandingkan dengan handphone.

T-3 Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan perluasan jangkauan masih tinggi.

Industri telekomunikasi sekarang ini sangatlah dipengaruhi oleh teknologi yang sangat cepat. Agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahan operator provider lainnya sangat diperlukan investasi dalam hal teknologi informasi. Di Indonesia masih sangatlah tinggi biaya yang diperlukan untuk pengembangan infrastruktur jaringan, untuk itulah diperlukan pendanaan kuat.

T-4 Market share yang masih didominasi oleh provider GSM.

Masih besarnya jumlah pengguna GSM, memberikan tekanan yang cukup berarti bagi CDMA untuk lebih meningkatkan service yang diberikan kepada para pelanggan. Hal ini disebabkan juga dengan masih adanya image di mata masyarakat Indonesia, bahwa kualitas GSM lebih bagus jika dibandingkan dengan CDMA.

T-5 Peraturan pemerintah dalam hal perijinan.

Adanya peranan pemerintah dalam hal perijinan, memberikan tantangan tersendiri bagi Smartfren, seperti dalam hal penambahan bandwith, ijin penggunaan frekuensi atau pembangunan BTS. Peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah sangatlah ketat, sehingga membatasi ruang gerak dari industri telekomunikasi di Indonesia.

Tabel 4.1.2.5 Perhitungan matrik faktor internal perusahaan.

No. Kekuatan Peringkat Bobot Nilai

1. Adanya pengembangan infrastruktur jaringan.

4 0,24 0,96

2. Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai.

3 0,15 0,45

3. Mempunyai layanan Blackberry. 3 0,13 0,39 4. Banyak inovasi produk yang dilakukan. 4 0,12 0,48 5. Satu-satunya operator berbasis CDMA yang

beroperasi di frekuensi 1900 Mhz.

2 0,09 0,18

6. Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri.

2 0,7 1,4

Sub total 3,86

No. Kelemahan Peringkat Bobot Nilai

1. Promosi yang masih kurang. 1 0,7 0,7

2. Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian.

2 0,7 1,4

3. Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan.

2 0,7 1,4

Sub total 3,50

Total (S-W) 0,36

Tabel 4.1.2.6 Perhitungan matrik faktor eksternal perusahaan.

No. Peluang Peringkat Bobot Nilai

1. Semakin tingginya kebutuhan komunikasi. 4 0,15 0,60 2. Pertumbuhan teknologi memberikan

kesempatan investasi untuk provider-provider.

4 0,17 0,68

3. Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA. 2 0,11 0,22 4. Munculnya kesempatan untuk bekerjasama

dengan operator provider lainnya.

2 0,10 0,20

5. Dengan value added/data-services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional.

3 0,09 0,27

6. Munculnya kerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri.

2 0,08 0,16

7. Tingginya pengguna internet di Indonesia. 4 0,08 0,32

Sub total 2,45

No. Ancaman Peringkat Bobot Nilai

1. Persaingan dengan operator provider lain 1 0,05 0,05

2. Adanya produk substitusi. 2 0,04 0,08

3. Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan jangkauan masih tinggi.

1 0,07 0,07

4. Market share yang masih didominasi oleh provider GSM.

2 0,04 0,08

5. Peraturan pemerintah dalam hal perijinan. 3 0,04 0,12

Sub total 0,40

Total (O-T) 2,05

Setelah menghitung nilai dari setiap faktor eksternal dan internal, maka dapat diketahui posisi relatif dari Smartfren dengan menggunakan diagram SWOT, sebagai berikut :

4.1.2.1 Jumlah perkalian bobot dan peringkat dari faktor eksternal, berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threat) diselisihkan untuk memperoleh titik Y.

Titik Y = opportunity – threat = 2,45 – 0,40

= 2,05.

4.1.2.2 Jumlah perkalian bobot dan peringkat dari faktor internal, berupa kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) diselisihkan untuk memperoleh titik X.

Titik X = strength – weakness

= 3,86 – 3,50

= 0,36.

Maka tergambar diagram SWOT sebagai berikut :

  Grafik 4.1.2.1 Diagram SWOT

Dari gambar diagram SWOT di atas, menggambarkan Smartfren terletak pada koordinat (0,36 ; 2,05), yaitu pada kuadran pertama, yang menunjukkan bahwa Smartfren dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Dengan teridentifikasinya dan pemetaan faktor eksternal dan internal dalam matrik SWOT, maka akan dapat dihasilkan sejumlah strategi yang dapat diimplementasikan oleh Smartfren, sebagai berikut :

Tabel 4.1.2.7 Strategi SWOT perusahaan.

S-1 Adanya pengembangan infrastruktur jaringan.

S-2 Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai.

S-3 Mempunyai layanan Blackberry.

S-4 Banyak inovasi produk yang dilakukan.

S-5 Operator berbasis CDMA yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz.

S-6 Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri.

WEAKNESS (W)

W-1 Promosi yang masih kurang.

W-2 Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian.

W-3 Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan.

OPPORTUNITIES (S)

O-1 Semakin tingginya kebutuhan komunikasi.

O-2 Pertumbuhan teknologi memberikan kesempatan investasi untuk provider-provider.

O-3 Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA.

O-4 Munculnya kesempatan untuk bekerjasama dengan operator provider lainnya.

O-5 Dengan value

added/data-services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional.

O-6 Munculnya kesempatan bekerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri.

O-7 Tingginya pengguna internet di Indonesia.

STRATEGI SO

1. Meningkatkan kualitas infrastruktur yang sudah ada dan menambah jumlah infrastruktur baru untuk memperluas jangkauan pelayanan.

(S-1,S-6,O-1,O-5, O-7).

2. Mengadakan training untuk para karyawan dengan bahan training, yang bersifat memberikan manfaat strategis kepada perusahaan.

(S-2,S-4,O-2).

3. Mempromosikan produk-produk melalui media online dan social media.

(S-4,O-1,O-2,O-7).

4. Mengadakan kontrak kerjasama dengan perusahaan lain dalam industri telekomunikasi.

(S-2,O-4,O-5).

STRATEGI WO

1. Menjalin perjanjian interkoneksi antar perusahaan

operator provider.

(W-2,O-2,O-4,O-6).

2. Mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain (dalam maupun luar negeri) sehingga dapat menurunkan biaya produksi dan memperluas pasar yang sudah ada.

(W-2,O-2,O-3,O-6).

THREATS (T)

T-1 Persaingan dengan operator provider lain.

T-2 Adanya produk substitusi.

T-3 Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan perluasan jangkauan masih tinggi.

T-4Market share yang masih didominasi oleh provider GSM.

T-5 Peraturan pemerintah dalam hal perijinan.

STRATEGI ST

1. Menggunakan teknologi informasi untuk menambah kemampuan dari BTS untuk memenuhi permintaan pelanggan.

(S-1,S-2,T-1,T-4).

2. Menciptakan value added baru untuk meningkatkan pelayanan kepada customer.

(S-1,S-2,S-4,T-1,T-2).

3. Menambahkan fitur-fitur baru.

(S-2,S-3,S-4,T-2,T-3)

STRATEGI WT

1. Meningkatkan pemasaran melalui distributor-distributor yang telah diajak untuk bekerjasama.

(W-1,T-1,T-4).

2. Meningkatkan kualitas infrastruktur yang telah ada.

(W-2,T-1,T-4).

Dokumen terkait