• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis lingkungan internal bisnis perusahaan. Analisis lingkungan internal bisnis perusahaan adalah analisis yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis lingkungan internal bisnis perusahaan. Analisis lingkungan internal bisnis perusahaan adalah analisis yang"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis lingkungan internal bisnis perusahaan.

Analisis lingkungan internal bisnis perusahaan adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal yang berperan dalam kegiatan bisnis perusahaan. Dalam analisis ini mencakup anlisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) dan analisis value chain.

4.1.1 Analisis Value Chain.

Pada analisa value chain, akan dijabarkan akitivitas-aktivitas yang dilakukan oleh Smartfren.

Gambar 4.1.1.1: Analisis value chain perusahaan.

Dari aktivitas tersebut, baik aktivitas utama maupun aktivitas pendukung diperoleh informasi-informasi yang dapat dijadikan input dalam menyusun strategi-strategi, untuk memperoleh competitive advantage bagi perusahaan. Pada

Fungsi Bisnis Utama

Inbound logistics:

pendistribusia n,jadwal pengiriman, pengecekan

Outbound logistic: stock transfer order,return transfer order,delivery

Marketing

&sales:

promosi, agent, distributor,c anvasser.

Service:

galeri, mobile gallery, website Operations:

produksi, system setting produk.

Value added –

cost = profit

Pengadaan : Pengadaan barang dari vendor, Sumber daya manusia : training, administrasi HRD.

Pengembangan teknologi : site improvement, web improvement Fungsi Bisnis Pendukung

Infrastruktur : manajemen keuangan, akunting.

(2)

halaman berikut adalah aktivitas-aktivitas utama dan pendukung dari Smartfren yaitu:

Aktivitas utama:

1. Inbound Logistics.

1.1 Pendistribusian barang.

Aliran distribusi pengadaan barang bermula dari “Smart Central Warehouse” sebagai pusat pengadaan barang. Kemudian dikirimkan ke

“Smart distribution points” di berbagai daerah melalui regional business office (RBO), branch, sub-branch, dan galeri. Yang diteruskan ke distribution channels dan direct to sub channels. Distribution channels dibagi menjadi 2, yaitu : traditional telco dan general trade, sedangkan direct to sub channels dibagi menjadi 3, yaitu : direct sales, direct network, corporate. Selain titik-titik distribusi tersebut, pembeli dapat memperoleh barang melalui booth yang didirikan di event-event tertentu baik yang diadakan oleh pihak Smartfren sendiri atau distributor.

Informasi mengenai pengadaan barang didapat melalui report dengan SAP.

Gambar 4.1.1.2: Aliran distribusi barang. Sumber: (Internal perusahaan-RBO).

(3)

1.2 Jadwal pengiriman.

Pengiriman barang akan dilakukan sesuai dengan permintaan dari distribution channels dan direct to sub channels, sedangkan untuk pengiriman barang ke galeri-galeri akan dilakukan setiap seminggu sekali.

Jika persediaan barang di antara RBO, branch, dan sub-branch menipis ketiga titik distribution points dapat saling mengirimkan barang. Namun untuk galeri hanya boleh mendapatkan pengiriman barang dari central warehouse. Untuk penjadwalan hanya diberitahukan melalui e-mail internal.

1.3 Pengecekan barang (stock count).

Stock count tidak dilakukan hanya oleh divisi commercial logistic tetapi juga dibantu oleh divisi finance collection, yang terlebih dahulu melakukan pre-review, berdasarkan laporan-laporan pergerakan barang dari sistem (SAP). Stock count dilakukan paling sedikitnya 3 bulan sekali oleh Commercial logistic, yang merupakan divisi yang langsung berhubungan dengan persediaan barang dan mempunyai tanggung jawab dan otoritas penuh akan kebijakan-kebijakan mengenai keluar masuk barang, begitu juga dengan galeri-galeri. Kegiatan ini dilakukan serentak dari keseluruhan RBO, branch, sub-branch dan galeri. Namun untuk proses stock count di central warehouse akan dilakukan setelah RBO, branch, sub-branch dan galeri-galeri selesai melakukan pengecekan.

Pencatatan hasil stock count masih dilakukan secara manual dengan form- form yang sudah ada.

(4)

2. Operations.

2.1 Produksi.

Penerimaan raw materials dilakukan oleh bagian central warehouse berdasarkan allocate stock request (ASR). Untuk kemudian dilakukan perakitan menjadi finished good yang siap diproses numbering untuk no MDN. Sebagai quality control maka akan dilakukan pengecekan kembali terhadap finish good yang telah siap di-packing.

2.2 System setting untuk produk.

Pengembangan yang terus dilakukan baik dari produk dan juga jasa, akan terlebih dahulu disiapkan dari sisi sistem internal oleh perusahaan. Produk atau service baru yang akan menjadi bisnis baru, dijelaskan dalam PDD (product definition description). PDD tersebut disiapkan oleh core service development (handset), data service development (data service), corporate product development (coporate device). Dengan persetujuan antara lain dari:

1. IT planning and requirement division head.

2. IT development and delivery division head.

3. Revenue assurance division head.

4. Related product and service management division head.

2.3 Sistem informasi.

Untuk keperluan aplikasi yang dipakai adalah sistem SAP dan sistem Zsmart. Proses setting yang dilakukan pada sistem Zsmart sebagai berikut:

1. Create business case untuk produk dan service baru.

2. Mapping material harga promo.

(5)

3. Jika proses operasional produk/service berhubungan dengan galeri maka akan dilakukan sinkronisasi dengan paket-paket yang sudah ada sebelumnya dengan galeri.

4. Mapping finished goods dengan penawaran produk atau service.

Proses setting yang dilakukan pada sistem SAP sebagai berikut:

1. Koordinasi dengan departemen accounting, tax, revenue assurance, dan collection untuk keperluan reporting dan operasional.

2. Create ID program, promo, sub promo, dan jurnal penjualan.

3. Download SAP produksi ke data interface server.

4. Creates package untuk mekasnisme penjualan.

5. Setting kode dan harga material, mapping untuk paket promo maupun non-promo.

6. Memperluas jaringan dari kode material baru tersebut untuk keperluan gudang (persediaan barang).

  Gambar 4.2.3.1. Proses bisnis ZSmart setting. Sumber: (business control division).

(6)

Gambar 4.2.3.2. Proses bisnis ZSmart mapping package.

Sumber: (divisi business control).

 

Gambar 4.2.3.3. Proses bisnis SAP setting. Sumber: (divisi business control).

(7)

 

Gambar 4.2.3.3. Proses bisnis SAP setting lanjutan. Sumber: (divisi business control).

3. Outbound Logistics.

3.1 Stock transfer order (STO).

Pengiriman barang dari head office (HO), regional business office (RBO), branch, sub-branch, galeri-galeri, diproses berdasarkan purchase order (PO). PO STO berikut dengan form goods transfer dan receipt dibuat oleh pihak yang akan menerima barang setelah ada ada konfirmasi/ approval dari pihak penerima (HO/RBO/BO/SBO). PO STO untuk galeri dibuat berdasarkan stock request form (SRF) dengan mencatumkan no. dari SRF tersebut.

(8)

Gamba

G

ar 4.3.1.1. Pro

Gambar 4.3.1.

oses bisnis ST

2. Aplikasi S

Sumber: (d

TO/ RTO. Sum

AP yang digu

divisi business

mber: (divisi

unakan untuk

s control).

business con

k proses STO.

  ntrol).

 

(9)

Gambar 4.3.1.3 Pembuatan PO STO pada SAP. Sumber: (divisi business control).

3.2 Return transfer order (RTO).

Barang-barang yang sudah dikirimkan dapat dikembalikan kembali ke tempat asal barang tersebut dikirimkan. Pengembalian barang khususnya ke central warehouse dapat terdiri dari barang bagus dan rusak. Proses tersebut dilakukan juga berdasarkan PO RTO. Tujuan dengan adanya PO RTO adalah untuk memudahkan monitoring terhadap approval dan proses retur barang ke HO/RBO/BO/SBO.

(10)

 

Gambar 4.3.2.1 Pembuatan PO RTO pada SAP. Sumber: (divisi business control).

3.3 Sistem informasi : dengan penggunaan aplikasi e-log, dimana sistem ini adalah sistem custom pada sistem SAP. Dengan aplikasi ini akan lebih mudah untuk controlling permintaan transfer barang dan mengukur fulfillment order dari permintaan sampai dengan aktual barang terkirim.

Dan juga untuk memastikan penempatan dari setiap item barang (MDN) sudah sesuai dengan detail data sloc/plant (tempat persediaan barang sementara) yang telah ditentukan.

 

Gambar 4.3.3.1 Log-in pada aplikasi e-log. Sumber: (divisi business control).

(11)

 

Gambar 4.3.3.2 Pembuatan packing list pada aplikasi e-log.

Sumber: (divisi business control).

 

Gambar 4.3.3.3 Pembuatan penerimaan barang pada aplikasi e-log. Sumber: (divisi business control).

(12)

Gam

3.4 Deliv Seba picki Gam

mbar 4.3.3.4

very finished agai persiap

ing list sebag mbar 4.3.3.5 P

Pembuatan p

Sumber: (d

d goods.

an pengirim gai dokumen Pemberitahua

e-log. Sumb

pengembalian

divisi business

man barang, n pengiriman an penempatan ber: (divisi bu

n barang pada

s control).

maka dibu n barang ke n barang yang usiness contro

aplikasi e-log

uatkan terleb pelanggan. P g salah pada a ol).

g.

bih dahulu Picking list

aplikasi  

(13)

dibuat berdasarkan stock request form yang disiapkan oleh tim SSG (sales support group) dan DO (delivery order) dari inventory officer melalui aplikasi SAP.

 

Gambar 4.3.4.1 Pembuatan packing list. Sumber: (divisi business control).

 

Gambar 4.3.4.2 Checking packing list. Sumber: (divisi business control).

(14)

 

Gambar 4.3.4.3 Print packing list. Sumber: (divisi business control).

 

 

Gambar 4.3.4.4 Hasil print out packing list. Sumber: (divisi business control).

 

4. Marketing dan Sales.

4.1 Marketing:

Promosi yang dilakukan oleh Smartfren dilakukan dalam berbagai cara antara lain:

(15)

4.1.1 Smartfren melakukan promosi melalui karyawan sebagai direct ambassador, dengan mewajibkan dari setiap karyawan untuk menggunakan handset atau gadget Smartfren lainnya.

4.1.2 Iklan-iklan melalui media cetak maupun media elektronik, setiap kali meluncurkan produk baru, dan juga melalui social media seperti twitter dan facebook.

4.1.3 Website Smartfren yang berisikan tentang Smartfren, galeri-galeri terdekat yang dapat dikunjungi, laporan keuangan, jenis dan detail produk-produk yang dijual oleh Smartfren, dll.

4.2 Sales (handset dan staterpack) : 4.2.1 Agent.

Penjualan oleh agent dengan pengambilan barang langsung dari HO/RBO/BO/sub-branch. Pembayaran melalui kasir sesuai dengan detail item yang tercantum pada order request form, yang telah disiapkan oleh sales operational support. Setelah proses pembayaran selesai, invoice dan quotation diterima oleh agent untuk diberikan pada inventory officer.

Barang disiapkan oleh pihak inventori, bersamaan dengan proses create DO (delivery order)/GI (good issue).

  Gambar 4.4.2.1 Proses penjualan barang melalui agent. Sumber: (regional branch office).

(RBO).

(16)

4.2.2 Distributor.

Penjualan yang dilakukan oleh distributor dapat dilakukan dengan cara cash before delivery atau term of payment. Untuk cash before delivery, SO baru dapat diproses setelah ada pengecekan pembayaran.

Yang kemudian akan dibuatkan DO oleh inventory officer berbarengan dengan disiapkannya barang oleh pihak gudang berdasarkan SO yang telah diproses oleh bagian finance. Setelah barang telah siap, maka proses aktivasi voucher dan DO/GI dapat dilaksanakan oleh inventory officer.

Diakhiri dengan pencetakan invoice oleh pihak finance. Sedangkan penjualan dengan cara term of payment, proses-proses tersebut dapat dilakukan tanpa adanya pembayaran terlebih dahulu.

 

Gambar 4.4.2.2 Proses penjualan barang melalui distributor secara cash.

Sumber: (regional branch office) (RBO).

(17)

 

Gambar 4.4.2.2.1 Proses penjualan barang melalui distributor secara kredit.

Sumber: regional brach office (RBO).

4.2.3 Canvasser/salesman.

Berbeda dengan penjualan melalui agent dan distributor, para canvasser memerlukan tambahan form yaitu SCF (stock consignment form). Kegunaan dari form ini adalah sebagai controlling stock barang, pada form tersebut inventory dan finance RBO/BO/sub-branch memperoleh data berapa banyak barang yang keluar atau sisa barang dari proses penjualan dari masing-masing canvasser setiap harinya. Pencatatan ini memang masih dilakukan manual, sehingga sangat memerlukan ketelitian dari inventory officer pada saat menerima sisa barang penjualan.

  Gambar 4.4.2.3 Proses penjualan barang melalui salesman.

Sumber: regional branch office (RBO).

(18)

Sistem informasi : aplikasi yang digunakan adalah SAP untuk memproses SO (sales order), DO/GI (delivery order/good issue), invoice.

Sales (pulsa):

5. Penjualan pulsa kepada distributor atau yang sering disebut dengan host to host. Para distributor penjual pulsa ini, melalukan pembelian pulsa dalam partai besar, yang kemudian akan dijual kembali pada penjual eceran atau outlet-outlet. Distributor akan mengajukan PO (purchase order), dilanjutkan dengan proses letter of purchase (LOP) oleh sales operational support.

Untuk penjualan pulsa ini, distributor diwajibkan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu. Setelah dilakukan pengecekan penerimaan pembayaran oleh pihak finance collection baru akan memproses transfer pulsa sesusai dengan besaran pembayaran.

 

Gambar 4.5 Proses penjualan voucher melalui distributor. Sumber: regional branch office (RBO).

6. Sistem inforamsi : aplikasi M-fino adalah aplikasi yang digunakan untuk proses transfer e-load pada distributor. Pada aplikasi ini akan dapat diketahui apakah proses transfer berhasil atau tidak e-load diproses. Dari aplikasi ini, dapat menghasilkan report mengenai berapa banyak distributor yang telah

(19)

7

melakuk penjurna

Service.

7. Galeri.

Pelan pemb meng pask comp

Gam

kan transfer alan untuk pa

nggan dapat belian, retu genai produ a bayar m plaint yang a mbar 4.6 Pro

r e-load. Ji ayment yang

t mengunjun ur untuk b uk-produk te maupun pra akan dibantu oses aktivasi v

ka proses g masuk mel

ngi galeri-g barang yang

erbaru, mem abayar. Pela u oleh custom

voucher. Sum

berhasil ma lalui SAP.

galeri yang g rusak, m mbayar tagih anggan jug mer service r mber: regional

aka akan

ada untuk memperoleh han, registra ga dapat m representativ l branch offic

dilakukan

melakukan informasi asi aplikasi mengajukan

ve.

ce (RBO).

(20)

 

Gambar 4.7 Proses customer service di galeri. Sumber: business control division.

 

8. Sistem informasi : aplikasi yang digunakan Zsmart dan M-fino. Pada aplikasi Zsmart, customer service dapat memproses complaint pelanggan, mengubah data pelanggan, melihat history transaksi pembelian pulsa, maupun tracking record ticket pengajuan complaint yang dilakukan oleh pelanggan. Sedangkan pada aplikasi M-fino, customer service dapat memproses transaksi pembelian pulsa.

(21)

 

Gambar 4.8 Menampilkan informasi pelanggan pada aplikasi ZSmart. Sumber: RBO.

 

Gambar 4.8.1 Menampilkan program promosi dari barang yang dibeli oleh pelanggan.

Sumber: regional branch office (RBO).

(22)

 

Gambar 4.8.2 Menampilkan laporan mengenai keluhan dari pelanggan.

Sumber: regional branch office (RBO).

9. Mobile gallery.

Bertujuan untuk memperluas jangkauan service, maka ditambahkan dengan mobile gallery. Yang dimaksud dengan mobile gallery adalah galeri yang dapat berpindah-pindah lokasi, tidak seperti galeri pada umumnya. Mobile gallery, hanyalah berupa stand sementara atau bus , dan untuk fungsinya dalam menangani pelanggan masih terbatas. Sehingga pada operasionalnya akan lebih banyak mengarahkan pelanggan untuk ke galeri pusat.

(23)

10. Website.

Pada website juga pelanggan dapat memperoleh informasi mengenai Smartfren beserta produk, service dan pelanggan dapat melakukan transaksi pembelian barang dengan fasilitas layanan antar.

Aktivitas pendukung.

1. Pengadaan.

11. Pengadaan perangkat dari vendor.

Perangkat yang dibutuhkan oleh Smartfren, diperoleh dari vendor-vendor dengan prosedur yang sama untuk semua vendor. Vendor tersebut harus menyediakan tenaga ahli dan sample dengan ketentuan yang telah ditetapkan, untuk diuji oleh departemen device technology, sebelum dapat bekerjasama dengan Smartfren. Untuk proses pengadaan barang dari vendor, Smartfren belum didukung dengan sistem.

(24)

 

Gambar 4.11 Proses bisnis pengadaan perangkat dari vendor.

Sumber: business control division.

(25)

 

Gambar 4.11.1 Proses bisnis pengadaan perangkat dari vendor (lanjutan).

Sumber: business control division.

2. Pengembangan teknologi.

12. Site improvement.

∼ Yang dimaksud dengan site improvement adalah menambahkan nilai asset dari tower dengan cara mengubah spesifikasi standard, sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk meningkatkan

(26)

kemampuan dari site sebagai pemancar signal, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Pekerjaan perbaikan ini hanya memerlukan approval WO (work order) dari manager operational and maintenance. Yang kemudian diteruskan oleh bagian procurement untuk pembuatan PO kepada vendor.

∼ Dengan adanya penggabungan antara Smart dengan Mobile 8, yang mengakibatkan terdapatnya perbedaan frekuensi antara Smart dengan Mobile 8, dimana Smart berada pada frekuensi 1900 Mhz sedangkan Mobile 8 pada frekuensi 800 Mhz. Untuk itu perlu adanya konvergensi network, sehingga dapat meminimalisir time slot (perbedaan frekuensi antara GSM dengan CDMA). Sehingga untuk handset dari Smartfren dapat menangkap frekuensi dari handset Mobile 8.

∼ Untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan data yang semakin

meningkat, BTS Smartfren ditingkatkan kemampuan kecepatan aksesnya dengan jaringan EVDO (evolution data optimized) Rev A. menjadi Rev B.

Gambar 4.12 Proses bisnis site improvement. Sumber: business control division.

(27)

Gambar 4.12.1 Proses bisnis site improvement lanjutan. Sumber: business control division.

13. Website improvement.

Pada awalnya website (www.smartfren.com) hanya memberikan informasi-informasi mengenai perusahaan dan sebagai media untuk mempromosikan produk atau service terbaru. Namun, seiringnya waktu pada website ini pelanggan dapat melakukan self service, walaupun masih sangat terbatas hanya untuk mencari informasi mengenai setting handset, registrasi untuk perubahan cara bayar.

3. Human resource management.

14. Trainning.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan para karyawan, Smartfren mengadakan pelatihan. Jenis program pelatihan berupa program yang edukasi yang mempunyai nilai strategis bagi perusahaan dan juga berhubungan dengan pelaksanaan projek-projek dalam perusahaan, seperti : pelatihan SAP, atau aplikasi-aplikasi lainnya. Dengan adanya pelatihan

(28)

ini diharapkan adanya transfer knowledge dari karyawan yang dipilih untuk mengikuti pelatihan kepada karyawan lainnya minimal 1 orang setelah proses pelatihan selesai.

15. Human resource administration.

Dengan banyaknya karywan yang dimiliki oleh Smartfren, mulai dari karyawan yang bekerja di HO/RBO/BO/sub-branch. HRD mempunyai peranan penting dalam hal menangani kegiatan operasional yang berhubungan dengan sumber daya manusia. Kegiatan penggajian, cuti, allowance, pembayaran lembur, medical reimbursement, pemberian benefit, dll.

16. Sistem informasi : Aplikasi yang digunakan adalah aplikasi SAP dan aplikasi HRGA online. Melalui aplikasi HRGA online (http://smartapp/hrgaonline), karyawan dapat mengajukan permohonan cuti, tidak masuk kerja, dan meninggalkan ruang kerja. Sedangkan untuk aplikasi SAP digunakan untuk kegiatan administrasi lainnya.

(29)

Gambar 4

Gambar 4

4.16 Log-in un

4.16.1 Menu-m

ntuk aplikasi

menu yang ad co

HRGA leave division.

da pada HRG ntrol division

e system. Sum

GA leave syste n.

mber: business

em. Sumber: b

 

s control

 

business

(30)

 

Gambar 4.16.2 Tampilan menu my task list pada aplikasi HRGA leave system.

Sumber: business control division.

 

 

Gambar 4.16.3 Tampilan pengajuan cuti pada aplikasi HRGA leave system.

Sumber: business control division.

(31)

4. Administrasi dan manajemen.

17. Finance dan accounting.

Proses pencatatan keuangan yang ada dalam perusahaan tidak lagi dilakukan secara manual. Untuk proses operasional di divisi finance dan accounting sudah didukung dengan adanya sistem yang ada.

18. Sistem informasi: aplikasi yang dipakai adalah SAP, sehingga pencatatan jurnal dilakukan secara otomatis dan juga penarikan report dapat lebih di customize oleh user.

4.1.2 Analisis SWOT.

Pada analisis ini, dilakukan pembandingan antara faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal yang dimaksud adalah kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness), sedangkan untuk faktor eksternal perusahaan ialah peluang (opportunity) dan ancaman (threat).

Dari analisis ini akan menghasilkan informasi masukan yang dapat digunakan untuk menyusun strategi bisnis di masa yang akan datang.

Sebelumnya, perlu diidentifikasikan dan juga dilakukan analisis terlebih dahulu, faktor-faktor internal yang ada pada perusahaan untuk mengatasi faktor-faktor eksternal yang dihadapi oleh perusahaan.

(32)

Evaluasi faktor-faktor internal perusahaan:

Tabel 4.1.2 Daftar kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.

Kode Strengths

S-1 Adanya pengembangan infrastruktur jaringan.

S-2 Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai.

S-3 Mempunyai layanan Blackberry.

S-4 Banyak inovasi produk yang dilakukan.

S-5 Operator berbasis CDMA yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz.

S-6 Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri.

S-1 Adanya pengembangan infrastruktur jaringan.

Smartfren mengembangkan kemampuan BTS yang sudah ada, menjadi berbasis EVDO (Evolution Data Optimized). Selain itu, adanya pembangunan data core di Batam untuk memperkuat jaringan yang sudah ada di Jakarta dan Surabaya. Ditambah dengan perencanaan pembangunan 1.600 BTS di Sumatera, mobile switching center (MSC) pada tahun 2013.

S-2 Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai.

Keberhasilan sebuah perusahaan tidak lepas dari peran serta sumber daya manusia, begitu pula dengan Smartfren. Dukungan sumber daya manusia terlihat dari jumlah karyawan dengan kualitas pendidikan yang tinggi. Komposisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

 

(33)

Tabel 4.1.2.1 Daftar pendidikan dan jumlah karyawan pada tahun 2012. Sumber: divisi HRD.

Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase

Pasca sarjana 121 5%

Sarjana 1.616 74%

D3 320 15%

SMU 135 6%

S-3 Mempunyai layanan Blackberry.

Dari seluruh operator telekomunikasi CDMA di Indonesia, Smartfren adalah operator CDMA satu-satunya yang memberikan layanan Blackberry. Hal ini memberikan keuntungan untuk Smartfren, jika dilihat dengan semakin banyaknya pengguna Blackberry, sehingga dapat menambah jumlah pelanggan pengguna layanan data.

S-4 Banyak inovasi produk yang dilakukan.

Penawaran akan produk-produk baru terus dilakukan oleh Smartfren, dengan harga yang terjangkau. Penawaran dari handset model baru dengan kemampuan browsing internet yang lebih lebih cepat, produk android, handset yang dilengkapi dual kamera dengan 8 Mp, nomer CDMA dan GSM dapat aktif bersamaan, serta jaringan Wi-Fi.

S-5 Operator berbasis CDMA yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz.

Dengan beroperasi di frekuensi 1900 Mhz, Smartfren mempunyai saluran voice dan saluran data yang terpisah. Berbeda dengan operator CDMA lainnya yang beroperasi di frekuensi 800 Mhz, sehingga harus berbagi saluran dengan spectrum yang terbatas.

(34)

S-6 Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri.

Tersebarnya layanan galeri Smartfren, di Jabodetabek, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera, diharapkan dapat meningkatkan layanan kepada para pelanggan. Selain itu, para pelanggan dapat mencoba sendiri produk- produk baru, melalui media experience zone. Dengan begitu, pelanggan yang tertarik untuk membeli akan lebih dapat memahami penggunaan dan fasilitas yang terdapat pada produk yang akan dibeli.

Tabel 4.1.2.2 Daftar kelemahan perusahaan.

Kode Weakness

W-1 Promosi yang masih kurang.

W-2 Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian.

W-3 Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan.

W-1 Promosi yang masih kurang.

Promosi yang dilakukan lebih banyak mengenai kecepatan download yang dimiliki oleh Smartfren. Sehingga image yang muncul di masyarakat hanyalah mengenai kecepatan download yang tinggi, sedangkan mengenai service yang mampu diberikan oleh Smartfren tidak menjadi daya tarik bagi calon pelanggan.

W-2 Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian.

Jika dilihat dari kondisi keuangan perusahaan, Smartfren masih mengalami kerugian yang sangat besar. Ini sangat mempengaruhi keadaan bisnis dari perusahaan.

W-3 Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan.

Kurangnya perhatian perusahaan terhadap kebutuhan karyawan untuk dapat meningkatkan pengetahuan yang mereka miliki. Hal ini dapat terlihat

(35)

dengan kurangnya sarana bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan mereka.

Evaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan :

Tabel 4.1.2.3 Daftar peluang perusahaan.

Kode Opportunities

O-1 Semakin tingginya kebutuhan komunikasi.

O-2 Pertumbuhan teknologi memberikan kesempatan investasi untuk provider- provider.

O-3 Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA.

O-4 Munculnya kesempatan untuk bekerjasama dengan operator provider lainnya.

O-5 Dengan value added/data-services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional.

O-6 Munculnya kesempatan bekerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri.

O-7 Tingginya pengguna internet di Indonesia.

O-1 Semakin tingginya kebutuhan komunikasi.

Dengan semakin tingginya intensitas masyarakat Indonesia, memberikan peluang bagi Smartfren untuk terus menawarkan produk-produk baru bagi calon pembeli. Terlihat dengan semakin banyaknya pengguna social media, memberikan kesempatan bagi Smartfren untuk meningkatkan pendapatan dari data service.

O-2 Pertumbuhan teknologi memberikan kesempatan investasi untuk provider- provider.

Teknologi yang semakin cepat, memunculkan peluang bagi Smartfren untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, melalui fitur-fitur atau vaue added system yang semakin bervariasi di setiap gadget yang ditawarkan.

(36)

O-3 Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA.

Dengan tergabungnya Indonesia dalam perjanjian ACFTA dan AFTA, membuka peluang bagi Smartfren untuk dapat memperluas bisnis telekomunikasi perusahaan dan juga market share yang sudah ada.

O-4 Munculnya kesempatan untuk bekerjasama dengan operator provider lainnya.

Walaupun terjadi persaingan, tidak menutup kemungkinan adanya kerjasamanya antar operator provider lainnya. Baik dengan adanya perjanjian interkoneksi antar provider yang memungkinkan pengiriman SMS antar provider.

Selain perjanjian interkoneksi, sebuah perusahaan provider dapat menyewakan tower-tower BTS ke operator provider lainnya.

O-5 Dengan value added/data-services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional.

Terdapatnya layanan internasional, juga akan dapat membuka peluang bagi Smartfren untuk memperluas jangkauan dan market share perusahaan. Serta sebagai salah satu sarana untuk mempromosikan produk Smartfren.

O-6 Munculnya kesempatan bekerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri.

Di era globalsiasi ini, memberikan akses yang mempermudah perusahaan untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan lain baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.

(37)

O-7 Tingginya pengguna internet di Indonesia.

Semakin meningkatnya kebutuhan akan internet di Indonesia, memberikan peluang bagi Smartfren untuk meningkatkan bisnis perushaan bukan hanya pada voice service melainkan juga data service.

Tabel 4.1.2.4 Daftar ancaman yang dihadapi perusahaan.

Kode Threats

T-1 Persaingan dengan operator provider lain.

T-2 Adanya produk substitusi.

T-3 Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan perluasan jangkauan masih tinggi.

T-4 Market share yang masih didominasi oleh provider GSM.

T-5 Peraturan pemerintah dalam hal perijinan.

Adanya perang tarif antar operator provider, mengakibatkan daya saing yang sangat tinggi. Bukan hanya karena perang tarif, tetapi juga operator provider sudah peka terhadap demand pelanggan akan data service yang sangat tinggi.

Semakin meningkatkan daya saing operator provider untuk memberikan akses internet dengan paket-paket penawaran yang menarik.

T-2 Adanya produk substitusi.

Di era globalisasi ini, ada alternatif device lainnya yang dapat dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sangat mudah. Selain handphone, pengguna dapat berinteraksi dengan bantuan aplikasi skype atau yahoo messenger melalui komputer. Dengan komputer, pengguna dapat menggunakan aplikasi yang lebih beragam, jika dibandingkan dengan handphone.

T-3 Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan perluasan jangkauan masih tinggi.

(38)

Industri telekomunikasi sekarang ini sangatlah dipengaruhi oleh teknologi yang sangat cepat. Agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahan operator provider lainnya sangat diperlukan investasi dalam hal teknologi informasi. Di Indonesia masih sangatlah tinggi biaya yang diperlukan untuk pengembangan infrastruktur jaringan, untuk itulah diperlukan pendanaan kuat.

T-4 Market share yang masih didominasi oleh provider GSM.

Masih besarnya jumlah pengguna GSM, memberikan tekanan yang cukup berarti bagi CDMA untuk lebih meningkatkan service yang diberikan kepada para pelanggan. Hal ini disebabkan juga dengan masih adanya image di mata masyarakat Indonesia, bahwa kualitas GSM lebih bagus jika dibandingkan dengan CDMA.

T-5 Peraturan pemerintah dalam hal perijinan.

Adanya peranan pemerintah dalam hal perijinan, memberikan tantangan tersendiri bagi Smartfren, seperti dalam hal penambahan bandwith, ijin penggunaan frekuensi atau pembangunan BTS. Peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah sangatlah ketat, sehingga membatasi ruang gerak dari industri telekomunikasi di Indonesia.

Tabel 4.1.2.5 Perhitungan matrik faktor internal perusahaan.

No. Kekuatan Peringkat Bobot Nilai

1. Adanya pengembangan infrastruktur jaringan.

4 0,24 0,96

2. Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai.

3 0,15 0,45

3. Mempunyai layanan Blackberry. 3 0,13 0,39 4. Banyak inovasi produk yang dilakukan. 4 0,12 0,48 5. Satu-satunya operator berbasis CDMA yang

beroperasi di frekuensi 1900 Mhz.

2 0,09 0,18

(39)

6. Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri.

2 0,7 1,4

Sub total 3,86

No. Kelemahan Peringkat Bobot Nilai

1. Promosi yang masih kurang. 1 0,7 0,7

2. Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian.

2 0,7 1,4

3. Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan.

2 0,7 1,4

Sub total 3,50

Total (S-W) 0,36

Tabel 4.1.2.6 Perhitungan matrik faktor eksternal perusahaan.

No. Peluang Peringkat Bobot Nilai

1. Semakin tingginya kebutuhan komunikasi. 4 0,15 0,60 2. Pertumbuhan teknologi memberikan

kesempatan investasi untuk provider- provider.

4 0,17 0,68

3. Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA. 2 0,11 0,22 4. Munculnya kesempatan untuk bekerjasama

dengan operator provider lainnya.

2 0,10 0,20

5. Dengan value added/data-services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional.

3 0,09 0,27

6. Munculnya kerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri.

2 0,08 0,16

7. Tingginya pengguna internet di Indonesia. 4 0,08 0,32

Sub total 2,45

No. Ancaman Peringkat Bobot Nilai

1. Persaingan dengan operator provider lain 1 0,05 0,05

2. Adanya produk substitusi. 2 0,04 0,08

3. Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan jangkauan masih tinggi.

1 0,07 0,07

4. Market share yang masih didominasi oleh provider GSM.

2 0,04 0,08

5. Peraturan pemerintah dalam hal perijinan. 3 0,04 0,12

Sub total 0,40

Total (O-T) 2,05

(40)

Setelah menghitung nilai dari setiap faktor eksternal dan internal, maka dapat diketahui posisi relatif dari Smartfren dengan menggunakan diagram SWOT, sebagai berikut :

4.1.2.1 Jumlah perkalian bobot dan peringkat dari faktor eksternal, berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threat) diselisihkan untuk memperoleh titik Y.

Titik Y = opportunity – threat = 2,45 – 0,40

= 2,05.

4.1.2.2 Jumlah perkalian bobot dan peringkat dari faktor internal, berupa kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) diselisihkan untuk memperoleh titik X.

Titik X = strength – weakness

= 3,86 – 3,50

= 0,36.

Maka tergambar diagram SWOT sebagai berikut :

  Grafik 4.1.2.1 Diagram SWOT

(41)

Dari gambar diagram SWOT di atas, menggambarkan Smartfren terletak pada koordinat (0,36 ; 2,05), yaitu pada kuadran pertama, yang menunjukkan bahwa Smartfren dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Dengan teridentifikasinya dan pemetaan faktor eksternal dan internal dalam matrik SWOT, maka akan dapat dihasilkan sejumlah strategi yang dapat diimplementasikan oleh Smartfren, sebagai berikut :

(42)

Tabel 4.1.2.7 Strategi SWOT perusahaan.

IFAS

EFAS

STRENGHS (S)

S-1 Adanya pengembangan infrastruktur jaringan.

S-2 Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai.

S-3 Mempunyai layanan Blackberry.

S-4 Banyak inovasi produk yang dilakukan.

S-5 Operator berbasis CDMA yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz.

S-6 Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri.

WEAKNESS (W)

W-1 Promosi yang masih kurang.

W-2 Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian.

W-3 Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan.

OPPORTUNITIES (S)

O-1 Semakin tingginya kebutuhan komunikasi.

O-2 Pertumbuhan teknologi memberikan kesempatan investasi untuk provider- provider.

O-3 Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA.

O-4 Munculnya kesempatan untuk bekerjasama dengan operator provider lainnya.

O-5 Dengan value added/data-

services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional.

O-6 Munculnya kesempatan bekerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri.

O-7 Tingginya pengguna internet di Indonesia.

STRATEGI SO

1. Meningkatkan kualitas infrastruktur yang sudah ada dan menambah jumlah infrastruktur baru untuk memperluas jangkauan pelayanan.

(S-1,S-6,O-1,O-5, O-7).

2. Mengadakan training untuk para karyawan dengan bahan training, yang bersifat memberikan manfaat strategis kepada perusahaan.

(S-2,S-4,O-2).

3. Mempromosikan produk- produk melalui media online dan social media.

(S-4,O-1,O-2,O-7).

4. Mengadakan kontrak kerjasama dengan perusahaan lain dalam industri telekomunikasi.

(S-2,O-4,O-5).

STRATEGI WO

1. Menjalin perjanjian interkoneksi antar perusahaan

operator provider.

(W-2,O-2,O-4,O-6).

2. Mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain (dalam maupun luar negeri) sehingga dapat menurunkan biaya produksi dan memperluas pasar yang sudah ada.

(W-2,O-2,O-3,O-6).

THREATS (T)

T-1 Persaingan dengan operator provider lain.

T-2 Adanya produk substitusi.

T-3 Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan perluasan jangkauan masih tinggi.

T-4Market share yang masih didominasi oleh provider GSM.

T-5 Peraturan pemerintah dalam hal perijinan.

STRATEGI ST

1. Menggunakan teknologi informasi untuk menambah kemampuan dari BTS untuk memenuhi permintaan pelanggan.

(S-1,S-2,T-1,T-4).

2. Menciptakan value added baru untuk meningkatkan pelayanan kepada customer.

(S-1,S-2,S-4,T-1,T-2).

3. Menambahkan fitur-fitur baru.

(S-2,S-3,S-4,T-2,T-3)

STRATEGI WT

1. Meningkatkan pemasaran melalui distributor-distributor yang telah diajak untuk bekerjasama.

(W-1,T-1,T-4).

2. Meningkatkan kualitas infrastruktur yang telah ada.

(W-2,T-1,T-4).

(43)

4.2 Analisis lingkungan eksternal bisnis perusahaan.

Analisis lingkungan eksternal bisnis perusahaan adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor eksternal yang berperan dalam kegiatan bisnis perusahaan. Dalam analisis ini mencakup analisis PEST, BCG (Business Consulting Group), dan analisis Porter.

4.2.1 Analisis PEST.

1. Faktor Politik.

Perkembangan bisnis telekomunikasi mengalami perkembangan yang pesat dimulai dengan dikeluarkannya peraturan undang-undang telekomunikasi pemerintah no. 36 tahun 1999, yang melarang adanya praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat di antara penyelenggara telekomunikasi, sehingga memunculkan persaingan yang kompetitif.

Hal ini pun ditanggapi dengan adanya penggabungan beberapa provider di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Smart Telecom dengan Mobile 8 yang kemudian menjadi Smartfren. Dengan adanya deregulasi UU tentang telekomunikasi pada tahun 1999 dan juga terjadinya reformasi politik pada tahun 1998, mendorong terjadinya perubahan mendasar, yaitu konvergensi anatara teknologi, telekomunikasi dan informasi. Sehingga terbukanya kebebasan dalam memperoleh informasi dan menciptakan peluang bagi bisnis telekomunikasi.

2. Faktor Ekonomi.

Mulai berlakunya perjanjian ACFTA (ASEAN China Free Trade Agreement) pada 1 Januari 2010, membuka peluang bagi Smartfren sekaligus meningkatkan

(44)

persaingan antar provider dalam memperebutkan market share dalam dunia bisnis telekomunikasi sangatlah dirasakan dengan adanya perang tarif antar provider.

Smartfren melakukan kerjasama dengan ZTE melalui proyek BSS (Business Support System) dan Value Added Service (VAS). Salah satu hasil dari projek ini adalah solusi ZSmart yang menjadi mediasi antara layanan pascabayar dan prabayar yang terintegrasi.

3. Faktor Sosial.

Keragaman penduduk di Indonesia baik dari segi ras, budaya, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, membutuhkan sarana telekomunikasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Dengan semakin tingginya intensitas berinteraksi antar sesama di era modernisasi sekarang ini, maka kebutuhan sarana telekomunikasi yang praktis dan efisien menjadi sangat vital.

Hal ini dibuktikan dengan minat penggunaan telepon genggam dan fasilitas internet. Hal tersebut juga dicermati oleh Smartfren dengan memperluas pasar ke luar daerah Jawa, seperti Sumatera dan Kalimantan. Dan juga meluncurkan produk baru, yaitu Smartfren Social, yang mempermudah pelanggan untuk akses ke website jejaring sosial yang sedang marak di Indonesia.

4. Faktor Teknologi.

Teknologi menjadi hal yang paling penting di dalam dunia bisnis telekomunikasi. Evolusi dari teknologi komunikasi terbagi dalam beberapa generasi, yaitu : generasi pertama (1G), kedua (2G), dan ketiga (3G). Teknologi yang berkembang sangat pesat dan cepat, mendorong Smartfren untuk terus

(45)

melakukan inovasi bagi segi infrastruktur dan juga diferensiasi produk agar dapat mengimbangi perkembangan teknologi. Inovasi-inovasi yang dilakukan adalah:

• Pengembangan dari EVDO Rev A menjadi Rev B, dengan spesifikasi sebagai berikut :

Tabel 4.2.1 Perkembangan teknologi EVDO.

Teknologi Ukuran Spektrum

Kecepatan Download

Kecepatan Upload EVDO Rev A 1,25 MHz 3,1 Mbps 1,8 Mbps EVDO Rev B 2,50 MHz 6,2 Mbps 3,6 Mbps

Hal ini dilakukan agar dapat lebih memaksimalkan pelayanan Smartfren kepada para pelanggannya.

Dari analisis PEST di atas, dapat disimpulkan, industri telekomunikasi di Indonesia mempunyai potensi bisnis yang mampu berkembang pesat. Dengan terbukanya peluang bisnis dengan tidak adanya monopoli, perusahaan provider baik GSM maupun CDMA mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat memenangkan market share. Selain itu perkembangan teknologi yang semakin cepat menjadi stimulant bagi perusahaan provider untuk terus memberikan inovasi, baik melalui produk atau layanan yang ditawarkan.

Dengan bekerjasama dengan vendor yang berasal dari luar negeri memberikan peluang bagi Smartfren untuk dapat mengembangkan bisnisnya, dengan cara memperluas pangsa pasar sampai ke luar negeri. Selain itu, dengan melihat budaya masyarakat dalam penggunaan gadget dan media sosial online yang semakin menngkat, dapat diartikan dengan baik oleh Smartfren, sebagai suatu kondisi dimana adanya peluang pasar, tingginya permintaan pasar akan data

(46)

service. Meningkatkan kemampuan dari 4.475 BTS sudah ada menjadi berbasis EVDO. Strategi ini pun dapat untuk menghadapi ketatnya peraturan pemerintah akan penambahan pembangunan BTS dan penambahan bandwith. Selain itu pembangunan data core menjadi alternative lain untuk menangulangi lonjakan permintaan data service pelanggan.

Faktor teknologi, adalah faktor yang sangat berperan besar bagi Smartfren untuk dapat bersaing dengan perusahaan provider lainnya. Strategi untuk meningkatkan kemampuan BTS standar yang sudah ada, dapat juga dilakukan dengan cara menambahkan 3 modul, yaitu CHM (channel mismatch) yang berhubungan dengan fungsi menguatkan frekuensi, DPA (digital power amplifier) yang berhubungan dengan fungsi memancarkan frekuensi, dan RFE (radio frequency equalifer) modul yang berhubungan dengan fungsi pengaturan channel.

4.2.2 Analisis BCG.

Melalui analisis BCG, maka dihasilkan matrik BCG, dimana dengan pemodelan matrik tersebut, dapat menggambarkan posisi tingkat pertumbuhan pasar Smartfren berdasarkan market share. Pada matrik BCG, terdapat 4 kuadran (stars, question mark, cash cow dan dog), yang berada di dalam sumbu x dan sumbu y. Dimana sumbu x menggambarkan relative market share, kekuatan pangsa pasar, sedangkan sumbu y menggambarkan pertumbuhan pasar industri.

Dari matrik BCG ini, dapat memberikan informasi mengenai strategi apakah yang dapat diimplementasikan berdasarkan posisi kuadran Smartfren berada. Alternatif strategi yang dapat dipilih antara lain, untuk kuadran stars dapat memilih strategi integrasi, kuadran question mark dengan strategi intensif,

(47)

kuadran cash cow bisa menggunakan strategi rasionalisasi, dan untuk posisi di kuadran dog dapat dengan strategi defensive.

Analisis tingkat pertumbuhan pasar pada Smartfren.

Tingkat pertumbuhan pasar (market growth) adalah Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pasar, maka dibutuhkan data jumlah pelanggan dari perusahaan provider lainnya. Berikut ini adalah data jumlah pelanggan perusahaan provider pada tahun 2011 dan tahun 2012:

Tabel 4.2.2 Total pelanggan 2011. Sumber: divisi pemasaran.

         

Tabel 4.2.2.1 Total pelanggan 2012. Sumber: divisi pemasaran.

Operator Pelanggan (‘000) Market Share (%)

Telkomsel 99,365 40.00

Indosat 45,700 18.00

XL Axiata 39,286 16.00

Flexi 18,708 7.00

Hutchison‘3’Telecom 17,200 7.00 Bakrie Telecom-Esia 13,624 5.00

Axis 10,000 4.00

Smartfren 8,900 4.00

Total 252,783 100

Operator Pelanggan (‘000) Market Share (%)

Telkomsel 104,149 38.00

Indosat 51,500 19.00

XL Axiata 43,436 16.00

Hutchison‘3’Telecom 19,490 7.00

Flexi 18,085 7.00

Bakrie Telecom-Esia 16,000 6.00

Axis 14,442 5.00

Smartfren 10,600 4.00

Total 277,702 100

(48)

Untuk perhitungan, data yang digunakan sebagai perbandingan adalah data jumlah pelanggan dari Esia dan Flexi dari tabel tersebut, dikarenakan hanya kedua perusahaan provider tersebut yang merupakan perusahaan provider CDMA, sama dengan Smartfren, sedangkan yang lainnya adalah perushaan provider GSM.

Dari tabel-tabel di atas , untuk menghitung tingkat pertumbuhan pasar (market growth rate) Smartfren pada perhitungan matrik BCG adalah sebagai berikut:

Tingkat pertumbuhan = T T

T x 100%

pasar tahun (n) = . . . x 100%

= 0.19

Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui tingkat pertumbuhan pasar Smartfren adalah 19% yang mana dapat disimpulkan bahwa Smartfren mempunyai perkembangan yang baik terhadap pertumbuhan pasar.

Analisis pangsa pasar relatif pada Smartfren terhadap Flexi.

Analisis pangsa pasar relatif menunjukkan besarnya pangsa pasar dari jumlah pelanggan Smartfren dibandingkan dengan Flexi. Data yang digunakan adalah data jumlah pelanggan Smartfren dan Flexi tahun 2011 dan 2012.

Pangsa pasar relatif tahun 2011 = T S

T F

= ,,

= 0.48 x < 1

(49)

Pangsa pasar relatif tahun 2012 = T S

T F

= .

,

= 0.59 x < 1

Dari perhitungan pangsa pasar dengan perbandingan data antara Smartfren dengan Flexi di atas dapat diketahui, pangsa pasar relatif Smartfren pada tahun 2011 sebesar 0.48x < 1 dan pada tahun 2012 sebesar 0.59x < 1. Yang artinya, menunjukkan bahwa pangsa pasar relatif Smartfren lebih rendah, jika dibandingkan dengan Flexi, dikarenakan nilai pangsa pasar relatif Smartfren yang kurang dari 1. Namun pangsa pasar relatif Smartfren mengalami peningkatan sebesar 0.11.

Analisis pangsa pasar pada Smartfren terhadap Esia.

Analisis pangsa pasar relatif menunjukkan besarnya pangsa pasar dari jumlah pelanggan Smartfren dibandingkan dengan Esia. Data yang digunakan adalah data jumlah pelanggan Smartfren dan Esia tahun 2011 dan 2012.

Pangsa pasar relatif tahun 2011 = T S

T E

= ,,

= 0.65 x < 1

Pangsa pasar relatif tahun 2012 = T T S E

= .

,

(50)

= 0.66 x < 1

Dari perhitungan pangsa pasar dengan perbandingan data antara Smartfren dengan Esia di atas dapat diketahui, pangsa pasar relatif Smartfren pada tahun 2011 sebesar 0.65x < 1 dan pada tahun 2012 sebesar 0.66x < 1. Yang artinya, menunjukkan bahwa pangsa pasar relatif Smartfren lebih rendah, jika dibandingkan dengan Flexi, dikarenakan nilai pangsa pasar relatif Smartfren yang kurang dari 1. Namun pangsa pasar relatif Smartfren mengalami peningkatan sebesar 0.1.

Rata-rata pangsa pasar relatif Smartfren untuk tahun 2011 adalah:

=

. .

= 0.81 x < 1

Rata-rata pangsa pasar relatif Smartfren untuk tahun 2012 adalah:

= . .

= 0.92 x < 1

Analisis posisi matrik BCG pada Smartfren.

Dari perhitungan tingkat pertumbuhan pasar dengan pangsa pasar relatif Smartfren, maka dapat digambarkan matrik BCG sebagai berikut:

(51)

 

Grafik 4.2.2 Matrik BCG perusahaan pada tahun 2011.

 

Grafik 4.2.2.1 Matrik BCG perusahaan pada tahun 2012.

Berdasarkan gambar matrik BCG, Smartfren berada pada kuadran I, yaitu question mark, karena Smartfren berada pada posisi dimana pangsa pasar relatif yang rendah dalam persaingan dalam industri dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Alternatif strategi yang dipilih adalah strategi intensif yang dapat diimplementasikan oleh Smartfren antara lain:

1. Mengembangkan pasar, dengan cara membuka prasarana penunjang pemasaran, seperti menambah jumlah galeri yang sudah ada.

(52)

2. Bekerja sama dengan perusahaan vendor untuk dapat menciptakan produk baru (bundled).

3. Memberikan promo produk dengan dengan tawaran yang lebih menarik.

4. Dengan melihat pada tingginya permintaan pelanggan akan data service, menjadikan ini peluang bisnis, dengan menambahkan service yang dapat diperoleh pelanggan. Pelanggan dapat memilih sendiri untuk membeli pulsa dalam bentuk pulsa untuk data atau voice service.

5. Mengadakan kerjasama dengan distributor untuk penjualan dalam partai besar dan sekaligus mempromosikan Smartfren.

6. Memperbanyak tenaga penjual (canvasser).

7. Mengikuti event-event besar seperti, pekan raya Jakarta, pameran teknologi dan telekomunikasi.

(53)

4.2.3 Analisis Porter.

Gambar 4.2.3 Gambaran five forces’s Porter perusahaan.

1. Faktor ancaman pendatang baru.

Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia tidak terlepas dari peran pemerintah dalam hal penetapan undang-undang, mulai dari mengenai pendirian perusahaan operator provider baru, sampai dengan peraturan operasional perusahaan. Dengan ketatnya undang-undang yang mengatur

Pendatang Baru : WiMax

(1)

Pembeli : Perorangan Corporate Dealer pulsa Pendatang Baru :

Ceria (1) Pemasok :

Qingdao economic&technology.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Itouch Limited.

Logistar International Holding Co.,Ltd.

Shenzen Samsung Kejian Mobile.

Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.

Flywheel technology limited.

PT. Tower Bersama.

PT. Mora Telematika Indonesia.

PT. Bali Telekom.

PT. Inti Bangun Sejahtera.

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

PT. United Towerindo.

PT. Komet Konsorsium.

PT. Solusindo Kreasi Pratama.

Huawei Technologies, Co., Ltd.

PT. Huaweitech Investment.

PT. Monstermob Indonesia.

Research in motion Singapore.

PT. Moratech Logic Indonesia.

(4)

Pendatang Baru : Ceria

(1) Pemasok :

Qingdao economic&technology.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Itouch Limited.

Logistar International Holding Co.,Ltd.

Shenzen Samsung Kejian Mobile.

Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.

Flywheel technology limited.

PT. Tower Bersama.

PT. Mora Telematika Indonesia.

PT. Bali Telekom.

PT. Inti Bangun Sejahtera.

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

PT. United Towerindo.

PT. Komet Konsorsium.

PT. Solusindo Kreasi Pratama.

Huawei Technologies, Co., Ltd.

PT. Huaweitech Investment.

PT. Monstermob Indonesia.

Research in motion Singapore.

PT. Moratech Logic Indonesia.

(4)

Pesaing Industri : Telkom (Flexi) Bakrie Telecom (Esia)

(2) Pendatang Baru :

Ceria (1) Pemasok :

Qingdao economic&technology.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Itouch Limited.

Logistar International Holding Co.,Ltd.

Shenzen Samsung Kejian Mobile.

Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.

Flywheel technology limited.

PT. Tower Bersama.

PT. Mora Telematika Indonesia.

PT. Bali Telekom.

PT. Inti Bangun Sejahtera.

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

PT. United Towerindo.

PT. Komet Konsorsium.

PT. Solusindo Kreasi Pratama.

Huawei Technologies, Co., Ltd.

PT. Huaweitech Investment.

PT. Monstermob Indonesia.

Research in motion Singapore.

PT. Moratech Logic Indonesia.

(4)

Pesaing Industri : Telkom (Flexi) Bakrie Telecom (Esia)

(2) Pendatang Baru :

Ceria (1) Pemasok :

Qingdao economic&technology.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Itouch Limited.

Logistar International Holding Co.,Ltd.

Shenzen Samsung Kejian Mobile.

Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.

Flywheel technology limited.

PT. Tower Bersama.

PT. Mora Telematika Indonesia.

PT. Bali Telekom.

PT. Inti Bangun Sejahtera.

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

PT. United Towerindo.

PT. Komet Konsorsium.

PT. Solusindo Kreasi Pratama.

Huawei Technologies, Co., Ltd.

PT. Huaweitech Investment.

PT. Monstermob Indonesia.

Research in motion Singapore.

PT. Moratech Logic Indonesia.

(4)

Pembeli : Perorangan Corporate Dealer pulsa Pesaing Industri :

Telkom (Flexi) Bakrie Telecom (Esia)

(2) Pendatang Baru :

Ceria (1) Pemasok :

Qingdao economic&technology.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Itouch Limited.

Logistar International Holding Co.,Ltd.

Shenzen Samsung Kejian Mobile.

Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.

Flywheel technology limited.

PT. Tower Bersama.

PT. Mora Telematika Indonesia.

PT. Bali Telekom.

PT. Inti Bangun Sejahtera.

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

PT. United Towerindo.

PT. Komet Konsorsium.

PT. Solusindo Kreasi Pratama.

Huawei Technologies, Co., Ltd.

PT. Huaweitech Investment.

PT. Monstermob Indonesia.

Research in motion Singapore.

PT. Moratech Logic Indonesia.

(4)

Pembeli : Perorangan Corporate Dealer pulsa Pesaing Industri :

Telkom (Flexi) Bakrie Telecom (Esia)

(2) Pendatang Baru :

Ceria (1) Pemasok :

Qingdao economic&technology.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Itouch Limited.

Logistar International Holding Co.,Ltd.

Shenzen Samsung Kejian Mobile.

Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.

Flywheel technology limited.

PT. Tower Bersama.

PT. Mora Telematika Indonesia.

PT. Bali Telekom.

PT. Inti Bangun Sejahtera.

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

PT. United Towerindo.

PT. Komet Konsorsium.

PT. Solusindo Kreasi Pratama.

Huawei Technologies, Co., Ltd.

PT. Huaweitech Investment.

PT. Monstermob Indonesia.

Research in motion Singapore.

PT. Moratech Logic Indonesia.

(4)

Pembeli : Perorangan Corporate Dealer pulsa Pesaing Industri :

Telkom (Flexi) Bakrie Telecom (Esia)

(2) Pendatang Baru :

Ceria (1) Pemasok :

Qingdao economic&technology.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Itouch Limited.

Logistar International Holding Co.,Ltd.

Shenzen Samsung Kejian Mobile.

Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.

Flywheel technology limited.

PT. Tower Bersama.

PT. Mora Telematika Indonesia.

PT. Bali Telekom.

PT. Inti Bangun Sejahtera.

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

PT. United Towerindo.

PT. Komet Konsorsium.

PT. Solusindo Kreasi Pratama.

Huawei Technologies, Co., Ltd.

PT. Huaweitech Investment.

PT. Monstermob Indonesia.

Research in motion Singapore.

PT. Moratech Logic Indonesia.

(4) Pemasok :

Qingdao economic&technology.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Itouch Limited.

Logistar International Holding Co.,Ltd.

Shenzen Samsung Kejian Mobile.

Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.

Flywheel technology limited.

PT. Tower Bersama.

PT. Mora Telematika Indonesia.

PT. Bali Telekom.

PT. Inti Bangun Sejahtera.

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

PT. United Towerindo.

PT. Komet Konsorsium.

PT. Solusindo Kreasi Pratama.

Huawei Technologies, Co., Ltd.

PT. Huaweitech Investment.

PT. Monstermob Indonesia.

Research in motion Singapore.

PT. Moratech Logic Indonesia.

(4)

Pendatang Baru : Ceria

(1) Pemasok :

Qingdao economic&technology.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Itouch Limited.

Logistar International Holding Co.,Ltd.

Shenzen Samsung Kejian Mobile.

Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.

Flywheel technology limited.

PT. Tower Bersama.

PT. Mora Telematika Indonesia.

PT. Bali Telekom.

PT. Inti Bangun Sejahtera.

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

PT. United Towerindo.

PT. Komet Konsorsium.

PT. Solusindo Kreasi Pratama.

Huawei Technologies, Co., Ltd.

PT. Huaweitech Investment.

PT. Monstermob Indonesia.

Research in motion Singapore.

PT. Moratech Logic Indonesia.

(4)

Produk Substitusi : WhatsApp Yahoo Messenger Line

Viber Skype WeChat

(5)

Pembeli : Perorangan Corporate Dealer pulsa Pesaing Industri :

Telkom (Flexi) Bakrie Telecom (Esia)

(2) Pendatang Baru :

Ceria (1) Pemasok :

Qingdao economic&technology.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Itouch Limited.

Logistar International Holding Co.,Ltd.

Shenzen Samsung Kejian Mobile.

Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.

Flywheel technology limited.

PT. Tower Bersama.

PT. Mora Telematika Indonesia.

PT. Bali Telekom.

PT. Inti Bangun Sejahtera.

PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia.

PT. United Towerindo.

PT. Komet Konsorsium.

PT. Solusindo Kreasi Pratama.

Huawei Technologies, Co., Ltd.

PT. Huaweitech Investment.

PT. Monstermob Indonesia.

Research in motion Singapore.

PT. Moratech Logic Indonesia.

(4)

(54)

pendirian perusahaan baru, dan mengenai pembangunan menara BTS, serta peraturan mengenai penggunaan frekuensi, memberikan hambatan yang besar bagi calon pendatang baru.

Dari skala ekonomis, kebutuhan modal, dan hambatan biaya, calon pendatang baru dalam industri telekomunikasi di Indonesia membutuhkan dana yang sangat besar, sehingga menjadi pertimbangan yang mendalam bagi calon perusahaan pendatang baru. Selain itu untuk akses untuk saluran distribusi semakin sulit bagi perusahaan pendatang baru. Terbukti untuk Ceria mempunyai kendala untuk memasuki pangsa pasar yang lebih luas.

Dengan begitu dapat disimpulkan, faktor pendatang baru tidak menjadi ancaman yang besar dalam dunia telekomunikasi di Indonesia.

2. Faktor pesaing di antara pemain industri.

Persaingan bisnis sekarang ini yang semakin ketat mengakibatkan adanya

”perang tarif”, operator-operator yang ada berlomba-lomba untuk menetapkan harga yang paling murah untuk menarik pelanggan. Namun akhir-akhir ini persaingan sudah mulai bergeser ke arah persaingan dalam hal pelayanan (service) dan infrastruktur (network). Dalam hal ini memberikan peluang bagi Smartfren yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz, dimana terpisahnya saluran data dengan saluran suara. Ditambah dengan adanya VAS (value added system), seperti layanan internet dan Blackberry.

3. Faktor pembeli.

Kesamaan jasa yang ditawarkan oleh operator-operator relatif sama. Hal ini menyebabkan kekuatan tawar menawar dari pelanggan atau pengguna jasa telekomunikasi menjadi sangat dominan. Dengan begitu operator-operator

Gambar

Gambar 4.3.2.1 Pembuatan PO RTO pada SAP. Sumber: (divisi business control).
Gambar 4.3.3.2 Pembuatan packing list pada aplikasi e-log.
Gambar 4.3.4.3 Print packing list. Sumber: (divisi business control).
Gambar 4.4.2.2.1 Proses penjualan barang melalui distributor secara kredit.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem penjajaran dokumen rekam medis yang digunakan di UPT Puskesmas Gajahan sudah baik karena sesuai dengan teori yang ada yaitu dengan menggunakan sistem

• Diketahuinya jenis bahan yang digunakan, misalnya Kuda-kuda/gelagar/lantai kayu kelas II, atap seng/genteng beton, dll. a) Desain, berdasarkan hasil Survey kondisi lapangan

Berdasarkan hasil penelitian ini, walaupun tipe yang terbanyak dari laringomalasia adalah tipe 1, namun terdapat tipe lain yang perlu diketahui dari laringomalasia yaitu tipe 2

Jamur-jamur ini merupakan jamur yang terdapat pada paska panen maupun sebelum panen pada tanaman (Sharma et al. Rhizoma dan daun Zingiber officinale menghasilkan essensial

Penyusunan LKj ini merupakan upaya kami untuk menginformasikan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan organisasi perangkat daerah selama tahun 2017, sebagai

Sedangkan pada system EFI suplay bahan bakar saat mesin dalam kondisi dingin akan ditentukan atau diatur oleh ECU (Electronic Control Unit) yang didasarkan pada

o Tugas tata bahasa ilmiah/”SPEKULATIF”: menemukan asas-asas/prinsip-prinsip yang menjadi dasar hubungan antara kata sebagai “TANDA” dengan pikiran manusia di satu

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik dengan metode hafalan dan tabel dalam pembelajaran waris diperoleh nilai rata- rata pre tes 28,65