• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR PEMBEBANAN DAN PENGEMBALIAN (RETUR) OBAT PASIEN RAWAT INAP PADA BALI ROYAL HOSPITAL (BROS) DENPASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSEDUR PEMBEBANAN DAN PENGEMBALIAN (RETUR) OBAT PASIEN RAWAT INAP PADA BALI ROYAL HOSPITAL (BROS) DENPASAR."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PEMBEBANAN DAN PENGEMBALIAN (RETUR) OBAT PASIEN RAWAT INAP PADA BALI ROYAL HOSPITAL (BROS)

DENPASAR

Oleh :

NI KOMANG AYU TRIANA SURYA LESTARI NIM : 1306013009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

(2)

i

PROSEDUR PEMBEBANAN DAN PENGEMBALIAN (RETUR) OBAT PASIEN RAWAT INAP PADA BALI ROYAL HOSPITAL (BROS)

DENPASAR

Oleh :

NI KOMANG AYU TRIANA SURYA LESTARI NIM : 1306013009

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 01 Juni 2016

Tim Penguji : Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. Maria M. Ratna Sari, SE., M.Si., Ak. ……… 2. Sekretaris : Eka Ardhani Sisdyani, SE., M.Com., Ak. ………

Mengetahui,

Ketua Program Pembimbing

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Studi (TAS) yang berjudul “Prosedur Pembebanan dan Pengembalian (Retur) Obat Pasien Rawat Inap Pada Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar”.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan Tugas Akhir Studi (TAS) ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM., selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak I Made Karya Utama, SE., M.Com., Ak, selaku Koordinator Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Program Diploma III.

5. Ibu Dr. Maria M. Ratna Sari, SE., M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir Studi (TAS) yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai dengan selesainya Laporan Tugas Akhir Studi (TAS) ini.

6. Ibu Eka Ardhani Sisdyani, SE., M.Com., Ak., selaku Pembimbing Akademik (PA) selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

8. Bapak dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M.Kes., selaku Direktur Utama Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar yang telah memberikan penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

9. Ibu Ni Wayan Juniati, SE., selaku Kepala Unit Keuangan (Finance) Rumah Sakit Umum Bali Royal yang telah memberikan ruang tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

10.Ibu Dewa Ayu Anik Dewiami, Amd.sek, selaku Kepala Unit Piutang Rumah Sakit Umum Bali Royal yang telah memberikan ruang tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Unit Piutang.

11.Ibu Atik, Ibu Nanik, Ibu Yuni, Mbak Ayu, Mbak Tere, Mbak Rita, Bli Gung Gus, Mbak Dina, Mbak Aris, Mbak Ratna serta seluruh staff karyawan di Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar yang telah mendampingi serta memberikan pengarahan pada saat PKL.

(5)

iv

13.Teman seperjuangan Ni Made Marheni Dwiastari dan Sang Ayu Made Darsini yang sudah memberikan saran dalam 3 tahun perkuliahan dan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir Studi (TAS) ini.

14.Teman-teman Jurusan Akuntansi khususnya kelas Ak 1 Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang selalu sedia berbagi informasi, meluangkan waktu untuk berdiskusi dan selalu memberikan dukungan satu sama lain baik selama perkuliahan berlangsung maupun dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Studi (TAS).

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan semangat dan dorongan selama penyusunan Laporan Tugas Akhir Studi (TAS) ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Studi (TAS) ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian Tugas Akhir Studi (TAS) ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, April 2016

(6)

v

Judul : Prosedur Pembebanan dan Pengembalian (Retur) Obat Pasien Rawat Inap pada Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar

Nama : Ni Komang Ayu Triana Surya Lestari NIM : 1306013009

ABSTRAK

Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar adalah salah satu rumah sakit swasta kelas C yang memberikan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Pelayanan rawat inap pada Rumah Sakit Bali Royal termasuk berkelas VIP keatas yang menyediakan pelayanan yang berkualitas, salah satunya yaitu pemberian obat yang diberikan tepat waktu dan terstuktur kepada pasien. Namun dalam realisasinya, pemberian obat kepada pasien rawat inap tidak seluruhnya dikonsumsi oleh pasien, yang artinya terdapat pengembalian (retur) obat pasien rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung mengenai prosedur pembebanan dan pengembalian (retur) obat pasien rawat inap pada Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar.

Dalam penelitian yang dilakukan jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa prosedur pembebanan dan pengembalian (retur) obat pasien rawat inap yang digunakan sudah sesuai dengan Standard Operating Prosedure (SOP) yang ditentukan oleh pihak manajemen di Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar. Sistem pengolahan data yang digunakan secara manual dan komputerisasi yaitu dengan aplikasi Front Office (My Hospital).

(7)

vi DAFTAR ISI

Isi Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Kegunaan Penelitian ... 3

1.4 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur ... 6

2.1.2 Pengertian Pembebanan ... 11

2.1.3 Pengertian Pengembalian (retur) ... 12

2.1.4 Pengertian Obat ... 13

2.1.5 Pengertian Rawat Inap ... 16

2.1.6 Prosedur Penjualan Kredit dan Retur Penjualan ... 17

2.1.7 Fungsi yang Terkait ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 24

3.2 Obyek Penelitian ... 24

3.3 Identifikasi Variabel ... 24

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 25

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.6 Responden Penelitian ... 26

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 26

3.8 Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitian ... 29

(8)

vii

4.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan ... 37

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

4.2.1 Pembebanan Obat Pasien Rawat Inap ... 45

4.2.1.1 Bagian-Bagian yang Terkait ... 45

4.2.1.2 Dokumen yang Digunakan ... 46

4.2.1.3 Jurnal Pembebanan Obat Pasien Rawat Inap ... 47

4.2.1.4 Prosedur Pembebanan Obat Pasien Rawat Inap ... 47

4.2.2 Pengembalian (Retur) Obat Pasien Rawat Inap ... 50

4.2.2.1 Bagian-Bagian yang Terkait ... 50

4.2.1.2 Dokumen yang Digunakan ... 51

4.2.1.3 Jurnal Pengembalian (Retur) Obat Pasien Rawat Inap ... 51

4.2.1.4 Prosedur Pengembalian (Retur) Obat Pasien Rawat Inap ... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

(9)

viii

DAFTAR TABEL

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Billing Pasien

Lampiran 2 Contoh Blanko Tindakan Medik Rawat Inap Lampiran 3 Contoh Blanko Tindakan Medik UGD Lampiran 4 Contoh Detail Biaya Obat Pasien Lampiran 5 Contoh Form Penjualan

Lampiran 6 Contoh Form Retur Jual

Lampiran 7 Standar Prosedur Operasional Pembebanan Obat Pasien Rawat Inap

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang peranan instansi rumah sakit diperlukan dalam menjaga kesehatan masyarakat. Rumah Sakit merupakan suatu bentuk perusahaan jasa yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta (yayasan) yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Rumah sakit menitikberatkan bukan pada pencapaian tingkat laba atau keuntungan tetapi juga pada pemenuhan pelayanan jasa masyarakat. Rumah sakit pemerintah maupun swasta di Indonesia menyediakan berbagai jenis layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Rumah sakit memiliki berbagai fasilitas medis yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pasien baik pasien rawat jalan ataupun pasien rawat inap. Diantara fasilitas-fasilitas yang disediakan adalah farmasi. Farmasi merupakan bagian penting untuk menyimpan dan menyediakan persediaan obat. Persediaan obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan yang ada di rumah sakit. Besar kecilnya jumlah persediaan akan mempengaruhi jumlah keuntungan yang akan diperoleh. Untuk menjaga agar persediaan obat selalu ada, maka pihak rumah sakit harus memiliki manajemen yang baik untuk mengadakan transaksi pembelian.

(13)

2

layanan rawat inap. Layanan rawat jalan merupakan suatu bentuk pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa harus menginap. Layanan rawat inap merupakan pelayanan perawatan kepada pasien akibat penyakit tertentu dimana pasien diinapkan disuatu ruangan di rumah sakit, pasien dengan layanan rawat inap akan dibebankan obat secara teratur oleh rumah sakit dengan dosis tertentu sesuai kebutuhan pasien.

Pembebanan sediaan farmasi (obat) pada pasien rawat inap harus sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) pada setiap rumah sakit. Standard Operating Procedure (SOP) merupakan segala aturan atau prosedur tertulis yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas di suatu perusahaan, dimana

semua aturan atau prosedur tersebut bersifat standar atau baku sehingga

bersifat mengikat atau harus dipatuhi oleh seluruh karyawan atau pimpinan

perusahaan sehingga pelaksanaan tugas (operasionalisasi) berjalan sesuai

ketentuan atau harapan dan pada akhirnya menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan. Standard Operating Procedure (SOP) mengenai persediaan

sediaan farmasi di rumah sakit menjelaskan mengenai prosedur pembebanan

sediaan farmasi pada pasien rawat jalan maupun rawat inap. Pembebanan

sediaan farmasi pada pasien rawat jalan terbilang pelaksanaannya lancar, tidak

ada suatu kendala pengembalian (retur) sediaan farmasi yang tidak

dikonsumsi oleh pasien. Namun sebaliknya, pembebanan sediaan farmasi

pada pasien rawat inap sering kali diiringi dengan pengembalian (retur)

sediaan farmasi yang tidak dikonsumsi oleh pasien, sehingga terjadilah

(14)

3

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai “Bagaimana Prosedur Pembebanan dan Pengembalian (Retur)

Obat Pasien Rawat Inap Pada Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar?”.

1.2Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar adalah untuk mengetahui prosedur pembebanan dan pengembalian (retur) obat pasien rawat inap pada Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar.

1.3Kegunaan Penelitian

Kegunaan penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan dan masukan dalam penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan prosedur pembebanan dan pengembalian (retur) obat pasien rawat inap pada Bali Royal Hospital (BROS) Denpasar.

b. Bagi Pembaca

(15)

4 1.4Sistematika Penelitian

Penulisan Tugas Akhir Studi (TAS) ini terdiri dari 5 bab yang saling berhubungan satu sama lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan Tugas Akhir Studi (TAS) ini. Sistematika dari masing-masing bab dapat dirinci sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah serta pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan dasar-dasar teori yang mendasari dan berhubungan dengan permasalahan dalam penulisan ini.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini memuat cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini memaparkan lokasi penelitian, obyek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian

(16)

5 Bab V : Simpulan dan Saran

(17)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Prosedur

Prosedur tidak dapat melibatkan aspek financial saja tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Maka setiap perusahaan memerlukan suatu prosedur yang baik untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas operasional sehingga keputusan yang diambil harus tepat, efektif dan efisien agar perusahaan tidak mendapat kerugian dan konsumen tidak dirugikan.

Suatu informasi dari suatu perusahaan terutama informasi mengenai keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan tersebut maka diperlukan suatu sistem informasi yang benar-benar akurat, sehingga sistem informasi tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Oleh karena itu, suatu sistem sudah seharusnya dimiliki oleh setiap perusahaan demi kelangsungan dari perusahaan itu sendiri. Sistem yang disusun untuk suatu perusahaan dapat diproses secara manual maupun dengan komputerisasi.

(18)

7

adalah suatu kerangka dari prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu kesatuan dari prosedur yang diintegrasikan dan diciptakan untuk dapat mengikuti, mencatat dan mengawasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan salah satu bidang akuntansi sehingga tercapai tujuan perusahaan.

Berkaitan dengan pengertian sistem, yaitu sistem merupakan suatu kesatuan dari prosedur yang berkaitan, maka dapat dikemukakan beberapa pengertian prosedur. Menurut Baridwan (2002: 3), prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang saling terkait, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perubahan yang terjadi berulang-ulang. Sedangkan menurut Mulyadi (2010: 3), prosedur adalah suatu kegiatan urutan klerikal yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perubahan secara berulang-ulang.

(19)

8

berulang-ulang agar aman dan lancar. Kegiatan klerikal yang dimaksud adalah kegiatan untuk mencatat informasi dalam formulir buku jurnal dan buku besar yang terdiri dari mendaftar, menulis, memberi kode, melaksanakan, menghitung, memindahkan serta membandingkan informasi yang ada.

2.1.1.1 Karakteristik Prosedur

Berikut ini diuraikan beberapa karakteristik prosedur, diantaranya adalah:

1) Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi.

2) Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin.

3) Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

4) Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.

5) Menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan. 6) Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh

anggota organisasi.

7) Mencegah terjadinya penyimpangan.

2.1.1.2 Manfaat Prosedur

(20)

9

1) Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang.

2) Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang seperlunya saja. 3) Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan

harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.

4) Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien.

5) Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.

2.1.1.3 Pengertian Akuntansi

(21)

10

manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Adapun pengertian akuntansi itu sendiri menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :

1) Menurut American Accounting Association yang diterjemahkan oleh Soemarso S.R (2009: 3) adalah :

“Akuntansi adalah proses mendefinisikan, mengatur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.”

2) Menurut Belkaoui (2006: 50) :

“Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang paling tidak sebagai diantaranya, memiliki sifat keuangan dan selanjutnya menginterpretasikan hasilnya.”

3) Menurut Warren, Reeve dan Fees dalam bukunya Accounting (2006: 10) yang diterjemahkan oleh Farah Mitta dan Hendrawan sebagai berikut :

(22)

11

yang berkepentingan mengenai kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses mendefinisikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi kepada berbagai pihak yang diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai suatu badan usaha kepada berbagai pihak yang bersangkutan.

2.1.2 Pengertian Pembebanan

Dalam Kamus Buku Besar Indonesia (KBBI), pembebanan memiliki arti proses, cara, perbuatan membebani atau membebankan. Beban (expense) sering dijadikan sinonim kata dengan biaya (cost), tetapi menurut Soemarso (2013: 29), beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah.

(23)

12

Menurut IAI dalam bukunya Standar Akuntansi Keuangan (2007:19), mendefinisikan beban atau expense adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

2.1.3 Pengertian Pengembalian (Retur)

Retur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai pengembalian, sedangkan meretur didefinisikan sebagai mengirim kembali; mengembalikan. Retur dalam akuntansi terdiri dari dua, yaitu :

1. Retur Penjualan

Menurut Soemarso (2009: 41), “Retur penjualan adalah barang dagang yang dijual mungkin dikembalikan oleh pelanggan karena kerusakan atau alasan-alasan lain, pelanggan diberikan potongan harga (sales allowance).”

Menurut Mulyadi (2008: p226), “Transaksi retur penjualan terjadi ketika jika perusahaan menerima pengembalian produk dari pelanggan.”

(24)

13

pembeli menerima suatu penggantian barang atau pengurangan harga. Pencatatan retur penjualan dalam jurnal ialah :

Retur Penjualan Rp xxx

- Piutang Dagang Rp xxx

(jurnal untuk mencatat retur penjualan)

2. Retur Pembelian

Menurut Mulyadi (2001: p335), sistem retur pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pemasoknya. Barang yang sudah diterima pemasok terkadang tidak sesuai dengan barang yang dipesan menurut surat order pembelian. Ketidaksesuaian itu terjadi kemungkinan karena barang yang diterima tidak cocok dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order pembelian, barang mengalami kerusakan dalam pengiriman atau barang yang diterima melewati tanggal pengiriman yang dijanjikan oleh pemasok. Pencatatan retur pembelian dalam jurnal ialah :

Hutang Usaha Rp xxx

- Retur Pembelian Rp xxx

(jurnal untuk mencatat retur pembelian)

2.1.4 Pengertian Obat

(25)

14

yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. Menurut Batubara (2008), obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi. Dalam WHO, obat didefinisikan sebagai zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik atau psikis. Sedangkan menurut Kebijakan Obat Nasional (KONAS), obat adalah sediaan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologis atau kondisi patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dari rasa sakit, gejala sakit, dan/atau penyakit, untuk meningkatkan kesehatan, dan kontrasepsi. Dalam pengertian umum, obat adalah suatu substansi yang melalui efek kimianya membawa perubahan dalam fungsi biologik (Katzung, 2007).

(26)

15

dengan reseptor berdasarkan kekuatan atau ikatan kimia. Selain itu, desain obat yang rasional berarti mampu memperkirakan struktur molekular yang tepat berdasarkan jenis reseptor biologisnya. Obat dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Obat bebas dan Obat Bebas Terbatas

Obat bebas merupakan obat yang bisa dibeli bebas di apotik bahkan warung, tanpa resep dokter, ditandai lingkaran hijau bergaris tepi hitam.

Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W = Waarschuwing = peringatan), yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotik, tanpa resep dokter, memakai lingkaran biru bergaris tepi hitam.

2) Obat Keras

Obat keras (dulu disebut obat daftar G = Gevaarlijk = berbahaya), yaitu obat berkhasiat keras yang untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter, memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K didalamnya.

3) Psikotropika dan Narkotika

(27)

16

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia.

2.1.5 Pengertian Rawat Inap

(28)

17

Menurut Azwar (2000), mutu asuhan pelayanan rawat inap dikatakan baik, apabila :

1) Memberikan rasa tentram kepada pasien.

2) Memberikan pelayanan yang profesional dan setiap strata pengelola rumah sakit. Pelayanan bermula sejak masuknya pasien kerumah sakit sampai pasien pulang.

Dari kedua aspek ini dapat diartikan sebagai berikut :

1) Petugas menerima pasien dalam melakukan pelayanan terhadap pasien harus mampu melayani dengan cepat karena mungkin pasien memerlukan penanganan segera.

2) Penanganan pertama dari perawat harus mampu menaruh kepercayaan bahwa pengobatan yang diterima dimulai secara benar.

3) Penanganan para dokter dan perawat yang profesional akan menimbulkan kepercayaan pasien bahwa pasien tidak salah memilih rumah sakit.

4) Ruang yang bersih dan nyaman, memberikan nilai tambah kepada rumah sakit.

5) Peralatan yang memadai dengan operator yang profesional. 6) Lingkungan rumah sakit yang nyaman.

2.1.6 Prosedur Penjualan Kredit dan Retur Penjualan

(29)

18

penjualan. Prosedur ini dirancang untuk transaksi penjualan kredit dan retur penjualan.

2.1.6.1Prosedur Penjualan Kredit

Sistem akuntansi penjualan kredit yaitu penjualan yang

pembayaranya dilakukan setelah penyerahan barang dengan jangka

waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Menurut Mulyadi (2001: 219,220), jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan kredit meliputi:

1) Prosedur order penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli.

2) Prosedur persetujuan kredit

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli dari fungsi kredit.

3) Prosedur pengiriman

(30)

19 4) Prosedur penagihan

Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.

5) Prosedur pencatatan piutang

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang.

6) Prosedur distribusi penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.

7) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode tertentu.

2.1.6.2Prosedur Retur Penjualan

(31)

20

prosedur yang membentuk sistem akuntansi retur penjualan meliputi:

1) Prosedur Pembuatan Memo Kredit

Fungsi penjualan membuat memo kredit yang memberikan

perintah kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang

dari pembeli tersebut dan kepada fungsi akuntansi untuk

mencatat pengurangan piutang kepada pembeli.

2) Prosedur Penerimaan Barang

Atas penerimaan barang tersebut fungsi penerimaan

membuat laporan penerimaan barang untuk melampiri memo

kredit yang dikirim ke fungsi akuntansi.

3) Prosedur Pencatatan Retur Penjualan

Dalam prosedur ini transaksi berkurangnya piutang dagang

dan pendapatan penjualan akibat dari transaksi retur penjualan

oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum atau jurnal retur

penjualan dan kedalam buku pembantu piutang.

2.1.7 Fungsi yang Terkait

(32)

21 1) Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pelanggan, mengedit order dari pelanggan, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman barang. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat back order pada saat tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.

2) Fungsi Kredit

Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

3) Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan serta menyerahkan barang ke bagian pengiriman.

4) Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan.

5) Fungsi Penagihan

(33)

22 6) Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang dari transaksi penjualan kredit, membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, membuat laporan penjualan serta mencatat harga pokok persediaan yang dijual kedalam kartu persediaan. Menurut Mulyadi (2001: p334), fungsi yang terkait dalam sistem retur penjualan adalah :

1) Fungsi Penjualan

Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh pelanggan. Otorisasi penerimaan kembali barang yang telah dijual tersebut dilakukan dengan cara membuat memo kredit yang dikirimkan kepada fungsi penerimaan.

2) Fungsi Penerimaan

Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan.

3) Fungsi Gudang

(34)

23

tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan. Barang yang diterima dari transaksi retur penjualan ini tercatat oleh fungsi gudang dalam kartu gudang.

4) Fungsi Akuntansi

Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan dan pencatatan barang akibat adanya retur penjualan mengenai berkurangnya piutang dan bertambahnya persediaan barang akibat adanya retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan. Selain itu, fungsi akuntansi ini juga bertanggung jawab untuk mengirimkan memo kredit kepada pembeli yang bersangkutan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi interaksi obat pada pasien rawat inap penderita asma di RSUD Dr.. Jenis penelitian ini adalah non-eksperimental dengan

Jenis penyakit penyerta pada pasien asma dengan penyakit penyerta di instalasi rawat inap RSUD Dr. Penggolongan obat antiasma pada Pengobatan asma di instalasi rawat Inap

Berdasarkan tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa penggunaan obat antihipertensi pada semua pasien hipertensi di Instalasi rawat inap Rumah Sakit “X” Sukoharjo Tahun 2013

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa telah terjadi masalah terapi obat pada pasien penderita diabetes melitus komplikasi hipertensi di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa gambaran kinerja petugas dalam pengembalian berkas rawat inap dengan penggunaan tracer di

Tujuan yang dicapai dari penelitian yang dilakukan ini adalah mengetahui bagaimana prosedur penerimaan kas dari pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap bagi pasien umum pada

Skripsi Studi Penggunaan Obat Pada Pasien Hipertensi Rawat Inap … Rani Yunitasari... ADLN Perpustakaan

Presentase Pengembalian Berkas Klaim BPJS Kesehatan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Penyebab tertinggi pengembalian berkas klaim kedua yaitu belum memenuhi