No. RM : √ √ - -
-53.86.41 6 - 6 - 6 3x1 12,5 mg - -
-Usia : √ √ √ √ √
60 Tahun 8 - 8 - 8 2x1 25 mg 1x1 3x1 1x1
Jenis Kelamin : √ √ √ √ √
Pria 8 - 8 - 8 2x1 25 mg 1x1 3x1 1x1
Tanggal Masuk RS : √ √ √ √
-21-Jun-14 8 - 8 - 8 2x1 25 mg 1x1 3x1
-Tanggal Keluar RS : √ √ √ √
-26-Jun-14 8 - 8 - 8 2x1 25 mg 1x1 3x1
-Diagnosa : √ √ √ √
-DM, HT, HF, 10 - 10 - 10 2x1 25 mg 1x1 3x1
-Neuropati
PBJ
1
23-Jun 140/80
-25-Jun 140/90 429 26-Jun 130/90 -22-Jun 140/80 -21-Jun 160/90 302
24-Jun 130/80
TD KGD Novorapid Ramipril Bisoprolol
Data Klinis Catatan Pemakaian Obat
Keterangan
-03-Nop 130/90 -02-Nop 110/70
No. Profil Pasien Tanggal
-2
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Captopril Bisoprolol Glucodex Candesartan
No. RM : √ √ √ - √
54.56.75 3x1 500mg 3x1 25mg 1x1 - 1x1
Usia : - √ √ √ -
-61 Tahun - 3x1 500mg 3x1 25mg 1x1 -
-Jenis Kelamin : - √ √ √ √
-Wanita - 3x1 500mg 3x1 25mg 1x1 1 - 0 - 0
-Tanggal Masuk RS : 13-Sep-14
Tanggal Keluar RS : 15-Sep-14
Diagnosa : DM, HT
PBJ
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 307
14-Sep 150/90 15-Sep 140/90
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan
3
TD KGD
Tanggal Masuk RS : 10-Jul-14
Tanggal Keluar RS : 11-Jul-14
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Indikasi Tidak Terobati
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Captopril Metformin Glucodex Bisoprolol
No. RM : √ √ √ -21- Agust 150/100
-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat
PBJ No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
TD KGD Captopril Novorapid Novomix Aspilet
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat 150/80 337 06-Feb 160/80 -07-Feb
150/80 -05-Feb 140/90
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Glucodex Metformin Captopril Aspilet
No. RM : √ √ √
-52.75.57 3x1 500mg 3x1 2x1 12,5mg
-Usia : √ √ √
-68 Tahun 1 - 1 - 0 3x1 2x1 12,5mg
-Jenis Kelamin : √ √ √
-Wanita 1 - 1 - 0 3x1 2x1 12,5mg
-Tanggal Masuk RS : √ - √ √
14-Feb-14 1 - 1 - 0 - 2x1 12,5mg 1x1
Tanggal Keluar RS : 17-Feb-14
Diagnosa : DM, HT, HF
Keterangan
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat, Kontraindikasi Pemakaian Obat
PBJ 120/90
-17-Feb 160/80
-Catatan Pemakaian Obat
7
14-Feb 160/80 371 15-Feb 140/80 -16-Feb
TD KGD Novorapid Captopril Glucodex Metformin
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Glucodex Metformin Valsartan Amlodipin
No. RM : - √ √ √
54.49.27 - 3x1 500mg 1x1 80mg 1x1 5mg
Usia : √ √ √ √
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat
TD KGD Captopril Metformin Novorapid Bisoprolol
No. RM : √ √ -
-53.71.28 2x1 25mg 3x1 500mg -
-Usia : √ - -
-12- Agust 160/100
-13- Agust 130/100
-14- Agust 130/90
-15- Agust 150/90
-16- Agust 140/90
-PBJ
No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Amlodipin Valsartan Glibenklamid Concor HCT
No. RM : √ √ √ √ √
54.17.03 1x1 1x1 80mg 2x1 2x1 2,5mg 50mg
Usia : √ √ √ √ √
33 Tahun 1x1 1x1 80mg 2x1 2x1 2,5mg 50mg
Jenis Kelamin : √ √ √ √ √
Pria 1x1 1x1 80mg 2x1 2x1 2,5mg 50mg
Tanggal Masuk RS : 2- Aug-14
Tanggal Keluar RS : 4- Aug-14
Diagnosa :
DM, HT, Dislipidemia
Keterangan Catatan Pemakaian Obat
RUJUK 03- Agust 160/90
-04- Agust 130/90 -02- Agust 200/120 288
11
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
TD KGD Metformin Amaryl
No. RM : √ √
54.88.26 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg
Usia : √ √
65 Tahun 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg
Jenis Kelamin : √ √
Wanita 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg
Tanggal Masuk RS : √ √
20-Oct-14 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg
Tanggal Keluar RS : 23-Oct-14
Diagnosa : DM, HT, Tinea
Catatan Pemakaian Obat
Keterangan
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Indikasi Tidak Terobati
PAPS 140/60 438
21-Okt 140/70 316 22-Okt 160/80 -23-Okt 140/60
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
20-Okt
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Amlodipin Novorapid
No. RM : √ √
30-Oct-14 1x1 10mg
-Diagnosa : √
-DM, HT, Gastritis 1x1 10mg
-- √
- 8 - 8 - 6
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
24-Okt 170/90
-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat
13
PBJ 27-Okt 150/80
-TD KGD Captopril Amlodipin Glucodex Ramipril
No. RM : √ √ -
-54.80.81 2x1 12,5mg 1x1 10mg -
-Usia : - - - √
70 Tahun - - - 1x1 2,5mg
Jenis Kelamin : - - √ √
Wanita - - 1 - 0 - 0 1x1 2,5mg
Tanggal Masuk RS : 12-Oct-14
Tanggal Keluar RS : 14-Oct-14
Diagnosa : DM, HT, HF
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan
PAPS
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Tidak Ada
14
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Glucodex Captopril Bisoprolol Aspilet
No. RM : √ √ √ -
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
01-Jul 190/86
-Catatan Pemakaian Obat
Keterangan
PBJ
15
-TD KGD Metformin Amaryl Levemir Captopril Bisoprolol
No. RM : √ - - √
-48.69.52 3x1 500mg - - 3x1 25mg
-Usia : √ √ - -
-46 Tahun 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 - -
-Jenis Kelamin : √ √ - -
-Wanita 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 - -
-Tanggal Masuk RS : √ √ - -
-2-Nov-14 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 - -
-Tanggal Keluar RS : √ - √ √ √
7-Nov-14 2x1 800 - 12 Unit 2x1 12,5mg 1x1
Diagnosa : √ - √ √ √
DM, HT 2x1 800 - 12 Unit 2x1 12,5mg 1x1
04-Nop 160/100 -05-Nop 150/100 -06-Nop 150/110 -07-Nop 170/110
-PBJ
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
02-Nop 210/110 -03-Nop 140/90 273
16
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat
Catatan Pemakaian Obat
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Glucodex Amlodipin Valsartan
No. RM : - √ √
55.29.10 - 1x1 10mg 1x1 160mg
Usia : √ √ √
42 Tahun 1 - 1 - 0 1x1 10mg 1x1 160mg
Jenis Kelamin : √ √ √
Pria 1 - 1 - 0 1x1 10mg 1x1 160mg
Tanggal Masuk RS : √ √ √
4-Dec-14 1 - 1 - 0 1x1 10mg 1x1 160mg
Tanggal Keluar RS : - √ √
8-Dec-14 - 1x1 10mg 1x1 160mg
Diagnosa :
DM, HT, Neuropati
PBJ
17
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat 07-Des 130/80
-08-Des -
-04-Des 180/120
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan
TD KGD Glimepirid Valsartan Bisoprolol Aspilet Clopidogrel
No. RM : √ √ √ √ √
05.61.68 1x1 4mg 1x1 160mg 1x1 1x1 1x1
Usia : √ √ √ √ √
57 Tahun 1x1 4mg 1x1 160mg 1x1 1x1 1x1
Jenis Kelamin : √ √ √ √ √
Pria 1x1 4mg 1x1 160mg 1x1 1x1 1x1
Tanggal Masuk RS : 19-Apr-14
Tanggal Keluar RS : 21-Apr-14
Diagnosa : DM, HT, HF
Keterangan
PBJ 20-Apr 172/99
-21-Apr 170/100
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
19-Apr 160/90 142
18
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat, Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Novorapid Levemir Captopril ISDN
No. RM : √ √ -
-No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis
TD KGD Novorapid Ramipril Bisoprolol Furosemida
No. RM : √ √ √ √
54.92.80 4 - 4 - 0 2x1 2,5mg 1x½ 2x1
Usia : √ √ √ √
75 Tahun 4 - 4 - 0 2x1 2,5mg 1x½ 2x1
Jenis Kelamin : √ √ √ √
Wanita 4 - 4 - 0 2x1 2,5mg 1x½ 2x1
Tanggal Masuk RS : √ √ √ √
25-Oct-14 4 - 4 - 0 2x1 2,5mg 1x½ 2x1
Tanggal Keluar RS : √ √ √ √
29-Oct-14 4 - 4 - 0 2x1 2,5mg 1x½ 2x1
Diagnosa :
DM, HT, Gangren
PAPS
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 26-Okt 130/70
-27-Okt 130/70 94 28-Okt 160/80
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
25-Okt 140/80
-29-Okt 120/80
-20
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat
Catatan Pemakaian Obat
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Captopril Bisoprolol
No. RM : - -
-54.55.73 - -
-Usia : √ -
-70 Tahun 3x1 -
-Jenis Kelamin : √ √ √
Pria 3x1 3x1 25mg 1x1
Tanggal Masuk RS : √ √ √
11-Sep-14 3x1 3x1 25mg 1x1
Tanggal Keluar RS : - √ √
15-Sep-14 - 3x1 25mg 1x1
Diagnosa : DM, HT
Keterangan
PBJ
Catatan Pemakaian Obat
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 190/80
Profil Pasien Tanggal Data Klinis
11-Sep 200/60 -12-Sep 160/80
TD KGD Glucodex Amlodipin Captopril
No. RM : √ √ √
55.42.18 3x1 2x1 5mg 2x1 12,5mg
Usia : 56 Tahun Jenis Kelamin : Pria
Tanggal Masuk RS : 19-Dec-14
Tanggal Keluar RS : 19-Dec-14
Diagnosa :
DM, HT, Hematoma
Catatan Pemakaian Obat
Keterangan
PBJ
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat, Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat
22
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Novorapid Metformin Captopril Bisoprolol
No. RM : √ √ -
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
29-Mei 150/100 320 30-Mei 140/100
-23
TD KGD Novomix Captopril Concor Lasix
- 2x1 12,5mg 2x1 2,5mg 1x1
-29-Des 140/90 -30-Des 130/80
-24
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat 31-Des 130/80
-01-Jan 120/80 -02-Jan 130/80
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Glucodex Amlodipin Captopril Bisoprolol
No. RM : √ √ √ √ √
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 12-Sep 140/80
-13-Sep 120/80 -14-Sep 110/70
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
TD KGD Amaryl Metformin Ramipril Valsartan Bisoprolol Aspilet
No. RM : √ √ √ √ √ √
52.71.81 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1
Usia : √ √ √ √ √ √
68 Tahun 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1
Jenis Kelamin : √ √ √ √ √ √
Pria 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1
Tanggal Masuk RS : √ √ √ √ √ √
10-Feb-14 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1
Tanggal Keluar RS : √ √ √ √ √ √
17-Feb-14 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1
Diagnosa : √ √ √ √ √ √
DM, HT, PJK 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1
√ √ √ √ √ √
2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1
√ √ √ √ √ √
2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1 Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat, Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip,
Kontraindikasi Pemakaian Obat
Catatan Pemakaian Obat
Ket.
PBJ
26
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Novorapid Captopril Bisoprolol Aspilet Valsartan
No. RM : - - - -
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
18- Agust 140/80 -19- Agust 130/70 201 20- Agust 130/70 -21- Agust 130/70 -22- Agust 140/90
-Keterangan Catatan Pemakaian Obat
PBJ
27
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat, Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip 23- Agust 130/80
TD KGD Glucodex Captopril Bisoprolol Furosemid Aspilet
No. RM : - √ √ √ √
52.85.36 - 2x1 25mg 1x1 2x1 1x1
Usia : √ √ √ √ √
57 Tahun 1 - 1 - 0 2x1 25mg 1x1 2x1 1x1
Jenis Kelamin : √ √ √ √ √
Wanita 1 - 1 - 0 2x1 25mg 1x1 2x1 1x1
Tanggal Masuk RS : √ √ √ √ √
26-Feb-14 1 - 1 - 0 3x1 12,5mg 1x1 2x1 1x1
Tanggal Keluar RS : 1-Mar-14
Diagnosa : DM, HT, HF
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan
PBJ
28
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 01-Mar 110/80
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Novorapid Captopril
No. RM : √ -
-53.61.76 3x1 -
-Usia : - √ √
57 Tahun - 12 - 12 - 6 2x1 12,5mg
Jenis Kelamin : - √ √
Pria - 12 - 12 - 6 2x1 12,5mg
Tanggal Masuk RS : - √ √
22-May-14 - 12 - 12 - 6 2x1 12,5mg
Tanggal Keluar RS : - √ √
26-May-14 - 12 - 12 - 6 2x1 12,5mg
Diagnosa :
DM, HT, Multiple Compl.
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
22-Mei 160/110 422
29
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat 26-Mei 120/80
-Catatan Pemakaian Obat
Keterangan
PBJ
23-Mei -
-TD KGD Novorapid Amlodipin Captopril Aspilet Bisoprolol
No. RM : √ √ √ √ √
52.49.69 12 - 12 - 12 1x1 5mg 3x1 25mg 1x1 1x1
Usia : √ √ - - √
51 Tahun 12 - 12 - 12 1x1 5mg - - 1x1
Jenis Kelamin : Wanita
Tanggal Masuk RS : 15-Jan-14
Tanggal Keluar RS : 16-Jan-14
Diagnosa : DM, HT, PJK
Catatan Pemakaian Obat
Keterangan
PBJ
30
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Captopril Novorapid Levemir
No. RM : √ √ -
-53.64.99 3x1 3x1 25mg -
-Usia : √ √ -
-50 Tahun 3x1 3x1 25mg -
-Jenis Kelamin : √ √ √ √
Wanita 3x1 3x1 25mg 10 - 10 - 8 10 Unit
Tanggal Masuk RS : √ √ √ √
26-May-14 3x1 3x1 25mg 10 - 10 - 8 10 Unit
Tanggal Keluar RS : √ √ √ √
30-May-14 3x1 3x1 25mg 10 - 10 - 8 10 Unit
Diagnosa : DM, HT, CHF
27-Mei 170/80
-Catatan Pemakaian Obat
Keterangan
PBJ
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat, Kontraindikasi Pemakaian Obat
31
28-Mei 140/100 -29-Mei 130/90 -30-Mei 150/90
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
TD KGD Captopril Metformin Lasix
No. RM : √ √
-52.40.92 2x1 12,5mg 2x1 500mg
-Usia : √ √
-50 Tahun 2x1 12,5mg 2x1 500mg
-Jenis Kelamin : √ √
-Wanita 2x1 12,5mg 2x1 500mg
-Tanggal Masuk RS : √ √ √
13-Jan-14 2x1 12,5mg 2x1 500mg 1amp/12j
Tanggal Keluar RS : √ √ √
18-Jan-14 2x1 12,5mg 2x1 500mg 1amp/12j
Diagnosa : √ √ √
DM, HT 2x1 12,5mg 2x1 500mg 1amp/12j
13-Jan 170/90 246
18-Jan 130/80
-Catatan Pemakaian Obat
Keterangan
PBJ
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat
32
15-Jan 190/100 -16-Jan 150/100 -17-Jan 120/90
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Amaryl Novorapid Captopril Bisoprolol
No. RM : √ √ - -
-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat, Kontraindikasi Pemakaian Obat
33
TD KGD Glucodex Metformin Amaril Concor
No. RM : √ √ √ √
53.57.98 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg 2x½ 2,5mg
Usia : - √ √ √
64 Tahun - 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg 2x½ 2,5mg
Jenis Kelamin : - √ √ √
Wanita - 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg 2x½ 2,5mg
Tanggal Masuk RS : - √ √ √
19-May-14 - 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg 2x½ 2,5mg
Tanggal Keluar RS : - √ √ √
23-May-14 - 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg 2x½ 2,5mg
Diagnosa : DM, HT, CHF
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat, Kontraindikasi Pemakaian Obat
34
23-Mei 150/80
-Catatan Pemakaian Obat
Keterangan
PBJ 20-Mei 140/90
-21-Mei 160/100 -22-Mei 140/90
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan) TD KGD Metformin Novorapid Captopril Bisoprolol Aspilet
No. RM : √ - - -
-No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis
25-Mei 120/60 493
35
26-Mei 140/90
-27-Mei 110/70 279
- √ √ √ √ - 10 - 10 - 8 2x1 12,5mg 1x1 1x½
- √ √ √
-- 10 - 10 - 8 2x1 12,5mg 1x1
-TD KGD Glucodex Captopril
No. RM : √ √
Tanggal Masuk RS : 17-Jan-14
Tanggal Keluar RS : 18-Jan-14
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
17-Jan 150/90 -18-Jan 130/100 -120/80
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 09-Jun
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Captopril Bisoprolol Novorapid
No. RM : - -
-53.58.64 - -
-Usia : √ √
-62 T ahun 2x1 12,5mg 1x1
-Jenis Kelamin : √ √
-Pria 2x1 12,5mg 1x1
-Tanggal Masuk RS : √ √
-19-May-14 2x1 12,5mg 1x1
-Tanggal Keluar RS : √ √ √
No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis
-√ √ √ 2x1 12,5mg 1x1 8 - 8 - 8
√ √ √
2x1 12,5mg 1x1 8 - 8 - 8
TD KGD Metformin Glucodex Novorapid Ramipril Bisoprolol
No. RM : √ √ √ -
-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 02-Des 100/70 377
03-Des 120/80 -04-Des 150/100
-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
30-Nop 150/80 -01-Des 120/70 -02-Jun 110/73 -03-Jun 118/71
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Levemir Amaril Amlodipin Valsartan Concor
No. RM : √ √ √ √ √ √
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
18-Nop
PBJ
39
-TD KGD Novorapid Captopril Bisoprolol Aspilet Furosemida Ramipril
12-Aug-14 - 3x1 12,5mg 1x½ 1x1 1amp/12j
-Diagnosa : - - √ - - √
12- Agust 110/80
-40
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 09- Agust 110/80
-10- Agust 120/70 -11- Agust 110/80 -06- Agust 140/80 -07- Agust 110/70 -08- Agust 100/60
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan) TD KGD Metformin Glucodex Novorapid Valsartan Amlodipin
No. RM : √ - - - √
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
150/80 349
TD KGD Novorapid Metformin Captopril Amlodipin Bisoprolol Aspilet
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat
Ket. Catatan Pemakaian Obat
PBJ
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Captopril
No. RM : √ √
55.25.56 3x1 500mg 3x1 12,5mg
Usia : √ √
55 Tahun 3x1 500mg 3x1 12,5mg
Jenis Kelamin : √ √
Wanita 3x1 500mg 3x1 12,5mg
Tanggal Masuk RS : √ √
1-Dec-14 3x1 500mg 3x1 12,5mg
Tanggal Keluar RS : √ √
9-Dec-14 3x1 500mg 3x1 12,5mg
Diagnosa : √ √
DM, HT, S ellulitis 3x1 500mg 3x1 12,5mg
√ √
3x1 500mg 3x1 12,5mg
√ √
3x1 500mg 3x1 12,5mg
√ √
3x1 500mg 3x1 12,5mg 06-Des 140/80
-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
TD KGD Glucodex Captopril
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Glucodex Captopril
No. RM : √ - √
53.86.54 3x1 500mg - 3x1 12,5mg
Usia : √ √ √
58 Tahun 2x1 500mg 1 - 0 - 0 2x1 12,5mg
Jenis Kelamin : √ √ √
Wanita 3x1 500mg 1 - 0 - 0 2x1 12,5mg
Tanggal Masuk RS : √ √ √
21-Jun-14 3x1 500mg 1 - 0 - 0 2x1 12,5mg
Tanggal Keluar RS : 24-Jun-14
Diagnosa : DM, HT
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
160/100 337
Keterangan
PBJ
45
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat 22-Jun 140/90 -23-Jun 110/80 -24-Jun 100/70 -21-Jun
TD KGD Novorapid Levemir Furosemida spironolactone Concor ISDN
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Novorapid Captopril Amlodipin Aspilet
No. RM : √ √ √ √ √
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
13-Jul 150/90
TD KGD Glucodex Captopril Amlodipin Bisoprolol
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Metformin Novorapid Captopril Amlodipin Bisoprolol Aspilet
No. RM : √ √ √ √ √ √
51.04.78 2x1 6 - 6 - 6 3x1 25mg 1x1 5mg 1x1 1x1
Usia : - √ √ - √ √
52 Tahun - 6 - 6 - 6 3x1 25mg - 1x1 1x1
Jenis Kelamin : - √ √ - √ √
Wanita - 6 - 6 - 6 3x1 25mg - 1x1 1x1
Tanggal Masuk RS : - √ √ - √ √
4-Jul-14 - 6 - 6 - 6 3x1 25mg - 1x1 1x1
Tanggal Keluar RS : - √ √ - √ √
8-Jul-14 - 6 - 6 - 6 3x1 25mg - 1x1 1x1
Diagnosa :
DM, HT, Osteoarthritis
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
04-Jul 180/90
-49
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 05-Jul 150/90
-06-Jul 170/80 -07-Jul 160/70 -08-Jul 140/80
-Ket. Catatan Pemakaian Obat
TD KGD Glucodex Ramipril Hytrin Cardura Captopril Amlodipin
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Novorapid Levemir Amlodipin
No. RM : √ √ √
53.89.22 8 - 8 - 6 4 Unit 1x1 5mg
Usia : √ √ √
50 Tahun 8 - 8 - 6 4 Unit 1x1 5mg
Jenis Kelamin : Wanita
Tanggal Masuk RS : 24-Jun-14
Tanggal Keluar RS : 25-Jun-14
Diagnosa : DM, HT
Catatan Pemakaian Obat
Keterangan
PBJ
51
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
-TD KGD Novorapid Ramipril Bisoprolol Aspilet ISDN No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Novorapid Ramipril Bisoprolol Aspilet
No. RM : √ √ √ √
Tanggal Keluar RS : 30-Jun-14
Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
-TD KGD Glucodex Novorapid Captopril Bisoprolol
No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis
-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
- √ √ √
- 12 - 12 - 10 3x1 25mg 1x1
- √ √ √
- 12 - 12 - 10 3x1 25mg 1x1 140/90
150/100
-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 19-Mar
TD KGD Novorapid Captopril Valsartan Amlodi pin Bisoprolol Aspilet No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis
13- Agust 240/110 385
14- Agust 170/87
-15- Agust 190/110
-16- Agust 210/110
-Catatan Pemakaian Obat 17- Agust 217/110
-18- Agust 200/100
-19- Agust
20- Agust
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Novorapid Ramipril
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
01-Jul 160/100 -02-Jul 180/100
-56
Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)
TD KGD Novorapid Captopril Bisoprolol ISDN
No. RM : √ √ √
-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat
No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis
-Lampiran 3. Tabel Potensial Interaksi Obat Yang Terjadi
No. Potensial
Interaksi Obat Keterangan
1 ACE – Inhibitor + Insulin
Efek hipoglikemik dari insulin dapat dipotensiasi oleh Aspilet. Aspilet mungkin meningkatkan resiko terjadinya hipoglikemia dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin.
2 Beta Blocker + Insulin
Beta Blocker mungkin menghambat beberapa respon fisiologis normal terhadap hipoglikemi. Gejala
hipoglikemi seperti tremor dan takikardia menjadi tidak ada sehingga membuat sulit pasien untuk mengenali episode selanjutnya.
3 ACE – Inhibitor + Aspilet
Pemberian bersamaan ACE – Inhibitor dengan aspilet dapat melemahkan efek hipotensi dan vasodilator dari ACE – Inhibitor. Mekanismenya adalah penghambatan aspirin terhadap enzim cyclooxigenase, menghasilkan penekanan dari pembentukan prostaglandin dari ACE – Inhibitor.
4 Beta Blocker + Aspilet
Beta Blocker dapat mendesak efek antiplatelet dari Aspirin yang mungkin menjadi aditif dengan beberapa efek dari salisilat.
5 ACE – Inhibitor + Sulfonilurea
Efek hipoglikemik dari insulin dapat dipotensiasi oleh Aspilet. Aspilet mungkin meningkatkan resiko terjadinya hipoglikemia dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin.
6 ACE – Inhibitor + Metformin
Efek hipoglikemik dari insulin dapat dipotensiasi oleh Aspilet. Aspilet mungkin meningkatkan resiko terjadinya hipoglikemia dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin.
7 Aspilet + Insulin Efek hipoglikemik dari insulin dapat dipotensiasi oleh Aspilet. Aspilet mungkin meningkatkan resiko terjadinya hipoglikemia dengan cara menstimulasi sekresi insulin.
8 Beta Blocker + Sulfonilurea
Beta Blocker mungkin menghambat beberapa respon fisiologis normal terhadap hipoglikemi. Gejala
hipoglikemi seperti tremor dan takikardia menjadi tidak ada sehingga membuat sulit pasien untuk mengenali episode selanjutnya.
9 Beta Blocker + Metformin
Beta Blocker mungkin menghambat beberapa respon fisiologis normal terhadap hipoglikemi. Gejala
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Terapi Penggunaan Anti Diabetes
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Terapi Penggunaan Anti Hipertensi
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Masalah Terapi Obat - Indikasi Tidak Terobati
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 Kasus 2 1,3 100,0 100,0
Missing System 148 98,7
Total 150 100,0
Masalah Terapi Obat - Kontraindikasi Pemakaian Obat
Frequency Percent Valid Percent
Masalah Terapi Obat - Obat Dengan Mekasnisme Kerja Mirip
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pemilihan Obat Yang
Kurang Tepat
Obat Dengan Mekanisme
DAFTAR PUSTAKA
ADA. (2015). Statistics About Diabetes – AmericanDiabetes Association. http://www.diabetes.org/diabetes-basics/statistics/. Accessed on October 10, 2015.
AMA. (2013). 2014 Evidence-Based Guideline For The Management Of High
Blood Pressure in Adults from JNC 8. American Medical Association.
Page E10.
Dewoto, H.R. (2011). Antikoagulan, Antitrombotik, Trombolitik, dan Hemostatik dalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 813,814.
Diabetes Spectrum. (2009). Metformin Use In Patients With Diabetes And Heart
Failure: Cause For Concern?. Diabetes Spectrum, Volume 22, Number 1.
Page 19.
Drugs.com. (2015).Drug
Interactions.http://www.drugs.com/drug_interactions.php. Accessed on
October 10, 2015.
Hearts.org. (2015).Cardiovascular Disease & Diabetes.http://www.heart.org/ Heartorg/Conditions/Diabetes. Accessed on December 6, 2105.
Huri, H.Z. and Hoo F.W. (2013).Drug Related Problems in Type 2 Diabetes
Patients with Hypertension: a Cross-Sectional Retrospective Study. Kuala
Lumpur: University of Malaya. Page 1.
Mil, F.V. (2005).Drug Related Problems: A Cornerstone For Pharmaceutical
Care. Journal Of The Malta College Of Pharmacy Practice. Issue 10
Summer. Page 5.
Nafrialdi.(2011). Antihipertensi; Diuretik dan Antidiuretik dalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 341-360, 389-409.
Notoatmodjo, S. (2010).MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 27, 35, 41, 120.
PCNE. (2006). PCNE Classification For Drug Related Problems. V5.01. Pharmaceutical Care Network Europe Foundation.Page 2.
http://www.rsud.langsakota.go.id. Diakses tanggal 10 Oktober 2015. Saseen, J.J. and Eric J. Maclaughlin. (2011). Hypertension in Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach. 8th Edition. USA: Mc-GrawHills Companies. Pages 101 - 135.
Setiyawati, A. dan Sulistia G. (2011).Penghambat Adrenergikdalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 89-92.
Siregar, C.J.P. dan Amalia L. (2004). Farmasi Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Halaman 346-347.
Suherman, S.K. dan Nafrialdi.(2011). Insulin dan Antidiabetik Oraldalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 481-492.
Suyatna, F.D. (2011). Antianginadalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 391-393.
Tempo Gaya.(2015). Indonesia Peringkat 5 Jumlah Penderita Diabetes - Tempo
Gaya.http://gaya.tempo.co/read/news/2014/11/14/060621870/indonesia-peringkat-5-jumlah-penderita-diabetes. Diakses tanggal 10 Oktober 2015. Triplitt, C.L. and Charles A. Reasner. (2011). Diabetes Mellitus in
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. 8th Edition. USA: Mc-GrawHills Companies. Pages 1255 - 1301.
WHO.(2015). WHO. http://www.who.int/en/. Accessed on October 10, 2015. Zahara, F. (2011).Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011. Medan: Universitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 JenisPenelitian
Penelitianinimerupakanpenelitian yang bersifatdeskriptif, yaknipenelitian yang
bertujuanuntukmendapatkangambaranataudeskripsisuatukeadaansecaraobjektif.M etodependekatan yang digunakanialahmetodeCase Controldimana sebab (penyakitatau status kesehatan dan pengobatan yang diberikan) diidentifikasiadaatauterjadinyapadawaktu yang lalu, kemudian akibat (MTO yang
terjadi) diidentifikasipadasaat ini.Pengambilan data
dilakukansecararetrospektifdimanapenelitianakanmengkajiinformasidanmengump ulkan data yang telahadasebelumnyalalu data tersebutditelaah (Notoatmodjo, 2010).
3.2 WaktudanLokasiPenelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Langsa dimulai dari tanggal 18 Agustus 2015 sampai dengan 28 September 2015.Alasanpemilihan lokasi penelitian adalah populasipenelitian di RSUD Kota Langsa dianggap cukupmemadaisehinggamemudahkanuntukdilakukanpenelitian.
3.3 PopulasidanSampel
3.3.1 Populasi
inklusidantidakmemenuhi kriteria eksklusi.
Kriteriainklusiadalah kriteria atauciri-ciri yang
perludipenuhiolehsetiapanggotapopulasi yang dapatdiambilsebagaisampel.Kriteriaeksklusiadalahciri-cirianggotapopulasi yang
tidakdapatdiambilmenjadisampel (Notoatmodjo, 2010). Adapun yang menjadi kriteria inklusi adalah:
a. rekam medis pasien yang didiagnosa menderita diabetes melitus dan hipertensi dengan atau tanpa penyakit penyerta lainnya.
b. rekam medis pasien yang menerima paling tidak satu obat anti diabetes dan obat anti hipertensi atau bahkan tidak sama sekali namun pasien didiagnosa menderita penyakit tersebut.
c. rekam medis yang memuat data lengkap
Adapun yang menjadi kriteria eksklusi adalah:
a. rekam medis yang tidak memenuhi ketiga syarat kriteria inklusi. b. rekam medis dengan data yang hilang.
3.3.2 Sampel
Pengambilansampeldilakukandenganteknikacaksederhana (Simple Random
Sampling) dimanasemuaanggotaatau unit daripopulasimempunyaikesempatan
yang samauntukdiseleksisebagaisampel (Notoatmodjo, 2010).
3.4 InstrumenPenelitian
3.4.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan di dalampenelitian ini adalah data sekunder beruparekam medis pasienpenderita diabetes melitus komplikasihipertensi di ruangrawatinap RSUD Kota Langsa tahun 2014.
3.4.2 TeknikPengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukandengancaramengumpulkanrekam medis pasienpenderita diabetes melitus komplikasihipertensi di ruangrawatinap RSUD Kota Langsa tahun 2014. Data yang dikumpulkankemudiandiolahberdasarkan karakteristik yang sama dari pasien, penggunaan terapi obat pasien, dan juga masalah terapi obat yang terjadi pada pasien.
3.5 RencanaPengelolaandanAnalisis Data
Data yang telahdikumpulkankemudiandianalisissecaradeskriptif. Tabeldangrafikakandisajikanuntukmenggambarkan data yang bersifatkuantitatifdanuraianakandisajikanuntukmenggambarkan data yang
bersifatkualitatif. Adapunrencanapengelolaan data penelitianakandigambarkansepertiini: PengumpulanRekam Medis Pasien
SeleksidanPengelompokan Data
Gambar 3.1Skemarencanapengelolaan data
3.6 DefinisiOperasional
a. Diabetes melitus komplikasi hipertensi merupakan suatu keadaan penyakit komplikasi dimana kadar glukosa darah tinggi dan tekanan darah seseorang tinggi secara persisten.
b. Pasien penderita diabetes melitus komplikasi hipertensi yang dimaksudadalahsemuapasienpenderita diabetes melitus komplikasi hipertensi di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa tahun 2014 yang selanjutnya akan disebut sebagai kasus.
c. Terapiobat yang dimaksudadalahsemuaobat yang
diberikanpadapasienpenderita diabetes melitus komplikasihipertensi di ruangrawatinap RSUD Kota Langsa tahun2014.
d. Masalah Terapi Obat (MTO) adalah suatu kejadian atau keadaan yang melibatkan pemakaian obat yang sebenarnya atau berkemungkinan menimbulkan gangguan pada hasil terapi yang diharapkan.
e. Pemilihan obat yang kurang tepat merupakan suatu kejadian MTO yang timbul akibat pemberian obat kepada pasien tidak mengikuti algoritma terapi yang dianjurkan oleh panduan dan pendapat para ahli.
f. Indikasi tidak terobati merupakan suatu kejadian MTO dimana pasien didiagnosa memiliki suatu penyakit namun tidak diberikan obat untuk
g. Obat dengan mekanisme kerja mirip merupakan suatu kejadian MTO dimana terdapat dua atau lebih obat diberikan namun keduanya memiliki kesamaan atau mirip dalam hal mekanisme kerja secara farmakologi.
h. Kontraindikasi pemakaian obat merupakan suatu kejadian MTO dimana terdapat suatu obat yang diberikan kepada pasien namun obat itu memiliki pertentangan terhadap penyakit yang diderita oleh pasien.
i. Potensial interaksi obat merupakan suatu kejadian MTO dimana bila kombinasi dua atau lebih macam obat diberikan secara bersamaan, maka kemungkinan akan munculnya interaksi obat bisa saja terjadi.
3.7 LangkahPenelitian
Penelitianiniakandilakukandenganlangkah-langkahsepertiberikut:
a. memintarekomendasiDekan Fakultas Farmasi USU untuk dapat melakukan penelitian di RSUD Kota Langsa.
b. menghubungi Direktur Utama RSUD Kota Langsa untuk mendapatkan izin melakukan penelitian dan pengambilan data, dengan membawa surat rekomendasi dari fakultas.
c. mengumpulkan data berupa rekam medis yang tersedia di RSUD Kota Langsa d. menganalisis data dan informasi yang diperoleh sehingga didapatkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik dan Distribusi Data Pasien Penderita Diabetes Melitus
Komplikasi Hipertensi
Proses pengolahan data dimulai dengan menyeleksi subjek penelitian yang telah dikumpulkan. Subjek penelitian diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Data yang diambil dari subjek penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi antara lain nomor rekam medis, usia, jenis kelamin, lama perawatan di rumah sakit, diagnosa penyakit termasuk penyakit penyerta lainnya, hasil pemeriksaan klinis seperti tekanan darah dan kadar gula darah, dan juga catatan pemakaian obat pada pasien.
Data yang telah diambil lalu didistribusikan berdasarkan kelompok yang memiliki kesamaan karakteristik antara semua pasien, yakni usia, jenis kelamin, dan lama perawatan di rumah sakit. Data tersebut lalu disajikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Data Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi
Hipertensi (N= 57)
No. Karakteristik Keterangan Jumlah
1 Jenis Kelamin Pria 21
Wanita 36
Jumlah 57
2 Usia
Produktif (≤65 Tahun) 41 Non-Produktif (>65
Tahun) 16
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui distribusi jenis kelamin pada pasien yaitu pria sebanyak 21 orang (36,84%) dan wanita sebanyak 36 orang (63,15%). Dapat diketahui pula dari karakteristik usia, jumlah pasien yang masuk pada kategori usia produktif (≤65 tahun) sebanyak 41 pasien (71,92%) dan pada kategori usia non-produktif (>65 tahun) sebanyak 16 pasien (28,07%). Berdasarkan waktu lama perawatan di RS, sebanyak 37 pasien dirawat selama ≤7 hari (atau sekitar 64,91%) dan sebanyak 20 pasien (atau sekitar 35,08%) dirawat >7 hari.
Beberapa pasien penderita diabetes melitus komplikasi hipertensi juga mempunyai penyakit penyerta lainnya.Penyakit penyerta tersebut disebabkan banyak pasien telah berusia lanjut sehingga kemungkinan mengalami multiple
complication juga semakin tinggi.
Gambar 4.1 Gambaran Penyakit Penyerta Pada Pasien Penderita Diabetes
Melitus Komplikasi Hipertensi di RSUD Kota Langsa Tahun 2014 Keterangan: Tiap pasien dapat memiliki lebih dari satu penyakit penyerta atau
tidak didiagnosa penyakit penyerta sama sekali. 36,84%
21,05% 22,80%
Penyakit Jantung Neuropati
menderita penyakit jantung. Penyakit jantung yang diderita bisa berupa heart
failure, congestive heart failure, maupun penyakit jantung koroner. Sekitar
22,80% pasien menderita neuropati sebagai penyakit penyertanya. Selain kedua penyakit tersebut, pasien juga memiliki penyakit penyerta lain seperti tuberkolosis, hematoma, tinea, tumor, gastritis, dan lain-lain. Namun dikarenakan besaran angka yang terjadi sangat kecil, maka penulis membuat satu kategori lain yakni ‘Lainnya’ sebagai gabungan dari beberapa penyakit penyerta tersebut.
4.2 Gambaran Penggunaan Obat Anti Diabetes Pada Pasien
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, gambaran penggunaan obat anti diabetes pada pasien dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Gambaran Penggunaan Obat Anti Diabetes Pada Pasien Penderita
Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014
Terapi Golongan & Nama Obat Jumlah
Resep Persentase
Tunggal
Insulin (Aspart, Aspart +
Proaminated Aspart, Detemir) 28 46,66%
Biguanid (Metformin) 5 8,33%
Sulfonilurea (Gliklazid, Glimepirid) 14 23,33%
Total Penggunaan Obat Tunggal 47 78,33%
Kombinasi 2 Obat
Sulfonilurea + Biguanid 10 16,66%
Insulin + Biguanid 2 3,33%
Total Penggunaan Kombinasi 2 Obat 12 20%
Kombinasi 3
Obat Insulin + Biguanid + Sulfonilurea 1 1,66%
Total Penggunaan Kombinasi 3 Obat 1 1,66%
Total Seluruhnya 60 100%
sekitar 46,66%. Pemberian obat tunggal golongan sulfonilurea mencapai peringkat kedua dari obat anti diabetes yang paling sering digunakan, yakni sekitar 14 resep atau sekitar 23,33%. Kombinasi dari sulfonilurea dan biguanid merupakan kombinasi ketiga terbanyak yang diberikan kepada pasien, yakni sekitar 10 resep atau sekitar 16,66%.
Menurut algoritma terapi, pemberian terapi tungggal obat anti diabetes yang diberikan kepada pasien bisa berupa obat dari golongan sulfonilurea, biguanid, atau insulin saja.Untuk kombinasi 2 obat, dapat digunakan kombinasi dari obat golongan sulfonilurea, dan metformin. Dari data yang ditunjukkan lalu dibandingkan dengan algoritma terapi, maka bisa dikatakan pengobatan yang diberikan untuk mengontrol kadar gula darah pasien sudah tepat terapi (Triplitt, 2011).
4.3 Gambaran Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien
Penyakit Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014
Terapi Golongan& Nama Obat Jumlah Resep Persentase
Tunggal
ACE – I (Captopril,
Ramipril) 12 21,42%
CCB (Amlodipin) 3 5,35%
Lainnya 2 3,57%
Total Penggunaan Obat Tunggal 17 30,35%
Kombinasi 2 Obat
ACE – I (Captopril/Ramipril)
+ BB (Bisoprolol) 11 19,64%
ARB (Valsartan) + CCB
(Amlodipin) 2 3,57%
Lainnya 4 7,14%
Total Penggunaan Kombinasi 2 Obat 17 30,35%
Kombinasi 3 Obat
ACE – I (Captopril/Ramipril) + BB (Bisprolol) + Anti Koagulan
(Aspilet/Clopidogrel)
5 8,92%
ACE – I (Captopril/Ramipril) + BB (Bisprolol) + Diuretik (Furosemid/Spironolacton)
2 3,57%
Lainnya 4 7,14%
Total Penggunaan Kombinasi 3 Obat 11 19,64
Kombinasi 4 Obat
ACE – I
(Captopril/Ramipril) + ARB (Valsartan) + BB
(Bisoprolol) + Anti Koagulan
(Aspilet/Clopidogrel)
3 5,35%
Lainnya 8 14,28%
Total Penggunaan Kombinasi 4 Obat 11 19,64
Total Seluruhnya 56 100%
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat pemberian obat anti hipertensi yang paling banyak diberikan adalah pemberian obat tunggal golongan ACE – I. Pemberian obat ini mencapai 12 resep atau mencapai sekitar 21,42%. Kombinasi 2 obat yakni golongan obat ACE – I dan BB menjadi terapi kedua yang paling banyak diberikan yakni sekitar 11 resep atau sekitar 19,64%. Pemberian kombinasi 3 obat yakni obat anti hipertensi golongan ACE – I, BB, dan juga antikoagulan sebanyak 5 resep atau sekitar 8,92% menjadi terapi obat antihipertensi ketiga yang paling banyak diberikan.
Penatalaksanaan terapi hipertensi sendiri menurut (Saseen and Maclaughlin, 2011) bisa menggunakan bermacam-macam kombinasi obat.Menurut algoritma terapi pada pasien hipertensi dengan penyakit diabetes melitus sebagai penyakit penyerta, ACE – Inhibitor(ACE – I) atauAngiotensin
Receptor Blocker(ARB) menjadi terapi pertama yang diberikan, menyusul
setelahnya diuretik, Calcium Channel Blocker(CCB) dan Beta Blocker(BB). Untuk pembahasan mengenai pemberian obat anti hipertensi, penulis akan membahas di sub bab selanjutnya.
4.4 Telaah Masalah Terapi Obat
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukanpenulis mendapatkan gambaran masalah terapi obat secara umum yang terjadi pada pasien yang dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Gambaran Masalah Terapi Obat Pada Pasien Penderita Diabetes
Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014
Masalah Terapi Obat Jumlah Kasus Persentase
kategori masalah terapi obat yang terjadi. Kelima kategori masalah terapi obat tersebut adalah pemilihan obat yang kurang tepat, kontraindikasi pemakaian obat, obat dengan mekanisme kerja mirip, indikasi tidak terobati, dan potensial interaksi obat.Gambaran dari masalah terapi obat yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Gambaran Masalah Terapi ObatPer Kategori Pada Pasien Penderita
Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014
No Kode Masalah Terapi Obat Jumlah Resep Persentase
1 P2.1 Pemilihan obat yang kurang tepat 39 38,61%
2 P2.6 Indikasi tidak terobati 2 1,98%
3 P2.4 Kontraindikasi pemakaian obat 7 6,93% 4 P2.3 Obat dengan mekanisme kerja mirip 4 3,96%
5 P5.1 Potensial interaksi obat 49 48,51%
Total Seluruh Masalah Terapi Obat 101 100%
Catatan: Jumlah resep merupakan gabungan dari semua terapi yang diterima pasien selama perawatan lalu dianggap mewakili terapi yang diterima oleh pasien
4.4.1 Telaah Masalah Terapi Obat – Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat
(P2.1)
Pemilihan obat yang kurang tepat seringkali terjadi kepada pasien yang menerima lebih dari satu jenis obat yang dikombinasikan agar didapatkan hasil terapi yang lebih baik ataupun lebih cepat.Biasanya terdapat suatu algoritma pengobatan yang memiliki first line therapy, add-on therapy, dan selanjutnya. Pemberian obat yang tidak mengikuti algoritma terapi tersebut seringkali menjadi masalah terapi obat yang akan mengurangi hasil terapi yang diharapkan atau bisa menimbulkan suatu masalah baru dalam proses pengobatan.
Tabel 4.6 Gambaran Masalah Terapi Obat – Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat
Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014
No. Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat Jumlah Resep Persentase Kombinasi Terapi
Total Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat 39 100%
Total Dari Seluruh Masalah Terapi Obat 39 38,61%
Keterangan: AB = Alpha Blocker
hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes melitus, first line therapy yang diberikan adalah obat-obat golongan ACE – I(contoh: Captopril, Ramipril) atau obat golongan ARB (contoh: Valsartan, Candesartan). Untuk terapi selanjutnya diberikan obat golongan diuretik (contoh: Furosemid, Hidroklortiazid, dan lainnya), kemudian obat golongan CCB(contoh: Amlodipin) dan yang terakhir ialah obat golongan BB (contoh: Bisoprolol). Namun yang seringkali terjadi adalah pemberian obat anti hipertensi golongan BB yang langsung menjadi
add-on therapy pada pasien. Selain itu, didapat juga pemberian obat goladd-ongan Alpha
Blocker(contoh: Hytrin, Cardura) yang seharusnya tidak masuk kedalam algoritma
terapi sehingga pemberian obat tersebut masuk kedalam masalah terapi obat yakni pemilihan obat yang kurang tepat.
homeostasis tubuh dalam meningkatkan kadar glukosa darah apabila terjadi kondisi hipoglikemia (Saseen and Maclaughlin, 2011).
4.4.2 Telaah Masalah Terapi Obat – Indikasi Tidak Terobati (P2.6)
Indikasi tidak terobati merupakan suatu masalah terapi obat yang muncul akibat tidak dilakukannya pemberian terapi kepada pasien yang telah didiagnosa penyakit tersebut.Hal ini seringkali terjadi karena kesalahan pada manusia (human
error) maupun hal yang bersifat tidak disengaja.
Tabel 4.7 Gambaran Masalah Terapi Obat – Indikasi Tidak Terobati Pada Pasien
Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014
No No. RM Diagnosa TD Pemberian
Obat
Jumlah
Resep Persentase
1 54.00.10 DM, HT,
Total Indikasi Tidak Terobati 2 100%
Total Dari Seluruh Masalah Terapi Obat 2 1,98%
pengobatan indikasi yang terjadi pada pasien (AMA, 2013).
4.4.3 Telaah Masalah Terapi Obat – Kontraindikasi Pemakaian Obat (P2.4)
Setiap obat seringkali memiliki kontraindikasi, yang artinya obat tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien yang memiliki suatu keadaan atau penyakit khusus yang kemungkinan bisa menimbulkan suatu toksisitas maupun efek samping obat yang berbahaya bagi pasien.
Tabel 4.8 Gambaran Masalah Terapi Obat – Kontraindikasi Pemakaian Obat Pada
Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014
No. No. RM Diagnosa Pasien Pemberian Obat
Jumlah
Resep Persentase
1 48.67.32 DM, HT, HF Metformin 1 14,28%
Total Kontraindikasi Pemakaian Obat 7 100%
Total Dari Seluruh Masalah Terapi Obat 7 6,93%
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa terjadi 7 kasus atau sekitar 6,93%dimana diberikan Metformin kepada pasien yang memiliki penyakit jantung, baik itu heart failure, congestive heart failure, maupun penyakit jantung koroner.
dapat menyebabkan tubuh mengalami mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan sebagai gejala awal dan dapat menjadi stupor, koma, dan kejang bila dalam kondisi ekstrim (Diabetes Spectrum, 2009).
4.4.4 Telaah Masalah Terapi Obat – Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip
(P2.3)
Banyaknya golongan obat dan penggunaan kombinasi obat seringkali menimbulkan kemungkinan dua obat yang memiliki mekanisme kerjamirip diberikan pada saat yang bersamaan.Hal ini tentu saja menjadi suatu masalah terapi obat dikarenakan kemungkinan risiko efek samping bisa saja muncul dan membahayakan bagi pasien.
Tabel 4.9 Gambaran Masalah Terapi Obat – Obat Dengan Mekanisme Kerja
Mirip Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014
No. Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip Jumlah Resep Persentase
1 Captopril + Valsartan 2 50%
2 Aspilet + Clopidogrel 1 25%
3 Furosemid + Spironolakton 1 25%
Total Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip 4 100%
Total Dari Seluruh Masalah Terapi Obat 4 3,96%
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa terjadi empat kasus pemberian obat dengan mekanisme kerja mirip. Pemberian Captopril dan Valsartan menjadi kasus yang terbanyak dijumpai, yakni sekitar dua kasus (50%) diikuti dengan pemberian Aspilet – Clopidogrel (1 kasus atau 25%) dan Furosemid – Spironolakton (1 kasus atau 25%).Analisis tersebut didasarkan atas pertimbangan penulis karena semua obat yang disebutkan memiliki mekanisme kerja mirip.
berbahaya dan menimbulkan efek samping seperti hiperkalemia, hipotensi,
syncope, dan gangguan ginjal.Penelitian juga menyebutkan bahwa tidak terdapat
keuntungan terapi bila kedua obat tersebut dikombinasikan (Drugs.com, 2015).
4.4.5 Telaah Masalah Terapi Obat – Potensial Interaksi Obat (P5.1)
Pemberian lebih dari satu obat atau polifarmasi seringkali menimbulkan interaksi obat.Bila dilihat dari efek yang dihasilkan, interaksi obat terbagi atas dua, interaksi obat yang bersifat menguntungkan (biasanya bersifat sinergisme) atau bersifat merugikan (antagonis).Namun bila hasil interaksi obat yang dihasilkan dapat menimbulkan kerugian bagi pasien, maka hal itu menjadi suatu masalah terapi obat.
Tabel 4.10 Gambaran Masalah Terapi Obat – Potensial Interaksi Obat Pada
Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014
No. Potensial Interaksi Obat Jumlah R/ Persentase
1 ACE – I + Insulin 27 18%
Total Potensial Interaksi Obat 150 100%
Total Dari Seluruh Masalah Terapi Obat 49 48,51%
golongan BBdan Insulin menjadi potensial interaksi obat selanjutnya yang paling sering terjadi (22 R/ atau 14,66%) dan hasil lainnya telah tercatat pada Tabel 4.10.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
a. Terdapat masalah terapi obat pada pasien penderita diabetes melitus komplikasi hipertensi di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa tahun 2014. b. Masalah terapi obat terjadi sebanyak 56 kasus dari 57 kasus dengan rincian:
pemilihan obat yang kurang tepat (38,61%), kontraindikasi pemakaian obat (6,93%), indikasi tidak terobati (1,98%), obat dengan mekanisme kerja mirip (3,96%) dan potensial interaksi obat (48,51%).
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menyarankan beberapa hal seperti:
a. Sebaiknya diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan untuk terjun langsungdan lebih menerapkan penatalaksanaan terapi obat yang tepat sehingga risiko munculnya masalah terapi obat bisa berkurang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok dari penyakit metabolisme, baik itu metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang disebabkan oleh penurunan dari fungsi insulin pada proses sekresi insulin, aktivitas insulin (sensitivitas), maupun keduanya (Triplitt, 2011). Hipertensi merupakan suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah arteri secara persisten (Saseen and Maclaughlin, 2011).
2.1.1 Patofisiologi Penyakit
Hubungan antara resistensi insulin dengan faktor risiko kejadian kardiovaskuler termasuk hiperinsulinemia, hipertensi, obesitas, dislipidemia, dan kelainan pembekuan darah telah diklasifikasikan dengan banyak sebutan, termasuk “sindrom resistensi insulin,” dan “sindrom metabolik.” Seringkali yang menjadi parameter bagi seseorang dikatakan memiliki sindrom metabolik adalah seseorang yang mengalami obesitas disertai dua dari tiga kondisi lainnya, yakni diabetes melitus, dislipidemia, dan hipertensi (Triplitt, 2011).
Diabetes melitus merupakan penyakit yang dapat ditangani. Walaupun kadar glukosa darah dapat dikontrol, tetap saja risiko seseorang untuk mengalami penyakit kardiovaskuler masih sangat tinggi. Hal ini diakibatkanseseorang yang memiliki diabetes melitus juga memiliki beberapa kondisilain, yakni:
a. Hipertensi
Hipertensi sudah menjadi risiko utama penyebab penyakit jantung dan stroke sejak dulu.Hal ini terjadikarena terdapat hubungan yang positif antara hipertensi dan resistensi insulin. Ketika seseorang mengalami kedua penyakit tersebut, risiko untuk mengalami penyakit jantung juga akan meningkat dua kali lipat dari sebelumnya.
b. Kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi
Tingginya kadarLow Density Lipoprotein (LDL), rendahnya kadar High
Density Lipoprotein (HDL), dan juga tingginya kadar trigliseridadapat
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler melalui mekanisme dislipidemia aterogenik.
c. Obesitas
Obesitas telah dikaitkan menjadi salah satu faktor risiko pada penyakit kardiovaskuler. Penurunan berat badan dapat menurunkan risiko tersebut, menurunkan kadar insulin, dan juga meningkatkan resistensi insulin.
d. Kurang aktivitas fisik
e. Asupan makanan yang tidak terkontrol
Pola asupan makanan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan banyak faktor risiko untuk diabetes dan hipertensi menjadi lebih tinggi.Terlalu banyak mengkonsumsi glukosa dan makanan kaya natrium dapat menyebabkan risiko penyakit diabetes dan hipertensi menjadi lebih tinggi terjadi pada seseorang. f. Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, baik itu pada pasien diabetes melitus maupun tidak (Heart.org, 2015).
2.1.3 Klasifikasi Diabetes MelitusDan Hipertensi
Menurut (Triplitt, 2011), klasifikasi penyakit diabetes melitus dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Pengkategorian Status Glukosa
Parameter Keterangan Nilai
Gula Darah Puasa
Normal <100 mg/dL
Toleransi Kelainan Glukosa
100 – 125 mg/dL Diabetes Melitus ≥126 mg/dL Gula Darah Dua
Jam Setelah Makan
Normal <140 mg/dL
Toleransi Kelainan Glukosa
140 – 199 mg/dL Diabetes Melitus ≥200 mg/dL
Menurut (Saseen and Maclaughlin, 2011), klasifikasi penyakit hipertensi dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Stage 1 140-159 90-99
2.2.1 Insulin
Target organ utama insulin dalam mengatur kadar glukosa adalah hati, otot, dan jaringan adiposa. Peran utamanya antara lain uptake, utilisasi, dan penyimpanan nutrien di sel. Proses anabolik insulin meliputi stimulasi, utilisasi, dan penyimpanan glukosa, asam amino, asam lemak intrasel; sedangkan proses katabolisme (pemecahan glikogen, lemak, dan protein) dihambat. Semua efek ini dilakukan dengan stimulasi transport substrat dan ion ke dalam sel, menginduksi translokasi protein, mengaktifkan dan menonaktifkan enzim spesifik, merubah jumlah protein dengan mempengaruhi kecepatan transkripsi gen dan translasi mRNA spesifik (Suherman dan Nafrialdi, 2011).
Stimulasi transport glukosa ke otot dan jaringan adiposa merupakan hal yang krusial dari respon fisiologis terhadap tubuh. Glukosa masuk ke dalam sel melalui salah satu jenis glucose-transporter (GLUT), dan 5 dari GLUT ini (GLUT1 sampai GLUT5) berperan pada difusi glukosa ke dalam sel yang bersifat
Na+-independent. Insulin merangsang transport glukosa dengan menginduksi
enersi untuk mentranslokasi GLUT4 dan GLUT1 dari vesikel intrasel ke membran plasma. Efek ini bersifat reversibel, GLUT kembali ke pool intrasel saat insulin tidak bekerja lagi. Gangguan proses regulasi ini dapat menjadi salah satu penyebab DM tipe 2 (Suherman dan Nafrialdi, 2011).
2.2.2 Golongan Sulfonilurea
membran sel-sel β yang menimbulkan depolarisasi membran dan pada keadaan ini akan membuka kanal kalsium. Dengan terbukanya kanal kalsium maka ion Ca2+akan masuk ke dalam sel-β, merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptida-C. Kecuali itu, sulfonilurea dapat mengurangi klirens insulin di hepar.Contoh dari obat golongan ini adalah glibenklamid (gliburid), glipizid, gliklazid, dan glimepirid (Suherman dan Nafrialdi, 2011).
2.2.3 Golongan Biguanid
Biguanid sebenarnya bukan obat hipoglikemik tetapi suatu anti hiperglikemik, tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin dan umumnya tidak menyebabkan hipoglikemia.Biguanid menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adiposa terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel (AMP-activated protein kinase).Meski masih kontroversi, adanya penurunan produksi glukosa hati, banyak data yang menunjukkan bahwa efeknya terjadi akibat penurunan glukoneogenesis.Biguanid tidak mempunyai efek yang berarti pada sekresi glukagon, kortisol, hormon pertumbuhan dan somatostatin. Contoh obat golongan ini adalah metformin (Suherman dan Nafrialdi, 2011).
Banyak golongan obat yang dapat diberikan pada pasien hipertensi.Berbagai macam kombinasi obat tersebut dapat dilihat secara ringkas pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Mekanisme kerja berbagai obat anti hipertensi
2.3.1 Golongan Diuretik
Diuretik Kuat (Loop Diuretic)
Diuretik Tiazida
Diuretik tiazida bekerja menghambat simporter Na+ dan Cl- di hulu tubulus distal. Sistem transport ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na+ dan Cl- dari lumen ke dalam sel epitel tubulus. Na+ selanjutnya dipompakan keluar tubulus dan ditukar dengan K+, sedangkan Cl- dikeluarkan dari kanal klorida.Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah meningkatkan ekskresi natrium, klorida, dan sejumlah air.Melalui mekanisme tersebut, penurunan tekanan darah dapat terjadi.Contoh obat golongan ini adalah hidroklortiazid, klorotiazid, dan benztiazid (Nafrialdi, 2011).
Diuretik Hemat Kalium – Antagonis Aldosteron
Aldosteron merupakan suatu mineralokortikoid yang berperan memperbesar reabsorpsi natrium dan klorida di tubuli distal serta memperbesar ekskresi kalium. Obat diuretik antagonis aldosteron akan menghambat aldosteron secara kompetitif sehingga timbul efek diuresis yang akan menurunkan tekanan darah. Contoh obat golongan ini adalah spironolakton dan eplerenon (Nafrialdi, 2011).
2.3.2 Golongan ACE – Inhibitor
ACE – Inhibitor menghambat perubahan Angiotensin I menjadi