• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaah Masalah Terapi Obat pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Telaah Masalah Terapi Obat pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

No. RM : √ √ - -

-53.86.41 6 - 6 - 6 3x1 12,5 mg - -

-Usia : √ √ √ √ √

60 Tahun 8 - 8 - 8 2x1 25 mg 1x1 3x1 1x1

Jenis Kelamin : √ √ √ √ √

Pria 8 - 8 - 8 2x1 25 mg 1x1 3x1 1x1

Tanggal Masuk RS : √ √ √ √

-21-Jun-14 8 - 8 - 8 2x1 25 mg 1x1 3x1

-Tanggal Keluar RS : √ √ √ √

-26-Jun-14 8 - 8 - 8 2x1 25 mg 1x1 3x1

-Diagnosa : √ √ √ √

-DM, HT, HF, 10 - 10 - 10 2x1 25 mg 1x1 3x1

-Neuropati

PBJ

1

23-Jun 140/80

-25-Jun 140/90 429 26-Jun 130/90 -22-Jun 140/80 -21-Jun 160/90 302

24-Jun 130/80

(2)

TD KGD Novorapid Ramipril Bisoprolol

Data Klinis Catatan Pemakaian Obat

Keterangan

-03-Nop 130/90 -02-Nop 110/70

No. Profil Pasien Tanggal

-2

(3)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Captopril Bisoprolol Glucodex Candesartan

No. RM : √ √ √ - √

54.56.75 3x1 500mg 3x1 25mg 1x1 - 1x1

Usia : - √ √ √ -

-61 Tahun - 3x1 500mg 3x1 25mg 1x1 -

-Jenis Kelamin : - √ √ √ √

-Wanita - 3x1 500mg 3x1 25mg 1x1 1 - 0 - 0

-Tanggal Masuk RS : 13-Sep-14

Tanggal Keluar RS : 15-Sep-14

Diagnosa : DM, HT

PBJ

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 307

14-Sep 150/90 15-Sep 140/90

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan

3

(4)

TD KGD

Tanggal Masuk RS : 10-Jul-14

Tanggal Keluar RS : 11-Jul-14

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Indikasi Tidak Terobati

(5)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Captopril Metformin Glucodex Bisoprolol

No. RM : √ √ √ -21- Agust 150/100

-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat

PBJ No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(6)

TD KGD Captopril Novorapid Novomix Aspilet

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat 150/80 337 06-Feb 160/80 -07-Feb

150/80 -05-Feb 140/90

(7)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Glucodex Metformin Captopril Aspilet

No. RM : √ √ √

-52.75.57 3x1 500mg 3x1 2x1 12,5mg

-Usia : √ √ √

-68 Tahun 1 - 1 - 0 3x1 2x1 12,5mg

-Jenis Kelamin : √ √ √

-Wanita 1 - 1 - 0 3x1 2x1 12,5mg

-Tanggal Masuk RS : √ - √ √

14-Feb-14 1 - 1 - 0 - 2x1 12,5mg 1x1

Tanggal Keluar RS : 17-Feb-14

Diagnosa : DM, HT, HF

Keterangan

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat, Kontraindikasi Pemakaian Obat

PBJ 120/90

-17-Feb 160/80

-Catatan Pemakaian Obat

7

14-Feb 160/80 371 15-Feb 140/80 -16-Feb

(8)

TD KGD Novorapid Captopril Glucodex Metformin

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat

(9)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Glucodex Metformin Valsartan Amlodipin

No. RM : - √ √ √

54.49.27 - 3x1 500mg 1x1 80mg 1x1 5mg

Usia : √ √ √ √

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat

(10)

TD KGD Captopril Metformin Novorapid Bisoprolol

No. RM : √ √ -

-53.71.28 2x1 25mg 3x1 500mg -

-Usia : √ - -

-12- Agust 160/100

-13- Agust 130/100

-14- Agust 130/90

-15- Agust 150/90

-16- Agust 140/90

-PBJ

No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan

(11)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Amlodipin Valsartan Glibenklamid Concor HCT

No. RM : √ √ √ √ √

54.17.03 1x1 1x1 80mg 2x1 2x1 2,5mg 50mg

Usia : √ √ √ √ √

33 Tahun 1x1 1x1 80mg 2x1 2x1 2,5mg 50mg

Jenis Kelamin : √ √ √ √ √

Pria 1x1 1x1 80mg 2x1 2x1 2,5mg 50mg

Tanggal Masuk RS : 2- Aug-14

Tanggal Keluar RS : 4- Aug-14

Diagnosa :

DM, HT, Dislipidemia

Keterangan Catatan Pemakaian Obat

RUJUK 03- Agust 160/90

-04- Agust 130/90 -02- Agust 200/120 288

11

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(12)

TD KGD Metformin Amaryl

No. RM : √ √

54.88.26 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg

Usia : √ √

65 Tahun 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg

Jenis Kelamin : √ √

Wanita 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg

Tanggal Masuk RS : √ √

20-Oct-14 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg

Tanggal Keluar RS : 23-Oct-14

Diagnosa : DM, HT, Tinea

Catatan Pemakaian Obat

Keterangan

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Indikasi Tidak Terobati

PAPS 140/60 438

21-Okt 140/70 316 22-Okt 160/80 -23-Okt 140/60

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

20-Okt

(13)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Amlodipin Novorapid

No. RM : √ √

30-Oct-14 1x1 10mg

-Diagnosa : √

-DM, HT, Gastritis 1x1 10mg

-- √

- 8 - 8 - 6

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

24-Okt 170/90

-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat

13

PBJ 27-Okt 150/80

(14)

-TD KGD Captopril Amlodipin Glucodex Ramipril

No. RM : √ √ -

-54.80.81 2x1 12,5mg 1x1 10mg -

-Usia : - - - √

70 Tahun - - - 1x1 2,5mg

Jenis Kelamin : - - √ √

Wanita - - 1 - 0 - 0 1x1 2,5mg

Tanggal Masuk RS : 12-Oct-14

Tanggal Keluar RS : 14-Oct-14

Diagnosa : DM, HT, HF

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan

PAPS

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Tidak Ada

14

(15)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Glucodex Captopril Bisoprolol Aspilet

No. RM : √ √ √ -

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

01-Jul 190/86

-Catatan Pemakaian Obat

Keterangan

PBJ

15

(16)

-TD KGD Metformin Amaryl Levemir Captopril Bisoprolol

No. RM : √ - - √

-48.69.52 3x1 500mg - - 3x1 25mg

-Usia : √ √ - -

-46 Tahun 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 - -

-Jenis Kelamin : √ √ - -

-Wanita 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 - -

-Tanggal Masuk RS : √ √ - -

-2-Nov-14 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 - -

-Tanggal Keluar RS : √ - √ √ √

7-Nov-14 2x1 800 - 12 Unit 2x1 12,5mg 1x1

Diagnosa : √ - √ √ √

DM, HT 2x1 800 - 12 Unit 2x1 12,5mg 1x1

04-Nop 160/100 -05-Nop 150/100 -06-Nop 150/110 -07-Nop 170/110

-PBJ

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

02-Nop 210/110 -03-Nop 140/90 273

16

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat

Catatan Pemakaian Obat

(17)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Glucodex Amlodipin Valsartan

No. RM : - √ √

55.29.10 - 1x1 10mg 1x1 160mg

Usia : √ √ √

42 Tahun 1 - 1 - 0 1x1 10mg 1x1 160mg

Jenis Kelamin : √ √ √

Pria 1 - 1 - 0 1x1 10mg 1x1 160mg

Tanggal Masuk RS : √ √ √

4-Dec-14 1 - 1 - 0 1x1 10mg 1x1 160mg

Tanggal Keluar RS : - √ √

8-Dec-14 - 1x1 10mg 1x1 160mg

Diagnosa :

DM, HT, Neuropati

PBJ

17

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat 07-Des 130/80

-08-Des -

-04-Des 180/120

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan

(18)

TD KGD Glimepirid Valsartan Bisoprolol Aspilet Clopidogrel

No. RM : √ √ √ √ √

05.61.68 1x1 4mg 1x1 160mg 1x1 1x1 1x1

Usia : √ √ √ √ √

57 Tahun 1x1 4mg 1x1 160mg 1x1 1x1 1x1

Jenis Kelamin : √ √ √ √ √

Pria 1x1 4mg 1x1 160mg 1x1 1x1 1x1

Tanggal Masuk RS : 19-Apr-14

Tanggal Keluar RS : 21-Apr-14

Diagnosa : DM, HT, HF

Keterangan

PBJ 20-Apr 172/99

-21-Apr 170/100

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

19-Apr 160/90 142

18

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat, Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip

(19)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Novorapid Levemir Captopril ISDN

No. RM : √ √ -

-No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis

(20)

TD KGD Novorapid Ramipril Bisoprolol Furosemida

No. RM : √ √ √ √

54.92.80 4 - 4 - 0 2x1 2,5mg 1x½ 2x1

Usia : √ √ √ √

75 Tahun 4 - 4 - 0 2x1 2,5mg 1x½ 2x1

Jenis Kelamin : √ √ √ √

Wanita 4 - 4 - 0 2x1 2,5mg 1x½ 2x1

Tanggal Masuk RS : √ √ √ √

25-Oct-14 4 - 4 - 0 2x1 2,5mg 1x½ 2x1

Tanggal Keluar RS : √ √ √ √

29-Oct-14 4 - 4 - 0 2x1 2,5mg 1x½ 2x1

Diagnosa :

DM, HT, Gangren

PAPS

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 26-Okt 130/70

-27-Okt 130/70 94 28-Okt 160/80

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

25-Okt 140/80

-29-Okt 120/80

-20

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat

Catatan Pemakaian Obat

(21)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Captopril Bisoprolol

No. RM : - -

-54.55.73 - -

-Usia : √ -

-70 Tahun 3x1 -

-Jenis Kelamin : √ √ √

Pria 3x1 3x1 25mg 1x1

Tanggal Masuk RS : √ √ √

11-Sep-14 3x1 3x1 25mg 1x1

Tanggal Keluar RS : - √ √

15-Sep-14 - 3x1 25mg 1x1

Diagnosa : DM, HT

Keterangan

PBJ

Catatan Pemakaian Obat

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 190/80

Profil Pasien Tanggal Data Klinis

11-Sep 200/60 -12-Sep 160/80

(22)

TD KGD Glucodex Amlodipin Captopril

No. RM : √ √ √

55.42.18 3x1 2x1 5mg 2x1 12,5mg

Usia : 56 Tahun Jenis Kelamin : Pria

Tanggal Masuk RS : 19-Dec-14

Tanggal Keluar RS : 19-Dec-14

Diagnosa :

DM, HT, Hematoma

Catatan Pemakaian Obat

Keterangan

PBJ

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat, Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat

22

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(23)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Novorapid Metformin Captopril Bisoprolol

No. RM : √ √ -

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

29-Mei 150/100 320 30-Mei 140/100

-23

(24)

TD KGD Novomix Captopril Concor Lasix

- 2x1 12,5mg 2x1 2,5mg 1x1

-29-Des 140/90 -30-Des 130/80

-24

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat 31-Des 130/80

-01-Jan 120/80 -02-Jan 130/80

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan

(25)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Glucodex Amlodipin Captopril Bisoprolol

No. RM : √ √ √ √ √

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 12-Sep 140/80

-13-Sep 120/80 -14-Sep 110/70

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(26)

TD KGD Amaryl Metformin Ramipril Valsartan Bisoprolol Aspilet

No. RM : √ √ √ √ √ √

52.71.81 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1

Usia : √ √ √ √ √ √

68 Tahun 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1

Jenis Kelamin : √ √ √ √ √ √

Pria 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1

Tanggal Masuk RS : √ √ √ √ √ √

10-Feb-14 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1

Tanggal Keluar RS : √ √ √ √ √ √

17-Feb-14 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1

Diagnosa : √ √ √ √ √ √

DM, HT, PJK 2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1

√ √ √ √ √ √

2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1

√ √ √ √ √ √

2x1 3mg 3x1 500mg 1x1 10mg 1x1 80mg 1x1 1x1 Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat, Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip,

Kontraindikasi Pemakaian Obat

Catatan Pemakaian Obat

Ket.

PBJ

26

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(27)

-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Novorapid Captopril Bisoprolol Aspilet Valsartan

No. RM : - - - -

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

18- Agust 140/80 -19- Agust 130/70 201 20- Agust 130/70 -21- Agust 130/70 -22- Agust 140/90

-Keterangan Catatan Pemakaian Obat

PBJ

27

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat, Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip 23- Agust 130/80

(28)

TD KGD Glucodex Captopril Bisoprolol Furosemid Aspilet

No. RM : - √ √ √ √

52.85.36 - 2x1 25mg 1x1 2x1 1x1

Usia : √ √ √ √ √

57 Tahun 1 - 1 - 0 2x1 25mg 1x1 2x1 1x1

Jenis Kelamin : √ √ √ √ √

Wanita 1 - 1 - 0 2x1 25mg 1x1 2x1 1x1

Tanggal Masuk RS : √ √ √ √ √

26-Feb-14 1 - 1 - 0 3x1 12,5mg 1x1 2x1 1x1

Tanggal Keluar RS : 1-Mar-14

Diagnosa : DM, HT, HF

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis Catatan Pemakaian Obat Keterangan

PBJ

28

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 01-Mar 110/80

(29)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Novorapid Captopril

No. RM : √ -

-53.61.76 3x1 -

-Usia : - √ √

57 Tahun - 12 - 12 - 6 2x1 12,5mg

Jenis Kelamin : - √ √

Pria - 12 - 12 - 6 2x1 12,5mg

Tanggal Masuk RS : - √ √

22-May-14 - 12 - 12 - 6 2x1 12,5mg

Tanggal Keluar RS : - √ √

26-May-14 - 12 - 12 - 6 2x1 12,5mg

Diagnosa :

DM, HT, Multiple Compl.

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

22-Mei 160/110 422

29

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat 26-Mei 120/80

-Catatan Pemakaian Obat

Keterangan

PBJ

23-Mei -

(30)

-TD KGD Novorapid Amlodipin Captopril Aspilet Bisoprolol

No. RM : √ √ √ √ √

52.49.69 12 - 12 - 12 1x1 5mg 3x1 25mg 1x1 1x1

Usia : √ √ - - √

51 Tahun 12 - 12 - 12 1x1 5mg - - 1x1

Jenis Kelamin : Wanita

Tanggal Masuk RS : 15-Jan-14

Tanggal Keluar RS : 16-Jan-14

Diagnosa : DM, HT, PJK

Catatan Pemakaian Obat

Keterangan

PBJ

30

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(31)

-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Captopril Novorapid Levemir

No. RM : √ √ -

-53.64.99 3x1 3x1 25mg -

-Usia : √ √ -

-50 Tahun 3x1 3x1 25mg -

-Jenis Kelamin : √ √ √ √

Wanita 3x1 3x1 25mg 10 - 10 - 8 10 Unit

Tanggal Masuk RS : √ √ √ √

26-May-14 3x1 3x1 25mg 10 - 10 - 8 10 Unit

Tanggal Keluar RS : √ √ √ √

30-May-14 3x1 3x1 25mg 10 - 10 - 8 10 Unit

Diagnosa : DM, HT, CHF

27-Mei 170/80

-Catatan Pemakaian Obat

Keterangan

PBJ

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat, Kontraindikasi Pemakaian Obat

31

28-Mei 140/100 -29-Mei 130/90 -30-Mei 150/90

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(32)

TD KGD Captopril Metformin Lasix

No. RM : √ √

-52.40.92 2x1 12,5mg 2x1 500mg

-Usia : √ √

-50 Tahun 2x1 12,5mg 2x1 500mg

-Jenis Kelamin : √ √

-Wanita 2x1 12,5mg 2x1 500mg

-Tanggal Masuk RS : √ √ √

13-Jan-14 2x1 12,5mg 2x1 500mg 1amp/12j

Tanggal Keluar RS : √ √ √

18-Jan-14 2x1 12,5mg 2x1 500mg 1amp/12j

Diagnosa : √ √ √

DM, HT 2x1 12,5mg 2x1 500mg 1amp/12j

13-Jan 170/90 246

18-Jan 130/80

-Catatan Pemakaian Obat

Keterangan

PBJ

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat

32

15-Jan 190/100 -16-Jan 150/100 -17-Jan 120/90

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(33)

-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Amaryl Novorapid Captopril Bisoprolol

No. RM : √ √ - -

-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat, Kontraindikasi Pemakaian Obat

33

(34)

TD KGD Glucodex Metformin Amaril Concor

No. RM : √ √ √ √

53.57.98 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg 2x½ 2,5mg

Usia : - √ √ √

64 Tahun - 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg 2x½ 2,5mg

Jenis Kelamin : - √ √ √

Wanita - 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg 2x½ 2,5mg

Tanggal Masuk RS : - √ √ √

19-May-14 - 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg 2x½ 2,5mg

Tanggal Keluar RS : - √ √ √

23-May-14 - 1 - 1 - 0 1 - 1 - 0 3mg 2x½ 2,5mg

Diagnosa : DM, HT, CHF

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat, Kontraindikasi Pemakaian Obat

34

23-Mei 150/80

-Catatan Pemakaian Obat

Keterangan

PBJ 20-Mei 140/90

-21-Mei 160/100 -22-Mei 140/90

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(35)

-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan) TD KGD Metformin Novorapid Captopril Bisoprolol Aspilet

No. RM : √ - - -

-No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis

25-Mei 120/60 493

35

26-Mei 140/90

-27-Mei 110/70 279

(36)

- √ √ √ √ - 10 - 10 - 8 2x1 12,5mg 1x1 1x½

- √ √ √

-- 10 - 10 - 8 2x1 12,5mg 1x1

-TD KGD Glucodex Captopril

No. RM : √ √

Tanggal Masuk RS : 17-Jan-14

Tanggal Keluar RS : 18-Jan-14

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

17-Jan 150/90 -18-Jan 130/100 -120/80

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 09-Jun

(37)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Captopril Bisoprolol Novorapid

No. RM : - -

-53.58.64 - -

-Usia : √ √

-62 T ahun 2x1 12,5mg 1x1

-Jenis Kelamin : √ √

-Pria 2x1 12,5mg 1x1

-Tanggal Masuk RS : √ √

-19-May-14 2x1 12,5mg 1x1

-Tanggal Keluar RS : √ √ √

No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis

(38)

-√ √ √ 2x1 12,5mg 1x1 8 - 8 - 8

√ √ √

2x1 12,5mg 1x1 8 - 8 - 8

TD KGD Metformin Glucodex Novorapid Ramipril Bisoprolol

No. RM : √ √ √ -

-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 02-Des 100/70 377

03-Des 120/80 -04-Des 150/100

-No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

30-Nop 150/80 -01-Des 120/70 -02-Jun 110/73 -03-Jun 118/71

(39)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Levemir Amaril Amlodipin Valsartan Concor

No. RM : √ √ √ √ √ √

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

18-Nop

PBJ

39

(40)

-TD KGD Novorapid Captopril Bisoprolol Aspilet Furosemida Ramipril

12-Aug-14 - 3x1 12,5mg 1x½ 1x1 1amp/12j

-Diagnosa : - - √ - - √

12- Agust 110/80

-40

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 09- Agust 110/80

-10- Agust 120/70 -11- Agust 110/80 -06- Agust 140/80 -07- Agust 110/70 -08- Agust 100/60

(41)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan) TD KGD Metformin Glucodex Novorapid Valsartan Amlodipin

No. RM : √ - - - √

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

150/80 349

(42)

TD KGD Novorapid Metformin Captopril Amlodipin Bisoprolol Aspilet

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat

Ket. Catatan Pemakaian Obat

PBJ

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(43)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Captopril

No. RM : √ √

55.25.56 3x1 500mg 3x1 12,5mg

Usia : √ √

55 Tahun 3x1 500mg 3x1 12,5mg

Jenis Kelamin : √ √

Wanita 3x1 500mg 3x1 12,5mg

Tanggal Masuk RS : √ √

1-Dec-14 3x1 500mg 3x1 12,5mg

Tanggal Keluar RS : √ √

9-Dec-14 3x1 500mg 3x1 12,5mg

Diagnosa : √ √

DM, HT, S ellulitis 3x1 500mg 3x1 12,5mg

√ √

3x1 500mg 3x1 12,5mg

√ √

3x1 500mg 3x1 12,5mg

√ √

3x1 500mg 3x1 12,5mg 06-Des 140/80

-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(44)

TD KGD Glucodex Captopril

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(45)

-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Glucodex Captopril

No. RM : √ - √

53.86.54 3x1 500mg - 3x1 12,5mg

Usia : √ √ √

58 Tahun 2x1 500mg 1 - 0 - 0 2x1 12,5mg

Jenis Kelamin : √ √ √

Wanita 3x1 500mg 1 - 0 - 0 2x1 12,5mg

Tanggal Masuk RS : √ √ √

21-Jun-14 3x1 500mg 1 - 0 - 0 2x1 12,5mg

Tanggal Keluar RS : 24-Jun-14

Diagnosa : DM, HT

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

160/100 337

Keterangan

PBJ

45

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Potensial Interaksi Obat 22-Jun 140/90 -23-Jun 110/80 -24-Jun 100/70 -21-Jun

(46)

TD KGD Novorapid Levemir Furosemida spironolactone Concor ISDN

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(47)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Novorapid Captopril Amlodipin Aspilet

No. RM : √ √ √ √ √

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

13-Jul 150/90

(48)

TD KGD Glucodex Captopril Amlodipin Bisoprolol

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(49)

-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Metformin Novorapid Captopril Amlodipin Bisoprolol Aspilet

No. RM : √ √ √ √ √ √

51.04.78 2x1 6 - 6 - 6 3x1 25mg 1x1 5mg 1x1 1x1

Usia : - √ √ - √ √

52 Tahun - 6 - 6 - 6 3x1 25mg - 1x1 1x1

Jenis Kelamin : - √ √ - √ √

Wanita - 6 - 6 - 6 3x1 25mg - 1x1 1x1

Tanggal Masuk RS : - √ √ - √ √

4-Jul-14 - 6 - 6 - 6 3x1 25mg - 1x1 1x1

Tanggal Keluar RS : - √ √ - √ √

8-Jul-14 - 6 - 6 - 6 3x1 25mg - 1x1 1x1

Diagnosa :

DM, HT, Osteoarthritis

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

04-Jul 180/90

-49

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 05-Jul 150/90

-06-Jul 170/80 -07-Jul 160/70 -08-Jul 140/80

-Ket. Catatan Pemakaian Obat

(50)

TD KGD Glucodex Ramipril Hytrin Cardura Captopril Amlodipin

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(51)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Novorapid Levemir Amlodipin

No. RM : √ √ √

53.89.22 8 - 8 - 6 4 Unit 1x1 5mg

Usia : √ √ √

50 Tahun 8 - 8 - 6 4 Unit 1x1 5mg

Jenis Kelamin : Wanita

Tanggal Masuk RS : 24-Jun-14

Tanggal Keluar RS : 25-Jun-14

Diagnosa : DM, HT

Catatan Pemakaian Obat

Keterangan

PBJ

51

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(52)

-TD KGD Novorapid Ramipril Bisoprolol Aspilet ISDN No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(53)

-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Novorapid Ramipril Bisoprolol Aspilet

No. RM : √ √ √ √

Tanggal Keluar RS : 30-Jun-14

Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(54)

-TD KGD Glucodex Novorapid Captopril Bisoprolol

No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis

(55)

-Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

- √ √ √

- 12 - 12 - 10 3x1 25mg 1x1

- √ √ √

- 12 - 12 - 10 3x1 25mg 1x1 140/90

150/100

-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat 19-Mar

(56)

TD KGD Novorapid Captopril Valsartan Amlodi pin Bisoprolol Aspilet No. Profil Pas ien Tanggal Data Klinis

13- Agust 240/110 385

14- Agust 170/87

-15- Agust 190/110

-16- Agust 210/110

-Catatan Pemakaian Obat 17- Agust 217/110

-18- Agust 200/100

-19- Agust

20- Agust

(57)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

(58)

TD KGD Novorapid Ramipril

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

01-Jul 160/100 -02-Jul 180/100

-56

(59)

Lampiran 2. Catatan Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (Lanjutan)

TD KGD Novorapid Captopril Bisoprolol ISDN

No. RM : √ √ √

-Masalah Terapi Obat Yang Terjadi : Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat, Potensial Interaksi Obat

No. Profil Pasien Tanggal Data Klinis

(60)
(61)

-Lampiran 3. Tabel Potensial Interaksi Obat Yang Terjadi

No. Potensial

Interaksi Obat Keterangan

1 ACE – Inhibitor + Insulin

Efek hipoglikemik dari insulin dapat dipotensiasi oleh Aspilet. Aspilet mungkin meningkatkan resiko terjadinya hipoglikemia dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin.

2 Beta Blocker + Insulin

Beta Blocker mungkin menghambat beberapa respon fisiologis normal terhadap hipoglikemi. Gejala

hipoglikemi seperti tremor dan takikardia menjadi tidak ada sehingga membuat sulit pasien untuk mengenali episode selanjutnya.

3 ACE – Inhibitor + Aspilet

Pemberian bersamaan ACE – Inhibitor dengan aspilet dapat melemahkan efek hipotensi dan vasodilator dari ACE – Inhibitor. Mekanismenya adalah penghambatan aspirin terhadap enzim cyclooxigenase, menghasilkan penekanan dari pembentukan prostaglandin dari ACE – Inhibitor.

4 Beta Blocker + Aspilet

Beta Blocker dapat mendesak efek antiplatelet dari Aspirin yang mungkin menjadi aditif dengan beberapa efek dari salisilat.

5 ACE – Inhibitor + Sulfonilurea

Efek hipoglikemik dari insulin dapat dipotensiasi oleh Aspilet. Aspilet mungkin meningkatkan resiko terjadinya hipoglikemia dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin.

6 ACE – Inhibitor + Metformin

Efek hipoglikemik dari insulin dapat dipotensiasi oleh Aspilet. Aspilet mungkin meningkatkan resiko terjadinya hipoglikemia dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin.

7 Aspilet + Insulin Efek hipoglikemik dari insulin dapat dipotensiasi oleh Aspilet. Aspilet mungkin meningkatkan resiko terjadinya hipoglikemia dengan cara menstimulasi sekresi insulin.

8 Beta Blocker + Sulfonilurea

Beta Blocker mungkin menghambat beberapa respon fisiologis normal terhadap hipoglikemi. Gejala

hipoglikemi seperti tremor dan takikardia menjadi tidak ada sehingga membuat sulit pasien untuk mengenali episode selanjutnya.

9 Beta Blocker + Metformin

Beta Blocker mungkin menghambat beberapa respon fisiologis normal terhadap hipoglikemi. Gejala

(62)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(63)

Terapi Penggunaan Anti Diabetes

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Terapi Penggunaan Anti Hipertensi

Frequency Percent Valid Percent

(64)

Frequency Percent Valid Percent

Masalah Terapi Obat - Indikasi Tidak Terobati

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 Kasus 2 1,3 100,0 100,0

Missing System 148 98,7

Total 150 100,0

Masalah Terapi Obat - Kontraindikasi Pemakaian Obat

Frequency Percent Valid Percent

(65)

Masalah Terapi Obat - Obat Dengan Mekasnisme Kerja Mirip

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pemilihan Obat Yang

Kurang Tepat

Obat Dengan Mekanisme

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2015). Statistics About Diabetes – AmericanDiabetes Association. http://www.diabetes.org/diabetes-basics/statistics/. Accessed on October 10, 2015.

AMA. (2013). 2014 Evidence-Based Guideline For The Management Of High

Blood Pressure in Adults from JNC 8. American Medical Association.

Page E10.

Dewoto, H.R. (2011). Antikoagulan, Antitrombotik, Trombolitik, dan Hemostatik dalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 813,814.

Diabetes Spectrum. (2009). Metformin Use In Patients With Diabetes And Heart

Failure: Cause For Concern?. Diabetes Spectrum, Volume 22, Number 1.

Page 19.

Drugs.com. (2015).Drug

Interactions.http://www.drugs.com/drug_interactions.php. Accessed on

October 10, 2015.

Hearts.org. (2015).Cardiovascular Disease & Diabetes.http://www.heart.org/ Heartorg/Conditions/Diabetes. Accessed on December 6, 2105.

Huri, H.Z. and Hoo F.W. (2013).Drug Related Problems in Type 2 Diabetes

Patients with Hypertension: a Cross-Sectional Retrospective Study. Kuala

Lumpur: University of Malaya. Page 1.

Mil, F.V. (2005).Drug Related Problems: A Cornerstone For Pharmaceutical

Care. Journal Of The Malta College Of Pharmacy Practice. Issue 10

Summer. Page 5.

Nafrialdi.(2011). Antihipertensi; Diuretik dan Antidiuretik dalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 341-360, 389-409.

Notoatmodjo, S. (2010).MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 27, 35, 41, 120.

PCNE. (2006). PCNE Classification For Drug Related Problems. V5.01. Pharmaceutical Care Network Europe Foundation.Page 2.

(72)

http://www.rsud.langsakota.go.id. Diakses tanggal 10 Oktober 2015. Saseen, J.J. and Eric J. Maclaughlin. (2011). Hypertension in Pharmacotherapy: A

Pathophysiologic Approach. 8th Edition. USA: Mc-GrawHills Companies. Pages 101 - 135.

Setiyawati, A. dan Sulistia G. (2011).Penghambat Adrenergikdalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 89-92.

Siregar, C.J.P. dan Amalia L. (2004). Farmasi Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Halaman 346-347.

Suherman, S.K. dan Nafrialdi.(2011). Insulin dan Antidiabetik Oraldalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 481-492.

Suyatna, F.D. (2011). Antianginadalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 391-393.

Tempo Gaya.(2015). Indonesia Peringkat 5 Jumlah Penderita Diabetes - Tempo

Gaya.http://gaya.tempo.co/read/news/2014/11/14/060621870/indonesia-peringkat-5-jumlah-penderita-diabetes. Diakses tanggal 10 Oktober 2015. Triplitt, C.L. and Charles A. Reasner. (2011). Diabetes Mellitus in

Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. 8th Edition. USA: Mc-GrawHills Companies. Pages 1255 - 1301.

WHO.(2015). WHO. http://www.who.int/en/. Accessed on October 10, 2015. Zahara, F. (2011).Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien

Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011. Medan: Universitas

(73)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JenisPenelitian

Penelitianinimerupakanpenelitian yang bersifatdeskriptif, yaknipenelitian yang

bertujuanuntukmendapatkangambaranataudeskripsisuatukeadaansecaraobjektif.M etodependekatan yang digunakanialahmetodeCase Controldimana sebab (penyakitatau status kesehatan dan pengobatan yang diberikan) diidentifikasiadaatauterjadinyapadawaktu yang lalu, kemudian akibat (MTO yang

terjadi) diidentifikasipadasaat ini.Pengambilan data

dilakukansecararetrospektifdimanapenelitianakanmengkajiinformasidanmengump ulkan data yang telahadasebelumnyalalu data tersebutditelaah (Notoatmodjo, 2010).

3.2 WaktudanLokasiPenelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Langsa dimulai dari tanggal 18 Agustus 2015 sampai dengan 28 September 2015.Alasanpemilihan lokasi penelitian adalah populasipenelitian di RSUD Kota Langsa dianggap cukupmemadaisehinggamemudahkanuntukdilakukanpenelitian.

3.3 PopulasidanSampel

3.3.1 Populasi

(74)

inklusidantidakmemenuhi kriteria eksklusi.

Kriteriainklusiadalah kriteria atauciri-ciri yang

perludipenuhiolehsetiapanggotapopulasi yang dapatdiambilsebagaisampel.Kriteriaeksklusiadalahciri-cirianggotapopulasi yang

tidakdapatdiambilmenjadisampel (Notoatmodjo, 2010). Adapun yang menjadi kriteria inklusi adalah:

a. rekam medis pasien yang didiagnosa menderita diabetes melitus dan hipertensi dengan atau tanpa penyakit penyerta lainnya.

b. rekam medis pasien yang menerima paling tidak satu obat anti diabetes dan obat anti hipertensi atau bahkan tidak sama sekali namun pasien didiagnosa menderita penyakit tersebut.

c. rekam medis yang memuat data lengkap

Adapun yang menjadi kriteria eksklusi adalah:

a. rekam medis yang tidak memenuhi ketiga syarat kriteria inklusi. b. rekam medis dengan data yang hilang.

3.3.2 Sampel

Pengambilansampeldilakukandenganteknikacaksederhana (Simple Random

Sampling) dimanasemuaanggotaatau unit daripopulasimempunyaikesempatan

yang samauntukdiseleksisebagaisampel (Notoatmodjo, 2010).

(75)

3.4 InstrumenPenelitian

3.4.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan di dalampenelitian ini adalah data sekunder beruparekam medis pasienpenderita diabetes melitus komplikasihipertensi di ruangrawatinap RSUD Kota Langsa tahun 2014.

3.4.2 TeknikPengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukandengancaramengumpulkanrekam medis pasienpenderita diabetes melitus komplikasihipertensi di ruangrawatinap RSUD Kota Langsa tahun 2014. Data yang dikumpulkankemudiandiolahberdasarkan karakteristik yang sama dari pasien, penggunaan terapi obat pasien, dan juga masalah terapi obat yang terjadi pada pasien.

3.5 RencanaPengelolaandanAnalisis Data

Data yang telahdikumpulkankemudiandianalisissecaradeskriptif. Tabeldangrafikakandisajikanuntukmenggambarkan data yang bersifatkuantitatifdanuraianakandisajikanuntukmenggambarkan data yang

bersifatkualitatif. Adapunrencanapengelolaan data penelitianakandigambarkansepertiini: PengumpulanRekam Medis Pasien

SeleksidanPengelompokan Data

(76)

Gambar 3.1Skemarencanapengelolaan data

3.6 DefinisiOperasional

a. Diabetes melitus komplikasi hipertensi merupakan suatu keadaan penyakit komplikasi dimana kadar glukosa darah tinggi dan tekanan darah seseorang tinggi secara persisten.

b. Pasien penderita diabetes melitus komplikasi hipertensi yang dimaksudadalahsemuapasienpenderita diabetes melitus komplikasi hipertensi di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa tahun 2014 yang selanjutnya akan disebut sebagai kasus.

c. Terapiobat yang dimaksudadalahsemuaobat yang

diberikanpadapasienpenderita diabetes melitus komplikasihipertensi di ruangrawatinap RSUD Kota Langsa tahun2014.

d. Masalah Terapi Obat (MTO) adalah suatu kejadian atau keadaan yang melibatkan pemakaian obat yang sebenarnya atau berkemungkinan menimbulkan gangguan pada hasil terapi yang diharapkan.

e. Pemilihan obat yang kurang tepat merupakan suatu kejadian MTO yang timbul akibat pemberian obat kepada pasien tidak mengikuti algoritma terapi yang dianjurkan oleh panduan dan pendapat para ahli.

f. Indikasi tidak terobati merupakan suatu kejadian MTO dimana pasien didiagnosa memiliki suatu penyakit namun tidak diberikan obat untuk

(77)

g. Obat dengan mekanisme kerja mirip merupakan suatu kejadian MTO dimana terdapat dua atau lebih obat diberikan namun keduanya memiliki kesamaan atau mirip dalam hal mekanisme kerja secara farmakologi.

h. Kontraindikasi pemakaian obat merupakan suatu kejadian MTO dimana terdapat suatu obat yang diberikan kepada pasien namun obat itu memiliki pertentangan terhadap penyakit yang diderita oleh pasien.

i. Potensial interaksi obat merupakan suatu kejadian MTO dimana bila kombinasi dua atau lebih macam obat diberikan secara bersamaan, maka kemungkinan akan munculnya interaksi obat bisa saja terjadi.

3.7 LangkahPenelitian

Penelitianiniakandilakukandenganlangkah-langkahsepertiberikut:

a. memintarekomendasiDekan Fakultas Farmasi USU untuk dapat melakukan penelitian di RSUD Kota Langsa.

b. menghubungi Direktur Utama RSUD Kota Langsa untuk mendapatkan izin melakukan penelitian dan pengambilan data, dengan membawa surat rekomendasi dari fakultas.

c. mengumpulkan data berupa rekam medis yang tersedia di RSUD Kota Langsa d. menganalisis data dan informasi yang diperoleh sehingga didapatkan

(78)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik dan Distribusi Data Pasien Penderita Diabetes Melitus

Komplikasi Hipertensi

Proses pengolahan data dimulai dengan menyeleksi subjek penelitian yang telah dikumpulkan. Subjek penelitian diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Data yang diambil dari subjek penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi antara lain nomor rekam medis, usia, jenis kelamin, lama perawatan di rumah sakit, diagnosa penyakit termasuk penyakit penyerta lainnya, hasil pemeriksaan klinis seperti tekanan darah dan kadar gula darah, dan juga catatan pemakaian obat pada pasien.

Data yang telah diambil lalu didistribusikan berdasarkan kelompok yang memiliki kesamaan karakteristik antara semua pasien, yakni usia, jenis kelamin, dan lama perawatan di rumah sakit. Data tersebut lalu disajikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Data Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi

Hipertensi (N= 57)

No. Karakteristik Keterangan Jumlah

1 Jenis Kelamin Pria 21

Wanita 36

Jumlah 57

2 Usia

Produktif (≤65 Tahun) 41 Non-Produktif (>65

Tahun) 16

(79)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui distribusi jenis kelamin pada pasien yaitu pria sebanyak 21 orang (36,84%) dan wanita sebanyak 36 orang (63,15%). Dapat diketahui pula dari karakteristik usia, jumlah pasien yang masuk pada kategori usia produktif (≤65 tahun) sebanyak 41 pasien (71,92%) dan pada kategori usia non-produktif (>65 tahun) sebanyak 16 pasien (28,07%). Berdasarkan waktu lama perawatan di RS, sebanyak 37 pasien dirawat selama ≤7 hari (atau sekitar 64,91%) dan sebanyak 20 pasien (atau sekitar 35,08%) dirawat >7 hari.

Beberapa pasien penderita diabetes melitus komplikasi hipertensi juga mempunyai penyakit penyerta lainnya.Penyakit penyerta tersebut disebabkan banyak pasien telah berusia lanjut sehingga kemungkinan mengalami multiple

complication juga semakin tinggi.

Gambar 4.1 Gambaran Penyakit Penyerta Pada Pasien Penderita Diabetes

Melitus Komplikasi Hipertensi di RSUD Kota Langsa Tahun 2014 Keterangan: Tiap pasien dapat memiliki lebih dari satu penyakit penyerta atau

tidak didiagnosa penyakit penyerta sama sekali. 36,84%

21,05% 22,80%

Penyakit Jantung Neuropati

(80)

menderita penyakit jantung. Penyakit jantung yang diderita bisa berupa heart

failure, congestive heart failure, maupun penyakit jantung koroner. Sekitar

22,80% pasien menderita neuropati sebagai penyakit penyertanya. Selain kedua penyakit tersebut, pasien juga memiliki penyakit penyerta lain seperti tuberkolosis, hematoma, tinea, tumor, gastritis, dan lain-lain. Namun dikarenakan besaran angka yang terjadi sangat kecil, maka penulis membuat satu kategori lain yakni ‘Lainnya’ sebagai gabungan dari beberapa penyakit penyerta tersebut.

4.2 Gambaran Penggunaan Obat Anti Diabetes Pada Pasien

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, gambaran penggunaan obat anti diabetes pada pasien dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Gambaran Penggunaan Obat Anti Diabetes Pada Pasien Penderita

Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Terapi Golongan & Nama Obat Jumlah

Resep Persentase

Tunggal

Insulin (Aspart, Aspart +

Proaminated Aspart, Detemir) 28 46,66%

Biguanid (Metformin) 5 8,33%

Sulfonilurea (Gliklazid, Glimepirid) 14 23,33%

Total Penggunaan Obat Tunggal 47 78,33%

Kombinasi 2 Obat

Sulfonilurea + Biguanid 10 16,66%

Insulin + Biguanid 2 3,33%

Total Penggunaan Kombinasi 2 Obat 12 20%

Kombinasi 3

Obat Insulin + Biguanid + Sulfonilurea 1 1,66%

Total Penggunaan Kombinasi 3 Obat 1 1,66%

Total Seluruhnya 60 100%

(81)

sekitar 46,66%. Pemberian obat tunggal golongan sulfonilurea mencapai peringkat kedua dari obat anti diabetes yang paling sering digunakan, yakni sekitar 14 resep atau sekitar 23,33%. Kombinasi dari sulfonilurea dan biguanid merupakan kombinasi ketiga terbanyak yang diberikan kepada pasien, yakni sekitar 10 resep atau sekitar 16,66%.

Menurut algoritma terapi, pemberian terapi tungggal obat anti diabetes yang diberikan kepada pasien bisa berupa obat dari golongan sulfonilurea, biguanid, atau insulin saja.Untuk kombinasi 2 obat, dapat digunakan kombinasi dari obat golongan sulfonilurea, dan metformin. Dari data yang ditunjukkan lalu dibandingkan dengan algoritma terapi, maka bisa dikatakan pengobatan yang diberikan untuk mengontrol kadar gula darah pasien sudah tepat terapi (Triplitt, 2011).

4.3 Gambaran Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien

(82)

Penyakit Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Terapi Golongan& Nama Obat Jumlah Resep Persentase

Tunggal

ACE – I (Captopril,

Ramipril) 12 21,42%

CCB (Amlodipin) 3 5,35%

Lainnya 2 3,57%

Total Penggunaan Obat Tunggal 17 30,35%

Kombinasi 2 Obat

ACE – I (Captopril/Ramipril)

+ BB (Bisoprolol) 11 19,64%

ARB (Valsartan) + CCB

(Amlodipin) 2 3,57%

Lainnya 4 7,14%

Total Penggunaan Kombinasi 2 Obat 17 30,35%

Kombinasi 3 Obat

ACE – I (Captopril/Ramipril) + BB (Bisprolol) + Anti Koagulan

(Aspilet/Clopidogrel)

5 8,92%

ACE – I (Captopril/Ramipril) + BB (Bisprolol) + Diuretik (Furosemid/Spironolacton)

2 3,57%

Lainnya 4 7,14%

Total Penggunaan Kombinasi 3 Obat 11 19,64

Kombinasi 4 Obat

ACE – I

(Captopril/Ramipril) + ARB (Valsartan) + BB

(Bisoprolol) + Anti Koagulan

(Aspilet/Clopidogrel)

3 5,35%

Lainnya 8 14,28%

Total Penggunaan Kombinasi 4 Obat 11 19,64

Total Seluruhnya 56 100%

(83)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat pemberian obat anti hipertensi yang paling banyak diberikan adalah pemberian obat tunggal golongan ACE – I. Pemberian obat ini mencapai 12 resep atau mencapai sekitar 21,42%. Kombinasi 2 obat yakni golongan obat ACE – I dan BB menjadi terapi kedua yang paling banyak diberikan yakni sekitar 11 resep atau sekitar 19,64%. Pemberian kombinasi 3 obat yakni obat anti hipertensi golongan ACE – I, BB, dan juga antikoagulan sebanyak 5 resep atau sekitar 8,92% menjadi terapi obat antihipertensi ketiga yang paling banyak diberikan.

Penatalaksanaan terapi hipertensi sendiri menurut (Saseen and Maclaughlin, 2011) bisa menggunakan bermacam-macam kombinasi obat.Menurut algoritma terapi pada pasien hipertensi dengan penyakit diabetes melitus sebagai penyakit penyerta, ACE – Inhibitor(ACE – I) atauAngiotensin

Receptor Blocker(ARB) menjadi terapi pertama yang diberikan, menyusul

setelahnya diuretik, Calcium Channel Blocker(CCB) dan Beta Blocker(BB). Untuk pembahasan mengenai pemberian obat anti hipertensi, penulis akan membahas di sub bab selanjutnya.

4.4 Telaah Masalah Terapi Obat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukanpenulis mendapatkan gambaran masalah terapi obat secara umum yang terjadi pada pasien yang dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Gambaran Masalah Terapi Obat Pada Pasien Penderita Diabetes

Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Masalah Terapi Obat Jumlah Kasus Persentase

(84)

kategori masalah terapi obat yang terjadi. Kelima kategori masalah terapi obat tersebut adalah pemilihan obat yang kurang tepat, kontraindikasi pemakaian obat, obat dengan mekanisme kerja mirip, indikasi tidak terobati, dan potensial interaksi obat.Gambaran dari masalah terapi obat yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Gambaran Masalah Terapi ObatPer Kategori Pada Pasien Penderita

Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No Kode Masalah Terapi Obat Jumlah Resep Persentase

1 P2.1 Pemilihan obat yang kurang tepat 39 38,61%

2 P2.6 Indikasi tidak terobati 2 1,98%

3 P2.4 Kontraindikasi pemakaian obat 7 6,93% 4 P2.3 Obat dengan mekanisme kerja mirip 4 3,96%

5 P5.1 Potensial interaksi obat 49 48,51%

Total Seluruh Masalah Terapi Obat 101 100%

Catatan: Jumlah resep merupakan gabungan dari semua terapi yang diterima pasien selama perawatan lalu dianggap mewakili terapi yang diterima oleh pasien

(85)

4.4.1 Telaah Masalah Terapi Obat – Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat

(P2.1)

Pemilihan obat yang kurang tepat seringkali terjadi kepada pasien yang menerima lebih dari satu jenis obat yang dikombinasikan agar didapatkan hasil terapi yang lebih baik ataupun lebih cepat.Biasanya terdapat suatu algoritma pengobatan yang memiliki first line therapy, add-on therapy, dan selanjutnya. Pemberian obat yang tidak mengikuti algoritma terapi tersebut seringkali menjadi masalah terapi obat yang akan mengurangi hasil terapi yang diharapkan atau bisa menimbulkan suatu masalah baru dalam proses pengobatan.

Tabel 4.6 Gambaran Masalah Terapi Obat – Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat

Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No. Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat Jumlah Resep Persentase Kombinasi Terapi

Total Pemilihan Obat Yang Kurang Tepat 39 100%

Total Dari Seluruh Masalah Terapi Obat 39 38,61%

Keterangan: AB = Alpha Blocker

(86)

hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes melitus, first line therapy yang diberikan adalah obat-obat golongan ACE – I(contoh: Captopril, Ramipril) atau obat golongan ARB (contoh: Valsartan, Candesartan). Untuk terapi selanjutnya diberikan obat golongan diuretik (contoh: Furosemid, Hidroklortiazid, dan lainnya), kemudian obat golongan CCB(contoh: Amlodipin) dan yang terakhir ialah obat golongan BB (contoh: Bisoprolol). Namun yang seringkali terjadi adalah pemberian obat anti hipertensi golongan BB yang langsung menjadi

add-on therapy pada pasien. Selain itu, didapat juga pemberian obat goladd-ongan Alpha

Blocker(contoh: Hytrin, Cardura) yang seharusnya tidak masuk kedalam algoritma

terapi sehingga pemberian obat tersebut masuk kedalam masalah terapi obat yakni pemilihan obat yang kurang tepat.

(87)

homeostasis tubuh dalam meningkatkan kadar glukosa darah apabila terjadi kondisi hipoglikemia (Saseen and Maclaughlin, 2011).

4.4.2 Telaah Masalah Terapi Obat – Indikasi Tidak Terobati (P2.6)

Indikasi tidak terobati merupakan suatu masalah terapi obat yang muncul akibat tidak dilakukannya pemberian terapi kepada pasien yang telah didiagnosa penyakit tersebut.Hal ini seringkali terjadi karena kesalahan pada manusia (human

error) maupun hal yang bersifat tidak disengaja.

Tabel 4.7 Gambaran Masalah Terapi Obat – Indikasi Tidak Terobati Pada Pasien

Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No No. RM Diagnosa TD Pemberian

Obat

Jumlah

Resep Persentase

1 54.00.10 DM, HT,

Total Indikasi Tidak Terobati 2 100%

Total Dari Seluruh Masalah Terapi Obat 2 1,98%

(88)

pengobatan indikasi yang terjadi pada pasien (AMA, 2013).

4.4.3 Telaah Masalah Terapi Obat – Kontraindikasi Pemakaian Obat (P2.4)

Setiap obat seringkali memiliki kontraindikasi, yang artinya obat tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien yang memiliki suatu keadaan atau penyakit khusus yang kemungkinan bisa menimbulkan suatu toksisitas maupun efek samping obat yang berbahaya bagi pasien.

Tabel 4.8 Gambaran Masalah Terapi Obat – Kontraindikasi Pemakaian Obat Pada

Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No. No. RM Diagnosa Pasien Pemberian Obat

Jumlah

Resep Persentase

1 48.67.32 DM, HT, HF Metformin 1 14,28%

Total Kontraindikasi Pemakaian Obat 7 100%

Total Dari Seluruh Masalah Terapi Obat 7 6,93%

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa terjadi 7 kasus atau sekitar 6,93%dimana diberikan Metformin kepada pasien yang memiliki penyakit jantung, baik itu heart failure, congestive heart failure, maupun penyakit jantung koroner.

(89)

dapat menyebabkan tubuh mengalami mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan sebagai gejala awal dan dapat menjadi stupor, koma, dan kejang bila dalam kondisi ekstrim (Diabetes Spectrum, 2009).

4.4.4 Telaah Masalah Terapi Obat – Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip

(P2.3)

Banyaknya golongan obat dan penggunaan kombinasi obat seringkali menimbulkan kemungkinan dua obat yang memiliki mekanisme kerjamirip diberikan pada saat yang bersamaan.Hal ini tentu saja menjadi suatu masalah terapi obat dikarenakan kemungkinan risiko efek samping bisa saja muncul dan membahayakan bagi pasien.

Tabel 4.9 Gambaran Masalah Terapi Obat – Obat Dengan Mekanisme Kerja

Mirip Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No. Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip Jumlah Resep Persentase

1 Captopril + Valsartan 2 50%

2 Aspilet + Clopidogrel 1 25%

3 Furosemid + Spironolakton 1 25%

Total Obat Dengan Mekanisme Kerja Mirip 4 100%

Total Dari Seluruh Masalah Terapi Obat 4 3,96%

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa terjadi empat kasus pemberian obat dengan mekanisme kerja mirip. Pemberian Captopril dan Valsartan menjadi kasus yang terbanyak dijumpai, yakni sekitar dua kasus (50%) diikuti dengan pemberian Aspilet – Clopidogrel (1 kasus atau 25%) dan Furosemid – Spironolakton (1 kasus atau 25%).Analisis tersebut didasarkan atas pertimbangan penulis karena semua obat yang disebutkan memiliki mekanisme kerja mirip.

(90)

berbahaya dan menimbulkan efek samping seperti hiperkalemia, hipotensi,

syncope, dan gangguan ginjal.Penelitian juga menyebutkan bahwa tidak terdapat

keuntungan terapi bila kedua obat tersebut dikombinasikan (Drugs.com, 2015).

4.4.5 Telaah Masalah Terapi Obat – Potensial Interaksi Obat (P5.1)

Pemberian lebih dari satu obat atau polifarmasi seringkali menimbulkan interaksi obat.Bila dilihat dari efek yang dihasilkan, interaksi obat terbagi atas dua, interaksi obat yang bersifat menguntungkan (biasanya bersifat sinergisme) atau bersifat merugikan (antagonis).Namun bila hasil interaksi obat yang dihasilkan dapat menimbulkan kerugian bagi pasien, maka hal itu menjadi suatu masalah terapi obat.

Tabel 4.10 Gambaran Masalah Terapi Obat – Potensial Interaksi Obat Pada

Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No. Potensial Interaksi Obat Jumlah R/ Persentase

1 ACE – I + Insulin 27 18%

Total Potensial Interaksi Obat 150 100%

Total Dari Seluruh Masalah Terapi Obat 49 48,51%

(91)

golongan BBdan Insulin menjadi potensial interaksi obat selanjutnya yang paling sering terjadi (22 R/ atau 14,66%) dan hasil lainnya telah tercatat pada Tabel 4.10.

(92)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:

a. Terdapat masalah terapi obat pada pasien penderita diabetes melitus komplikasi hipertensi di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa tahun 2014. b. Masalah terapi obat terjadi sebanyak 56 kasus dari 57 kasus dengan rincian:

pemilihan obat yang kurang tepat (38,61%), kontraindikasi pemakaian obat (6,93%), indikasi tidak terobati (1,98%), obat dengan mekanisme kerja mirip (3,96%) dan potensial interaksi obat (48,51%).

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menyarankan beberapa hal seperti:

a. Sebaiknya diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan untuk terjun langsungdan lebih menerapkan penatalaksanaan terapi obat yang tepat sehingga risiko munculnya masalah terapi obat bisa berkurang.

(93)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok dari penyakit metabolisme, baik itu metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang disebabkan oleh penurunan dari fungsi insulin pada proses sekresi insulin, aktivitas insulin (sensitivitas), maupun keduanya (Triplitt, 2011). Hipertensi merupakan suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah arteri secara persisten (Saseen and Maclaughlin, 2011).

2.1.1 Patofisiologi Penyakit

Hubungan antara resistensi insulin dengan faktor risiko kejadian kardiovaskuler termasuk hiperinsulinemia, hipertensi, obesitas, dislipidemia, dan kelainan pembekuan darah telah diklasifikasikan dengan banyak sebutan, termasuk “sindrom resistensi insulin,” dan “sindrom metabolik.” Seringkali yang menjadi parameter bagi seseorang dikatakan memiliki sindrom metabolik adalah seseorang yang mengalami obesitas disertai dua dari tiga kondisi lainnya, yakni diabetes melitus, dislipidemia, dan hipertensi (Triplitt, 2011).

(94)

Diabetes melitus merupakan penyakit yang dapat ditangani. Walaupun kadar glukosa darah dapat dikontrol, tetap saja risiko seseorang untuk mengalami penyakit kardiovaskuler masih sangat tinggi. Hal ini diakibatkanseseorang yang memiliki diabetes melitus juga memiliki beberapa kondisilain, yakni:

a. Hipertensi

Hipertensi sudah menjadi risiko utama penyebab penyakit jantung dan stroke sejak dulu.Hal ini terjadikarena terdapat hubungan yang positif antara hipertensi dan resistensi insulin. Ketika seseorang mengalami kedua penyakit tersebut, risiko untuk mengalami penyakit jantung juga akan meningkat dua kali lipat dari sebelumnya.

b. Kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi

Tingginya kadarLow Density Lipoprotein (LDL), rendahnya kadar High

Density Lipoprotein (HDL), dan juga tingginya kadar trigliseridadapat

meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler melalui mekanisme dislipidemia aterogenik.

c. Obesitas

Obesitas telah dikaitkan menjadi salah satu faktor risiko pada penyakit kardiovaskuler. Penurunan berat badan dapat menurunkan risiko tersebut, menurunkan kadar insulin, dan juga meningkatkan resistensi insulin.

d. Kurang aktivitas fisik

(95)

e. Asupan makanan yang tidak terkontrol

Pola asupan makanan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan banyak faktor risiko untuk diabetes dan hipertensi menjadi lebih tinggi.Terlalu banyak mengkonsumsi glukosa dan makanan kaya natrium dapat menyebabkan risiko penyakit diabetes dan hipertensi menjadi lebih tinggi terjadi pada seseorang. f. Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, baik itu pada pasien diabetes melitus maupun tidak (Heart.org, 2015).

2.1.3 Klasifikasi Diabetes MelitusDan Hipertensi

Menurut (Triplitt, 2011), klasifikasi penyakit diabetes melitus dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pengkategorian Status Glukosa

Parameter Keterangan Nilai

Gula Darah Puasa

Normal <100 mg/dL

Toleransi Kelainan Glukosa

100 – 125 mg/dL Diabetes Melitus ≥126 mg/dL Gula Darah Dua

Jam Setelah Makan

Normal <140 mg/dL

Toleransi Kelainan Glukosa

140 – 199 mg/dL Diabetes Melitus ≥200 mg/dL

Menurut (Saseen and Maclaughlin, 2011), klasifikasi penyakit hipertensi dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi Stage 1 140-159 90-99

(96)

2.2.1 Insulin

Target organ utama insulin dalam mengatur kadar glukosa adalah hati, otot, dan jaringan adiposa. Peran utamanya antara lain uptake, utilisasi, dan penyimpanan nutrien di sel. Proses anabolik insulin meliputi stimulasi, utilisasi, dan penyimpanan glukosa, asam amino, asam lemak intrasel; sedangkan proses katabolisme (pemecahan glikogen, lemak, dan protein) dihambat. Semua efek ini dilakukan dengan stimulasi transport substrat dan ion ke dalam sel, menginduksi translokasi protein, mengaktifkan dan menonaktifkan enzim spesifik, merubah jumlah protein dengan mempengaruhi kecepatan transkripsi gen dan translasi mRNA spesifik (Suherman dan Nafrialdi, 2011).

Stimulasi transport glukosa ke otot dan jaringan adiposa merupakan hal yang krusial dari respon fisiologis terhadap tubuh. Glukosa masuk ke dalam sel melalui salah satu jenis glucose-transporter (GLUT), dan 5 dari GLUT ini (GLUT1 sampai GLUT5) berperan pada difusi glukosa ke dalam sel yang bersifat

Na+-independent. Insulin merangsang transport glukosa dengan menginduksi

enersi untuk mentranslokasi GLUT4 dan GLUT1 dari vesikel intrasel ke membran plasma. Efek ini bersifat reversibel, GLUT kembali ke pool intrasel saat insulin tidak bekerja lagi. Gangguan proses regulasi ini dapat menjadi salah satu penyebab DM tipe 2 (Suherman dan Nafrialdi, 2011).

2.2.2 Golongan Sulfonilurea

(97)

membran sel-sel β yang menimbulkan depolarisasi membran dan pada keadaan ini akan membuka kanal kalsium. Dengan terbukanya kanal kalsium maka ion Ca2+akan masuk ke dalam sel-β, merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptida-C. Kecuali itu, sulfonilurea dapat mengurangi klirens insulin di hepar.Contoh dari obat golongan ini adalah glibenklamid (gliburid), glipizid, gliklazid, dan glimepirid (Suherman dan Nafrialdi, 2011).

2.2.3 Golongan Biguanid

Biguanid sebenarnya bukan obat hipoglikemik tetapi suatu anti hiperglikemik, tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin dan umumnya tidak menyebabkan hipoglikemia.Biguanid menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adiposa terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel (AMP-activated protein kinase).Meski masih kontroversi, adanya penurunan produksi glukosa hati, banyak data yang menunjukkan bahwa efeknya terjadi akibat penurunan glukoneogenesis.Biguanid tidak mempunyai efek yang berarti pada sekresi glukagon, kortisol, hormon pertumbuhan dan somatostatin. Contoh obat golongan ini adalah metformin (Suherman dan Nafrialdi, 2011).

(98)

Banyak golongan obat yang dapat diberikan pada pasien hipertensi.Berbagai macam kombinasi obat tersebut dapat dilihat secara ringkas pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Mekanisme kerja berbagai obat anti hipertensi

2.3.1 Golongan Diuretik

Diuretik Kuat (Loop Diuretic)

(99)

Diuretik Tiazida

Diuretik tiazida bekerja menghambat simporter Na+ dan Cl- di hulu tubulus distal. Sistem transport ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na+ dan Cl- dari lumen ke dalam sel epitel tubulus. Na+ selanjutnya dipompakan keluar tubulus dan ditukar dengan K+, sedangkan Cl- dikeluarkan dari kanal klorida.Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah meningkatkan ekskresi natrium, klorida, dan sejumlah air.Melalui mekanisme tersebut, penurunan tekanan darah dapat terjadi.Contoh obat golongan ini adalah hidroklortiazid, klorotiazid, dan benztiazid (Nafrialdi, 2011).

Diuretik Hemat Kalium – Antagonis Aldosteron

Aldosteron merupakan suatu mineralokortikoid yang berperan memperbesar reabsorpsi natrium dan klorida di tubuli distal serta memperbesar ekskresi kalium. Obat diuretik antagonis aldosteron akan menghambat aldosteron secara kompetitif sehingga timbul efek diuresis yang akan menurunkan tekanan darah. Contoh obat golongan ini adalah spironolakton dan eplerenon (Nafrialdi, 2011).

2.3.2 Golongan ACE – Inhibitor

ACE – Inhibitor menghambat perubahan Angiotensin I menjadi

Gambar

Tabeldangrafikakandisajikanuntukmenggambarkan
Tabel 4.1 Distribusi Data Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi (N= 57)
Gambar 4.1 Gambaran Penyakit Penyerta Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di RSUD Kota Langsa Tahun 2014
Tabel 4.2 Gambaran Penggunaan Obat Anti Diabetes Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin baik tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi anjuran maka semakin berminat melakukan imunisasi anjuran pada

Panitia Pengadaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan paskakualifikasi untuk paket Pekerjaan

Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana respon dan dampak terhadap kehidupan masyarakat akan keberadaan Bandara di Desa Pariksabungan.. Dalam menemukan data

Pada Jaringan KAVAL, sekian banyak user yang sangat membutuhkan bandwicht internet yang cukup besar supaya bisa terkoneksi dengan internet yang lebih cepat dan stabil, tetapi

[r]

Dengan protokol SNMP ini, kita bisa mendapatkan informasi tentang status dan keadaan dari suatu jaringan, karena tujuan SNMP adalah bagaimana supaya informasi yang dibutuhkan

[r]

Dengan adanya fasilitas ini para pembuat program dapat lebih mudah untuk menciptakan program aplikasi dengan gambar-gambar vektor dengan cepat dan mudah karena GDI+ memang