• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL PENELITIAN

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Penerapan PSAP No. 2 Tentang Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Sebagaimana diamanatkan Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2003, tentang keuangan Negara, Meteri/Pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan meyampaikan laporan keuangan kemernterian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Satuan kerja Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utaraadalah salah satu entitas akuntansi di bawah Kementerian/Lembaga yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dengan menyusun laporan keuangan berupa realisasi anggaran.

Penyusunan laporan realisasi anggaran di satuan kerja Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara mengacu pada peraturan Menteri Keuangan nomor 59/PMK.06/2005 Tentang sistem perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2006 tanggal 28 Desember 2005 tentang pelaksanaan penyusunan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai dengan ketentuan perudang-undangan yang berlaku.

Laporan realisasi anggaran yang disajikan oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara memuat seluruh hal-hal yang berkaitan dan mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal, perbedaan terjadinya selisih material antara anggaran dan realisasi yang dihasilkan, serta daftar-daftar yang terperinci mengenai anggaran dan realisasinya.

Laporan realisasi anggaran antara satuan kerja Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara kode Satker 024.01.07.070028, yang selanjutnya disebut Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dengan sektor pelayanan perbendaharaan Negara Medan, yang menyajikan laporan realisasi anggaran. Satuan kerja Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, terbagi atas dua program yaitu:

a. Program promosi kesehatan

b. Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan.

Laporan realisasi anggaran disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan standart akunatnsi pemerintahan yang berlaku.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh maka diketahui bahwa dari laporan anggaran realisasi diketahui bahwa dari anggaran yang direncanakan yaitu sebesar sebesar Rp. 9.294.032.000, sedangkan realisasi yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 8.054.544.258 atau mencapai sekitar 86,66% dari anggaran yang ditetapkan. Sedangkan dana yang dikembalikan pada tahun anggaran berjalan yaitu tahun 2006 sebesar Rp. 1.239.487.742 dan dibukukan sebagai kontra pos belanja (sisa anggaran belanja) pada periode pelaporan yang dibuat, dan dikembalikan pada kas APBD.

Sedangkan laporan realisasi anggaran ada anggaran untuk pelaksanaan DIPA luncuran yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan gedung, pengadaan alat kedokteran, kesehatan, dan keluarga berencana (KB)

serta pengadaan obat-obatan/vaksin dengan realisasi fisik yang mencapai seratur persen. Tidak tercapainya anggaran yang ditetapkan disebabkan oelh berbagai faktor baik fktor internal maupun faktor eksternal.

Laporan realisasi anggaran juga merupakan wujud kinerja suatu instansi lembaga pemerintah dala menjalankan kegiatan yang telah direncanakan. Laporan realisasi anggaran yang dibuat oleh satuan kerja Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, selalu tepat kalaupun terjadi maslah perpajangan dan perpendekan waktu laporan anggaran realisasi, satuan kerja Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara memberikan alasan mengapa laporan realisasi anggaran dipercepat ataupun diperlambat.

Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dikuti dengan perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah timbul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

2. Hambatan-hambatan dan Kendala yang Dijumapi oleh Satuan Kerja Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

Terjadinya selisih laporan realiasasi anggaran pada Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara diakibatkan oleh beberapa hambatan yang dijumpai oleh satuan kerja Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Penyebab terjadinya realisasi anggaran yang rendah di Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

a. Adanya kegiatan yang tidak dilaksanakan diakibatkan dukungan kegiatan atau petunjuk dari Pusatbelum diterima sehingga kegiatan tersebut tidak dilaksanakan.

b. Padatnya kegiatan program baik yang bersumber dari dana APBN dan APBD sehingga tidak berjalan sesuai dengan POA yang telah direncanakan ditambah lagi mundurnya waktu pelaksanaan kegiatan dan rencana yang telah disusun

Selain itu ada hambatan-hambatan yang berasal dari lingkungan / internal di Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara yaitu:

a. Kegiatan pengadaan pada umumnya mengalami keterlambatan sehingga realisasi kegiatan sampai dengan akhir desember. Hal ini disebabkan karena keterlambatan penerimaan surat keputusan panitia.

b. Belum ada panitia yang lulus sertifikati pengadaan barang / jasa Pemerintah (banyak staff yang menjadi panitia)

c. 1 (satu) satuan kerja DIPA terkait oleh beberapa program sebagai pelaksana dan penanggungjawaban keuangan saling ketergantungan

d. Penguji SPM masing-masing satuan kerja masih dijabat oleh staf program, seharusnya penguji SPM dibawah koordinasi pejabat penandatangan SPM. Sedangkan hambatan yang terjadi di luar atau external adalah sebagai berikut:

a. Batas waktu pertanggungjawaban keuangan yang diberikan untuk pelaksana hanya satu bulan

b. Kegiatan dana Dekonsentrasi pada hakekatnya merupakan RKAKL ksehatan, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan revisi keuangan harus melalui Departemen Kesehatan RI. Demikian juga dengan revisi DIPA sehingga harus melaluipusat (Direktur DJA-PK dan DJPB) c. Setiap selesai melaksanakan program tidak direvisi / dievaluasi ulang

tentang validasi hasil kegiatan sehingga masih banyak kesalahan.

Misalnya: Bencana alam yang terjadi di Sumatera Utara tepatnya pada akhir Bulan Desember 2006 (masa pencairan TUP telah berakhir), sedangkan bencana baru berlangsung, sehingga tidak dapat mengikuti peraturan Menteri Keuangan Nomor : PER-66/PB/2006 tahun 2005, oleh karena itu seharusnya khusus bencana alam diatur secara tersendiri.

BAB V

Dokumen terkait