• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Laporan Realisasi Anggaran

3. Tujuan dan Manfaat Laporan Realisasi Anggaran

Tujuan standar laporan realisasi anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian laporan realisasi anggaran untuk pemerintahan dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan . laporan realisasi anggaran menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas secara tersanding. Penyadingan antara anggara dan realisasinya menunjukan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislative dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut PSAP No. 2 alinea 17 (2005), laporan realisasi anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan dari suatu entitas yang masing-masing diperbadingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan tersebut dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi

sumber-sumber daya ekonomi serta untuk menyediakan akuntabilitas entitas atas sumber – sumber daya tersebut dengan :

a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber daya ekonomi alokasi dan penggunaan sumber-sumber tersebut

b. Menyediakan informasi realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas pengguna anggaran.

Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksikan sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah. Laporan tersebut juga memprediksi resiko ketidakpastian dari sumber – sumber daya ekonomi yang berhubungan dengan kegiatan pemerintah tersebut. Laporan realisasi anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang tentang indikasi apakah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan digunakan :

a. Telah dilaksanakan secara efektif, efisien dan hemat. b. Telah sesuai dengan anggaranya

c. Telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Isi dan Format Laporan Realisasi Anggaran.

Laporan realisasi anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan realisasi anggaran menbandingkan realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dengan

anggarannya. Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 bahwa laporan realisasi anggaran minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :

a. Pendapatan. b. Belanja. c. Transfer.

d. Surflus atau Deficit. e. Penerimaan Pembiayaan. f. Pengeluaran Pembiayaan.

g. Pembiayaan Netto.Selisih lebih / kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA / SIKPA)

Pos, judul dan sub jumlah lainnya disajikan dalam laporan realisasi anggaran apabila diwajibkan oleh standar akuntansi pemerintahan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan laporan realisasi anggaran secara wajar.

Dalam konteks laporan realisasi anggaran, aktivitas operasi adalah aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh entitas dalam rangka mencapai tujuan utamanya. Belanja yang timbul dari aktivitas operasi dibedakan menurut belanja yang timbul dari aktivitas perolehan aset dan yang timbul dari aktivitas pembiayaan entitas. Entitas pemerintah harus menyajikan pada laporan realisasi anggaran atau pada catatan atas laporan keuangan sub-klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Entitas pemerintah menyajikan belanja menurut jenis dalam laporan realisasi anggaran. Rincian belanja menurut klasifikasi organisasi disajikan dalam laporan realisasi anggaran atau di catatan atas laporan keuangan. Belanja disajikan dalam laporan realisasi anggaran menurut jenis belanja. Berikut ini adalah penjelasan tentang item-item yang ada dalam laporan realisasi anggaran.

a. Pendapatan.

Menurut PSAP No.2.1 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 pengertian pendapatan adalah :

“ Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum Negara / kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat / daerah ”.

Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan pusat pertanggung jawaban. Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas lainseperti penerimaan danan perimbangan dan dana bagi hasil. Pendapatan diakui pada saat diterima pada kas umum negara / kas daerah. Pembukuan pendapatan harus dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Realisasi anggaran pendapatan harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan.

Pengembalian / koreksi atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan, sedangkan pengembalian / koreksi atas penerimaan pendapatan dari periode

sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar. Akuntansi pendapatan disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggung jawaban sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat dan daerah.

b. Belanja.

Menurut PSAP No.2.1 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2004 pengertian belanja adalah :

“Belanja adalah semua pengeluaran kas umum Negara / kas daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat / daerah. Belanja ditetapkan dengan dokumen otoritas kredit anggaran (allotment)”.

Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi utama pemerintah pusat / daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Klasifikasi belanja menurut fungsi antara lain meliputi pelayanan umum, pertahanan, ekonomi, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan organisasi menguasai bagian anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi di lingkungan pemerintah pusat antara lain meliputi belanja departemen / lembaga jenjang struktural di bawahnya, proyek / bagian proyek.

Klasifikasi belanja menurut organisasi di pemerintah daerah antara lain meliputi belanja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), propinsi / kabupaten / kota dan lembaga teknis daerah propinsi / kabupaten / kota.

Klasifikasi belanja menurut jenis belanja untuk pemerintah pusat yaitu belanja operasi dan belanja modal. Klasifikasi belanja menurut jenis belanja untuk pemerintah daerah meliputi belanja operasi, belanja modal, dan belanja tersangka.

Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat / daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Klasifikasi belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang non investasi, pembayaran bunga hutang, subsidi belanja operasional lainya. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk investasi permanent, aset tetap, dan aset lainya yang bewujud yang digunakan dalam menunjang kegiatan pemerintah pusat / daerah antara lain meliputi belanja perolehan investasi permanent dan belanja pembelian aset tetap.

Belanja tak tersangka adalah pengeluaran anggara untuk penanganan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak tersangka lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemrintah daerah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran kas umum Negara / kas daerah. Khusus pengeluaran kepada pemegang kas diakui pada saat dipertanggung jawabkan. Realisasi anggaran belanja harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan.

c. Transfer.

Menurut PSAP No.2.1 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 : “ Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas ke entitas lain seperti pengeluaran dan dana bagi hasil”.

Realisasi anggaran belanja harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja, dibukukan sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam ekuitas dana lancar.

Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan pertanggung jawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara yang memungkinkan pengukura kegiatan belanja tersebut.

Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan memerlukan dana relative cukup besar yang tidak dapat dibebenkan dalam tahun anggaran.

d. Surflus / Defisit.

Menurut PSAP No.2.1 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 pengertian surflus adalah : “Surflus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja. Deficit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja”.

e. Penerimaan Pembiayaan.

Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 pengertian penerimaan pembiayaan adalah : “Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan kas umum Negara / kas daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privitisasi

BUMN / BUMD, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga danpenjualan investasi permanent lainnya”.

f. Pengeluaran Pembiayaan.

Menurut PSAP No.2 dalam Peratura Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 : “Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran kas umum Negara atau daerah karena memberikan pinjaman kepada pihak ketiga atau pembayaran klaim kepada pihak ketiga dalam periode tahun anggaran tertentu”.

g. Pembiayaan Netto

Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 : “Penerimaan Netto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu”.

h. Sisa Lebih atau Kurang Perhitungan Anggaran.

Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 : “Selisih lebih kurang perhitungan anggaran adalah akumulasi surplus / defisit dengan pembiayaan netto”.

Transaksi dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata uang yang digunakan dalam pelaporan keuangan dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. Contoh format Laporan Realisai Anggaran merupakan ilustrasi dan bukan merupakan bagian dari standar. Tujuan contoh ini mengilustrasikan penerapan standar untuk membantu dalam klarifikasi nantinya.

Contoh Format Laporan Realisasi Anggaran pemerintah pusat, pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten / kota pada table 2.1 s/d table 2.3 berikut ini :

TABEL . 2.1

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Dokumen terkait