• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN

B. ANALISIS HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis akan mencoba untuk menganalisa dan

memberikan penilaian terhadap hasil penelitian pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dengan membandingkan teori pada bab II sebagai dasar untuk memberikan analisa.

1. Struktur Organisasi Perusahaan

Peranan struktur organisasi sangat penting bagi perusahaan. Struktur yang baik harus dapat menampung semua tugas dan tanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Sturktur yang baik juga akan dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian penulis, perusahaan menyusun struktur organisasinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Penulis menganalisa bahwa PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sudah menggambarkan pembagian tugas yang jelas, dengan adanya pembagian tugas ini diharapkan akan tercipta kinerja yang baik dalam perusahaan. Masing – masing bagian bertanggung jawab atas tugasnya. Tugas – tugas didalam perusahaan tidak begitu kompleks sehingga manajemen menginginkan struktur organisasi garis untuk menampung semua uraian tugas tersebut. Dengan adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas untuk setiap bagian yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan maka akan tercipta koordinasi kerja dan sinkronisasi yang baik antar berbagai bagian yang

tugas secara terspesialisasi berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan para karyawan, menciptakan disiplin yang tinggi dan terjadi koordinasi yang baik walaupun jenis kegiatan dan jumlah orang yang perlu dikoordinir cukup banyak.

2. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan

Jika dilihat dari uraian bab II maka dikemukakan adanya beberapa alternatif kedudukan bagian internal auditor didalam perusahaan. PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan menempatkan posisi bagian SPI langsung dibawah Direktur Utama. Dengan demikian dapat ditarik beberapa hal positif dari kedudukan SPI tersebut, yaitu:

a. Dukungan dari Direktur Utama sepenuhnya dapat diharapkan.

b. Tingkat kebebasan (independensi) bagian internal auditor cukup memadai sehingga memungkinkan dapat melakukan audit yang baik.

Namun jika dilihat dari perhatian yang dapat diberikan oleh Direktur Utama untuk mempelajari hasil audit menurut pengamatan penulis, pihak Direktur Utama tidak dapat dengan cepat menanggapi laporan tersebut. Hal ini disebabkan tugas Direktur Utama sangat berat, sehingga tindakan penyempurnaan yang akan diambil akan terlambat dan akhirnya tindakan penyempurnaan itu kurang efektif.

Pengaruh negatif selanjutnya adalah bahwa hasil audit tiap periode terbatas pada hal – hal yang sama karena sasaran dan rekomendasi yang dilaporkan oleh SPI tidak dapat segera dilaksanakan oleh pimpinan umum. Hal ini terlihat dari permasalahan yang dijumpai oleh SPI mempunyai sifat serta jenis

tidak puas pada hasil kegiatannya.

Dari struktur organisasi perusahaan, dapat dilihat adanya Senior Manajer Akuntansi Manajemen yang salah satunya adalah melakukan pengawasan atas data – data keuangan perusahaan. Menurut pendapat penulis, sebaiknya Biro Satuan Pengawas Intern menyampaikan hasilnya kepada Senior Manajer Akuntansi Manajemen. Dengan tujuan agar hasil audit dapat lebih mudah dianalisa dan hasil pengamatan ini disampaikan kepada Direktur Utama dan Biro Satuan Pengawas Intern.

3. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor Terhadap

Pengawasan Aktiva Tetap a. Fungsi internal Auditor

Dari hasil penelitian penulis terhadap struktur organisasi dapat dilihat bahwa kedudukan internal auditor berada dibawah direktur utama dan didalam teori pada bab II, berada pada alternatif ke 2. dari sinilah internal auditor bertanggung jawab langsung kepada direktur utama serta menyampaikan hasil pemeriksaannya. Tujuan utama audit adalah membantu pihak manajemen dan pimpinan perusahaan melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif, untuk memberikan gambaran dan bantuan berupa analisa, penilaian, rekomendasi, konsultasi dan informasi. Dari hasil penelitian penulis dapat diketahui tujuan internal auditor dalam melakukan pengawasan terhadap aktiva tetap adalah membantu direktur utama melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap masalah yang timbul pada aktiva tetap dan masalah setiap departemen

memiliki harga yang relatif mahal yang membutuhkan perencanaan dalam pembeliannya serta memiliki masa manfaat yang cukup lama maka dibutuhkan pengawasan yang khusus pula serta dilakukan dengan penuh keteraturan.

Pemeriksaan terhadap aktiva tetap memiliki satu tujuan bahwa aktiva tetap yang ada dalam perusahaan tetap terpelihara dan dapat difungsikan sebagaimana yang seharusnya serta aman dari segala bentuk kecurangan, kerusakan atau kejadian – kejadian yang tidak dapat diduga, misalnya : kebakaran, bencana alam, banjir, dan lain – lain. Maksud diadakannya pemeriksaan terhadap aktiva tetap adalah untuk menguji tingkat kewajaran, benar atau tidaknya hasil laporan tersebut, catatan – catatan akuntansi, melakukan penilaian terhadap kemampuan pengawasan intern dalam melindungi aktiva tetap serta efisiensi dalam mencapai tujuan perusahaan. Dari sini penulis mengambil kesimpulan bahwa fungsi internal auditor dalam pengawasan aktiva tetap sudah terlaksana dengan baik dan sudah mengurangi beban dari pihak manajemen dan direktur utama.

PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan adakalanya melakukan pemeriksaan diluar daripada pemeriksaan rutin dan khusus. Ini dilakukan atas dasar permintaan direktur utama, komisaris, direktur keuangan, untuk mengadakan pemeriksaan kembali dengan melakukan penyelidikan terhadap data yang dihasilkan sehingga membutuhkan pengujian kembali, benar atau tidaknya hasil laporan tersebut.

ini sesuai dengan teori pada bab II dan dapat dilihat dari data hasil penelitian. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar, tercapainya tujuan perusahaan, dan teratasinya setiap masalah yang ada dalam perusahaan. Sehubungan dengan fungsi internal auditor dalam membantu akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan sudah terjalin dengan baik, hal ini dilihat dari kerjasama yang erat, yang sudah dilakukan antara perusahaan yang diwakili oleh internal auditor dengan akuntan publik.

Kerjasama yang dilakukan antara internal auditor dengan eksternal auditor secara umum berupa :

1. Pertemuan secara periodik untuk membahas masalah – masalah yang dihadapi perusahaan

2. Membandingkan program pemeriksaan dan kertas kerja pemeriksaan 3. Membandingkan metode, tehnik pemeriksaan dan laporan pemeriksaan

Kerjasama yang terjalin ini sudah membantu tingkat kepercayaan dari luar perusahaan yang semakin meningkat, terutama dari pemengang saham, investor, kreditor, bank, dan sebagainya. Kerjasama ini juga berdampak pada hasil temuan audit, waktu yang digunakan dalam pemeriksaan dapat dipersingkat dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi lebih ringan. Internal auditor pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan tidak turut dalam melakukan kegiatan usaha perusahaan sehingga dalam melaksanakan pemeriksaan, internal auditor dapat dengan bebas menilai dan memberikan saran atau rekomendasi.

internal auditor yaitu melaksanakan tugas operasional pemeriksaan, penilaian rencana, realisasi anggaran pembangunan dan pengusahaan, perawatan gedung dan lainnya. Yang menjadi tanggung jawab internal auditor didalam perusahaan PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dapat kita lihat pada bab IV, dalam data penelitian. Bila melihat teori dan kenyataan yang ada pada perusahaan tidaklah jauh berbeda. Terkhusus aktiva tetap, tanggung jawab internal audit sudah sama antara teori dan kenyataan yang ada di perusahaan. Tanggung jawab yang diemban oleh internal auditor ini mampu dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari prosedur yang dijalankan, khususnya prosedur aktiva tetap dan perlindungan terhadap aktiva tetap yang ada dalam perusahaan sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dan ini merupakan kebijaksanaan perusahaan.

Prosedur pemeriksaan aktiva tetap yang ada pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan adalah sebagai berikut:

1. Pencatatan aktiva tetap yang belum selesai pekerjaan pisik ke rek. pekerjaan dalam proses. Ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa tahapan pekerjaan pisik aktiva tetap tercatat sesuai dengan kemajuan kondisi pekerjaan pisik.

2. Pencatatan aktiva tetap yang selesai pekerjaan pisik 100% ke rek. aktiva tetap dari rek pekerjaan dalam proses. Ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa aktiva selesai dikerjakan 100% secara tepat waktu diakui sebagai aktiva tetap.

4. Tambahan pencatatan / koreksi nilai aktiva dari nilai tambahan yang dikapitalisasi. Ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa nilai biaya kapitalisasi sesuai dengan batas ketentuan.

5. Pengelompokkan pencatatan aktiva ke dalam kelompok aktiva produktip, tidak produktip, belum dimanfaatkan, dan usul dihapuskan. Ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa seluruh aktiva terdata dan tercatat sesuai dengan kondisi dilapangan.

6. Pengamanan secara kepemilikan aktiva yang dikuasai dan dimiliki. Ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa aktiva yang dimiliki dan dikuasai benar – benar dalam kondisi aman.

7. Pengamanan dokumen kepemilikan aktiva milik perusahaan. Ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua dokumen kepemilikan aktiva perusahaan sudah aman dari kehilangan, maupun dari bencana alam.

8. Penguasaan atas aktiva perusahaan sepenuhnya dibawah kendali perusahaan. Ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua aktiva milik perusahaan benar – benar dikuasai perusahaan secara hukumdan pisik.

9. Pengapus-bukuan aktiva perusahaan. Ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa aktiva perusahaan yang dikeluarkan dari buku perusahaan sudah layak secara ketentuan perusahaan.

Dalam hal pemeliharaan aktiva tetap, PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan memiliki bidang khusus untuk menangani masalah aktiva tetap. Bagian tehnik dan bagian peralatan dipercayakan untuk melakukan pemeriksaan,

perusahaan, maka bidang tehnik dan peralatan ini akan menyampaikan laporan kebagian akuntansi dan internal auditor. Laporan ini langsung diterima oleh internal auditor. Internal auditor akan mengadakan pemeriksaan langsung terhadap aktiva tetap sebagai tindak lanjut dari laporan yang diberikan.

Dari hal diatas kita ketahui, bahwa pengawasan atas aktiva tetap yang dilakukan oleh internal auditor sudah baik. Pada saat aktiva tetap dipindahkan, dijual atau dibeli telah melalui prosedur yang ditetapkan perusahaan, dan sudah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang. Jika prosedur yang sudah ditetapkan tidak dipatuhi, aktiva tetap tidak akan bergerak dari tempatnya.

Pembelian atas aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan harus direncanakan dengan matang. Jika perusahaan membeli apakah biaya yang akan dikeluarkan lebih besar atau lebih kecil, apabila dibandingkan dengan membuat atau membangun sendiri aktiva tetap tersebut. Sehingga dibutuhkan pertimbangan dan analisis yang tepat dalam perencanaan pembelian aktiva tetap. Keputusan yang telah diambil dan telah ditetapkan, disampaikan kepada direktur utama selaku pimpinan puncak perusahaan.

Internal auditor sebagai alat bagi direktur utama mampu mengurangi beban pihak manajemen perusahaan dan direktur utama sendiri. Internal auditor bertanggung jawab langsung kepada direktur utama sudah benar, apabila dilihat dari tingkat independensi yang dimiliki oleh internal auditor. Namun disisi lain memiliki kelemahan, dimana laporan hasil pemeriksaan tidak segera dapat diberi

Setelah penulis menganalisa dan mengevaluasi hasil penelitian pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, maka dalam bab V ini penulis akan menyimpulkan dan juga memberikan saran kepada perusahaan sejauh kemampuan penulis.

A. Kesimpulan

1. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka masalah yang dihadapi semakin rumit. Di samping itu pengawasan terhadap jalannya operasi perusahaan juga semakin sulit dilaksanakan. Untuk terciptanya suatu pengendalian didalam perusahaan, diperlukan suatu pengendalian intern yang baik, dan salah satu diantaranya adalah dengan mengadakan audit intern yang menjadi tugas bagi internal auditor didalam perusahaan.

2 Di dalam perusahaan ini, internal auditor berfungsi sebagai staff maksudnya ialah dimana ia harus memberikan saran, nasihat, dan rekomendasi tanpa berhak mengeluarkan perintah dan tidak mempunyai kekuasaan terhadap departemen lainnya. Pekerjaannya hanya meliputi audit, meriview, dan membuat hasil laporan auditnya yang berisikan komentar dan saran – saran perbaikannya.

3. Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan dapat menentukan independensinya yang dimilikinya dalam audit. Kedudukan Biro Satuan Pengawas Intern pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan di bawah Direktur Utama. Hal ini sangat membantu Biro SPI dalam mempertahankan sikap independen dan audit yang objektif.

4. Satuan Pengawas Intern dalam menjalankan tugasnya terlepas dari tugas rutin perusahaan yang mana SPI tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan yang menjadi objek auditnya.

5. Biro Satuan Pengawas Intern dalam setiap melaksanakan auditnya selalu berpedoman kepada Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang telah distandarisir yang merupakan rencana kerja tahunan dan menuangkan hasil auditnya yang disebut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

6. Setiap Laporan Hasil Pemeriksaan yang dihasilkan oleh SPI disampaikan kepada Direktur Utama untuk setiap objek audit yang diperiksanya. Dengan adanya laporan tersebut, maka Direktur Utama dapat mengambil keputusan dalam menentukan rencana dan kebijaksanaan selanjutnya .

7. Tugas dan tanggung jawab internal auditor dalam pengawasan aktiva tetap telah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

8. Seorang auditor internal dalam SPI sudah mengetahui prinsip, teknis dan prosedur audit intern dan pengetahuan lain yang dibutuhkan pada saat menyusun laporan audit. Adapun pengetahuan tersebut antara lain : Ekonomi, Akuntansi, Manajemen, Hukum, Moneter, Statistik, Sistem Informasi dan Komputer, Komunikasi, Logistik.

B. Saran

Adapun saran – saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan Biro Satuan Pengawas Intern tetap dipertahankan sebagai staff Direktur Utama. Hal ini dimaksudkan agar terjadi independensinya dan lebih banyak hasil diperoleh dari Biro Satuan Pengawas Intern, karena dia dapat mengaudit semua bagian dalam perusahaan.

2. Dalam memberikan laporan kepada Direktur Utama, Satuan Pengawas Intern dapat terlebih dahulu menyampaikan laporan lisan yang kemudian disusul dengan laporan tertulis. Ini perlu agar Direktur Utama dapat dengan cepat mengetahui hasil audit dalam hal adanya temuan dan dapat dengan segara mengambil tindak lanjut atas tujuan tersebut.

3. Melihat luasnya kegiatan perusahaan, maka sebaiknya manajemen sering mengadakan koordinasi yang lebih baik lagi dengan Satuan Pengawas Intern agar jangan sampai Satuan Pengawas Intern merasa jenuh dengan pekerjaannya karena kurangnya perhatian Direktur Utama terhadap Satuan Pengawas Intern yang disebabkan oleh pimpinan terlalu sibuk dengan perusahaan yang begitu luas kegiatannya.

4. Dalam setiap transaksi atau kegiatan ekonomi yang ada dalam perusahaan haruslah dicatat dengan tepat dan akurat sesuai dengan besarnya nilai transaksi yang terjadi. Sehingga terhindar dari kesalahan pencatatan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.

Agoes Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik), Edisi Ketiga, Jilid I, Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia.

, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik), Edisi Ketiga, Jilid II, Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia.

Arens & Loebbecke, 2004. Auditing Pendekatan Terpadu, Buku Satu, Edisi Indonesia, Penerbit Erlangga.

Courtemanche Gil, 2001. The New Internal Auditing (Pandangan Baru Internal Auditing), Diterjemahkan oleh Agung Wijanarko, Penerbit Kanisius.

Dewan Direksi, 2007. Organisasi Dan Tata Kerja di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

Hall A. James, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat.

Messier & rekan, 2005. Auditing Services & Assurance a Systematic Approach, Buku Dua, Edisi 3, Diterjemahkan oleh Nori Hinduan, Penerbit Salemba Empat.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Penerbit Salemba Empat. , 2002. Auditing, Buku I, Edisi 6, Penerbit Salemba Empat.

Niswonger & rekan, 2005. Prinsip Akuntansi, Edisi 21, Diterjemahkan oleh Helda Gunawan, Penerbit Erlangga.

Peraturan Pemerintah, 2005. Standar Akuntansi Pemerintahan No. 24, Penerbit Pustaka Pergaulan – Jakarta.

Narumondang B. 2004. Pengantar Akuntansi, Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Akuntansi USU.

Sawyer & rekan, 2005. Internal Auditing, Diterjemahkan oleh Desi Adhariani, Penerbit Salemba Empat.

Siswanto H. B., 2006. Pengantar Manajemen, Penerbit Bumi Aksara.

Soemarso S. R., 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Penerbit Salemba Empat.

Tunggal W. A., 2002. Struktur Pengendalian Intern, Penerbit Rineka Cipta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba

Empat Jakarta.

Dokumen terkait