• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Data

2. Analisis Hasil Wawancara

Metode wawancara merupakan salah satu metode yang digunakan untuk membantu mengumpulkan data. Ini bertujuan untuk menggali lagi informasi data yang diperoleh dari hasil tes. Dalam

wawancara ini peneliti berusaha mencari tahu apakah penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa berdasarkan analisis jawaban siswa. Untuk itu peneliti mengadakan wawancara dengan 4 siswa yang dipilih berdasarkan jenis kesalahan yang mewakili secara umum jawaban siswa yang melakukan kesalahan, bervariasi, dan kesalahan yang dilakukan menarik untuk diteliti.

Berikut beberapa petikan wawancara 4 siswa yang dipilih sebagai subyek wawancara serta hasilnya. Dalam petikan ini, P sebagai peneliti dan A (subyek 4), I (subyek 10), E(subyek 13), R(subyek 17) mewakili siswa.

a. Analisis Kesalahan Wawancara Siswa Nomor Subyek 4 Soal Nomor 2

P: dapat hasilnya 2. Trus kalau yang bagian substitusi ini, diapakan?

A: ini kan modelnya dari sini, diganti terus x sudah diketahui, terus diganti. Dimasukan y didapatnya -7.

P: bener gak -7?

A: o iya ya. Di sini min, di sini min jadinya 7. P: o harusnya 7. Berarti salah ya?

A: iya.

P: koq bisa menuliskan -7 kenapa? A: aku lupa kalau di depan y ada minus.

Dari sini terlihat bahwa siswa kurang teliti dalam perhitungan pada proses aljabar yang harus melibatkan pengurangkan kedua ruas dengan bilangan yang sama atau yang biasa disebut pindah ruas.

Soal Nomor 4

P: coba liat pada proses subtitusi ini, x – 62 = -10 dapat darimana? A: dari atasnya mbak.

P: x – 3 × 24 = 10? A: 3 × 24 berapa? P: 62

A: coba dihitung lagi. Dicoret-coret di kertas boleh koq. P: o iya mbak salah.

P; harusnya berapa? A: 72

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa melakukan kesalahan perhitungan karena kurang ketelitian dalam menghitung.

P: pada pemisalan, umur Adit itu dimisalkan x dan Nurdin y ya? A: iya.

P: pada perhitungan, nilai x berapa dan nilai y berapa? Coba liat lembar jawaban kamu!

A: x = 52, y = 24

P: kalau pada kesimpulan tadi umur Adit dan Nurdin berapa? A: Adit 14 tahun, Nurdin 52.

P: tadi pada pemisalan umur Nurdin dimisalkan y, tapi pada perhitungan y = 24. Kenapa kesimpulannya tidak menuliskan umur Nurdin 24 tahun?

A: (diam)

P: terus pada pemisalan, umur Adit dimisalkan x kan? Pada perhitungan x = 52, tapi kenapa pada keimpulan dituliskan umur Adit 14 tahun?

A: soalnya bingung mbak. Pertamanyakan dapat y = 24 terus x = 52, jadi hasilnya tak tulis Adit duluan.

P: kebalik gitu? A: iya e mbak, kebalik.

Dari petikan wawancara di atas, terlihat bahwa siswa mendapatkan kesimpulan berdasarkan perhitungan tetapi kenyataanya tidak sesuai dengan perhitungan. Ini dikarenakan siswa kurang teliti dalam menulikan kesimpulan sehingga tertukar antara nilai x dan y.

b. Analisis Kesalahan Wawancara Siswa Nomor Subyek 10 Soal Nomor 1

P: ini diketahuinya sudah lengkap belum? E: sudah kayanya mbak.

P: uang 220.000 itu diberikan kepada siapa aja? E: 4 orang tukang kebun dan 3 orang tukang kebun.

P: bukan 4 orang tukang kebun dan 2 orang pembersih ruangan? E: sama-sama tukang kebun.

P: kalau 140.000 buat 2 pembersih ruangan? E: iya.

P: seorang pembersih ruangannya? E: gak ada.

Dari petikan wawancara di atas, terlihat bahwa siswa kurang memahami soal sehingga salah mengartikan soal dan ada data yang tidak dicantumkan pada diketahui yaitu 1 orang pembersih ruangan.

P: pemisalannya itu apa?

E: misal uang 220.000 = x terus 140.000 = y.

P: bukan uang tukang kebun dan pembersih ruangan? E: gak tau juga deh mbak.

Dari petikan wawancara di atas, terlihat bahwa siswa kurang memahami soal.

P: ini 22.000 dapat dari mana? Ini 22.000, ini 220.000. salah tulis atau? E: salah tulis kayanya.

Dari petikan wawancara di atas, terlihat bahwa siswa kurang teliti dalam mengutip data yang ada pada soal sehingga melakukan kesalahan dalam penulisan 220.000 menjadi 22.000.

P: +2? Dapat dari? E: 6, eh.

P: 60 ini dapat darimana? E: 220 – 280

P: terus kalau +2? E: 4 – 6

P: 4 – 6? Variable x kemana? E: jadi 3x

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa masih bingung dengan pengurangan bilangan yang memuat variabel. Ini dikarenakan siswa masih belum paham dengan operasi bilangan yang memuat variabel.

Soal Nomor 2

P: 2a + b – b – b + 1 itu dapat dari? E: pembilang.

E: yang ini (menunjuk a + 2).

P: pembilang? Kalau yang ini? Dikalisilang bukan? E: iya.

P: dikalisilang. Kalau yang di atas? E: silang.

P: dikalisilang juga? Kali silang itu bagaimana? E: ini dikali 1, emmm.

P: mana? Coba ditunjukan! E: b × 2, a × 1.

P: maksudnya? E: b × 1, a × 2. P: terus + 1? E: (diam)

P: Penjabaran pada dari model kedua yaitu 5a + 5 = 3b – 6 menjadi 5a – 2 = -10 itu bagaimana?

E: kali silang juga.

P: modelnya dikalisilang dapat 5a + 5 = 3b – 6? E: iya.

P: 5a – 2 = -10?

E: bingung itung-itungnya jadi asal-asal aja.

Dari petikan wawancara di atas, terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan karena siswa tidak mengerti cara kalisilang.

Soal Nomor 3

P: ini diketahuinya sudah lengkap belum? E: emmm.. gak tau. Iya kayanya.

P: coba liat soalnya dulu. E: iya kayanya.

Dari petikan wawancara di atas, terlihat bahwa siswa kurang memahami soal sehingga ada data yang tidak dicantumkan pada diketahui yaitu jumlah campuran sirup per liternya sebanyak 350 liter.

P: ini pemisalannya ya? Sirup = x, campuran = y. E: iya.

P: bukan sirup jenis I dan II? E: gak ada di soal mbak.

Dari petikan wawancara di atas, terlihat bahwa siswa kurang memahami soal.

P: Terus model pertama dapat darimana? Coba dilihat soal nomor 3. x + y = 4.200 itu dapat darimana?

E: dari harga campurannya.

P: harga campuran? Terus yang kedua?

E: terus campuran ditambah sama harga yang per liternya. P: harga campuran ditambah harga per liter?

E: dikali, eh. P: dikali?

E: dikali kan mbak? P: kalau model kedua?

E: harga sirup per liter tambah campuran sama dengan pendapatan.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang paham bagaimana cara membuat model matematika dari data yang diketahui, sehingga masih salah dalam membuat model matematika. Siswa melihat model I bahwa harga 1 liter campuran 1 dan 1 liter campuran harganya adalah Rp4.200,00, dan model II harga sirup per liter tambah campuran sama dengan pendapatan.

P: 4.200x + 350 = 1.410.000 dibagi 350 menjadi 2x + 1y = 1.100? E: iya mbak.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti dalam operasi pembagian.

P: terus koq proses eliminasi ini bukan 2x + 1y = 1.100 tapi 12x + 1y = 1.200? E: o iya. Salah tulis.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti dalam membaca pemodelan sehingga salah mengutip.

Soal Nomor 4

P: darimana? x – 3 = 2(y – 2) ini dapat darimana? E: dari umur Adit dan umur Nurdin.

P: diapakan? E: dikali. P: maksudnya? E: (diam)

P: kalau 5 tahun yang lalu itu mana? E: gak ada.

P: model kedua?2 kali umur Adit itu modelnya seperti apa di kerjaan kamu? E:Adit itu x.

E:gak tau mbak, bingung.

P: umur Adit juga ditambah 11 seperti umur Nurdin? E: x + 11 itu berarti ditambah 11.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa melakukan kesalahan pada pemodelan karena masih bingung cara memodelkan “5 tahun yang lalu” dan “3 tahun yang akan datang” dan “ditambah 11” ke kalimat matematika.

P: coba liat model yang pertama ini, x – 3 = 2y – 6 dapat dari mana? E: itu yang di atas.

P: x – 3 = 2(y – 2)? E: iya.

P:oh, tapi kalau itu yang 2y – 6 itu gimana cara dapatnya? Bisa dijelaskan? E: 2 kali y itu 2y, 6 itu 2 kali 3 harusnya. Gak tau deh mbak bingung.

P: kalau model yang kedua itu x + 11 = 2y + 1 itu dapat darimana? Atasnya juga? E: iya.

P: lho, variabel y itu dapat dari mana? 2y itu. E: aduh. 2y itu model.

P: makudnya gimana?

E: gimana ya. Aku juga gak mudeng mbak. Salah ini.

Dari petikan wawancara di atas, terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan dalam menjabarkan model matematika. Ini dikarenakan siswa kurang paham dengan perkalian yang di dalam tanda kurung.

P: gak ada ya? Ini udah dapat hasil y ya? Y berapa? X berapa? E: y itu -36, x itu -33.

P: terus di kesimpulan hasilnya berbeda? E: lihat teman.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa tersebut melakukan kesalahan pada bagian kesimpulan yaitu hasil yang ditulis pada kesimpulan berbeda dengan hasil yang diperoleh dari perhitungan pada penyelesaian karena siswa tidak percaya diri sehingga lebih memilih melihat kesimpulan temannya.

Soal Nomor 6

P: 150 dapat darimana? E: (diam)

P: dapat dari ini bukan? 100 : 2? E: 100 : 2 = 50

P: berarti 150? Salah jumlah atau? E: jadi p + l = 50

P: salah tulis? E: iya.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti sehingga melakukan kesalahan penulisan dari 50 menjadi 150.

P: oke, terus persamaan yang kedua berapa? E: p × l

P: sama dengan? E: 20.

P: terus ini p – l = 20? E: 100 : 2 tadi.

P: di atas kan p + l = 50 dari 100 : 2 tadi. Kalau yang p – l = 20 darimana? Dapat dari 100 : 2 lagi?

E: iya.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti menuliskan pemodelan.

P: model 1 dan 2 apa yang kamu tulis itu? E: p + l = 150 dan p . l = 20

P: itu yang akan dieliminasi? E: iya.

P: terus coba kamu liat persamaan apa yang kamu eliminasikan pada lembar jawab?

E: p + l = 50 dieliminasi p – l = 50. P: beda kan?

E: iya mbak. Salah.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti dalam menuliskan model matematika.

c. Analisis Kesalahan Wawancara Siswa Nomor Subyek 13 Soal Nomor 4

P: terus yang 3p – 2q = -10 -15 bagaimana? Coba dijelaskan! I: pindah tempat.

I: 2q pindah ke sini jadi min. -10 pindah ke sini. P: yang mana? -15 pindah ke sini jadi -15. I: plus. Salah tulis.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti sehingga melakukan kesalahan dalam operasi aljabar yaitu mengelompokan ruas kiri sebagai bilangan yang bervariabel dan ruas kanan dengan bilangan yang tidak bervariabel atau pindah ruas.

P: ya udah. Terus model yang kedua ini apa? 2 kali p + 3 samadengan? I: ini gak tau.

P: maksudnya? I: asal nulis.

P: asal nulis? O karena 11 terus ditambah q gitu? I: iya?

P: terus 11q itu dapat darimana? I: ditambah 11 tahun.

P: ditambah 11 tahun? Jadi dapat hasilnya ini ya? 2p = 11q = -3? I: iya.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa melakukan kesalahan dalam pemodelan karena belum paham dengan apa yang diketahui yaitu 2 kali umur Adit sama dengan umur Nurdin ditambah 11 tahun untuk dijadikan model matematika.

P: coba liat pada bagian eliminasi, kamu menuliskan 29q = -41 ⇔ q = -41 – 29 = -70. Itu bagaimana caranya.

I: 29 kan positif, kalo dipindahkan ke kanan jadi minus. P: pindah ruas maksudnya?

I: iya.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa memahaminya bukan sebagai membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama tetapi seperti pindah ruas.

P: coba liat pada bagian substitusi nilai -70 ini. -140 dapat darimana? I: 2 × -70

P: tapi perkerjaan kamu itu -2 × -70 I: iya hasilnya 140. Eh..plus atau min ya? P: gimana?

I: 140 mbak.

P: terus ini koq -140. I: itu dikurang 140 mbak?

P: bukan -140? I: iya salah itung mbak.

Dari petikan wawancara di atas, terlihat bahwa siswa kurang teliti sehingga melakukan kesalahan perhitungan -2 × -70 menjadi = -140, padahal seharusnya 140.

Soal Nomor 6

P: coba liat hasil emilinasi p + l = 50 dieliminasikan dengan p – l = 20 hasilnya p = 30. Kalau eliminasi itu berarti operasi apa yang digunakan di lembar pekerjaan kamu? Kurang atau tambah.

I: kurang mbak.

P: 30 itu dapat dari mana? I: 50 – 20.

P: kalo p dari p + l dikurang p – l? I: iya mbak.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang paham dan kurang teliti pada proses eliminasi bilangan bervariabel, sehingga melakukan kesalahan perhitungan tersebut.

d. Analisis Kesalahan Wawancara Siswa Nomor Subyek 17 Soal Nomor 1

R: misalnya itu 4 orang tukang kebun sama 3 orang tukang kebun. P: 4 orang tukang kebun x? terus?

R: iya. 2 orang pembersih ruang. P: itu y?

R: iya.

P: o itu. Terus model yang kedua?

R: 3 orang tukang kebun, terus 1 pembersih ruangan. P: 3 orang tukang kebun itu x?

R: iya. P: terus y?

R: seorang pembersih ruangan. P: samadengan 140?

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa melakukan kesalahan pada memodelkan data dengan pemisalah yang ada. Siswa memodelkan 4 orang tukang kebun sebagai x dan 2 orang pembersih ruangan sebagai y. Kemudian, siswa melakukan kesalahan pada memodelkan data dengan pemisalah yang ada. Siswa memodelkan 3 orang tukang kebun sebagai x dan 1 orang pembersih ruangan sebagai

y. Ini dikarenakan siswa kurang memahami soal dan pemahaman tentang SPLDV.

P: coba liat proses eliminasi yang kamu kerjakan. X + y = 220.000 dikurangi 140.000 hasilnya 80.000?

R: iya.

P: 80.000 dapat darimana tadi?

R: 220.000 dikurangi 140.000 kan 80.000. P: terus x + y dikurangi x + y berapa? R: gak ada.

P: terus x + y = 80.000 itu, x + y nya dapat dari mana? P: eliminasi mbak.

P: dikurangi? Oh jadi 80.000 ini variabel apa? X atau y atau apa? R: x kayanya.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang paham dan kurang teliti pada proses eliminasi bilangan bervariabel, sehingga melakukan kesalahan perhitungan tersebut.

P: terus kesimpulannya?

R: jadi tiap tukang itu dapat uangnya 80.000 P: itu tukang kebun atau pembersih ruangan? R: dua-duanya.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti membaca soal, karena dalam soal ditanyakan masing-masing uang yang didapat tukang kebun dan pembersih ruangan. Namun, pada kesimpulan, siswa hanya menjawab Rp80.000,00 untuk keduanya.

Soal Nomor 5

P: terus kalau model kedua ini tadi?

R: uang 10.000 dikali sama x, terus yang 5.000 itu dikali sama y. P: terus gak ada y nya.

R: ini kurang y mbak.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti sehingga melakukan kesalahan dalam penulisan yaitu kurangnya variabel y pada model kedua.

P: terus setelah dieliminasi, 110 dapat darimana? R: 250 – 40.

P: hasilnya? R: -110

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti sehingga melakukan kesalahan pada proses eliminasi dimana siswa menuliskan 250 – 40 = -110, padahal seharunya 210.

P: terus x + y = 110 ini = 3 + y = 110 dapat darimana? R: 3 nya?

P: iya.

R: 3 nya itu dapat dari (diam) P: dapat darimana?

R: soalnya kemarin aku liat contoh dari gurunya.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa belum mengerti dengan apa yang dituliskan, dan terlalu berpatokan dengan conton-contoh soal yang diberikan oleh gurunya sehingga tidak memikirkan cara yang benar untuk penyelesaian soal ini.

P: kalau y = 110/3 itu dapat dari 3 + y = 110? R: iya.

P: koq bisa 110/3? P: 3 pindah ke kanan.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa belum memahami cara mengurangi kedua ruas dengan bilangan yang sama, justru membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama.

Soal Nomor 6

P: p + l = 100 dapat darimana? R: keliling.

P: keliling? Rumus keliling apa? R: 2(p + l) bukan?

P: rumus keliling yang kamu tulis kan 2(p + l) = 100 = 50. Terus model pertama yang kamu tulis koq p + l = 100 padahal kamu bilang dapatnya dari rumus keliling. R: iya mbak.

P: terus koq bukan jadi p + l = 50? R: aduh, salah tulis itu kayaknya mbak.

Dari petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti menuliskan pemodelan dari penjabaran rumus keliling persegi panjang.

Dokumen terkait