• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Karakteristik Individu dengan Tingkat Keberhasilan calon TKW dalam Menyerap Pelatihan

Karakteristik yang mempengaruhi tingkat keberhasilan calon TKW merupakan faktor yang ada pada diri calon TKW. Untuk melihat hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat keberhasilan calon TKW, maka digunakan analisis tabulasi silang (Crosstabs), uji korelasi Rank Spearman, dan Chi Square.

Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk variabel asal daerah, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, dan motivasi. Pengujian yang dilakukan menghasilkan nilai Probaility (P) untuk kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05. Apabila P value > taraf nyata (0,05) dapat diartikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara karakteristik individu dengan

tingkat keberhasilan calon TKW dalam menyerap pelatihan. Apabila P value <

taraf nyata (0,05) dapat diartikan terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara karakteristik individu dengan tingkat keberhasilan calon TKW dalam menyerap pelatihan.

Variabel usia dan status perkawinan digunakan uji Chi Square (X2). Hasil uji Chi Square dapat dilihat apabila X2 hitung > taraf nyata (0,05) maka tidak terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara usia dan status perkawinan dengan tingkat keberhasilan calon TKW dalam menyerap pelatihan. Apabila X2 hitung < taraf nyata (0,05) maka terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara usia dan status perkawinan dengan tingkat keberhasilan calon TKW dalam menyerap pelatihan.

Hipotesis yang diajukan merupakan dugaan sementara antara variabel yang masih dianalisis untuk dibuktikan. Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Tidak mempunyai peranan yang positif dan signifikan antara karakteristik individu serta pelaksanaan pelatihan dengan tingkat keberhasilan

pelatihan.

H1 : Mempunyai peranan yang positif dan signifikan antara karakteristik individu serta pelaksanaan pelatihan dengan tingkat keberhasilan pelatihan.

Berikut ini merupakan tabel yang memuat hasil uji yang dilakukan pada program SPSS 13.0.

Tabel 8. Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik individu dengan tingkat keberhasilan calon TKW pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Karakteristik Individu Koefisien korelasi

P Value Kesimpulan

Asal daerah 0,340 0,008 Terima H1

Tingkat Pendidikan 0,99 0,453 Terima H0

Pengalaman Bekerja 0,327 0,011 Terima H1

Motivasi 0,522 0,000 Terima H1

Tabel 9. Hasil uji Chi Square antara karakteristik individu dengan tingkat keberhasilan calon TKW pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Karakteristik Individu df P Value Kesimpulan

Usia 1 0,071 Terima H0

Status Perkawinan 2 0,000 Terima H1

5.3.1. Hubungan Usia Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan Berdasarkan hasil uji Chi Square antara karakteristik individu dengan tingkat keberhasilan pelatihan calon TKW pada Tabel 9 diperoleh nilai P value sebesar 0,071 lebih besar dari taraf nyata 0,05. Maka diketahui bahwa hipotesis penelitian ditolak (terima H0) yaitu usia calon TKW tidak mempunyai hubungan yang signifikan (nyata) terhadap keberhasilannya dalam mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di BLKLN.

Tabel 10. Jumlah Responden Menurut Usia dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi Usia

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah

Muda 9 24,32 28 75,68 37 (100%)

Tua 6 26,09 17 73,91 23 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa calon TKW yang memiliki tingkat keberhasilan pelatihan tinggi adalah calon TKW dengan golongan umur muda sebesar 75,68 persen, sedangkan sisanya sebesar 24,32 memiliki tingkat

keberhasilan rendah. Pada calon TKW dengan golongan umur tua yang memiliki tingkat keberhasilan pelatihan rendah sebesar 26,09 persen sedangkan sisanya sebesar 75,68 persen memiliki tingkat keberhasilan tinggi.

Silaen (1998), mengatakan bahwa semakin tua umur seseorang maka penerimaannya terhadap hal-hal baru semakin rendah. Dalam penelitian ini hal tersebut tidak terbukti karena antara usia dengan tingkat keberhasilan pelatihan tidak mempunyai hubungan yang nyata. Oleh karena itu usia tidak menjadi faktor penghambat bagi peserta pelatihan yang tergolong berusia tua (> 29) untuk dapat berhasil dalam pelatihan. Apabila dilihat berdasarkan lamanya hidup, calon TKW dengan golongan umur tua lebih berpengalaman dalam menangani dan mengatur pekerjaan yang berhubungan rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci, menyeterika, serta mengasuh bayi.

5.3.2. Hubungan Asal Daerah Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Tabel 8 hasil uji korelasi menunjukan bahwa asal daerah memperoleh nilai korelasi sebesar 0,340 yang mengindikasikan bahwa antara asal daerah dan tingkat keberhasilan pelatihan calon TKW berhubungan positif. P value yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Sehingga hipotesis penelitian diterima (terima H1) yaitu terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara asal daerah dengan tingkat keberhasilan pelatihan.

Tabel 11. Jumlah Responden Menurut Asal Daerah dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi Asal Daerah

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah Luar P. Jawa 5 62,5 3 37,5 8 (100%)

P. Jawa 10 19,23 42 80,77 52 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Penelitian asal daerah calon TKW dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu yang berasal dari Pulau Jawa dan yang berasal dari luar Pulau Jawa.

Pengkategorian ini dimaksudkan untuk mengetahui persentase calon TKW yang berasal dari luar Pulau Jawa dalam mengikuti pelatihan ke BLKLN Putra Alwini.

Calon TKW dengan tingkat keberhasilan pelatihan rendah adalah calon TKW yang berasal dari luar Pulau Jawa sebesar 62,5 persen sedangkan sisanya 37,5 persen memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Untuk tingkat keberhasilan tinggi dimiliki oleh calon TKW yang berasal dari Pulau Jawa sebesar 80,77 persen. Sebesar 19,23 persen calon TKW dari Pulau Jawa memiiki tingkat keberhasilan yang rendah.

Perbedaan tingkat keberhasilan berdasarkan asal daerah tersebut diperkuat oleh salah satu instruktur di BLKLN Putra Alwini, yang mengatakan bahwa dalam mengajar calon TKW yang berasal dari luar Pulau Jawa diperlukan porsi yang lebih banyak dari calon TKW yang berasal dari Pulau Jawa dengan tingkatan pendidikan yang sama. Berikut hasil wawancara dengan instruktur:

“Kalau calon TKW yang dari jauh (luar Pulau Jawa) agak susah melatihnya karena baca tulis saja mereka belum lancar, padahal mereka lulusan SMP. Kalau dari jawa pendidikan SMP sudah lancar baca tulisnya”. (Bu IG)

5.3.3. Hubungan Tingkat Pendidikan Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Tabel 8 diketahui bahwa hasil nilai korelasi Rank Spearman sebesar 0,99 yang artinya tingkat pendidikan dengan tingkat keberhasilan pelatihan berhubungan positif. P value yang diperoleh sebesar 0,453 lebih besar dari taraf nyata 0,05 persen. Kesimpulannya yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara tingkat pendidikan dengan tingkat keberhasilan pelatihan yang dilakukan. Jadi hipotesis penelitian ditolak (Terima H0).

Tabel 12. Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi Tingkat

Pendidikan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah

SD/MI 12 27,91 31 72,09 43 (100%)

SLTP/MTs 2 15,38 11 84,62 13 (100%)

SLTA/MA 1 25 3 75 4 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Hasil tabulasi silang diperoleh data bahwa calon TKW dengan tingkat pendidikan SLTP/MTs memiliki tingkat keberhasilan tinggi sebesar 84,62 persen, sisanya sebesar 15,38 persen memiliki tingkat keberhasilan rendah. Sedangkan tingkat pendidikan SD/MI memilikitingkat keberhasilan yang rendah sebesar 27,91 persen, sisanya 72,09 persen memiliki tinggi keberhasilan tinggi.

Lulusan SLTA belum tentu tingkat keberhasilannya lebih tinggi daripada lulusan SLTP. Namun apabila diperbandingkan, SD/MI masih dalam tingkat keberhasilan yang rendah dalam menerima pelatihan yang diselenggarakan. Hal ini perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak penyelenggara latihan untuk membuat proporsi jam pelatihan yang sesuai dengan kemampuan calon TKW tingkatan SD/MI, karena mayoritas calon TKW yang akan bekerja ke

negara-negara kawasan Timur Tengah adalah berada pada tingkat pendidikan SD atau sederajat.

5.3.4. Hubungan Status Perkawinan Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Berdasarkan hasil uji Chi Square pada Tabel 9 diperoleh nilai P value sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Hipotesis penelitian diterima (terima H1), artinya status perkawinan calon TKW mempunyai hubungan yang signifikan (nyata) terhadap tingkat keberhasilan dalam mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di BLKLN.

Tabel 13. Jumlah Responden Menurut Status Perkawinan dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi Status

Perkawinan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah

Belum

menikah 2 20 8 80 10 (100%)

Sudah

menikah 11 26,19 31 73,81 42 (100%)

Janda 2 25 6 75 8 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa calon TKW dengan status belum menikah memiliki tingkat keberhasilan pelatihan tinggi sebesar 80 persen, sisanya 20 persen memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Pada calon TKW dengan status sudah menikah memiliki tingkat keberhasilan pelatihan rendah sebesar 26,19 persen, sisanya 73,81 persen memiliki tingkat keberhasilan pelatihan tinggi.

5.3.5. Hubungan Pengalaman Bekerja Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman yang dilakukan pada Tabel 8 diperoleh nilai korelasi sebesar 0,327 yang mengindikasikan bahwa antara asal daerah dan tingkat keberhasilan pelatihan calon TKW berhubungan positif. P value yang diperoleh sebesar 0,011 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (terima H1) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara pengalaman bekerja dengan tingkat keberhasilan pelatihan.

Tabel 14. Jumlah Responden Menurut Pengalaman Bekerja dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi Pengalaman

Bekerja

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah

Belum Pernah 14 35 26 65 40 (100%)

Sudah Pernah 1 5 19 95 20 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Hasil tabulasi silang diketahui bahwa calon TKW yang belum pernah berpengalaman bekerja ke luar negeri memiliki tingkat keberhasilan yang rendah sebesar35 persen, sisanya sebesar 65 persen memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Pada calon TKW yang sudah pernah pengalaman bekerja di luar negeri memiliki tingkat keberasilan yang tinggi sebesar 95 persen, sisanya sebesar 5 persen memiliki tingkat keberhasilan rendah.

Calon TKW yang sudah pernah bekerja di luar negeri telah memiliki pengalaman kerja di lapang sehingga mereka hanya mengulang kembali pelatihan-pelatihan yang diberikan. Berikut komentar instruktur pelatihan-pelatihan:

“Kalau TKW yang Eks tinggal mengingatkan-ingat pelatihan aja, malah kalau urusan bahasa bisa pinteran mereka daripada kita, mereka kan udah pernah terjun ke lapang sendiri”. (Bu SS)

5.3.6. Hubungan Motivasi Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Uji korelasi Rank Spearman yang dilakukan pada Tabel 8 diperoleh nilai korelasi sebesar 0,522 yang mengindikasikan bahwa antara asal daerah dan tingkat keberhasilan pelatihan calon TKW berhubungan positif. Hasil P value yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil apabila dibandingkan dengan taraf nyata 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (terima H1), artinya terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara motivasi calon TKW dengan tingkat keberhasilan pelatihan.

Tabel 15. Jumlah Responden Menurut Motivasi dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi Motivasi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah

Rendah 5 100 - 5 (100%)

Tinggi 10 18,18 45 81,81 55 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa calon TKW dengan motivasi yang tinggi akan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi pula yaitu sebesar 81,81 persen sedangkan sisanya 18,18 persen memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Pada calon TKW yang memiliki motivasi rendah untuk bekerja ke luar negeri maka akan menghasilkan tingkat keberhasilan yang rendah pula sebesar 100 persen. Para calon TKW diberi pembekalan mental dan motivasi pada materi pelatihan sebagai dasar diri bagi calon TKW untuk dapat bekerja secara maksimal.

5.4. Analisis Hubungan Pelaksanan Pelatihan dengan Tingkat Keberhasilan