• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Pelaksanan Pelatihan dengan Tingkat Keberhasilan calon TKW dalam Menyerap Pelatihan

Uji koreasi Rank Spearman dilakukan untuk melihat hubungan antara pelaksanan pelatihan yang diselenggarakan seperti kurikulum pelatihan, materi pelatihan, waktu pelatihan, instruktur, serta sarana dan prasarana dengan tingkat keberhasilan pelatihan. Pengujian yang dilakukan menghasilkan nilai Probaility (P) yang akan dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05. Apabila P value >

taraf nyata (0,05) dapat diartikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara pelaksanaan pelatihan dengan tingkat keberhasilan calon TKW dalam menyerap pelatihan. Apabila P value < taraf nyata (0,05) dapat diartikan terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara pelaksanaan pelatihan dengan tingkat keberhasilan calon TKW dalam menyerap pelatihan.

Tabel berikut menunjukkan hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakteristik individu dengan tingkat keberhasilan calon TKW.

Tabel 16. Uji korelasi Rank Spearman antara Input BLKLN dengan tingkat keberhasilan calon TKW pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Pelaksanaan Pelatihan Koefisien korelasi

P Value Kesimpulan

Kurikulum 0,406 0,01 Terima H1

Materi 0,322 0,012 Terima H1

Waktu 0,383 0,003 Terima H1

Instruktur 0,397 0,002 Terima H1

Sarana dan prasarana 0,449 0,000 Terima H1

5.4.1. Hubungan Kurikulum Pelatihan Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 16 diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,406 yang mengindikasikan bahwa antara kurikulum pelatihan dan tingkat keberhasilan pelatihan calon TKW berhubungan positif.

Hasil P value yang diperoleh sebesar 0,01 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Dapat

disimpulakan bahwa hipotesis penelitian diterima (terima H1), artinya terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara kurikulum pelatihan calon TKW dengan tingkat keberhasilan pelatihan.

Tabel 17. Jumlah Responden Menurut Kurikulum Pelatihan dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi

Kurikulum

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah Tidak

diketahui 12 44,44 15 55,55 27 (100%)

Diketahui 3 9,09 30 90,90 33 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Hasil penelitian terhadap calon TKW diketahui bahwa kurikulum pelatihan yang tidak diketahui oleh calon TKW menimbulkan tingkat keberhasilan yang rendah sebesar 44,44 persen sedangkan sisanya sebesar 55,55 persen memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Pada kurikulum yang diketahui calon TKW memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi yaitu sebesar 90,90 persen sedangkan sisanya 9,09 persen memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Oleh karena itu kurikulum pelatihan perlu diketahui olehcalon TKW yang akan melakukan pelatihan.

5.4.2. Hubungan Materi Pelatihan Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Hasil uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 16 diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,322 yang mengindikasikan bahwa antara materi pelatihan dan tingkat keberhasilan pelatihan calon TKW berhubungan positif. Hasil P value yang diperoleh sebesar 0,12 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Dapat disimpulakan bahwa hipotesis penelitian diterima (terima H1), artinya terdapat hubungan yang

signifikan (nyata) antara materi pelatihan calon TKW dengan tingkat keberhasilan pelatihan.

Tabel 18. Jumlah Responden Menurut Materi Pelatihan dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi

Materi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah

Tidak relevan 2 100 0 - 2 (100%)

Relevan 13 22,41 45 77,59 58 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Hasil penelitian terhadap calon TKW diketahui bahwa materi pelatihan dinyatakan relevan oleh 45 orang responden sebesar 77,59 persen dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Selanjutnya diketahui hanya dua orang sebesar 100 persen responden menyatakan bahwa materi pelatihan yang diberikan tidak relevan terhadap tingkat keberhasilan pelatihan, sehinga mereka memiliki tingkat keberhasilan yang rendah.

5.4.3. Hubungan Waktu Pelatihan Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Hasil uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 16 diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,383 yang mengindikasikan bahwa antara waktu pelatihan dan tingkat keberhasilan pelatihan calon TKW berhubungan positif. Hasil P value yang diperoleh sebesar 0,03 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (terima H1), artinya terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara materi pelatihan calon TKW dengan tingkat keberhasilan pelatihan.

Tabel 19. Jumlah Responden Menurut Waktu Pelatihan dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi Waktu

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah

Tidak sesuai 10 47,62 11 52,38 21 (100%)

Sesuai 5 12,82 34 87,18 39 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Berdasarkan Tabel 19 diketahui bahwa waktu yang tidak sesuai memiliki tingkat keberhasilan yang rendah yaitu sebesar 47,62 persen sedangkan sisanya sebesar 52,38 memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Waktu pelatihan yang sesuai dengan kemampuan calon TKW memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi sebesar 87,18 persen sementara sisanya sebesar 12,82 memiliki tingkat keberhasilan yang rendah.

5.4.4. Hubungan Tingkat Kemampuan Instruktur Pelatihan Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Hasil uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 16 diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,397 yang mengindikasikan bahwa antara materi pelatihan dan tingkat keberhasilan pelatihan calon TKW berhubungan positif. Hasil P value yang diperoleh sebesar 0,02 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (terima H1), artinya terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara materi pelatihan calon TKW dengan tingkat keberhasilan pelatihan.

Tabel 20. Jumlah Responden Menurut Tingkat Kemampuan Instruktur dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi Tingkat

Kemampuan

Instruktur Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah

Tidak mampu 3 100 0 - 3 (100%)

Mampu 12 21,05 45 78,95 57 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa instruktur yang tidak mampu dalam menyampaikan pelatihan kepada TKW memiliki tingkat keberhasilan yang rendah sebesar 100 persen sedangkan instruktur yang mampu menyampaikan pelatihan kepada TKW memiliki tingkat keberhasilan pelatihan yang tinggi yaitu sebesar 78,95 sisanya sebesar 21,05 persen memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa semakin seorang instruktur mampu mengajar calon TKW maka semakin tinggi tingkat keberhasilan bagi calon TKW. Semakin seorang instruktur tidak mampu mengajar calon TKW maka semakin rendah tingkat keberhasilan yang dapat dicapai calon TKW.

5.4.5. Hubungan Sarana dan Prasarana Pelatihan Calon TKW dengan Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Hasil uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 16 diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,449 yang mengindikasikan bahwa antara materi pelatihan dan tingkat keberhasilan pelatihan calon TKW berhubungan positif. Hasil P value yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Dapat disimpulakan bahwa hipotesis penelitian diterima (terima H1), artinya terdapat hubungan yang signifikan (nyata) antara materi pelatihan calon TKW dengan tingkat keberhasilan pelatihan.

Tabel 21. Jumlah Responden Menurut Ketersediaan sarana dan prasarana dan Tingkat Keberhasilan Pelatihan pada BLKLN Putra Alwini, April 2008

Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Rendah Tinggi Ketersediaan

sarana dan

prasarana Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Jumlah

Tidak lengkap 5 83,33 1 16,66 6 (100%)

Lengkap 10 18,52 44 81,48 54 (100%)

Jumlah 15 25 45 75 60 (100%)

Berdasarkan Tabel 21 diketahui bahwa tidak lengkapnya sarana dan prasaana memiliki tingkat keberhasilan pelatihan yang rendah sebesar 83,33 persen sisanya 81,48 persen memiliki tingkat keberhasilan pelatihan yang tinggi.

Sementara lengkapnya sarana dan prasarana pelatihan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi sebesar 82,48 persen sisanya sebesar 18,52 persen memiliki tingkat keberhasilan yang rendah.