• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK NELAYAN DENGAN STRATEGI ADAPTAS

Hubungan Karakteristik Nelayan dengan Strategi Adaptasi

Strategi adaptasi merupakan respon yang dilakukan nelayan dalam menghadapi penetapan kawasan konservasi perairan daerah. Terdapat lima jenis karakteristik rumah tangga nelayan yang diuji hubungannya dengan strategi adaptasi nelayan, yaitu usia, tingkat pendidikan, pengalaman sebagai nelayan, jumlah anggota rumah tangga dan status kependudukan. Pengujian diatara dua variabel ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik rumah tangga nelayan dengan strategi adaptasi yang dipilih oleh nelayan. Selain itu pengujian yang digunakan dapat mengetahui beda hubungan pada jenis karakteristik rumah tangga nelayan dengan strategi adaptasi yang diterapkan oleh nelayan. Strategi adaptasi nelayan yang akan diuji meliputi, diversifikasi kegiatan ekonomi (bidang perikanan yaitu membudidaya rumput laut dan mengubah penjualan hasil laut ke orang yang bukan menjadi pembeli seperti biasanya dan non perikanan yaitu bekerja sebagai kuli bangunan, mengikutsertakan anggota keluarga untuk bekerja, membeli dan memelihara ternak, dan bekerja di perusahaan), investasi (bidang perikanan yaitu menambah jenis alat tangkap, membeli mesin perahu, dan menambah armada perahu dan non perikanan yaitu membeli perhiasan), membangun jaringan sosial (meminta bantuan tetangga, meminta bantuan plasma, meminta bantuan saudara, meminta bantuan aparat pemerintah kampung ketika sedang kesulitan), dan migrasi ((bidang perikanan yaitu memperluas daerah tangkapan dan non perikanan yaitu berpindah kerja ke daerah lain dan menetap di sana dan berpindah kerja ke tempat lain tetapi setiap hari kembali ke tempat asal (berdasarkan waktu) dan mengajak seluruh anggota keluarga dan tanpa mengajak anggota keluarga-berdasarkan keikutsertaan anggota keluarga)).

Strategi adaptasi yang ditentukan dalam pengolahan data adalah strategi pada persentase tinggi. Strategi adaptasi dengan persentase tinggi antara lain diversifikasi kegiatan ekonomi yang dilakukan antara 5 sampai 6 jenis kegiatan, 3 sampai 4 jenis kegiatan pada investasi, 3 sampai 4 kegiatan pada jaringan sosial, dan 4 sampai 5 jenis kegiatan pada migrasi.

Uji korelasi antara karakteristik nelayan dengan strategi adaptasi nelayan dalam menghadapi penetapan kawasan konservasi perairan daerah menggunakan hipotesis uji yang dirumuskan pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: H1 : Terdapat hubungan antara karakteristik nelayan dengan strategi

adaptasi nelayan dalam menghadapi penetapan kawasan konservasi perairan daerah.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara karakteristik nelayan dengan strategi adaptasi nelayan dalam menghadapi penetapan kawasan konservasi perairan daerah.

80

Hubungan Usia dengan Strategi Adaptasi

Hubungan karakteristik usia responden dengan strategi adaptasi nelayan dianalisis dengan menggunakan SPSS 20 for windows model uji Chi Square. Pengujian dua variabel ini dilakukan untuk menganalisis apakah ada beda hubungan antara usia responden yang berbeda dengan strategi adaptasi yang dipilih oleh nelayan. Usia responden yang diuji digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu muda (18-30 tahun), dewasa (31-50 tahun), dan tua (>50 tahun). Sedangkan strategi adaptasi dikategorikan menjadi diversifikasi kegiatan ekonomi, investasi, membangun jaringan sosial, dan migrasi

Tabel 29 menunjukkan strategi adaptasi dengan diversifikasi kegiatan ekonomi dilakukan oleh 2.2 persen usia muda, 17.8 persen usia dewasa, dan 2.2 persen usia tua. Strategi adaptasi nelayan dalam bentuk investasi dilakukan oleh 8.9 persen usia muda, 44.5 persen usia dewasa, dan 4.4 persen usia tua. Strategi adaptasi membangun jaringan sosial dilakukan oleh 8.9 persen usia muda, 35.6 persen usia dewasa, dan 4.4 persen usia tua. Sedangkan strategi migrasi hanya dilakukan nelayan 6.7 persen usia dewasa.

Tabel 29 Sebaran strategi adaptasi nelayan berdasarkan usia

Usia Strategi Adaptasi Nelayan (%)

A B C D Muda 2.2 8.9 8.9 0.0 Dewasa 17.8 44.5 35.6 6.7 Tua 2.2 4.4 4.4 0.0 Jumlah 22.2 57.8 48.9 6.7 Asymp.Sig. 0.627 0.650 0.797 0.557 Keterangan:

A= Diversifikasi Kegiatan Ekonomi C= Membangun Jaringan Sosial

B= Investasi D= Migrasi

Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20 for Windows dengan model uji Chi Square menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan strategi adaptasi diversifikasi kegiatan ekonomi. Hal tersebut dibuktikan dengan P-value sama dengan 0.627 lebih besar dari α (0.05), yang menunjukkan kategori hubungan diantara variabel yang ada. Hal serupa terjadi pada hubungan antara usia dengan strategi adaptasi investasi yang menunjukkan tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.650) lebih besar dari α (0.05). Usia dengan strategi adaptasi membangun jaringan tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.779) lebih besar dari α (0.05). Usia dengan strategi adaptasi migrasi tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.557) lebih besar dari α (0.05). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa usia tidak berhubungan dengan pilihan-pilihan adaptasi nelayan terhadap penetapan kawasan konservasi perairan daerah.

Uji hubungan pada Tabel 29 menunjukkan nilai Asymp.Sig. yang lebih besar dari α (0.05). Nilai ini menandakan bahwa H0 diterima, artinya tidak ada hubungan antara usia dengan strategi adaptasi nelayan. Kondisi tersebut terjadi karena adaptasi yang diterapkan oleh usia muda, dewasa dan tua menunjukkan tindakan strategi yang sama. Nelayan yang memiliki usia muda, dewasa, dan tua

81 menerapkan cara melaut yang sama dengan cara belajar secara mandiri atau diajarkan oleh nelayan usia tua.

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Strategi Adaptasi

Hubungan karakteristik tingkat pendidikan nelayan dengan strategi adaptasi nelayan dianalisis dengan menggunakan SPSS 20 for windows model uji Chi Square. Pengujian dua variabel ini dilakukan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan yang berbeda dengan strategi adaptasi yang dipilih oleh nelayan. Tingkat pendidikan responden digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah (Tidak Tamat Sekolah dan SD/Sederajat), sedang (Sekolah Menengah Pertama), dan tinggi (Sekolah Menengah Atas/Sederajat dan Perguruan Tinggi). Sedangkan strategi adaptasi dikategorikan menjadi diversifikasi kegiatan ekonomi, investasi, membangun jaringan sosial, dan migrasi.

Tabel 30 Sebaran strategi adaptasi nelayan berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Strategi Adaptasi Nelayan (%)

A B C D Rendah 11.1 31.1 31.1 2.2 Sedang 8.9 17.8 13.3 2.2 Tinggi 2.2 8.9 4.4 2.2 Jumlah 22.2 57.8 48.9 6.7 Asymp.Sig. 0.879 0.558 0.566 0.424 Keterangan:

A= Diversifikasi Kegiatan Ekonomi C= Membangun Jaringan Sosial

B= Investasi D= Migrasi

Tabel 30 menunjukkan strategi adaptasi diversifikasi kegiatan ekonomi dilakukan oleh 11.1 persen responden berpendidikan rendah, 8.9 persen responden berpendidikan sedang, dan 2.2 persen responden berpendidikan tinggi. Strategi adaptasi nelayan dalam bentuk investasi dilakukan oleh 31.1 persen responden berpendidikan rendah, 17.8 persen responden berpendidikan sedang, dan 8.9 persen responden berpendidikan tinggi. Strategi adaptasi membangun jaringan sosial dilakukan oleh 31.1 persen responden berpendidikan rendah, 13.3 persen responden berpendidikan sedang, dan 4.4 persen responden berpendidikan tinggi. Strategi adaptasi dalam bentuk migrasi dilakukan nelayan responden berpendidikan rendah adalah 2.2 persen, 2.2 persen responden berpendidikan sedang, dan 2.2 persen responden berpendidikan tinggi.

Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20 for Windows dengan model uji Chi Square menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan strategi adaptasi diversifikasi kegiatan ekonomi. Hal tersebut dibuktikan dengan P-value sama dengan 0.879 lebih besar dari α (0.05), yang menunjukkan kategori hubungan diantara variabel yang ada. Hal serupa terjadi pada hubungan antara tingkat pendidikan dengan strategi adaptasi investasi yang menunjukkan tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.558) lebih besar dari α (0.05). Tingkat pendidikan dengan strategi adaptasi membangun jaringan tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.566) lebih besar dari α (0.05). Tingkat

82

pendidikan dengan strategi adaptasi migrasi tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.424) lebih besar dari α (0.05). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan pilihan-pilihan adaptasi nelayan terhadap penetapan kawasan konservasi perairan daerah.

Uji hubungan pada Tabel 30 menunjukkan nilai Asymp.Sig. yang lebih besar dari α (0.05). Nilai ini menandakan bahwa H0 diterima, artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan strategi adaptasi nelayan. Hal tersebut terjadi karena pendidikan informal melalui pengajaran yang diturunkan oleh generasi tua tentang cara melaut, dan belajar dari pengalaman membuat pilihan tindakan yang dilakukan nelayan telah ada sebelum nelayan mengenyam pendidikan formal.

Hubungan Pengalaman sebagai Nelayan dengan Strategi Adaptasi Hubungan karakteristik pengalaman sebagai nelayan dengan strategi adaptasi nelayan dianalisis dengan menggunakan SPSS 20 for windows model uji Chi Square. Pengujian dua variabel ini dilakukan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara pengalaman sebagai nelayan yang berbeda dengan strategi adaptasi yang dipilih oleh nelayan. Pengalaman sebagai nelayan dari responden digolongkan menjadi tiga kategori, yakni rendah (6-14 tahun), sedang (15-27 tahun), dan tinggi (>28 tahun). Sedangkan strategi adaptasi dikategorikan menjadi diversifikasi kegiatan ekonomi, investasi, membangun jaringan sosial, dan migrasi.

Tabel 31 Sebaran strategi adaptasi nelayan berdasarkan pengalaman sebagai nelayan

Pengalaman sebagai Nelayan Strategi Adaptasi Nelayan (%)

A B C D Rendah 11.1 26.7 24.4 6.7 Sedang 6.7 26.7 15.6 0.0 Tinggi 4.4 4.4 8.9 0.0 Jumlah 22.2 57.8 48.9 6.7 Asymp.Sig. 0.590 0.038 0.302 0.309 Keterangan:

A= Diversifikasi Kegiatan Ekonomi C= Membangun Jaringan Sosial

B= Investasi D= Migrasi

Tabel 31 menunjukkan strategi adaptasi diversifikasi kegiatan ekonomi dilakukan oleh 11.1 persen responden berpengalaman rendah, 6.7 persen responden berpengalaman sedang, dan 4.4 persen responden berpengalaman tinggi. Strategi adaptasi nelayan dalam bentuk investasi dilakukan oleh 26.7 persen responden berpengalaman rendah, 26.7 persen responden berpengalaman sedang, dan 4.4 persen responden berpengalaman tinggi. Strategi adaptasi membangun jaringan sosial dilakukan oleh 24.4 persen responden berpengalaman rendah, 15.6 persen responden berpengalaman sedang, dan 8.9 persen responden berpengalaman tinggi. Strategi migrasi hanya dilakukan nelayan responden berpengalaman rendah adalah 6.7 persen.

83 Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20 for Windows dengan model uji Chi Square menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengalaman sebagai nelayan dengan strategi adaptasi diversifikasi kegiatan ekonomi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Pv sama dengan 0.590 lebih besar dari α (0.05), yang menunjukkan tingkat hubungan diantara variabel yang ada. Namun hubungan antara pengalaman sebagai nelayan dengan strategi adaptasi investasi menunjukkan hasil yang berbeda. yang menunjukkan terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.038) lebih kecil dari α(0.05). Kondisi ini terjadi karena pengalaman nelayan dalam melakukan investasi sangat berbeda. Nelayan dengan pengalaman tinggi melakukan jenis kegiatan pada strategi investasi yang lebih beragam dibandingkan dengan nelayan dengan pengalaman sedang ataupun rendah melalui kegiatan menambah jenis alat tangkap, membeli mesin perahu, menambah armada perahu, dan membeli perhiasan. Pengalaman sebagai nelayan dengan strategi adaptasi membangun jaringan sosial tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.302) lebih besar dari α (0.05). Pengalaman sebagai nelayan dengan strategi adaptasi migrasi tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.309) lebih besar dari α (0.05). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa secara umum pengalaman sebagai nelayan tidak berhubungan dengan pilihan-pilihan adaptasi nelayan terhadap penetapan kawasan konservasi perairan daerah. Namun terdapat hubungan pada pengalaman sebagai nelayan dengan strategi adaptasi investasi.

Uji hubungan pada Tabel 31 menunjukkan nilai Asymp.Sig. yang lebih besar dari α (0.05). Nilai ini menandakan bahwa secara umum H0 diterima, artinya tidak ada hubungan antara pengalaman sebagai nelayan dengan strategi adaptasi nelayan. Hal tersebut terjadi karena pengalaman sebagai nelayan didapatkan oleh nelayan sejak kecil. Secara turun temurun pengalaman yang dimiliki oleh nelayan dengan tingkat pengalaman tinggi diajarkan ke nelayan dengan tingkat pengalaman sedang dan rendah. Namun, terdapat hubungan antara strategi adaptasi investasi dengan pengalaman sebagai nelayan. Hal tersebut terjadi karena nelayan dengan tingkat pengalaman tinggi memiliki lebih banyak investasi. Investasi yang dilakukan nelayan tersebut antara lain menambah jenis alat tangkap, membeli mesin perahu, menambah armada perahu, dan membeli perhiasan. Sedangkan nelayan dengan tingkat pengalaman sedang atau rendah paling banyak membeli perhiasan.

Hubungan Jumlah Anggota Rumah Tangga dengan Strategi Adaptasi Hubungan karakteristik jumlah anggota rumah tangga nelayan dengan strategi adaptasi nelayan dianalisis dengan menggunakan SPSS 20 for windows model uji Chi Square. Pengujian dua variabel ini dilakukan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara jumlah anggota rumah tangga nelayan yang berbeda dengan strategi adaptasi yang dipilih oleh nelayan. Jumlah anggota rumah tangga nelayan dari responden digolongkan menjadi tiga kategori, yakni kecil (1-3 orang), menengah (4-6 orang), dan besar (>7 orang). Sedangkan strategi adaptasi dikategorikan menjadi diversifikasi kegiatan ekonomi, investasi, membangun jaringan sosial, dan migrasi.

Tabel 32 menunjukkan strategi adaptasi dengan diversifikasi kegiatan ekonomi dilakukan oleh 2.2 persen responden dengan jumlah anggota rumah

84

tangga kecil, 13.3 persen responden dengan jumlah anggota rumah tangga menengah, dan 6.7 persen responden dengan jumlah anggota rumah tangga besar. Strategi adaptasi nelayan dalam bentuk investasi dilakukan oleh 11.1 persen responden dengan jumlah anggota rumah tangga kecil, 31.1 persen responden dengan jumlah anggota rumah tangga menengah, dan 15.6 persen responden dengan jumlah anggota rumah tangga besar. Strategi adaptasi membangun jaringan sosial dilakukan oleh 15.6 persen responden dengan jumlah anggota rumah tangga kecil, 22.2 persen responden dengan jumlah anggota rumah tangga menengah, dan 11.1 persen responden dengan jumlah anggota rumah tangga besar. Strategi migrasi dilakukan nelayan responden dengan jumlah anggota rumah tangga kecil adalah 2.2 persen, 2.2 persen responden dengan jumlah anggota rumah tangga menengah, dan 2.2 persen responden dengan jumlah anggota rumah tangga besar.

Tabel 32 Sebaran strategi adaptasi nelayan berdasarkan jumlah anggota rumah tangga nelayan

Jumlah Anggota Rumah Tangga Nelayan

Strategi Adaptasi Nelayan (%)

A B C D Kecil 2.2 11.1 15.6 2.2 Menengah 13.3 31.1 22.2 2.2 Besar 6.7 15.6 11.1 2.2 Jumlah 22.2 57.8 48.9 6.7 Asymp.Sig. 0.482 0.628 0.528 0.816 Keterangan:

A= Diversifikasi Kegiatan Ekonomi C= Membangun Jaringan Sosial

B= Investasi D= Migrasi

Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20 for Windows dengan model uji Chi Square menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara jumlah anggota rumah tangga dengan strategi adaptasi diversifikasi kegiatan ekonomi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Pv sama dengan 0.482 lebih besar dari α (0.05), yang menunjukkan kategori hubungan diantara variabel yang ada. Hal serupa terjadi pada hubungan antara jumlah anggota rumah tangga dengan strategi adaptasi investasi yang menunjukkan tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.628) lebih besar dari α (0.05). Jumlah anggota rumah tangga dengan strategi adaptasi membangun jaringan tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.526) lebih besar dari α (0.05). Jumlah anggota rumah tangga dengan strategi adaptasi migrasi tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.816) lebih besar dari α (0.05). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota rumah tangga tidak berhubungan dengan pilihan-pilihan adaptasi nelayan terhadap penetapan kawasan konservasi perairan daerah.

Uji hubungan pada Tabel 32 menunjukkan nilai Asymp.Sig. yang lebih besar dari α (0.05). Nilai ini menandakan bahwa H0 diterima, artinya tidak ada hubungan antara jumlah anggota rumah tangga nelayan dengan strategi adaptasi nelayan. Hal tersebut terjadi karena nelayan dengan jumlah anggota rumah tangga yang kecil, menengah, dan besar menggunakan strategi adaptasi yang sama.

85 Hubungan Status Kependudukan dengan Strategi Adaptasi

Hubungan karakteristik status kependudukan responden dengan strategi adaptasi nelayan dianalisis dengan menggunakan SPSS 20 for windows model uji Chi Square. Pengujian dua variabel ini dilakukan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara status kependudukan nelayan yang berbeda dengan strategi adaptasi yang dipilih oleh nelayan. Status kependudukan responden digolongkan menjadi dua kategori, yakni penduduk asli dan pendatang. Sedangkan strategi adaptasi dikategorikan menjadi diversifikasi kegiatan ekonomi, investasi, membangun jaringan sosial, dan migrasi.

Tabel 33 menunjukkan strategi adaptasi dengan diversifikasi kegiatan ekonomi dilakukan oleh 8.9 persen responden dari nelayan asli, dan 13.3 persen responden dari nelayan pendatang. Strategi adaptasi nelayan dalam bentuk investasi dilakukan oleh 22.2 persen responden dari nelayan asli, dan 35.6 persen responden dari nelayan pendatang. Strategi adaptasi membangun jaringan sosial dilakukan oleh 13.3 persen responden dari nelayan asli, dan 35.6 persen responden dari nelayan pendatang. Strategi migrasi hanya dilakukan oleh 6.7 persen responden dari nelayan pendatang.

Tabel 33 Sebaran strategi adaptasi nelayan berdasarkan status kependudukan nelayan

Status Kependudukan Strategi Adaptasi Nelayan (%)

A B C D Asli 8.9 22.2 13.3 0.0 Pendatang 13.3 35.6 35.6 6.7 Jumlah 22.2 57.8 48.9 6.7 Asymp.Sig. 0.491 0.213 0.586 0.228 Keterangan:

A= Diversifikasi Kegiatan Ekonomi C= Membangun Jaringan Sosial

B= Investasi D= Migrasi

Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20 for Windows dengan model uji Chi square menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara status kependudukan nelayan dengan strategi adaptasi diversifikasi kegiatan ekonomi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai P-value sama dengan 0.491 lebih besar dari

α (0.05). Hal yang sama pada hubungan antara status kependudukan nelayan dengan strategi adaptasi investasi yang menunjukkan tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.213) lebih besar dari α (0.05). Status kependudukan nelayan dengan strategi adaptasi membangun jaringan sosial tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.586) lebih besar dari α (0.05). Status kependudukan nelayan dengan strategi adaptasi migrasi tidak terdapat hubungan dengan nilai Pv (0.228) lebih besar dari α (0.05). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa status kependudukan nelayan tidak berhubungan dengan pilihan-pilihan adaptasi nelayan terhadap penetapan kawasan konservasi perairan daerah.

Uji hubungan pada Tabel 33 menunjukkan nilai Asymp.Sig. lebih besar dari α (0.05). Nilai ini menandakan bahwa H0 diterima, artinya tidak ada hubungan antara status kependudukan nelayan dengan strategi adaptasi nelayan.

86

Hal tersebut terjadi karena status kependudukan nelayan asli maupun pendatang sudah melakukan strategi adaptasi yang ada setelah penetapan KKPD.

Ikhtisar

Strategi adaptasi menjadi respon yang dilakukan nelayan dalam menghadapi penetapan kawasan konservasi perairan daerah. Terdapat lima jenis karakteristik rumah tangga nelayan yang diuji hubungannya dengan strategi adaptasi nelayan, yaitu usia, tingkat pendidikan, pengalaman sebagai nelayan, jumlah anggota rumah tangga dan status kependudukan. Strategi adaptasi nelayan yang akan diuji meliputi, diversifikasi kegiatan ekonomi yang dibedakan menjadi dua bidang yaitu diversifikasi kegiatan ekonomi pada bidang perikanan (membudidaya rumput laut dan mengubah penjualan hasil laut ke orang yang bukan menjadi pembeli seperti biasanya) dan non perikanan (bekerja sebagai kuli bangunan, mengikutsertakan anggota keluarga untuk bekerja, membeli dan memelihara ternak, dan bekerja di perusahaan, investasi yang dibedakan dalam dua bidang yaitu bidang perikanan (menambah jenis alat tangkap, membeli mesin perahu, dan menambah armada perahu) dan non perikanan (membeli perhiasan, jaringan sosial (meminta bantuan tetangga, meminta bantuan plasma jika sedang kesulitan, meminta bantuan saudara jika sedang kesulitan dan meminta bantuan aparat pemerintahan kampung), migrasi yang dibedakan dalam dua bidang yaitu perikanan (memperluas daerah tangkapan) dan non perikanan (migrasi berdasarkan waktu yaitu berpindah kerja ke daerah lain dan menetap di sana dan berpindah kerja ke tempat lain tetapi setiap hari kembali ke tempat asal dan migrasi berdasarkan keikutsertaan anggota keluarga yaitu mengajak seluruh anggota keluarga dan tanpa mengajak anggota keluarga).

Berdasarkan analisis data menggunakan SPSS 20 for windows model uji Chi Square, tidak terdapat hubungan antara karakteristik rumah tangga nelayan dengan strategi adaptasi. Tidak ada hubungan antara usia dengan strategi adaptasi yang dilakukan nelayan. Hal ini terbukti dengan nilai P-value hubungan usia dengan strategi adaptasi diversifikasi kegiatan ekonomi (Pv = 0.627), investasi (Pv = 0.650), membangun jaringan (Pv = 0.779), dan migrasi (Pv = 0.557) yang lebih besar dari α (0.05). Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan nelayan dengan strategi adaptasi yang dilakukan nelayan. Hal ini dibuktikan dengan nilai P-value hubungan tingkat pendidikan dengan strategi adaptasi diversifikasi kegiatan ekonomi (Pv = 0.879), investasi (Pv = 0.558), membangun jaringan (Pv = 0.566), dan migrasi (Pv = 0.424) yang lebih besar dari α (0.05). Secara umum tidak ada hubungan pengalaman sebagai nelayan dengan strategi adaptasi yang dilakukan. Hal ini terbukti dengan nilai P-value hubungan usia dengan strategi adaptasi diversifikasi kegiatan ekonomi (Pv = 0.590), membangun jaringan (Pv = 0.302), dan migrasi (Pv = 0.309) yang lebih besar dari α (0.05). Namun, ada hubungan pengalaman sebagai nelayan dengan strategi adaptasi investasi. Hasil analisis data menunjukkan nilai Pv (0.038) yang lebih kecil dari α (0.05). Tidak ada hubungan jumlah anggota rumah tangga dengan strategi adaptasi yang dilakukan nelayan. Hal ini terbukti dengan nilai P- value hubungan jumlah anggota rumah tangga dengan strategi adaptasi

87 diversifikasi kegiatan ekonomi (Pv = 0.482), investasi (Pv = 0.628), membangun jaringan (Pv = 0.528), dan migrasi (Pv = 0.816) yang lebih besar dari α (0.05). Tidak ada hubungan status kependudukan dengan strategi adaptasi. Nilai P-value hubungan usia dengan strategi adaptasi diversifikassi kegiatan ekonomi (Pv = 0.491), investasi (Pv = 0.231), membangun jaringan (Pv = 0.586), dan migrasi (Pv = 0.228) yang lebih besar dari α (0.05).

89