• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geografi dan Demografi Distrik Misool Selatan

Secara geografis Distrik Misool Selatan terdiri dari 5 kampung yang berdekatan satu dengan yang lainnya. Secara administratif, Distrik Misool Selatan termasuk dalam Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat. Pusat Pemerintahan Distrik Misool yang berada di Kampung Dabatan, Kampung Yellu berada di utara distrik, Kampung Harapan Jaya berada di utara Kampung Yellu, Kampung Kayerepop berada di barat laut distrik dan Kampung Fafanlap berada di barat distrik. Batas Distrik Misool Selatan antara lain: 1) sebelah utara berbatasan dengan Pulau Batanme; 2) sebelah selatan berbatasan dengan Laut Halmahera; 3) sebelah barat berbatasan dengan Misool Barat; dan 4) sebelah timur berbatasan dengan Misool Timur.

Luas Distrik Misool Selatan kurang lebih 343 200 ha atau sekitar 619 445 km2. Wilayah seluas itu sebagian besar merupakan bentang laut yang diperuntukan sebagai lahan mata pencaharian masyarakat sekitar, pertambangan, hutan mangrove, dan jalur penyeberangan. Selain itu, kawasan Misool Selatan memiliki keunikan bentang lahan berupa pulau-pulau karst/kapur (line stone) yang sangat unik dan menjadi tempat penting bagi jenis penyu hijau (Eretmocheliy impicate) dan penyu sisik (Humpback turtle) sebagai jalur migrasi dan tempat bertelur. Kawasan ini pun menjadi habitat beberapa jenis mamalia laut, dugong, serta jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi seperti ikan kerap (Grouper) dan napoleon (Wrasse) (Randan 2010).

Gambar 2 Lokasi penelitian Distrik Misool Selatan, KKPD Raja Ampat Adanya potensi sumber daya alam, khususnya sumber daya perairan yang dimiliki oleh Distrik Misool Selatan, terdapat berbagai pemangku kepentingan yang memiliki berbagai kepentingan masing-masing. Tabel 13 menunjukkan masing-masing pemangku kepentingan memiliki kepentingan yang berbeda.

32

Kepentingan yang berbeda inilah yang membuat hubungan diantara berbagai pemangku kepentingan. Hubungan yang terjadi berkaitan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perairan yang ada di wilayah KKPD Distrik Misool Selatan.

Tabel 13 Matriks pemangku kepentingan dan kepentingannya pada pengelolaan wilayah KKPD Distrik Misool Selatan

Pemangku kepentingan Kepentingan

Nelayan Menangkap ikan di perairan Distrik Misool Selatan

Plasma Mengumpulkan ikan hidup hasil tangkapan nelayan dan menjual ke kapal besar

Dinas Kelautan dan Perikanan Mengelola dan meningkatkan produktivitas perairan Distrik Misool Selatan

Pengusaha pariwisata Investasi dan melakukan usaha pariwisata di perairan Distrik Misool Selatan

Lembaga Swadaya Masyarakat Mendampingi masyarakat Distrik Misool Selatan dalam mengelola perairan bersama Pemerintah Daerah

Kondisi Sosial dan Ekonomi Distrik Misool Selatan

Berdasarkan Data BPS Raja Ampat 2013, jumlah sekolah yang ada di Distrik Misool Selatan antara lain TK berjumlah 3 buah, SD berjumlah 5 buah, SMP berjumlah 2 buah, dan tidak terdapat SMA/SMK. Tenaga pendidik untuk TK hanya 3 guru dengan 47 murid. Tingkat SMP hanya ada 5 guru dengan 700 murid. Pada tingkat SMP terdapat 8 guru dengan 88 murid. Sarana Prasarana kesehatan sudah terdapat 1 buah Puskemas dan 2 buah Puskemas Pembantu. Namun, tenaga kesehatan khususnya dokter belum tersedia di Distrik ini. Hanya ada seorang bidan, 9 perawat, dan 1 lainnya tenaga pembantu kesehatan. Terdapat juga 5 buah Posyandu sebagai pusat pelayanan masyarakat tentang kesehatan anak.

Tabel 14 Jumlah pemeluk agama di Distrik Misool Selatan

Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)

Islam 4 416 88 Protestan 417 8 Katolik 183 4 Hindu - - Budha - - Jumlah 5 016 100

Sumber: Raja Ampat Dalam Angka 2013

Tabel 14 menunjukkan jumlah pemeluk agama yang ada di Distrik Misool Selatan. Mayoritas penduduk di Distrik Misool Selatan beragama Islam, dengan jumlah pemeluk keyakinan ini sebesar 4 416 jiwa. Kemudian Protestan sejumlah 417 jiwa dan Katolik 183 jiwa. Namun dengan jumlah pemeluk agama ini tidak diimbangi dengan jumlah tempat peribadatan. Tempat peribadatan hanya ada 3 buah masjid dan 2 buah gereja protestan. Pemeluk Agama Katolik menuju distrik lain untuk beribadah.

33 Penduduk Misool Selatan memiliki pendapatan rata-rata 3.4 juta rupiah. Mayoritas penduduk adalah bermatapencaharian sebagai nelayan. Namun dari lima kampung yang ada di Distrik Misool Selatan, mayoritas penduduk Kampung Yellu bermatapencaharian sebagai karyawan perusahaan mutiara. Penduduk setempat membangun camp (tempat menginap di laut) selama seminggu untuk mendapatkan ikan yang akan dijual ke plasma. Plasma dikenal sebagai pengumpul ikan hidup sebagaimana sistem patron-klien dilakukan di sini. Anak-anak ikut menjajakan dagangan orang tua mereka berupa pisang goreng, ikan asin, ataupun ikan mentah yang baru didapatkan dari laut. Penduduk pendatang membuka kios (toko) sebagai usaha tambahan mereka bermigrasi ke Distrik Misool.

Selain itu, penduduk di Distrik Misool Selatan membuka kebun sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi mereka. Komoditas perkebunan yang mereka usakahan antara lain, jagung dengan luas area 2 ha dan mapu berproduksi sebanyak 9 ton, Ubi Kayu dengan luas area 1 ha mampu memproduksi hingga 5 ton, Ubi Jalar yang memiliki luas area 5 ha mampu memproduksi 10 ton. Komoditas lain seperti pisan mampu berproduksi hingga 2 ton, Alpukat 3 ton, Mangga 50 ton, Rambutan 25 ton, Sirsak 7 ton, Jambu 8 ton, Sukun 22 ton, Durian 20 ton, Pepaya 8 ton, dan Jeruk 67 ton. Tanaman perkebunan lain yang memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan adalah kelapa yang memiliki luas perkebunan 610 ha dengan produksi mencapai 100 ton, dan Kakao seluas 10 ha, dengan produksi 6 ton.

Tabel 15 Jumlah produksi tanaman perkebunan di Distrik Misool Selatan

Komoditas Luas Area (ha) Produksi (ton)

Jagung 2 9 Ubi Kayu 1 5 Ubi Jalar 5 10 Pisang - 2 Alpukat - 3 Mangga - 50 Rambutan - 25 Sirsak - 7 Jambu - 8 Sukun - 22 Durian - 20 Pepaya - 8 Jeruk - 67 Kelapa 610 100 Kakao 10 6 Jumlah 628 342

Sumber: Raja Ampat Dalam Angka 2013

Selain di bidang perkebunan, penduduk Misool Selatan dengan skala kecil membuat peternakan menjadi salah satu sumber penghasilan. Potensi yang ada di Misool Selatan dalam kaitannya dengan peternakan cukup menjanjikan. Namun, belum ada pelatihan atau penyuluhan yang memberitahukan tentang potensi peternakan selama ini. Sehingga, penduduk hanya memanfaatkan hasil

34

produksi ternak untuk makan, terbukti di lokasi penelitian kambing yang dibiarkan lepas tanpa ada perawatan khusus. Telur dan daging unggas masih digunakan hanya untuk dikonsumsi setiap hari tanpa dijual.

Tabel 16 Jumlah ternak dengan produksi daging dan telur ternak

Ternak Populasi Ternak

(ekor)

Produksi

Daging/Telur (Kg) Produksi Telur (Kg)

Sapi 3 269 - Kambing 10 104 - Ayam Kampung 1 780 427 1 531 Itik 116 54 588 Entok 63 47 278 Jumlah 1 972 901 2 397

Sumber: Raja Ampat Dalam Angka 2013

Kondisi Kampung di Distrik Misool Selatan Kampung Yellu

Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian, Kampung Yellu merupakan kampung terpadat diantara kampung yang lain. Tempat berkumpulnya masyarakat pendatang karena akses pekerjaan di perusahaan mutiara menjadi salah satu alasan kuat hal ini terjadi. Secara geografis, letak Kampung Yellu bersebelahan dengan Kampung Harapan Jaya di sebelah utara, Kampung Dabatan di selebah selatan, Kampung Lilinta (Misool Barat) di sebelah barat, dan Kampung Usaha Jaya (Misool Timur) di sebelah timur.

Bisa dikatakan, karena letak kampung yang berada di tengah diantara Misool Barat dan Misool Timur, kampung ini menjadi salah satu kampung persinggahan ketika melakukan perjalanan. Jarak tempuh untuk mengakses Kampung Yellu menuju Kantor Distrik di Kampung Dabatan hanya 5 menit menggunakan speed boat bermotor berukuran mesin 40 PK. Sedangkan jarak tempuh Kampung Yellu dengan Kabupaten Sorong selama 6 jam dengan menggunakan Kapal Penyeberangan Fajar Indah.

Secara administratif, Kampung Yellu memiliki 7 RT (Rukun Tangga) dan 2 RW (Rukun Warga). Kelembagaan kampung termasuk lengkap dengan adanya aparat pemerintahan kampung, badan perencanaan kampung, PKK, Lembaga Masyarakat Adat (LMA), Hansip, dan belum tersedia karang taruna dan koperasi. Aprat pemerintahan kampung terdiri dari kepala kampung, sekretaris kampung, kepala urusan kesejahteraan masyarakat, kepala urusan pembangunan, kepala urusan pembangunan, kepala urusan umum, dan bendahara kampung. Badan perencanaan kampung terdiri dari ketua, wakil ketua dengan tiga anggota tetap. Begitu pun dengan PKK, hanya memiliki ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Sedangkan LMA hanya terdapat petuanan, yaitu seorang kepala adat yang memiliki luasan wilayah laut tertentu di sekitar distrik. Hansip hanya ada ketua dengan dua anggota tetap. Sedangkan di bidang kesehatan terdapat Bidan, Mantri Kesehatan, dan Dukun Bayi. Pendidikan aparat pemerintahan kampung terdiri dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan paling tinggi adalah Sekolah Menengah Atas (SMA).

35 Tugas pemerintahan kampung didukung dengan adanya sarana dan prasarana kampung yang sudah dibangun. Sarana dan prasarana kantor kepala kampung sudah tersedia dengan ruang kerja masing-masing. Pada bidang kesehatan, terdapat Posyandu dan Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas Keliling. Terdapat 25 kios perorangan sebagai sarana ekonomi masyarakat yang menjual kebutuhan sehari-hari, beras, daging, lauk pauk dan bumbu, dan pakian. Sedangkan kebutuhan lain seperti alat elektronik, pertanian, saprodi untuk kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan bisa di dapatkan di Kabupaten Sorong. Sarana olahraga masyarakat terdapat lapangan sepak bola dan lapangan voli yang terletak di tengah kampung. Pada sarana transportasi terdapat dua buah tambatan perahu dengan jumlah perahu sampan/kole-kole sebanyak 25 perahu, 10 perahu longboat, dan 10 perahu johnson. Namun hanya ada satu sekolah sebagai sarana pendidikan di kampung ini, yaitu SDN 17 Yellu. Pada bidang pertambangan terdapat pasir dan tanah liat sebagai jenis bahan tampang potensial namun belum diusahakan. Sedangkan sarana wisata yang ada di sekitar Kampung Yellu adalah Marine Eco Resort (MER) yang sudah diusahakan oleh pihak dari luar kampung.

Aktivitas pada bidang pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Yellu selain sebagai nelayan adalah berkebun. Komoditas perkebunan yang banyak dilakukan oleh masyarakat berupa perkebunan kelapa, mangga, pala, pingan, cengkeh, dan coklat. Komoditas buah dan sayuran berupa terong, bayam, pepaya, tomat, dan cabai. Selain itu, masyarakat pergi ke hutan untuk menanam dan mengambil kayu jati. Pada bidang peternakan, masyarakat memelihara kambing dan ayam. Jenis ikan yang menjadi komoditas utama dalam bidang perikanan adalah ikan kerapu dan udang lobster.

Aktivitas sosial yang ada di Kampung Yellu bermacam-macam, yakni pertemuan rutin warga kampung yang diadakan secara insidental sesuai kebutuhan warga, kerja bakti, kegiatan PKK, perayaan bersama hari raya nasional, perayaan bersama hari raya keagamaan, dan pengumpulan dana sosial. Selain itu warga juga melakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan kesehatan dan perkembangan bayi/balita, imunisasi, pemberian vitamin, pemberian makanan tambahan dan penyuluhan bagi ibu-ibu/ibu hamil.

Tabel 17 Kondisi iklim di Kampung Yellu

Musim/Angin Musim Masa Berlangsung

Bulan Awal Bulan Akhir

Musim Kemarau Juli September

Musim Hujan Oktober Januari

Angin Musim Barat Juli September

Angin Musim Timur Juni Agustus

Sumber: Data Lembaga Peningkatan Pelayanan Publik (LP3) Papua Barat, 2014 (diolah)

Kondisi alami yang terjadi di Kampung Yellu terdapat empat musim/angin musim, yaitu musim kemarau berlangsung antara bulan Juli sampai September, musim hujan terjadi antara bulan Oktober sampai berakhir di bulan Januari, angin musim barat yang sering terjadi di bulan Juli sampai September bersamaan dengan musim kemarau, dan angin musim timur yang terjadi di bulan Juni sampai Agustus bersamaan dengan musim hujan. Pada tahun 1980, Kampung

36

Yellu pernah mengalami bencana kekeringan, disebabkan musim kemarau yang begitu panjang membuat persediaan air bersih sangat terbatas. Tabel 17 menunjukkan kondisi iklim di Kampung Yellu.

Kampung Dabatan

Kampung Dabatan merupakan kampung yang menjadi pusat pemerintahan distrik. Kantor distrik dan beberapa sarana lain terdapat di kampung ini. Secara geografis batas administrasi kampung antara lain, di sebelah utara berbatasan dengan Pulau Da’a, sebelah selatan berbatasan dengan Pulau Lolisa, di sebelah barat berbatasan dengan Pulau Lomate, dan sebelah timur berbatasan dengan Pulau Suanggi. Kampung Dabatan termasuk dalam pulau terluar dari Distrik Misool yang masih berpenghuni. Sehinga jarak tempuh yang bisa dicapai antara Kampung Dabatan dengan Kabupaten Sorong adalah 6 jam menggunakan Kapal Penyeberangan Fajar Indah. Selain itu ada saran penyeberangan lain yang menempuh 12 jam perjalanan yaitu Kapal Penyeberangan Sebuk Nusantara.

Secara administratif kampung, Kampung Dabatan memiliki 1 RW dengan 2 RT. Namun aparat pemerintahan termasuk dalam kondisi yang lengkap yang terdiri dari aparat pemerintahan kampung (kepala kampung, sekretaris kampung, kepala urusan kesejahteraan masyarakat, kepala urusan pembangunan, kepala urusan pemerintahan, kepala urusan umum, dan tanpa bendahara kampung), badan permusyawaratan kampung (ketua, wakil ketua dengan tiga anggota tetap), PKK (ketua, wakil ketua, dan bendahara), Hansip dengan dua orang aktif, dan tidak terdapat LMA. Aparat Kampung Dabatan tersebut memiliki jenjang pendidikan antara SD hingga SMA. Tenaga kesehatan terdiri dari bidan, dua mentri kesehatan, dan dukun bayi.

Kondisi di atas tidak didukung dengan saranan pemerintahan kampung yang masih belum memadai, seperti kantor kampung yang hanya terdapat ruang kerja kepala kampung, sekretaris, kepala urusan kesejahteraan masyarakat, dan ruang badan permusyawaran kampung dengan prasarana yang masih sangat terbatas. Begitu pun yang terjadi pada sarana kesehatan yang hanya terdapat satu Posyandu, satu Puskesmas, dan satu rumah tenaga medis. Hal ini berdampak pada frekuensi pemeriksaan kesehatan umum yang masih jarang dilakukan. Sarana ekonomi yag tersedia berupa lima kios perorangan, dan satu bank yang menjadi satu-satunya di Misool Selatan.

Sarana transportasi yang di Kampung Dabatan berupa tambatan perahu berjumlah dua buah yang masih dalam kondisi baik. Jenis kendaraan/angkutan umum yang melalui wilayah kampung adalah perahu motor/longboat yang beroperasi pada kurun waktu yang tidak menentu. Akses terhadap angkutan umum perahu motor/longboat masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat dengan jam operasi yang menentu sehingga dapat membantu aktivitas di bidang lain.

Orientasi lokasi belanja penduduk hanya beberapa kebutuhan yang mampu dipenuhi oleh kegiatan jual beli di kampung, seperti kebutuhan harian, kebutuhan bulanan, dan kebutuhan beras, daging, sayuran, lauk pauk dan bumbu. Kebutuhan lain harus masyarakat penuhi dengan pergi ke Yellu atau Sorong untuk membeli pakaian. Ketika ke Sorong masyarakat sekaligus membeli alat elektronik, perhiasan, sprodi untuk kegiatan pertanian, peternakan, perkebunan, dan kehutanan. Khusus untuk kebutuhan saprodi kegiatan perikanan, masyarakat

37 harus ke Ibu Kota Kabupaten Waisai menggunakan kapal penyeberangan atau longboat.

Tabel 18 Orientasi lokasi belanja Penduduk Kampung Dabatan Jenis Barang Kebutuhan Lokasi Sarana Perdagangan

(Kampung/Distrik/Kabupaten) Sarana Transportasi

Sembako Kebutuhan Karian Dalam Kampung Berjalan Kaki

Sembako Kebutuhan Bulanan

Dalam Kampung Berjalan Kaki

Beras, Sayuran, Daging, Lauk Pauk, dan Bumbu

Dalam Kampung Berjalan Kaki

Sandang/Pakaian Yellu/Sorong Sampan/kole-kole, Longboat

Alat Elektronik Sorong Longboat, Kapal

Penyeberangan

Perhiasan Sorong Longboat, Kapal

Penyeberangan Saprodi untuk Kegiatan

Pertanian

Sorong Longboat, Kapal

Penyeberangan Saprodi untuk Kegiatan

Peternakan

Sorong Longboat, Kapal

Penyeberangan Saprodi untuk Kegiatan

Perkebunan

Sorong Longboat, Kapal

Penyeberangan Saprodi untuk Kegiatan

Kehutanan

Sorong Longboat, Kapal

Penyeberangan Saprodi untuk Kegiatan

Perikanan

Waisai Longboat, Kapal

Penyeberangan Sumber: Data Lembaga Peningkatan Pelayanan Publik (LP3) Papua Barat, 2014 (diolah)

Pergantian musim yang terjadi di Kampung Dabatan secara umum sama dengan yang terjadi di Kampung Yellu karena letak yang sangat dekat dengan waktu tempuh hanya 5 menit. Empat musim/angin musim yang terjadi di Kampung Dabatan tersebut antara lain musim kemarau yang berlangsung antara bulan Juli sampai September, musim hujan terjadi antara bulan Oktober sampai berakhir di bulan Januari, angin musim barat yang sering terjadi di bulan Juli sampai September bersamaan dengan musim kemarau, dan angin musim timur yang terjadi di bulan Juni sampai Agustus bersamaan dengan musim hujan.

Tabel 19 Kondisi iklim di Kampung Dabatan

Musim/Angin Musim Masa Berlangsung

Bulan Awal Bulan Akhir

Musim Kemarau Juli September

Musim Hujan Oktober Januari

Angin Musim Barat Juli September

Angin Musim Timur Juni Agustus

Sumber: Data Lembaga Peningkatan Pelayanan Publik (LP3) Papua Barat, 2014 (diolah) Kampung Fafanlap

Kampung Fafanlap dapat ditempuh dalam waktu 6 jam dari Sorong menggunakan Kapal Penyeberangan Fajar Indah. Dermaga penyeberangan berada di kampung ini, sehingga membuat kampung ini ramai dengan warga dari kampung lain bahkan distrik lain ketika Kapal Penyeberangan sedang merapat.

38

Selain menggunakan Kapal Fajar Indah, Kampung Fafanlap dapat ditempuh dalam waktu 10 jam menggunakan Kapal Penyeberangan Mega Ekspres dari Waisai. Sedangkan jarak tempuh kampung ini dari distrik selama 30 menit menggunakan perahu longboat.

Secara administratif kampung, Fafanlap berbatasan langsung dengan Kampung Kayerepop di sebelah selatan dengan jarak tempuh 30 menit. Batas sebelah utara dengan Kampung Gamta dan Kampung Mage (Misool Barat), sebelah barat Kampung Lilinta (Misool Barat), dan batas sebelah timur adalah Kampung Usaha Jaya (Misool Timur). Pembagian wilayah administrasi pemerintahan adalah RT dan RW dengan jumlah 4 RT dan 2 RW. Aparat Pemerintahan Kampung Fafanlap terdiri dari kepala kampung beserta wakil, bagian kepala urusan (kaur), sekretaris kampung dan bendahara. Sedangkan badan permusyawaratan kampung lengkap dengan ketua, wakil, dan anggota tetap. Bagian PKK hanya ada ketua dengan sekretaris dan bendahara serta bagian keamanan yang terdiri dari ketua dan anggota.

Sarana dan prasarana pemerintahan kampung lebih memadai jika dibandingkan dengan kampung lain yang ada di Distrik Misool Selatan. Terbukti dengan adanya kantor kampung yang lengkap dengan ruang pertemuan, ruang kerja kepala kampung, ruang kerja seluruh kaur, ruang tamu, ruang PKK, dan lainnya. Kondisi peralatan pendukung aktivitas pemerintahan kampung sudah dilengkapi dengan meja, kursi, papan informasi dan meja dan kursi kerja tiap aparat pemerintahan kampung. Adanya ruang pertemuan kampung, membuat intensitas pertemuan antar penduduk untuk bermusyawarah menjadi sering dilakukan. Selain itu perayaan hari nasional, hari besar keagamaan, dan pengumpulan dana sosial pun sering dilakukan. Hanya kerja bakti yang membutuhkan waktu yang tepat untuk dilakukan di kampung ini bersama-sama dengan warga yang lain. Sarana kesehatan yang ada hanya Posyandu dan Puskesmas Pembantu dengan 7 orang dukun bayi, tanpa adanya bidan, mantri kesehatan atau perawat. Terdapat sebuah lapangan sepak bola dan voli untuk bermain para pemuda di sore hari. Sarana pendidikan yang ada sudah termasuk lengkap, yakni terdapat SDN 15 Fafanlap, SMPN 4 Fafanlap, dan SMA Guppi.

Tabel 20 Kondisi iklim di Kampung Fafanlap

Musim/Angin Musim Masa Berlangsung

Bulan Awal Bulan Akhir

Musim Kemarau Maret Juni

Musim Hujan Januari Februari

Angin Musim Barat April Juli

Angin Musim Timur Oktober November

Sumber: Data Lembaga Peningkatan Pelayanan Publik (LP3) Papua Barat, 2014 (diolah)

Kondisi iklim yang dialami oleh penduduk Kampung Fafanlap berbeda dengan kampung yang lain. Musim kemarau berlangsung antara bulan Maret sampai Juni, musim hujan terjadi antara bulan Januari sampai berakhir di bulan Februari. Angin musim dirasakan oleh penduduk Kampung Fafanlap datang tidak bersamaan dengan musim kemarau atau hujan. Angin musim barat sering terjadi di bulan April sampai Juli, sedangkan angin musim timur yang terjadi di bulan Oktober sampai November. Walaupun musim kemarau terkadang melanda

39 kampung dan distrik, terdapat 4 mata air yang selama ini selalu menyediakan persediaan air untuk minum dan untuk kebutuhan lain. Kondisi iklim tersebut ditunjukkan pada Tabel 20.

Kondisi kampung yang berada di sekitar bukit, membuat tanah longsor sering terjadi ketika musim hujan. Namun, intensitas yang rendah tidak membuat masyarakat khawatir dengan kejadian yang kapan pun bisa terjadi. Selain itu, gempa bumi pernah dialami oleh penduduk Kampung Fafanlap. Gempa ini disebabkan reruntuhan yang longsor dari bukit yang berada di belakang kampung.

Sarana ekonomi yang ada di Kampung Fafanlap terdapat 20 kios yang dimiliki perorangan. Barang yang dijual dan dapat dibeli oleh penduduk di kampung antara lain kebutuhan harian, beras, daging, sayuran, lauk pauk, bumbu, dan pakaian. Selain barang-barang tersebut, penduduk bisa mendapatkan dengan pergi ke Sorong. Aktivitas perekonomian selain melaut yang sering dilakukan penduduk adalah berkebun, ke hutan, beternak. Tanaman perkebunan yang banyak di hasilkan oleh penduduk adalah pisang, pepeaya, keladi, dan ubi. Selain itu penduduk juga menanam tomat, rica, bayam, kacang panjang, terong, dan kangkung. Aktivitas yang dilakukan di hutan adalah menanam dan menebang pohon, diantaranya kayu jati, kelapa, durian, dan langsat. Peternakan yang ada di kampung ini hanyalah sebatas peternakan individu dengan jenis ternak berupa ayam, kambing, dan sapi. Jenis ikan yang sangat dicari karena nilai ekonominya tinggi adalah gerapu, mami, dan bandeng.

Kampung Kayerepop

Kampung Kayerepop merupakan kampung terbaru jika dibandingkan dengan kampung lain yang ada di Distrik Misool Selatan. Wilayah administrasi dan pemerintahan yang tidak terlalu jauh dari distrik, Kampung Kayerepop dapat di akses dengan berbagai cara dengan waktu tempuh. Jarak tempuh Kampung Kayerepop dari Kampung Dabatan (Distrik) adalah 30 menit menggunakan perahu longboat. Jarak tempuh Kampung Kayerepop ke Waisai dalam waktu 6 jam dengan menggunakan perahu longboat. Hal ini sudah biasa dirasakan oleh nelayan setempat untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam berbagai bidang.

Secara administratif kampung, batas wilayah Kampung Kayerepop antara lain, di sebelah utara berbatasan dengan Pulau Imaui Kasi, sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Harapan Jaya, sebelah barat dengan Kampung Lilinta (Misool Barat) dan batas sebelah timur adalah hutan. Keberadaan Kampung Kayerepop berada diantara Kampung Lilinta (Misool Barat) dan kampung lain yang ada di Misool Selatan membuat Kampung Kayerepop terkadang menjadi tempat persinggahan sementara.

Administrasi pemerintahan kampung menunjukkan bahwa Kampung Kayerepop terdiri dari 1 RW dan 2 RT. Aparat pemerintahan kampung terdiri