• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seiring dengan berkembangnya ekowisata, salah satu objek wisata yang dikembangkan dan diminati adalah transpalantasi karang. Peningkatan kualitas karang hias, dapat dilihat data potensi terumbu karang diseksi wilayah III Pulau Pramuka dan data rekapitulasi monitoring kebun induk rehabilitasi karang hias di Kepulauan Seribu pada tahun 2005 (dapat dilihat pada Lampiran 2). Terlihat disana pada tahun 1995 kondisi terumbu karang di wilayah Pulau Pramuka berada dalam kondisi buruk. Tetapi seiring dengan adanya penyuluhan dan adanya perkembangan ekowisata maka kualitas karang semakin membaik. Berbagai kegiatan rehabilitasi yang dilakukan oleh Taman Nasional bersama dengan masyarakat pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan konservasi mandiri di wilayah Taman Nasional Kepulauan Seribu dan meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam kegiatan konservasi bahari.

Berkenaan dengan kegiatan partispasi terumbu karang ini juga membawa dampak pada aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Berkenaan dengan kegiatan pengembangan ekowisata, pada umumnya masyarakat Pulau Pramuka tidak merasa keberatan. Bahkan ada sebagian besar responden mengemukakan dengan adanya ekowisata mereka dapat menikmati keindahan karang yang mulai membaik dari tahun ke tahun. Dari aspek sosial ekonomi dan budaya, masyarakat Kepulauan Seribu masih tergantung dari laut. Pada bab ini akan menjawab tujuan dari bagaimana dampak dan hubungan partisipasi masyarakat dalam programrehabilitasi terumbu karang dilihat dari aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Hasil pengujian hubungan antara partisipasi dengan dampak lingkungan, sosial dan ekonomi disajikan secara ringkas pada Tabel 7 .

Tabel 7 Korelasi antara dampak dengan partisipasi

Dampak Partisipasi

P γs

Lingkungan 0.003 0.534

Ekonomi 0.790 0.052

Sosial 0.003 0.537

Sumber: Data Primer diolah, 2013 Keterangan:

γs = koefisien korelasi P = nilai probabilitas

Cetak tebal: memiliki hubungan

Pengujian pengaruh partisipasi terhadap dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dilakukan dengan uji statistik analisis Rank-Spearman. Uji hipotesis pengaruh partisipasi terhadap dampak lingkungan,ekonomi dan sosial dapat dijabarkan sebagai berikut:

H0 = Partisipasi tidak berpengaruh terhadap dampak lingkungan, ekonomi dan sosial

H1 = Partisipasi berpengaruh terhadap dampak lingkungan, ekonomi dan sosial Hipotesis di atas akan diuji dengan melihat nilai signifikansi dari hasil pengujian dengan analisis Rank-Spearman. Kriteria pengujian hipotesis dengan uji statistik korelasi Rank-Spearman adalah jika nilai signifikansi (p) >0.05 maka terima H0, dan jika nilai signifikansi (p) <0.05 maka tolak H0 dan terima H1. Penjelasan lebih jauh mengenai hubungan masing-masing aspek akan dijabarkan sebagai berikut.

Hubungan Partisipasi dengan Lingkungan

Partisipasi masyarakat menimbulkan dampak pada lingkungan, lingkungan yang dimaksud disini adalah perbedaan keindahan yang dirasakan yang di alami masyarakat di lapangan setelah di adakannya program rehabilitasi terumbu karang. Hasil uji statistik pada tabel menunjukkan bahwa dampak sosial dengan partisipasi terbukti berhubungan nyata dengan nilai signifikansi (p) = 0.003 Karena nilai signifikansi < 0.05 maka terima H0. Hal ini berarti bahwa lingkungan memiliki hubungan yang signifikan dengan lingkungan.

TInggi 31% Sedang 45% Rendah 24%

Dampak Lingkungan Program 

Rehabilitasi Karang

Gambar 15 Persentase responden berdasarkan dampak lingkungan dari program rehabilitasi karang di Pulau Pramuka Kelurahan Pulau Panggang Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Kabupaten Kepulauan Seribu tahun 2013

Hal ini sejalan dengan kenyataan di lapang bahwa menurut masyarakat setempat lingkungan yang dahulu memang jauh lebih baik dari sekarang ,walaupun lingkungan sekarang sudah tercemar dan dampak dari pengambilan terumbu karang yang dilakukan secara liar masih terlihat. Namun semenjak program ini digalakan keindahan laut mulai kembali seperti dahulu, masyarakat lain yang bukan penggiat terumbu karang tetap menyadari pentingnya program rehabilitasi terumbu karang ini. Para nelayan mulai menghentikan kebiasaan

mereka dalam menangkap ikan dengan menggunakan alat dan bahan yang membahayakan bagi terumbu karang.

Responden yang memiliki partisipasi yang tinggi maka akan memiliki derajat lingkungan yang tinggi pula. Hal ini disebabkan karena sesorang yang memiliki tingkat partisipasi yang tinggi maka akan semakin peduli dengan lingkungannya karena program rehabillitasi karang ini membutuhkan lingkungan yang bersih untuk tempat tumbuh karang. Begitu juga dengan seseorang yang memiliki respon yang rendah pada dampak lingkungan maka tingkat paartisipasinya juga rendah hal ini dikarenakan sesorang dengan tingkat partisipasinyna rendah biasanya tidak terlalu memperhatikan lingkungannya, karena mereka merasa yang terpenting adalah mereka mendapatkan upah kerja mereka.

Hubungan Partisipasi dengan Ekonomi

Ekonomi adalah aspek yang paling mudah terlihat dalam setiap kegatan, karena salah satu tujuan mengadakan program ini adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tingkat kemauan dengan partisipasi memiliki nilai signifikansi (p) = 0.790. Karena nilai signifikansi > 0.05 maka terima H0. Hal ini berarti bahwa partisipasi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ekonomi.

Rendah 66% Sedang 24% Tinggi 10%

Dampak Ekonomi Program 

Rehabilitasi Karang

Gambar 16 Persentase responden berdasarkan dampak ekonomi dari program rehabilitasi karang di Pulau Pramuka Kelurahan Pulau Panggang Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Kabupaten Kepulauan Seribu tahun 2013

Masyarakat tidak merasa bahwa dengan kegiatan ini dapat menambah pendapatan mereka secara signifikan mereka hanya merasa bahwa kegiatan ini hanya sebagai tambahan mereka dan penambah aktivitas mereka. Tidak semua penduduk melakukan kegiatan ini sehingga tidak terjadi pemerataan pendapatan. Program ini juga mengalami penurunan kualitas sehingga minat masyarakat menjadi berkurang dan hanya beberapa orang saja yang menjalani program ini. Kesempatan bekerja di bidang ini juga sulit karena program ini membutuhan

‘bapak angkat’ yang nantinya akan mendanai mereka dan membeli terumbu karang yang sudah di kembangbiakan

Hasil penelitian di lapang menunjukan bahwa sebesar 66 persen responden memiliki skor yang rendah pada dampak ekonomi ini , sebesar 24 persen memiliki skor sedang dan hanya 10 persen responden yang memiliki skor yang tinggi. Dampak ekonomi seharusnya adalah dampak yang paling di rasakan pada program ini,namun karena program ini mengalami banyak hambatan sehingga responden juga tidak dapat berpartisipasi secara maksimal, akibatnya dampak ekonomi tidak memiliki hubungan dengan partisipasi, karena partisipasi masyarakat untuk memajukan ekonomi mereka tidak dapat berhubungan positif tingkat partisipasi tidak di rasakan pada ekonomi mereka, walaupun partisipasi mereka tinggi penghasilan ekonomi mereka tetap rendah. Program ini membutuhkan dana yang tidak sedikit, produksi mereka dan penjualan mereka masih sangat tergantung dengan perusahaan yang menjadi ‘bapak angkat’ mereka.

Hubungan Partisipasi dengan Dampak Sosial

Tingkat partisipasi masyarakat menimbulkan dampak sosial di masyarakat. Dampak sosial sendiri dilihat dari sejauh mana program ini memepanguruhi hubungan antar manusia. Hasil uji statistik pada tabel menunjukkan bahwa dampak sosial dengan partisipasi terbukti berhubungan nyata dengan nilai signifikansi (p) = 0.003 dengan tingkat hubungannya yang cukup berarti (γs = 0.537). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan positif yang searah, yaitu semakin tinggi tingkat partisipasi, maka semakin tinggi pula dampak sosial yang di timbulkan. Rendah 31% Sedang 66% Tinggi 3%

Dampak Sosial Program Rehabilitasi 

Karang

Gambar 17 Persentase responden berdasarkan dampak sosial dari program rehabilitasi karang di Pulau Pramuka Kelurahan Pulau Panggang Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Kabupaten Kepulauan Seribu tahun 2013

Semakin tinggi tingkat partisipasi sesorang dalam kegiatan rehabilitasi terumbu karang ini maka secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi dampak sosial, karena dengan partisipasi maka sesorang akan

semakin sering berinteraksi dengan lingkungan sosial sekitarnya. Dengan adanya program rehabilitasi terumbu karang di pulau pramuka maka masyarakat mendapatkan perubahan perilaku masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran pentingnya kelestarian rehabilitasi terumbu karang ini.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 31 persen responden memiliki skor yang rendah, 66 persen responden menunjukan memiliki skor sedang dan hanya sebanyak tiga persen yang memiliki skor yang tinggi. Responden dengan tingkat partisipasi yang tinggi maka akan memiiki dampak sosial yang tinggi pula ,hal ini disebabkan karena semakin sering mereka berinteraksi dengan sesama penggiat terumbu karang maka tingkat sosialitas mereka juga akan semakin tinggi, mereka akan semakin sering berinteraksi mengenai kegiatan rehabilitasi karang ini. Begitu juga dengan kebalikannya responden dengan skor partisipasi yang rendah maka akan semakin kurang bersosialisasi mengenai kegiatan ini, mereka tidak akan berinterkasi dengan lingkungan sekitar mengenai rehabilitasi karang ini.

PENUTUP

Kesimpulan

Sesuai dengan hasil-hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya dapat dibuat beberapa kesimpulan seperti berikut ini:

1. Secara umum pada awalnya program rehabilitasi terumbu karang ini sudah mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat setempat, tapi seiring dengan dijalankannya program ini mulai timbul beberapa kendala seperti kesulitan menemukan perusahaan yang bertindak sebagai ‘bapak angkat’ yang mau mendanai dan membeli hasil transplantasi karang mereka dan terbatasnya jumlah kuota yang boleh di perjualbelikan serta faktor alam yang dapat menyebabkan mereka gagal panen.

2. Tipe partisipasi masyarakat secara keseluruhan berada di tokenisme hal ini berarti masyarakat mampu diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat kepada pemegang kekuasaan namun penentuan tetap berada pada pemegang kekuasaan. Di tingkatan ini masyarakat diberikan kesempatan untuk bernegosiasi dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Terbukti dari hasil pemaparan warga bahwa di tingkat pelaksanaan saran-saran mereka sangat diterima dan keputusan atas saran mereka di diskusikan secara serius, walaupun tingkat keputusan ada di pihak BTNKpS. Pada tahap perencanaan banyak dari mereka yang tidak dilibatkan, sehingga level masyarakat berada di level non partisipasi. Pada tahap evaluasi sedikit sekali dari mereka yang dilibatkan, hanya pihak BTNKpS dan pihak swasta yang bekerjasama dengan pihak BTNKpS yang mengetahui hasil dari evaluasi.

3. Tingkat Partisipasi dipengaruhi oleh faktor individualal dan eksternal. Faktor individual terdiri dari tiga variabel yaitu kemauan, kemampuan dan kesempatan. Dari tiga variabel ini hanya kemampuan dan kesempatan yang memiliki hubungan positif dengan tingkat partisipasi. Kemauan masyarakat terhadap pengelolaan terumbu karang sudah sangat baik, walaupun mereka mampu atau tidak, berkesempatan atau tidak, secara umum mereka menyenangi kegiatan ini dan menanggapi kegiatan ini secara positif, namun ada masyarakat yang memiliki kemauan tinggi namun tidak berkesempatan untuk berperan secara aktif dikarenakan keterbatasan kemampuan sehingga hanya dapat berpartisipasi semampu yang mereka bisa. Kemampuan masyarakat berhubungan secara positif karena fakta di lapangan menunjukan bahwa memang masyarakat yang memiliki kemampuan tinggi maka akan dapat berpartisipasi secara tinggi pula, karena kegiatan ini membutuhkan kemampuan yang memadai agar dapat melakukan program ini sesuai prosedur yang ada. Kesempatan juga memiiki hubungan positif dengan partisipasi karena hanya orang yang memiliki waktu luang, sarana dan prasarana yang dapat berpartisipsi secara aktif untuk mengikuti program ini, masyarakat yang hanya sekedar pekerja pada pemilik transplantasi karang memiliki tingkat partisipasi yang rendah.

4. Selain faktor individual terdapat pula faktor eksternal, hasil penelitian di lapangan pada program rehabilitasi terumbu karang ini menunjukan bahwa faktor eksternal tidak memilki pengaruh terhadap tingkat partisipasi sesorang,

hal ini dikarenakan faktor eksternal di lapang seperti kepemimpinan kepala desa, intensitas kegiatan, keaktifan tim pendamping memiliki kondisi yang kurang baik. Kepala desa di sana tidak pernah turun tangan dalam kegiatan dan tidak pernah menanyakan tentang keberadaan program ini kepada para penggiat transplantasi karang. Intensitas kegiatan seperti penyuluhan atau pelatihan seiring dengan berjalan waktu semakin menghilang, dan tidak ada tim pendamping yang pernah mendampingi kegiatan ini lagi.

5. Partisipasi memberikan dampak terhadap beberapa aspek, yaitu ekonomi lingkungan dan sosial. Hasil penelitian menunjukan hanya lingkungan dan sosial yang memiliki hubungan secara positif. Ekonomi tidak memiliki hubungan yang positif dengan partisipasi, karena program ini melemah sehingga para nelayan hanya sebagian kecil saja yang merasa terbantu dengan adanya program ini sisanya oleh para nelayan pekerja kecil, program ini diangap sebagai tambahan penghasilan mereka saja. Sedangkan lingkungan memiliki hubungan yang positif dengan partisipasi, masyarakat yang memiliki tingkat partisipasi tinggi akan semakin sadar untuk menjaga habitat lingkungan mereka karena program ini membutuhkan air laut yang jernih dan lingkungan yang bersih untuk menjaga kualitas hasil transplantasi karang mereka. Partisipasi juga memiliki hubungan positif terhadap dampak sosial terbukti dari semakin tinggi tingkat partisipasi sesorang akan semakin berpengaruh terhadap dampak sosial. Masyarakat yang memiliki partisipasi secara aktif akan menjaga lingkungan tempat tumbuhnya transplantasi karang, solidaritas diantara mereka yang memiliki partisipasi tinggi juga semakin erat karena intensitas pertemuan mereka yang tinggi pula.

Saran

Mengacu pada hasil penelitian, maka terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan masukan atau saran, diantaranya:

1. Bagi Pemerintah ,diharapkan agar lebih mendukung program rehabilitasi karang ini dengan menggalakan program ini kembali sehingga program ini dapat aktif seperti semula. Pemerintah seharusnya lebih memberikan perhatian lebih terhdap program ini karena program rehabilitasi karang ini merupakan program yang sangat baik unuk merehabilitasi lingkungan dan banyak memberikan manfaat uuntuk lingkungan, ekonomi dan sosial. Pemerintah dapat memabantu dengan mencarikan eksportir-eksportir yang mau menjadi sponsor dalam kegiatan ini.

2. Bagi pihak BTNKpS, diharapakan lebih transparansi dalam setaiap tahap kegatan, lebih giat lagi mengadakan pelatihan-pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat dan mampu berperan aktif dalam kegiatan ini. Serta hasil- hasil dari kegiatan sebaiknya diberikan evaluasinya kepada masyarakat. Pihak BTNKpS juga dihharapkan dapat lebih berkooperatif terhadap masyarakat dalam melakukan rehabilitasi karang dan lebih giat dalam mensosialisaskan kegiatan ini.

3. Bagi masyarakat diharapkan lebih meningkatkan antusias dan semangat dalam menjalankan kegiatan ini dan lebih peduli terhadap lingkungan, walaupun mereka bukan peserta program rehabilitasi terumbukarang ini tetapi mereka dapat berperan sebagai masyarakat yang peduli dengan lingkungan

laut tempat habitat karang ini hidup. Dan bagi masyarakat yang mampu untuk melakukan transplantasi karang ini walaupun tidak di sponsori pihak swata, di harapkan dapat mengikuti program ini secara mandiri.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali informasi yang lebih mendalam mengenai eksportir dan faktor-faktor partsipasi lainnya yang mampu mempengaruhi kegiatan rehabilitasi karang ini .

Dokumen terkait