• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT, Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada Pengembangan Pengolahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Analisis SWOT, Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada Pengembangan Pengolahan

Ikan Asin.

Berdasarkan peninjauan di daerah penelitian dan sesuai dengan beberapa metode yang digunakan untuk mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada pengolahan ikan

asin. Tahap pertama adalah tahapan pengumpulan data. Melalui tahap ini maka diketahui faktor internal dan eksternal sebagai berikut :

a. Beberapa kekuatan pada pengolahan ikan asin di daerah penelitian 1. Mutu Output mampu bersaing di pasar

Mutu output berupa ikan asin yang dihasilkan oleh pengusaha ikan dianggap telah mampu bersaing di pasar. Bahkan beberapa pengusaha mengakui bahwa mutu produk ikan asin yang dihasilkan merupakan mutu yang sangat dicari oleh konsumen. Beberapa pengusaha tidak hanya memasok kebutuhan ikan asin di sekitar daerah penelitian (Kabupaten Serdang Bedagai), bahkan mereka juga telah mampu memasok kebutuhan konsumen hingga keluar kabupaten seperti Medan, Kabupaten Simalungun (Siantar) dan beberapa Kabupaten lainnya yang berada di Provinsi Sumatera Utara.

2. Ketersediaan Tenaga Kerja yang Melimpah

Ketersediaan tenaga kerja di daerah penelitian tergolong sangat melimpah. Setiap hari selalu ada tenaga kerja yang siap untuk dipekerjakan dalam pengolahan ikan asin. Bahkan pengusaha tidak perlu lagi mencari tenaga kerja, justru malah sebaliknya, tenaga kerja yang mencari pengusaha untuk menawarkan jasa mereka.

3. Biaya Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja yang melimpah membuat biaya tenaga kerja juga tidak terlalu mahal. Menurut beberapa pengusaha dan beberapa pegawai pemerintahan yang berkaitan dengan pengolahan ikan asin, biaya tenaga kerja di daerah penelitian tergolong sangat rendah. Untuk proses pembelahan ikan, tenaga kerja hanya diupah Rp 1.000/kg ikan segar yang mereka belah. Hal ini tentunya

menjadi faktor internal yang dapat mendorong pengembangan usaha pengolahan ikan asin.

4. Keterampilan Mengolah Ikan

Pengusaha memiliki keterampilan yang mendukung dalam mengolah ikan asin. Hal ini terbukti dari mutu ikan asin yang mereka hasilkan. Keterampilan mengolah ikan merupakan faktor penting dalam usaha pengolahan ikan asin. Tanpa keterampilan dalam mengolah ikan asin, pengusaha akan sulit bersaing di pasar.

5. Proses Pengolahan yang Tidak Rumit

Proses pengolahan ikan asin tergolong sangat mudah untuk dilakukan. Proses pengolahan hanya meliputi pembelahan ikan, perendaman dan penggaraman serta proses penjemuran dan pengememasan.

b. Beberapa Kelemahan dalam Pengolahan Ikan Asin 1. Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana

Secara umum, teknologi yang digunakan oleh pengusaha ikan asin masih sangat sederhana. Seluruh proses pengolahan masih menggunakan cara dan alat yang tradisional. Teknologi ini sebenarnya merupakan faktor yang sangat penting. Teknologi akan berpengaruh pada jumlah produksi dan mutu produksi yang dihasilkan.

2. Ketersediaan input produksi yang tidak stabil

Bahan baku produksi berupa ikan segar sangat tergantung pada hasil tangkapan nelayan di laut. Hasil tangkapan nelayan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim. Hasil tangkapan ikan nelayan cenderung berfluktuasi tajam,

sehingga pasokan untuk bahan baku pembuatan ikan asin juga tidak stabil. Hal ini akan menyebabkan kurangnya produksi.

3. Kemasan yang tidak menarik

Pengusaha ikan asin di daerah penelitian, mengemas ikan asin yang dihasilkan dalam wadah goni atau keranjang. Kemasan yang tergolong kurang menarik ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan produk ikan asin yang mereka hasilkan tidak bersaing di pasar modern. Mutu ikan asin yang bagus disertai dengan kemasan ikan yang menarik tentunya akan membuat konsumen lebih tertarik.

4. Modal yang sangat terbatas

Beberapa usaha pengolahan ikan asin di daerah penelitian tergolong usaha mikro, sedangkan sebagian besar usaha pengolahan ikan asin masih tergolong usaha rumah tangga. Untuk usaha rumah tangga, modal merupakan faktor pembatas yang membatasi jumlah produksi. Modal yang sedikit menyebabkan penggunaan input juga terbatas. Hal ini tentunya membuat produksi ikan asin juga sangat kecil.

5. Biaya Input

Untuk sebagian besar pengusaha khususnya usaha rumahtangga, biaya input dirasakan masih tergolong mahal. Mengingat jumlah modal mereka yang terbatas dan harga jual yang masih relatif rendah.

c. Beberapa peluang dalam usaha pengolahan ikan asin 1. Adanya pelanggan tetap

Pelanggan atau konsumen ikan asin di daerah penelitian cenderung stabil. Beberapa pengusaha mengaku bahwa mereka tidak perlu lagi memasarkan produk ikan asin yang mereka hasilkan. Pelanggan atau konsumen sendirilah yang datang untuk membeli ikan asin mereka. Pelanggan yang tetap ini merupakan peluang bagi pengusaha untuk meningkatkan produksi mereka.

2. Ketersediaan Sarana Pendukung

Ketersediaan sarana pendukung di daerah penelitian tergolong memadai. Mulai dari sarana penangkapan ikan, sarana pengolahan sampai kepada sarana pengangkutan. Ketersediaan sarana ini merupakan peluang bagi pengusaha dalam mengembangkan usaha pengolahan ikan asin.

3. Harga Jual

Harga Jual ikan asin bagai sebagian pengusaha sudah tergolong cukup, namun sebagian lainnya menganggap harga jual ikan asin masih sangat rendah. Harga jual ikan asin tergantung dari jenis ikan yang digunakan. Untuk ikan asin gulama dan ikan asin kasai, harga jual berkisar Rp 5.000/kg. Sedangkan untuk jenis ikan asin bintang timur, harga jualnya mencapai Rp 10.000/kg.

4. Permintaan Lokal yang cenderung meningkat

Permintaan lokal terhadap ikan asin cenderung meningkat. Bahkan beberapa pengusaha mengakui bahwa produksi mereka habis untuk memenuhi permintaan lokal saja. Hal ini tentunya menjadi peluang yang besar bagi pengusaha untuk mengembangkan usaha mereka.

d. Beberapa Ancaman dalam Pengolahan Ikan Asin 1. Penyimpangan iklim

Akhir-akhir ini iklim sering sekali menyimpang dan sangat sulit untuk diprediksi. Penyimpangan iklim ini sangat mempengaruhi pasokan bahan baku berupa ikan segar dalam usaha pengolahan ikan asin.

2. Persaingan Usaha

Di daerah Penelitian (Kecamatan Teluk Mengkudu) pengusaha pengolahan ikan asin ada sebanyak 16 pengusaha. Hal ini tentunya membuat persaingan usaha semakin ketat. Dibutuhkan keahlian dalam pengolahan dan manajemen agar pengusaha mampu bersaing. Persaingan bahkan bukan hanya terjadi di kecamatan, persaingan juga terjadi sampai keluar kecamatan, keluar kabupaten bahkan sampai keluar provinsi.

3. Ombak Besar

Ombak besar bukan hanya ancaman bagi nelayan, bahkan merupakan ancaman bagi pengusaha ikan asin. Ombak besar akan membuat nelayan tidak dapat melaut. Jika nelayan tidak melaut, tentunya pasokan bahan baku berupa ikan segar tidak tersedia. Hal ini tentunya akan membuat pengusaha ikan asin juga tidak dapat berproduksi.

4. Gaya Hidup masyarakat yang semakin modren

Gaya hidup masyarakat yang semakin modren dapat menyebabkan konsumsi ikan asin semakin berkurang. Secara teori, semakin modern gaya hidup masyarakat, maka permintaan akan barang-barang yang dianggap kolot atau “kampungan” akan semakin menurun. Disamping itu, daya beli masyarakat yang semakin tinggi juga menyebabkan masyarakat mulai meningkatkan gaya hidup

mereka. Membeli dan menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang yang tergolong mewah. Serta masyarakat yang semakin paham dan mengerti akan kesehatan juga menjadi ancaman dalam usaha pengolahan ikan asin. Masyarakat yang semakin mengerti kesehatan akan mengurangi konsumsi mereka terhadap ikan asin. Karena mereka menganggap terlalu banyak mengkonsumsi ikan asin, dapat menyebabkan kolestrol yang meningkat.

Strategi Pengembangan Nilai Tambah Produk Perikanan

a. Tahap Pengumpulan Data

Tujuan dari setiap analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal. Hal ini merupakan kunci yang penting untuk mencapai tujuan. Informasi kunci dari analisis SWOT dibagi ke dalam dua kategori utama:

Faktor internal - Kekuatan dan kelemahan internal organisasi. Faktor eksternal - Peluang dan ancaman yang disajikan oleh lingkungan eksternal. Faktor internal dapat dipandang sebagai kekuatan atau kelemahan tergantung pada dampaknya terhadap tujuan organisasi. Apa yang dapat mewakili kekuatan yang berkaitan dengan satu tujuan mungkin kelemahan untuk tujuan lain. Faktor-faktor yang dapat mencakup personil, keuangan, kemampuan manufaktur, dan sebagainya. Faktor eksternal dapat mencakup hal-hal ekonomi makro, perubahan teknologi, undang-undang, dan sosial-budaya perubahan, serta perubahan dalam pasar atau posisi kompetitif. Hasilnya sering disajikan dalam bentuk matriks.

• Matriks Faktor Strategi Internal

Tabel 12. Matriks Faktor Strategi Internal Faktor dan Elemen Strategi

Internal Rating Bobot

Skoring (Rating x bobot)

Kekuatan :

• Mutu Output

• Ketersediaan tenaga Kerja

• Biaya Tenaga kerja

• Keterampilan Mengolah Ikan

• Proses Pengolahan tidak rumit

3 4 4 4 4 9,375 9,375 9,375 12,5 9,375 28,125 37,5 37,5 50 37,5 Kelemahan :

• Teknologi yang sederhana

• Ketersediaan input tidak stabil

• Kemasan kurang menarik

• Modal terbatas

• Biaya input mahal

-4 -4 -4 -3 -3 10 10 10 10 10 -40 -40 -40 -30 -30 Sumber : Diolah dari Lampiran 4 dan 5

Matriks faktor strategi internal ini digunakan untuk melihat skor faktor strategi internal. Skor diperoleh dengan mengalikan rating dan bobot. Rating diperoleh dari rata-rata jawaban responden terhadap pernyataan kekuatan dan kelemahan. Jawaban responden dijumlahkan kemudian dibagikan dengan jumlah responden yaitu sebanyak 21 responden. Nilai bobot untuk masing-masing elemen strategi internal ditentukan sendiri oleh peneliti dengan mempertimbangkan elemen yang yang paling berpengaruh di dalam usaha pengolahan ikan. Yang harus diperhatikan adalah jumlah seluruh bobot elemen harus di angka 50 untuk masing-masing kekuatan dan kelemahan.

• Matriks Faktor Strategi Eksternal

Tabel 13. Matriks Faktor Strategi Eksternal Faktor dan Elemen Strategi

Eksternal Rating Bobot

Skoring (Rating x

bobot)

Peluang :

• Adanya Pelanggan Tetap

• Ketersediaan Sarana Pendukung

• Harga Jual • Permintaan Lokal 4 3 2 3 12,5 12,5 12,5 12,5 50 37,5 25 37,5 Ancaman : • Penyimpangan Iklim • Persaingan Usaha • Ombak Besar

• Gaya Hidup Masyarakat

-3 -3 -4 -1 12,5 12,5 12,5 12,5 -37,5 -37,5 -50 -12,5 Sumber : Diolah dari lampiran 6 dan 7

Sama halnya dengan matriks faktor strategi internal, matriks faktor strategi eksternal juga memiliki tujuan yang sama. Rating untuk setiap elemen juga diperoleh dengan menjumlahkan seluruh jawaban responden untuk masing-masing elemen kemudian membagikannya dengan jumlah responden. Bobot juga ditentukan dengan cara yang sama. Bobot untuk masing-masing faktor eksternal baik peluang maupun ancaman adalah 50. Bobot ini kemudian dibagi dengan elemen-elemen dengan mempertimbangkan elemen yang paling memiliki peran penting harus diberi bobot yang lebih tinggi. Pada matriks strategi eksternal diatas, seluruh elemen dianggap memiliki peran yang sama penting dalam usaha pengolahan ikan asin, sehingga bobot masing-masing elemen juga diberi dengan angka yang sama.

Tabel 14. Gabungan Matriks Faktor Strategi Internal-Eksternal Usaha Pengolahan Ikan Asin

Faktor dan Elemen Strategi

Internal Rating Bobot

Skoring (Ratin x bobot)

Kekuatan :

• Mutu Output

• Ketersediaan tenaga Kerja

• Biaya Tenaga kerja

• Keterampilan Mengolah Ikan

• Proses Pengolahan tidak rumit

Total Skor Kekuatan

3 4 4 4 4 9,375 9,375 9,375 12,5 9,375 50 28,125 37,5 37,5 50 37,5 190,625 Kelemahan :

• Teknologi yang sederhana

• Ketersediaan input tidak stabil

• Kemasan kurang menarik

• Modal terbatas

• Biaya input mahal

Total Skor Kelemahan

-4 -4 -4 -3 -3 10 10 10 10 10 50 -40 -40 -40 -30 -30 -180

Selisi Kekuatan – Kelemahan 10,625

Peluang :

• Adanya Pelanggan Tetap

• Ketersediaan Sarana Pendukung

• Harga Jual

• Permintaan Lokal

Total Skor Peluang

4 3 2 3 12,5 12,5 12,5 12,5 50 50 37,5 25 37,5 150 Ancaman : • Penyimpangan Iklim • Persaingan Usaha • Ombak Besar

• Gaya Hidup Masyarakat

Total Skor Ancaman

-3 -3 -4 -1 12,5 12,5 12,5 12,5 50 -37,5 -37,5 -50 -12,5 137,5

Selisih Peluang – Ancaman 12,5

Sumber : Diolah dari lampiran 4,5,6, dan 7

Setelah melakukan perhitungan bobot dari masing-masing faktor internal maupun eksternal, kemudian dianalisis dengan menggunakan matriks posisi. Matriks ini digunakan untuk melihat posisi strategi pengembangan nilai tambah produk perikanan di daerah penelitian. Berdasarkan tabel diperoleh nilai x yaitu 10,625 > 0 dan nilai y yaitu 12,5 > 0. Posisi titik koordinatnya dapat dilihat pada koordinat kartesius berikut ini :

Y ( +)

12,5

X (-) 10,625 X (+)

Y (-)

Gambar 4. Matriks Posisi SWOT Usaha Pengolahan Ikan Asin

Dari hasil matriks internal-eksternal yang diperoleh dari nilai total skor pembobotan pada usaha pengolahan ikan asin oleh pengusaha di daerah penelitian adalah untuk faktor internal bernilai 10,625 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara kekuatan dan kelemahan. Untuk faktor eksternal bernilai 12,5 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara peluang dan ancaman.

Hasil ini menunjukkan bagaimana usaha tersebut memperoleh strategi lebih detail dan mengetahui reaksi besar kecilnya usaha pengembangan nilai tambah pengolahan ikan asin maka usaha pengembangan ini berada pada kuadran 1. Hal ini menyatakan bahwa situasi pada kuadran I merupakan posisi menguntungkan dimana petani mempunyai peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang secara maksimal. Seyogyanya pengusaha menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Kuadran I I N T

Dokumen terkait