• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

II. Penerimaan dan Keuntungan

8. Harga Bahan Baku (Rp/kg) 9. Sumbangan Input Lain (Rp/kg) 10. Nilai Output (Rp/kg)

11. a. nilai tambah (Rp/kg) b. rasio nilai tambah (%)

12. a. pendapatan tenaga kerja (Rp/kg) b. pangsa tenaga kerja (%)

13. a. keuntungan (Rp/kg) b. tingkat keuntungan (%) (8) (9) (10) = (4) x (6) (11a) = (10) – (9) – (8) (11b) = (11a/10) x 100% (12a) = (5) x (7) (12b) = (12a/11a) x 100% (13a) = (11a) – (12a) (13b) = (13a/11a) x 100%

Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi

14. Marjin (Rp/kg)

a. Pendapatan tenaga kerja b. Sumbangan input lain c. Keuntungan pengusaha

(14) = (10) – (8)

(14a) = (12a/14) x 100% (14b) = (9/14) x 100% (14c) = (13a/14) x 100%

Sumber: Hayami, et all. Agricultural Marketing and Processing In Up Land Java. Dalam Triputra (2011)

Perhitungan dengan menggunakan model tersebut, dalam hal ini dilakukan untuk satu kali proses produksi dari agroindustri produk perikanan. Dalam metode Hayami, ada beberapa hal yang harus dipahami, antara lain: faktor konversi,

menunjukkan banyaknya produk olahan yang dihasilkan dari satu kilogram bahan baku.

Koefisien tenaga kerja menunjukkan banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input. Nilai produk menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu satuan input. Nilai input lain mencakup nilai dari semua korbanan selain bahan baku dan tenaga kerja langsung yang digunakan selama produksi berlangsung.

Menurut Suprapto (2006) dalam Triputra (2011), kelebihan dari analisis nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami adalah:

1. Dapat diketahui besarnya nilai tambah, nilai output, dan produktivitas.

2. Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi. 3. Prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat diterapkan pula untuk subsistem

lain diluar pengolahan, misalnya untuk kegiatan pemasaran.

Untuk hipotesis 2, digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi pengusaha pengolahan produk perikanan disesuaikan dengan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT menyediakan pemahaman realistis tentang hubungan suatu organisasi dengan lingkungannya untuk mendapatkan strategi yang dapat memaksimumkan kekuatan dan peluang serta meminimumkan kelemahan dan ancaman yang ada. Dengan gambaran tersebut kita akan dapat melihat bagaimana strategi pengembangan nilai tambah produk perikanan.

Matriks SWOT menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, seperti digambarkan pada diagram dibawah ini :

Tabel 4. Matriks Analisis SWOT IFAS EFAS Strength (S) (Kekuatan) Weakness (W) (Kelemahan) Oppurtunity (O) (Peluang) Strategi SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T)

(Ancaman)

Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan

Strategi WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal dipetakan pada matriks posisi. Untuk menentukan posisi strategi pada koordinat kartesius, dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) merupakan peluang dan ancaman.

b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut :

- Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan sebaliknya kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka nilainya y < 0.

- Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x > 0 dan sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x < 0.

(Soepono, 1997).

Setelah titik koordinat ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menarik garis lurus dari titik titik koordinat tersebut dan melihat titik dimana kedua garis tersebut saling berpotongan. Letak titik potong kedua garis inilah

Kuadran I :

- Merupakan posisi yang menguntungkan

- Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang secara maksimal

- Seharusnya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Kuadran II :

- Meskipun menghadapi berbagai macam ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya.

- Perusahaan-perusahaan dalam posisi seperti ini menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

- Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau pasar. Kuadran III :

- Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumberdayanya lemah. Karena itu dapat memaanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.

Kuadran IV :

- Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan.

- Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.

- Strategi yang diambil adalah penciutan dan likuidasi. (Rangkuti, 2008).

Sebelum melakukan analisis data seperti diatas maka terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan model matrik faktor strategi internal, matrik faktor strategi eksternal seperti Tabel 5 dibawah ini :

Tabel 5. Model Matrik Faktor Strategi Internal, Matrik Faktor Strategi Eksternal

Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksternal

4 Sangat Baik Kekuatan Peluang

3 Baik Kekuatan Peluang

2 Cukup Baik Kekuatan Peluang

1 Tidak Baik Kekuatan Peluang

-4 Sangat Baik Kelemahan Ancaman

-3 Baik Kelemahan Ancaman

-2 Cukup Baik Kelemahan Ancaman

-1 Tidak Baik Kelemahan Ancaman

Total Skor

Setiap faktor internal dan faktor eksternal peluang diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari 4 untuk kategori sangat baik sampai 1 untuk kategori tidak baik. Sedangkan setiap faktor internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari -4 untuk kategori sangat baik sampai -1 untuk kategori tidak baik. Dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Faktor Strategi Internal/Eksternal

Faktor Strategi

Internal/Eksternal Rating Bobot

Skoring (Rating x Bobot) Kekuatan/Peluang : 1. 2. 3. Dst

Total Bobot Kekuatan/Peluang 100

Kelemahan/Ancaman : 1.

2. 3. Dst

Total bobot Kelemahan/Ancaman 100

Selisih Kekuatan-Kelemahan/ peluang-Ancaman

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeiruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut

Definisi

1. Produk Perikanan yaitu produk yang dihasilkan dari penangkapan ikan dilaut yakni berupa ikan.

2. Strategi pengembangan nilai tambah agroindustri produk perikanan adalah cara-cara yang efisien dan sistematis untuk mengembangkan usaha pengolahan perikanan di masa yang akan datang.

3. Nilai tambah adalah tambahan keuntungan yang diperoleh para pengusaha pengolahan perikanan dengan penjualan produk olahan dibandingkan dengan

penjualan ikan segar. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai output dengan harga bahan baku dan sumbangan input lain dengan satuan Rp/kg. 4. Pengolahan perikanan adalah pengolahan produk ikan ke dalam berbagai

bentuk agar dapat didistribusikan dan sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik.

5. Input produksi agroindustri produk perikanan adalah bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja, modal dan teknologi.

6. Bahan baku adalah segala sesuatu atau bahan-bahan dasar yang dipakai untuk memulai suatu produksi yang akan menghasilkan suatu produk yang baru. 7. Faktor internal merupakan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang

dimiliki pengusaha pengolahan perikanan.

8. Faktor eksternal adalah peluang dan ancaman yang ada pada usaha pengolahan perikanan.

9. Kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif yang memungkinkan organisasi/perusahaan memenuhi keuntungan strategic dalam mencapai visi dan misi.

10.Kelemahan adalah masalah atau kekurangan yang perlu diminimalkan dalam usaha pengolahan perikanan yang berasal dari dalam atau internal.

11.Peluang adalah kesempatan-kesempatan yang mendukung usaha pengolahan perikanan.

12.Ancaman adalah masalah-masalah yang perlu dihindari dalam usaha pengolahan perikanan.

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Responden adalah pengusaha yang melakukan usaha pengolahan perikanan di Kecamatan Teluk Mengkudu.

BAB IV

Dokumen terkait