• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuadran I I N T E R N A L Kuadran III Kuadran IV Kuadran II

Kuadran III :

- Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumberdayanya lemah. Karena itu dapat memaanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.

Kuadran IV :

- Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan.

- Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.

- Strategi yang diambil adalah penciutan dan likuidasi. (Rangkuti, 2008).

Matrik ini dapat menggambarkaan dengan jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan sesuai dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliknya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternative strategis yang ditunjukkan pada Gambar 2.

IFAS EFAS Strength (S) (Kekuatan) Weakness (W) (Kelemahan) Oppurtunity (O) (Peluang) Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T) (Ancaman) Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman Gambar 2. Matriks Analisis SWOT

• Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

• Strategi ST

Strategi ini adalah untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman.

• Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada, dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki.

• Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan bersifat defensive atau bisa disebut dengan sikap pertahanan dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

(Rangkuti, 2008).

Komponen strategi operasional dibuat untuk mendukung penerapan misi dan strategi perusahaan, yaitu sebagai berikut :

1. Strategi Kualitas

Perusahaan harus menentukan persepsi konsumen mengenai kualitas yang diharapkan. Ia juga merumuskan secara jelas kebijakan serta prosedur untuk mencapai kualitas seperti yang diharapkan oleh konsumen agar ia dapat bersaing untuk memperoleh keunggulan bersaing.

2. Strategi Produk

Strategi ini meliputi biaya produksi, kualitas dan penggunaan sumber daya manusia dan interaksi dengan desain produk. Desain produk sering kali terbentur pada kendala produksi yang rendah dan keinginan membuat produk dengan kualitas yang sangat tinggi.

3. Strategi Proses

Proses produksi setiap produk berbeda. Pengambilan keputusan terhadap proses menyangkut komitmen yang diambil oleh pihak manajemen. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah teknologi yang digunakan, kualitas, pendayagunaan tenaga kerja manusia dan peralatan.

4. Strategi Fasilitas

Pengambilan keputusan mengenai fasilitas baik pada industri manufaktur maupun pada industri jasa sangat menentukan tingkat keberhasilan perusahaan. Strategi mengenai fasilitas akan gagal jika perusahaan tidak mengetahui semua peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional dari fasilitas yang ada.

(Rangkuti, 2008).

Kerangka Pemikiran

Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki luas perairan sebesar 5,8 juta km2 dan panjang garis pantai sebesar 81.000 km mempunyai potensi perikanan yang sangat besar. Kekayaan alam khususnya perikanan yang beraneka ragam dan melimpah adalah kekayaan yang potensinya sangat tinggi. Jika potensi tersebut dapat dikembangkan dan diolah dengan baik tentunya akan menjadi sumber pendapatan dan devisa yang menjanjikan.

Ikan sendiri merupakan sumber pangan yang sangat baik bagi manusia. Karena selain kaya akan protein, tubuh ikan juga memiliki asam amino yang strukturnya hampir mirip dengan asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika permintaan konsumen akan hasil perikanan selalu meningkat dari waktu ke waktu. Tidak hanya di dalam negeri, permintaan akan produk perikanan juga datang dari mancanegara.

Permintaan yang tinggi terhadap produk perikanan sering kali tidak dapat dipenuhi dan distribusi yang kurang merata karena terkendala dalam hal transportasi dan hal lainnya. Fluktuasi hasil perikanan yang disebabkan oleh iklim juga salah satu faktor yang membuat terkadang permintaan tersebut tidak terpenuhi.

Hasil perikanan yang dominan dihasilkan dari aktivitas perikanan tangkap sangat tergantung terhadap iklim dan musim. Pada saat musim panen, produk perikanan sangat melimpah. Namun pada saat musim paceklik, ikan sangat sedikit. Sementara jumlah permintaan konsumen akan produk perikanan relative stabil dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, dibutuhkan pengolahan dan pengawetan ikan. Sehingga kebutuhan terhadap ikan dapat selalu dipenuhi meskipun dalam musim paceklik.

Sifat ikan yang mudah rusak atau busuk juga menjadi alasan pentingnya pengolahan dan pengawetan produk perikanan. Kerusakan atau pembusukan pada ikan dapat disebabkan oleh aktivitas enzim yang terdapat dalam tubuh ikan itu sendiri, aktivitas mikroba maupun oleh proses oksidasi oksigen dari udara. Sehingga dibutuhkan penanganan khusus agar ikan dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik.

Proses pengolahan perikanan akan memberikan nilai tambah terhadap produk olahan perikanan tersebut. Diversifikasi pengolahan juga menjadi suatu sumber pendapatan tambahan karena konsumen dapat menikmati produk perikanan itu dalam berbagai jenis, tidak hanya menikmati dalam bentuk segar.

Untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan produk perikanan sangat diperlukan analisis nilai tambah dengan menghitung nilai output yang dihasilkan kemudian dikurangkan dengan nilai bahan input yang diperlukan untuk memproduksi produk olahan tersebut.

Dalam setiap usaha, seperti halnya usaha pengolahan perikanan sangat dibutuhkan strategi agar dapat bersaing. Strategi pengembangan agribisnis pengolahan perikanan sangat penting untuk perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan usaha tersebut. Baik dari segi jenis produk, skala usaha dan hal lainnya yang dibutuhkan agar dapat bersaing dengan usaha lainnya yang sejenis.

Untuk menentukan strategi pengembangan agroindustri pengolahan perikanan diperlukan analisis faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman). Faktor-faktor tersebut dianalisis dengan memberikan skoring melalui analisis SWOT. Dengan demikian dapat disusun matriks SWOT yang dapat digunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam menentukan strategi yang digunakan dalam mengembangkan usaha pengolahan perikanan.

Penyusunan matriks SWOT dilakukan setelah melalui analisis pembobotan yang berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor. Nilai

total dari skor tersebut nantinya akan menunjukkan bagaimana komoditi bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal dan faktor-faktor strategis internalnya.

Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Analisis dan Strategi Pengembangan Nilai Tambah Produk Perikanan.

Keterangan : = menyatakan hubungan = menyatakan pengaruh Produk Perikanan Nilai Tambah Agroindustri Produk Perikanan

Berbagai Faktor Penentu

Matriks SWOT

STRATEGI PENGEMBANGAN

Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan landasan teori yang telah dibuat, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada nilai tambah yang diperoleh dari agroindustri produk perikanan di daerah penelitian.

2. Agroindustri produk perikanan dapat dikembangkan secara teknis dan ekonomi di daerah penelitian.

Dokumen terkait