Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai respon yang diberikan oleh responden dalam menjawab pertanyaan pada kuisioner yang telah disebarkan yaitu:
Tabel 5.11.
Deskripsi Butir Instrumen Penelitian Konstruk /
Variabel Indikator Total
Responden
Total Skor
Rata-Rata Total Skor
Internal audit
Peran dan Layanan 254 4184 4,1
Kemampuan Profesional 254 6402 4,2
Lingkup Pekerjaan 254 10280 4,047
Pelaksanaan Kegiatan
Pemeriksaan 254
4234 4,17 Manajemen bagian audit
internal 254 6326 4,15
Jumlah rata-rata skor internal audit : 20,667
Risk
Management
Mengumpulkan Data 254 4793 2,7
Menganalisis Risiko 254 5035 2,83 Mempertahankan Profil
Risiko 254
4989 2,81 Mengartikulasi Risiko 254 3675 2,89 Mendefinisikan Protofolio
Tindakan Manajemen Risiko
254
2106
2,76
Menanggapi Risiko 254 2276 2,99
Jumlah rata-rata skor risk management : 16,98
Whistleblowing system
Aspek kesediaan 254 7628 3,75
Aspek Operasional 254 6606 3,72
Aspek Perawatan 254 1930 3,79
Attitude towerd behavior 254 3817 3,76 Persepsi Kontrol Perilaku 254 3709 3,65 Keyakinan terhadap
perilaku 254 4731 3,73
Jumlah rata-rata skor whistleblowing system : 22,4
Big Data Analytics
Peran Big Data Analytics 254 2862 3,76 Penggunaan Big Data
Analytics 254
4843 3,81 Penggunaan jenis big data
analytics dan bukti audit 254
4864 3,83 Penciptaan big data
analytics 254
2903 3,81 Akurasi dan keandalan big
data analytics 254
3836 3,78
Jumlah rata-rata skor big data analytics: 18,99
Pencegahan fraud
Penetapan kebijakan anti
kecurangan 254
1369 2,69 Penyalahgunaan aset 254 1299 2,56 Pelaporan keuangan yang
menyesatkan 254
1368 2,69 Budaya jujur dan etika
yang tinggi 254
10597 3,48 Tanggungjawab
Management untuk
Mengevaluasi Pencegahan Kecurangan
254
3724
3,67 Pengawasan Oleh Komite
audit 254
3690 3,63
Jumlah rata-rata skor Pencegahan fraud: 18,72
Pencegahan perilaku
Financial Crime
Transaksi Keuangan 254 3337 2,62
Penggunaan Uang Secara
Berulang 254
4055 3,19 Aktivitas Transaksi tidak
wajar 254
4055 3,18 Bentuk upaya kebijakan
keuangan 254
2602 3,41 Jumlah rata-rata skor Pencegahan perilaku financial crime: 12,4
Sumber: Data primer yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel 5.11 dapat dinyatakan sebagai berikut :
a) Jumlah rata-rata skor sebesar 20,667 pada konstruk internal audit menunjukkan bahwa auditor JFA telah melaksanakan pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan. Indikator yang mempunyai rata-rata total skor tertinggi adalah indikator kemampuan profesional sebesar 4,2 menunjukkan bahwa efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan pada kategori yang sangat baik atau sangat efektif. Indikator yang mempunyai rata-rata total skor yang paling rendah dibanding jumlah rata-rata total skor keseluruhan adalah indikator lingkup pekerjaan sebesar 4,047 yang menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan lingkup pekerjaan dalam pembuktian kecurangan pada kategori yang kurang baik dan tidak efektif.
b) Jumlah rata-rata skor sebesar 16,98 pada konstruk risk management menunjukkan bahwa auditor JFA memiliki kemampuan dasar, kemampuan teknis, dan sikap mental untuk melaksanakan audit dalam membuktikan kecurangan melalui risk management. Indikator yang mempunyai rata-rata total skor tertinggi adalah indikator menangani risiko sebesar 2,99 menunjukkan bahwa kemampuan auditor JFA memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan. Indikator yang mempunyai rata-rata total skor terendah adalah indikator mengumpulkan yaitu sebesar 2,7 menunjukkan bahwa kemauan auditor JFA dalam meminimalisir risk management tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan.
c) Jumlah rata-rata skor sebesar 22,4 pada konstruk whistleblowing system menunjukkan bahwa hal ini berarti bahwa kecenderungan kecurangan akuntansi dapat dikurangi jika sistem whistleblowing system yang efektif dapat diterapkan. Indikator yang mempunyai rata-rata total skor tertinggi adalah indikator aspek perawatan sebesar 3,79 menunjukkan bahwa semakin tinggi dan baik whistleblowing system di lingkungan pengendalian internal maka semakin menurun kecenderungan kecurangan.
Indikator yang mempunyai rata-rata total skor terendah adalah indikator aspek operasional sebesar 3,72 menunjukkan bahwa kurangnya informasi dan komunikasi pada aspek operasional yang akan mengakibatkan semakin tinggi kecenderungan kecurangan.
d) Jumlah rata-rata skor sebesar 18,99 pada konstruk big data analytics menunjukkan bahwa penggunaan big data analytics memberikan kemudahan-kemudahan dalam mengolah, mengelola dan menyajikan informasi keuangan, dengan dukungan suatu sitem informasi, sehingga dapat tercapai competitive advantage bagi organisasi atau instansi.
Indikator yang mempunyai rata-rata total skor tertinggi adalah indikator
penggunaan big data analytics sebesar 3,81 menunjukkan bahwa pentingnya big data analytics dalam membantu pengelolaan data keuangan secara akurat,efektif dan efesien. Indikator yang mempunyai rata-rata total skor terendah adalah indikator peran big data analytics sebesar 3,76 menunjukkan bahwa minimnya utility kemampuan user auditor dalam mengetahui peran penting big data analytics.
e) Jumlah rata-rata skor sebesar 18,72 pada konstruk Pencegahan Fraud menunjukkan bahwa pencegahan fraud bentuk upaya terintegrasi terkait dengan aktivitas yang dilaksanakan dalam hal penetapan kebijakan, sistem dan prosedur untuk memerangi dan menekan terjadinya faktor penyebab sebagai kunci aktivitas kecurangan yang mana pencegahan dilakukan dengan membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan untuk dapat memberikan keyakinan memadai dalam mencapai.
Indikator yang mempunyai rata-rata total skor tertinggi adalah indikator mengenai tanggungjawab management untuk mengevaluasi pencegahan kecurangan sebesar 3,67 menunjukkan bahwa pentingnya pencegahan fraud dalam membantu keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Indikator yang mempunyai rata-rata total skor terendah adalah indikator penyalahgunaan asset sebesar 2,566 menunjukkan bahwa minimnya tindakan kecurangan yang dilakukan berkaitan dengan pencegahan fraud.
f) Jumlah rata-rata skor sebesar 12,4 pada konstruk pencegahan perilaku financial crime menunjukkan bentuk preventif dari setiap aktivitas yang melibatkan perilaku curang atau tidak jujur untuk tujuan keuntungan finansial pribadi, dan dapat juga mencakup konversi kepemilikan harta secara ilegal dimana kejahatan keuangan dapat dilakukan oleh individu atau kelompok yang mengarah pada berbagai bentuk aktifitas. Indikator yang mempunyai rata-rata total skor tertinggi adalah indikator aspek
bentuk upaya pencegahan keuangan skor sebesar 3,41 menunjukkan bahwa semakin tinggi dan baik pencegahan perilaku financial crime maka semakin menurun kecenderungan kecurangan seperti: 1) pencucian uang;
2) pendanaan terorisme; 3) penipuan; 4) penghindaran pajak; 5) penggelapan; 6) Pemalsuan; dan 7) pencurian identitas.Indikator yang mempunyai rata-rata total skor terendah adalah indikator aspek transaksi keuangan sebesar 2,62 menunjukkan bahwa minimnya potensi kecurangan di pemerintah daerah dari aspek trasansksi keuangan yang ditimbulkan.
5.3. Analisis Hasil Dengan Menggunakan SMARTPLS 5.3.1. Merancang model structural (inner model)
Inner model adalah model structural yang menghubungkan antar variabel laten. Berikut model rancang inner model pengukuran penelitian ini:
Gambar 5.1. Inner Model Keterangan:
a. X1 : Internal audit b. X2 : Risk Management c. X3 : Whistleblowing System d. X4 : Big Data Analytics
e. Y : Pencegahan perilaku Financial Crime f. M : Pencegahan Fraud
Risk Management (X2)
ß1 Internal Audit
(X1)
Pencegahan Fraud (M)
Whistleblowing System
(X3)
Big Data Analytics
(X4) e
ß2
ß3
ß4
Pencegahan Perilaku Financial Crime (Y)
5.3.2. Merancang model pengukuran (outer model)
Outer model adalah Model pengukuran yang menghubungkan indicator dengan variabel latennya. Berikut model rancang outer model pengukuran penelitian ini :
Gambar 5.2.
Outer Model
Berikut hasil result model outer model dalam penelitian ini :
Gambar 5.3. Konstruksi Diagram Jalur Hasil Pemodelan PLS
Setelah dilakukan design konstruksi Diagram Jalur hasil pemodelan PLS, diperoleh hasil ada beberapa butir yang belum memnuhi kriteria, sehingga perlu
dilakukan reframing model PLS. Berikur hasil konstruksi diagram jalur PLS setelah dilakukan penyesuaian yakni:
Gambar 5.4. Konstruksi Diagram Jalur Hasil Pemodelan PLS Setelah Di Modifikasi
Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite realibility untuk blok indikator. Sedangkan outer model dengan indikator formatif dievaluasi berdasarkan pada substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut. Outer model sering juga disebut dengan outer relation atau measurment model yang didefenisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya.
5.3.3. Uji Kualitas Data
Outer Model dapat dievaluasi dengan cara melihat nilai validitas dan reliabilitas pengukuran dari model tersebut. Secara umum uji validitas adalah untuk melihat apakah item pertanyaan yang dipergunakan mampu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu item pertanyaan dalam suatu kuesioner dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk (variabel) yang akan diteliti. Sedangkan Uji
reliabilitas adalah untuk melihat apakah rangkaian kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk tidak mempunyai kecenderungan tertentu.