C. ANALISIS KAJIAN STANDAR ISI JENJANG SMA/MAANALISIS KAJIAN STANDAR ISI JENJANG SMA/MA
Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SMA/MA menghasilkan Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SMA/MA menghasilkan permasalahan-permasalahan dalam beberapa aspek salah satunya dalam hal kajian permasalahan-permasalahan dalam beberapa aspek salah satunya dalam hal kajian naskah atau dokumen, yaitu sebagai berikut:
naskah atau dokumen, yaitu sebagai berikut: 1.
1. Struktur Kurikulum dan Beban BelajarStruktur Kurikulum dan Beban Belajar
Struktur program merupakan bagian penting dalam sebuah proses Struktur program merupakan bagian penting dalam sebuah proses pembelajaran karena dari sanalah dapat terbentuk sistem kegiatan belajar pembelajaran karena dari sanalah dapat terbentuk sistem kegiatan belajar mengajar yang diharapkan dapat berhasil secara maksimal. Berdasarkan kajian mengajar yang diharapkan dapat berhasil secara maksimal. Berdasarkan kajian yang
yang dilakukan dilakukan terhadap terhadap struktur prograstruktur program SMA, terdm SMA, terdapat beapat beberapa temuberapa temuan.an. a.
a. Kelas XKelas X
Pada kelas X, terdapat mata pelajaran yang waktunya sangat sempit , Pada kelas X, terdapat mata pelajaran yang waktunya sangat sempit , yaitu mata pelajaran
yaitu mata pelajaran sejarah dan geografi dengasejarah dan geografi dengan alokasi waktu hanyn alokasi waktu hanya 1 jama 1 jam pelajaran saja. Hal ini tentu sangat menyulitkan di dalam pengelolaannya. pelajaran saja. Hal ini tentu sangat menyulitkan di dalam pengelolaannya. Berbagai persiapan yang harus dilakukan guru, termasuk memberikan Berbagai persiapan yang harus dilakukan guru, termasuk memberikan apersepsi kepada siswa dalam sebuah mata pelajaran sungguh tidak apersepsi kepada siswa dalam sebuah mata pelajaran sungguh tidak memungkinkan bila hanya dialokasikan dengan 1 jam pelajaran (45 menit). memungkinkan bila hanya dialokasikan dengan 1 jam pelajaran (45 menit). Mata
Mata pelajaran pelajaran sejarah sejarah tidak tidak hanya hanya menginformasikan menginformasikan berbagai berbagai fakta fakta dandan kejadian
kejadian semata. semata. Mata Mata pelajaran pelajaran ini ini menuntut menuntut siswa siswa selalu selalu mengkajimengkaji informasi/fakta/kejadia
informasi/fakta/kejadian n secara secara cerdas cerdas dan dan arif arif sehingga sehingga menghasilkanmenghasilkan kesimpulan
kesimpulan dari dari materi materi tersebut tersebut secara secara proporsional. proporsional. Penanaman Penanaman nilai-nilainilai-nilai sejarah pada siswa juga harus diberikan mata pelajaran ini melalui KBM sejarah pada siswa juga harus diberikan mata pelajaran ini melalui KBM yang
yang variatif dan variatif dan bermakna. Obermakna. Oleh sebab leh sebab itulah mata itulah mata pelajaran spelajaran sejarah diejarah di kelas ini
kelas ini direkomendadirekomendasikan untuk ditambsikan untuk ditambah dari 1 jam ah dari 1 jam pelajaran mepelajaran menjadi 2njadi 2 jam pelajaran.
jam pelajaran.
Mata pelajaran geografi juga direkomendasikan untuk menambah Mata pelajaran geografi juga direkomendasikan untuk menambah jumlah
jumlah jam jam pelajaran pelajaran dari dari 1 1 jam jam pelajaran pelajaran menjadi menjadi 2 2 jam jam pelajaran. pelajaran. SelainSelain persiapan yang harus dilakukann guru dalam sebuah pembelajaran, materi persiapan yang harus dilakukann guru dalam sebuah pembelajaran, materi geografi
geografi juga juga sangat sangat kompleks. kompleks. Kondisi Kondisi geografis geografis Indonesia Indonesia yang yang sangatsangat unik menyebabkan kajian geografi menjadi sesuatu yang harus didiskusikan unik menyebabkan kajian geografi menjadi sesuatu yang harus didiskusikan
antara siswa dan guru secara komprehensif sehingga hasil pembelajaran ini antara siswa dan guru secara komprehensif sehingga hasil pembelajaran ini membuat siswa memahami,menghargai, dan mencintai negara mereka. membuat siswa memahami,menghargai, dan mencintai negara mereka. Peristiwa alam yang banyak terjadi di Indonesia seperti tsunami, gempa Peristiwa alam yang banyak terjadi di Indonesia seperti tsunami, gempa bumi, banjir, gunung meletus, dan longsor mengharuskan mata pelajaran bumi, banjir, gunung meletus, dan longsor mengharuskan mata pelajaran geografi memberikan informasi kepada siswa dan
geografi memberikan informasi kepada siswa dan mendiskusikannymendiskusikannya.a. b.
b. Kelas XI dan XII Program IPAKelas XI dan XII Program IPA
Mata pelajaran sejarah pada program ini diberi alokasi waktu hanya 1 Mata pelajaran sejarah pada program ini diberi alokasi waktu hanya 1 jam
jam saja. saja. Untuk Untuk itu, itu, mata mata pelajaran pelajaran ini ini pada pada program program ini ini direkomendasikandirekomendasikan juga untuk
juga untuk ditambah dari ditambah dari 1 1 jam jam pelajaran menjadi pelajaran menjadi 2 2 jam jam pelajaran. Programpelajaran. Program IPA yang berorientasi pada sains bukan berarti tidak memerlukan mata IPA yang berorientasi pada sains bukan berarti tidak memerlukan mata pelajaran
pelajaran sejarah. sejarah. Mata pelajaMata pelajaran ran sejarah sejarah pada progpada program IPA ram IPA atau padaatau pada program lainny
program lainnya tidak boleh a tidak boleh dipandang sdipandang sebagai sebuebagai sebuah ah kajian materi ykajian materi yangang hanya menamb
hanya menambah beban siswa, melaah beban siswa, melainkan harus menjadi alainkan harus menjadi alat t perekat bangsaperekat bangsa sebab me
sebab melalui sejarahlah lalui sejarahlah seseorang seseorang atau suaatau suatu bangsa tu bangsa dapat dapat belajar daribelajar dari kesalahan
kesalahan atau atau mengacu mengacu pada pada sebuah sebuah keberhasilkeberhasilan. an. Hal Hal yang yang harusharus dilakukan adalah bagaimana menjadikan pelajaran ini sebagai sebuah dilakukan adalah bagaimana menjadikan pelajaran ini sebagai sebuah pembelajaran yang variatif dan bermakna bagi anak.
pembelajaran yang variatif dan bermakna bagi anak. c.
c. Kelas XI dan XII Program IPSKelas XI dan XII Program IPS
Mata pelajaran ekonomi pada program ini direkomendasikan Mata pelajaran ekonomi pada program ini direkomendasikan ditambah dari 4 jam menjadi 5 jam. Adanya materi akuntasi dan ekonomi ditambah dari 4 jam menjadi 5 jam. Adanya materi akuntasi dan ekonomi lingkungan se
lingkungan sebagai bagai core program IPS menyecore program IPS menyebabkan mata pebabkan mata pelajaran ini haruslajaran ini harus memiliki waktu yang cukup agar kompetensi yang disyaratkan tercapai.
memiliki waktu yang cukup agar kompetensi yang disyaratkan tercapai. 2.
2. Dokumen KurikulumDokumen Kurikulum
Standar isi Mata Pelajaran IPS yang memuat Standar Kompetensi dan Standar isi Mata Pelajaran IPS yang memuat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar terdapat dua masaterdapat dua masalah yaitu sequens dan isi atau clah yaitu sequens dan isi atau content.ontent. a.
a. SequensSequens
Sequens yang digunakan tidak jelas konsepnya apakah menggunakan Sequens yang digunakan tidak jelas konsepnya apakah menggunakan pendekatan kronologis, kausalitas, tematis, dan lainnya. Ketidakjelasan pendekatan kronologis, kausalitas, tematis, dan lainnya. Ketidakjelasan penggunaan konsep sequens berdampak pada materi yang tidak jelas penggunaan konsep sequens berdampak pada materi yang tidak jelas urutannya, apakah diurut berdasarkan keluasan ruang lingkup materi, unsur urutannya, apakah diurut berdasarkan keluasan ruang lingkup materi, unsur kronologi waktu atau yang lainnya. Terdapat sequens materi yang tidak kronologi waktu atau yang lainnya. Terdapat sequens materi yang tidak berurutan, baik SK dan KD tingkat SD, SMP dan SMA. Berikut ini beberapa berurutan, baik SK dan KD tingkat SD, SMP dan SMA. Berikut ini beberapa
contoh urutan SK dan KD yang tidak jelas urutannya. Sequens untuk SMA contoh urutan SK dan KD yang tidak jelas urutannya. Sequens untuk SMA nampak tidak jelas dalam mata pelajaran Sejarah di Jurusan IPA dan Bahasa nampak tidak jelas dalam mata pelajaran Sejarah di Jurusan IPA dan Bahasa sebaiknya disamakan dengan sequens pada jurusan IPS. Hal ini penting agar sebaiknya disamakan dengan sequens pada jurusan IPS. Hal ini penting agar ada penyeragaman materi sebab misi pelajaran sejarah adalah membangun ada penyeragaman materi sebab misi pelajaran sejarah adalah membangun jati diri bangsa deng
jati diri bangsa dengan menanamkan menanamkan nilai-nilai kebangsaan nilai-nilai kebangsaan.an. b.
b. Materi (Materi ( content) content)
Pada umumnya materi mata pelajaran IPS dan alokasi waktu yang Pada umumnya materi mata pelajaran IPS dan alokasi waktu yang disediakan kurang proporsional. Waktu yang diberikan sangat singkat disediakan kurang proporsional. Waktu yang diberikan sangat singkat sedangka
sedangkan materi n materi yang harus diberikan cukup banyak. Misalnya jumlah matayang harus diberikan cukup banyak. Misalnya jumlah mata pelajaran sejarah di Program IPA SMA hanya satu jam sementara materi pelajaran sejarah di Program IPA SMA hanya satu jam sementara materi yang harus diberikan cukup banyak. Begitu pula pelajaran Geografi pada yang harus diberikan cukup banyak. Begitu pula pelajaran Geografi pada kelas 1 hanya diberikan waktu 1 jam. Begitu pula dalam mata pelajaran kelas 1 hanya diberikan waktu 1 jam. Begitu pula dalam mata pelajaran Ekonomi, KD pada mata pelajaran ekonomi kelas XII
Ekonomi, KD pada mata pelajaran ekonomi kelas XII IPS terlalu padat. PadaIPS terlalu padat. Pada Kelas X materi pelajaran ekonomi terlalu banyak, alokasi jamnya tidak Kelas X materi pelajaran ekonomi terlalu banyak, alokasi jamnya tidak cukup.
cukup. 3.
3. Penyusunan Program Silabus dan RPPPenyusunan Program Silabus dan RPP Guru dalam meny
Guru dalam menyusun Silabus dausun Silabus dan RPP n RPP belum banyak belum banyak memperlihatkanmemperlihatkan kekhasan pada satuan pendidikannya. Tuntutan KTSP yang harus kekhasan pada satuan pendidikannya. Tuntutan KTSP yang harus memperlihatkan situasi dan kondisi sekolah atau daerah semestinya menjadi memperlihatkan situasi dan kondisi sekolah atau daerah semestinya menjadi bahan dalam materi pelajaran. Hal ini terjadi dikarenakan perumusan indikator bahan dalam materi pelajaran. Hal ini terjadi dikarenakan perumusan indikator dan tujuan belum dirumuskan sendiri oleh guru. Ada kecenderungan, guru-guru dan tujuan belum dirumuskan sendiri oleh guru. Ada kecenderungan, guru-guru membuat indikator mengcopy dari buku teks
membuat indikator mengcopy dari buku teks yang mencantumkan indikator dariyang mencantumkan indikator dari masing-masing materi yang akan disampaikan. Selain itu guru harus bisa masing-masing materi yang akan disampaikan. Selain itu guru harus bisa membedakan rumusan indikator dan tujuan, sehingga tidak rancu dalam membedakan rumusan indikator dan tujuan, sehingga tidak rancu dalam merumuskan
merumuskan silabus dan RPP. silabus dan RPP. Pemahaman Pemahaman terhadap perbeterhadap perbedaan indikator dadaan indikator dann rumusan tujuan, ada perbedaan antara guru dan pengawas di lapangan. Hal ini rumusan tujuan, ada perbedaan antara guru dan pengawas di lapangan. Hal ini dapat menyulitkan guru dalam merumuskan Silabus dan Indikator, karena dapat menyulitkan guru dalam merumuskan Silabus dan Indikator, karena kedudukan pengawa
kedudukan pengawas sebagai penilai kinerja s sebagai penilai kinerja guru.guru. 4.
4. Penggunaan Kata Kerja Operasional dalam Standar Kompetensi (SK) danPenggunaan Kata Kerja Operasional dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar (KD)
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada jenjang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada jenjang SMA/MA banyak sekali menggunakan kata kerja operasional mendeskripsikan SMA/MA banyak sekali menggunakan kata kerja operasional mendeskripsikan
dan mengidentifikasi. Kata “mendeskripsikan” berarti menjelaskan, dan mengidentifikasi. Kata “mendeskripsikan” berarti menjelaskan, memaparkan, menggambarkan, atau menerangkan. Dalam konteks ini berarti memaparkan, menggambarkan, atau menerangkan. Dalam konteks ini berarti peserta didik setelah mengikuti pembelajaran diharapkan dapat memahami peserta didik setelah mengikuti pembelajaran diharapkan dapat memahami kemudian menjelaskan kepada orang lain tentang materi yang telah kemudian menjelaskan kepada orang lain tentang materi yang telah diperolehnya. Kata “mengidentifikasi” berarti mengenali, menentukan, atau diperolehnya. Kata “mengidentifikasi” berarti mengenali, menentukan, atau menetapkan ciri/karakteristik atas suatu hal. Dalam konteks ini berarti peserta menetapkan ciri/karakteristik atas suatu hal. Dalam konteks ini berarti peserta didik setelah mengikuti pembelajaran diharapkan dapat mengenali suatu hal, didik setelah mengikuti pembelajaran diharapkan dapat mengenali suatu hal, fenomena, benda-benda tertentu, dan
fenomena, benda-benda tertentu, dan lain sebagainya.lain sebagainya.
Implikasinya bagi pembelajaran adalah peserta didik hanya dituntut Implikasinya bagi pembelajaran adalah peserta didik hanya dituntut untuk bisa mendeskripsikan dan mengidentifikasi, tanpa ada praktek yang justru untuk bisa mendeskripsikan dan mengidentifikasi, tanpa ada praktek yang justru akan membe
akan memberikan rikan pengalaman bpengalaman belajar yang optimal. Berdaelajar yang optimal. Berdasarkan hasil anasarkan hasil analisislisis penggunaan kata operasional pada mata pelajaran IPS tingkat SMA masih penggunaan kata operasional pada mata pelajaran IPS tingkat SMA masih sangat sedikit sekali penggunaan kata kerja operasional yang dapat sangat sedikit sekali penggunaan kata kerja operasional yang dapat mengakibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan kata kerja mengakibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan kata kerja operasionla yang dapat melibatkan siswa aktif pada mata pelajaran Sosiologi operasionla yang dapat melibatkan siswa aktif pada mata pelajaran Sosiologi dari kelas X-XII terdapat tiga indikator yang dapat membuat siswa aktif. Pada dari kelas X-XII terdapat tiga indikator yang dapat membuat siswa aktif. Pada mata pelajaran Ekonomi kata kerja operasional yang digunakan cukup banyak mata pelajaran Ekonomi kata kerja operasional yang digunakan cukup banyak untuk membuat siswa aktif terutama dalam bab pembahasan memahami untuk membuat siswa aktif terutama dalam bab pembahasan memahami penyususnan siklus akutansi persahaan jasa, hampir semua menggunakan kata penyususnan siklus akutansi persahaan jasa, hampir semua menggunakan kata kerja operasional melakukan yang dapat berakibta aktif terhdap kegiatan kerja operasional melakukan yang dapat berakibta aktif terhdap kegiatan pembelajaran. Pada mapel sejarah hampir secara keseluruhan masih pembelajaran. Pada mapel sejarah hampir secara keseluruhan masih menggunakan kata kerja menganalisis dan mendeskripsikan sehingga kurang menggunakan kata kerja menganalisis dan mendeskripsikan sehingga kurang sekali melibatkan siswa katif dalam pembelajaran. Pada mata pelajaran sekali melibatkan siswa katif dalam pembelajaran. Pada mata pelajaran Antropologi sudah ada beberapa kata kerja operasional yang membuat siswa Antropologi sudah ada beberapa kata kerja operasional yang membuat siswa aktif diantaranya dengan kata kerja
aktif diantaranya dengan kata kerja operasional melakukan, menunjukkaoperasional melakukan, menunjukkan sikap,n sikap, melakukan studi etnografi, dan mengkomunikasikan hasil studi. Pada mata melakukan studi etnografi, dan mengkomunikasikan hasil studi. Pada mata pelajaran Geografi masih terhitung sedikit kata kerja yang membuat siswa aktif pelajaran Geografi masih terhitung sedikit kata kerja yang membuat siswa aktif yaitu hanya kata kerja operasional yang muncul mempraktikkan pada SK yaitu hanya kata kerja operasional yang muncul mempraktikkan pada SK mempraktikkan ketrampilan dasar membuat peta.
5.
5. Muatan Materi dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi DasarMuatan Materi dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
(KD)
Materi-materi yang tertuang dalam SK dan KD sarat akan nilai-nilai, Materi-materi yang tertuang dalam SK dan KD sarat akan nilai-nilai, dikembangkan dari yang mudah/sederhana menuju materi yang kompleks. dikembangkan dari yang mudah/sederhana menuju materi yang kompleks. Namun ditemui beberapa materi yang tidak runtut dalam penyusunannya, Namun ditemui beberapa materi yang tidak runtut dalam penyusunannya, misalnya pada mata pelajaran Sosiologi pada indikator di SK 1 dan SK 2. Pada misalnya pada mata pelajaran Sosiologi pada indikator di SK 1 dan SK 2. Pada indikator SK 2 menerangkan bahwa tentang sosialisasi, harusnya lebih dahulu indikator SK 2 menerangkan bahwa tentang sosialisasi, harusnya lebih dahulu diletakkan sebelum indikator nilai dan norma, karena terjadinya sosialisasi diletakkan sebelum indikator nilai dan norma, karena terjadinya sosialisasi pertama kali terjadi di dalam kelurga sehingga perlu disampaikan sebelam pertama kali terjadi di dalam kelurga sehingga perlu disampaikan sebelam individu terjun ke
individu terjun ke masyarakat dan berinteraksi ke lmasyarakat dan berinteraksi ke lingkungan masyarakaingkungan masyarakat.t. 6.
6. Keterkaitan Antara Materi Pelajaran dengan Tujuan Pendidikan NasionalKeterkaitan Antara Materi Pelajaran dengan Tujuan Pendidikan Nasional Sistem Pendidikan Nasional, Standar Nasional Pendidikan, dan Sistem Pendidikan Nasional, Standar Nasional Pendidikan, dan aturan-aturan lain tentang pendidikan bermuara pada Tujuan Pendidikan Nasional. aturan lain tentang pendidikan bermuara pada Tujuan Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi wargadan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Seyogyanya pengembangan negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Seyogyanya pengembangan kurikulum juga mengacu pada tujuan
kurikulum juga mengacu pada tujuan pendidikan nasional.pendidikan nasional.
Materi-materi pelajaran yang tercantum dalam SK dan KD dapat Materi-materi pelajaran yang tercantum dalam SK dan KD dapat dikatakan sudah menuju pada perwujudan tujuan pendidikan nasional. Hampir dikatakan sudah menuju pada perwujudan tujuan pendidikan nasional. Hampir seluruh materi dalam IPS memberi pengaruh terhadap perkembangan individu seluruh materi dalam IPS memberi pengaruh terhadap perkembangan individu untuk menjadi warga negara atau masyarakat yang mempunyai potensi seprti untuk menjadi warga negara atau masyarakat yang mempunyai potensi seprti diatas. Yang perlu menjadi fokus perhatian adalah penilaian hasil belajar tidak diatas. Yang perlu menjadi fokus perhatian adalah penilaian hasil belajar tidak yang mempedulikan tujuan pendidikan nasional tetapi tujuan mata pelajaran yang mempedulikan tujuan pendidikan nasional tetapi tujuan mata pelajaran (Hamid Hasan, 2008: 110).
(Hamid Hasan, 2008: 110).
Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SMA selanjutnya dpat dikaji Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SMA selanjutnya dpat dikaji dalam hal pelaksanaan di
dalam hal pelaksanaan di lapangan, hasil kajian tersebut diantaranya:lapangan, hasil kajian tersebut diantaranya: a.
a. Pemahaman Standar IsiPemahaman Standar Isi
Secara teoretis sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No. 22 Secara teoretis sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No. 22 bahwa standar isi merupakan cakupan lingkup materi minimal dan tingkat bahwa standar isi merupakan cakupan lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan
pendidikan diminta untuk menjabarkan materi sebagaimana yang ada dalam pendidikan diminta untuk menjabarkan materi sebagaimana yang ada dalam standar isi disesuaikan dengan kondisi sekolah. Pemahaman standar isi di standar isi disesuaikan dengan kondisi sekolah. Pemahaman standar isi di lapangan terdapat dua bentuk pelaksanaan. Bentuk
lapangan terdapat dua bentuk pelaksanaan. Bentuk pertama yaitupertama yaitu StandarStandar Kompetensi dan kompetensi dasar lebih banyak dipahami sebagai materi Kompetensi dan kompetensi dasar lebih banyak dipahami sebagai materi yang harus diberikan di sekolah tanpa pengembangan lebih lanjut yang yang harus diberikan di sekolah tanpa pengembangan lebih lanjut yang disesuaikan dengan kondisi sekolah. Pemahaman seperti itu berakibat pada disesuaikan dengan kondisi sekolah. Pemahaman seperti itu berakibat pada pembelajaran guru lebih berorientasi pada materi, bukan pada kompetensi. pembelajaran guru lebih berorientasi pada materi, bukan pada kompetensi. Hal ini terjadi disebabkan penyampaian materi IPS di sekolah lebih banyak Hal ini terjadi disebabkan penyampaian materi IPS di sekolah lebih banyak berdasar pada buku teks, bukan pada dokumen standar isi. Sehingga KTSP berdasar pada buku teks, bukan pada dokumen standar isi. Sehingga KTSP yang dikembangkan di sekolah belum menggambarkan KTSP
yang dikembangkan di sekolah belum menggambarkan KTSP yang memilikiyang memiliki ciri khas sekolah atau
ciri khas sekolah atau daerah tersebut. Sebab buku-buku teks daerah tersebut. Sebab buku-buku teks yang digunakanyang digunakan lebih banyak memaparkan materi yang masih bersifat umum yang bisa lebih banyak memaparkan materi yang masih bersifat umum yang bisa berlaku pada semua sekolah atau daerah.
berlaku pada semua sekolah atau daerah. Bentuk
Bentuk keduakedua, sekolah yang mencoba memahami standar isi sebagai, sekolah yang mencoba memahami standar isi sebagai kompetensi yang harus dikembangkan di sekolah. Materi yang ada di dalam kompetensi yang harus dikembangkan di sekolah. Materi yang ada di dalam dokumen KTSP hanyalah merupakan materi standar yang harus dokumen KTSP hanyalah merupakan materi standar yang harus dikembangkan oleh guru atau satuan pendidikan. Dalam pengembangannya dikembangkan oleh guru atau satuan pendidikan. Dalam pengembangannya ini melihat kekhasan dari satuan pendidikannya atau daerahnya. Model ini melihat kekhasan dari satuan pendidikannya atau daerahnya. Model pengembangan seperti ini berarti sekolah telah mengembangkan KTSP pengembangan seperti ini berarti sekolah telah mengembangkan KTSP