NOMOR 22 TAHUN 2006 TERHADAP STANDAR ISITERHADAP STANDAR ISI
Berdasarkan uraian masalah terhadap pelaksanaan standar isi IPS, maka Berdasarkan uraian masalah terhadap pelaksanaan standar isi IPS, maka perlu dilakukan berbagai pemecahan masalah sebagai berikut :
perlu dilakukan berbagai pemecahan masalah sebagai berikut : 1.
1. Sosialisasi KTSPSosialisasi KTSP
Sosialisasi KTSP hendaknya tidak hanya mengandalkan pada instansi Sosialisasi KTSP hendaknya tidak hanya mengandalkan pada instansi yang bersifat struktural seperti BSNP, Dinas Pendidikan (Propinsi, Kabupaten, yang bersifat struktural seperti BSNP, Dinas Pendidikan (Propinsi, Kabupaten, Kota), dan lain-lain. Sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah lebih bersifat pro Kota), dan lain-lain. Sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah lebih bersifat pro aktif dalam
aktif dalam melaksanakan sosialisasi. Hendaknymelaksanakan sosialisasi. Hendaknya a sekolah sendiri secara internalsekolah sendiri secara internal melakukan sosialisasi KTSP. Sekolah dapat menggunakan guru yang telah melakukan sosialisasi KTSP. Sekolah dapat menggunakan guru yang telah dilatih untuk menjadi instruktur di sekolahnya dalam pelatihan KTSP. Hal dilatih untuk menjadi instruktur di sekolahnya dalam pelatihan KTSP. Hal terpenting adalah adanya kepedulian dari Kepala Sekolah untuk melakukan terpenting adalah adanya kepedulian dari Kepala Sekolah untuk melakukan pelatihan KTSP di sekolahnya. Dengan cara demikian maka sosialisasi KTSP pelatihan KTSP di sekolahnya. Dengan cara demikian maka sosialisasi KTSP akan semakin merata.
akan semakin merata. 2.
2. DokumenDokumen
Dokumen standar isi yang memuat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dokumen standar isi yang memuat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar perlu ditata kembali. Dalam penataan tersebut harus memperhatikan Dasar perlu ditata kembali. Dalam penataan tersebut harus memperhatikan landasan-landasan kurikulum yang akan dipakai. Sequens materi harus jelas landasan-landasan kurikulum yang akan dipakai. Sequens materi harus jelas landasan konsepnya. Misalnya pada tingkat SD diorganisasikan secara terpadu. landasan konsepnya. Misalnya pada tingkat SD diorganisasikan secara terpadu. Sedangkan pada tingkat SMP ada dua pilihan, yaitu pertama, kalau ingin Sedangkan pada tingkat SMP ada dua pilihan, yaitu pertama, kalau ingin mengembangkan IPS Terpadu, maka SK dan KD yang dikembangkan harus mengembangkan IPS Terpadu, maka SK dan KD yang dikembangkan harus lebih menggunakan pendakatan tematis. Kedua, apabila disiplin pada lebih menggunakan pendakatan tematis. Kedua, apabila disiplin pada
masing-masing ilmu sosial masih nampak maka menggunakan model pengorganisasian masing ilmu sosial masih nampak maka menggunakan model pengorganisasian yang korelasi. Sedangkan untuk tingkat SMA pengorganisasian materi yang korelasi. Sedangkan untuk tingkat SMA pengorganisasian materi digunakan dengan pendekatan terpisah-pisah, artinya sejarah diajarkan sebagai digunakan dengan pendekatan terpisah-pisah, artinya sejarah diajarkan sebagai sejarah, ekonomi sebagai ekonomi, sosiologi sebagai sosiologi, dan geografi sejarah, ekonomi sebagai ekonomi, sosiologi sebagai sosiologi, dan geografi sebagai geografi. Selain pengorganisasian materi yang jelas, hal yang harus sebagai geografi. Selain pengorganisasian materi yang jelas, hal yang harus dilakukan adalah sequens dan content harus jelas. Materi yang dicantumkan dilakukan adalah sequens dan content harus jelas. Materi yang dicantumkan harus dised
harus disederhanakan erhanakan dan dan proporsional. Tproporsional. Tidak ada idak ada pengulangan pengulangan materi padamateri pada jenjang
jenjang berikutnya berikutnya dan dan tidak tidak ada ada penumpukkan materi penumpukkan materi pada pada semester-semestersemester-semester tertentu. Sequens bisa dilihat dari aspek kronologi, tingkat kesulitan, dan tertentu. Sequens bisa dilihat dari aspek kronologi, tingkat kesulitan, dan keluasan materi. Mulai dari penyajian materi yang mudah, sedang hingga sulit keluasan materi. Mulai dari penyajian materi yang mudah, sedang hingga sulit dipahami. Begitu pula dalam keluasan materi, mulai dari ruang lingkup yang dipahami. Begitu pula dalam keluasan materi, mulai dari ruang lingkup yang kecil hingga ke ruang lingkup yang meluas.
kecil hingga ke ruang lingkup yang meluas. 3.
3. Penyusunan Program Silabus dan RPPPenyusunan Program Silabus dan RPP
Untuk mengatasi kesulitan guru dalam merumuskan Silabus dan RPP, Untuk mengatasi kesulitan guru dalam merumuskan Silabus dan RPP, hendaknya perlu dilakukan pelatihan-pelatihan mengenai bagaimana menyusun hendaknya perlu dilakukan pelatihan-pelatihan mengenai bagaimana menyusun Silabus dan RPP yang baik. Agar guru dapat menyusun Silabus dan RPP yang Silabus dan RPP yang baik. Agar guru dapat menyusun Silabus dan RPP yang baik hendaknya guru dapat mengenal dan mengidentifikasi apa yang menjadi baik hendaknya guru dapat mengenal dan mengidentifikasi apa yang menjadi ciri khas sekolah dan daerahnya. Harus ada pedoman penyusunan Silabus dan ciri khas sekolah dan daerahnya. Harus ada pedoman penyusunan Silabus dan RPP baik yang bersifat umum maupun yang bersifat lokal. Pemahaman guru RPP baik yang bersifat umum maupun yang bersifat lokal. Pemahaman guru terhadap kekhasan lokal perlu adanya sosialisasi dengan pihak pemda, dinas terhadap kekhasan lokal perlu adanya sosialisasi dengan pihak pemda, dinas pendidikan dan sekolah. Pemda harus`menetapkan apa yang menjadi pendidikan dan sekolah. Pemda harus`menetapkan apa yang menjadi keunggulan lokal dari daerah tersebut yang akan dituangkan dalam program keunggulan lokal dari daerah tersebut yang akan dituangkan dalam program pendidikan. Prog
pendidikan. Program pemda tersebut kemudian disram pemda tersebut kemudian disosialisasikan kepaosialisasikan kepada da sekolahsekolah melalui dinas
melalui dinas pendidikan.pendidikan. 4.
4. Struktur ProgramStruktur Program
Struktur program mata pelajaran IPS hendaknya proporsional antara Struktur program mata pelajaran IPS hendaknya proporsional antara lingkup materi dengan alokasi waktu yang disediakan. Perlu ditata ulang lingkup materi dengan alokasi waktu yang disediakan. Perlu ditata ulang struktur program mata pelajaran IPS. Apabila ruang lingkup materi akan tetap struktur program mata pelajaran IPS. Apabila ruang lingkup materi akan tetap seperti sekarang maka perlu ditambah alokasi waktunya. Sebaliknya apabila seperti sekarang maka perlu ditambah alokasi waktunya. Sebaliknya apabila alokasi waktu tetap seperti yang tercantum sekarang maka sebaiknya ruang alokasi waktu tetap seperti yang tercantum sekarang maka sebaiknya ruang lingkup materi
lingkup materi disederhanakdisederhanakan. Penyederhanaan materi an. Penyederhanaan materi harus menekankan padaharus menekankan pada materi-materi yang bersifat esensial.
5.
5. Strategi PembelajaranStrategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran IPS hendaknya lebih menekankan pada aktivitas siswa. Metode pembelajaran IPS hendaknya lebih menekankan pada aktivitas siswa. Metode pembelajaran yang dilakukan hendaknya yang menuntut berbagai jenjang kemampuan siswa. yang dilakukan hendaknya yang menuntut berbagai jenjang kemampuan siswa. Jenjang kemampuan siswa yang dituntut tidak hanya pada level yang rendah, Jenjang kemampuan siswa yang dituntut tidak hanya pada level yang rendah, misalnya kemampuan menghafal. Berbagai keterampilan berpikir dapat misalnya kemampuan menghafal. Berbagai keterampilan berpikir dapat dikembangkan, misalnya kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan metode dikembangkan, misalnya kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan metode diskusi, kemampuan melakukan penelitian atau obserbasi menggunakan metode diskusi, kemampuan melakukan penelitian atau obserbasi menggunakan metode proyek, kemampuan afektif
proyek, kemampuan afektif menggunakmenggunakanan metode role playingmetode role playing atau sosio drama,atau sosio drama, dan contoh-contoh yang lainnya. Agar guru dapat menguasai berbagai metode dan contoh-contoh yang lainnya. Agar guru dapat menguasai berbagai metode mengajar maka perlu dilakukan pelatihan tentang berbagai metode mengajar mengajar maka perlu dilakukan pelatihan tentang berbagai metode mengajar dalam mata pelajaran IPS.
dalam mata pelajaran IPS. 6.
6. PenilaianPenilaian
Penilaian berfungsi untuk mengukur ketercapaian kompetensi, indikator Penilaian berfungsi untuk mengukur ketercapaian kompetensi, indikator dan tujuan yang telah ditetapkan dalam silabus dan RPP. Penilaian yang dan tujuan yang telah ditetapkan dalam silabus dan RPP. Penilaian yang dikembangkan hendaknya tidak terbatas pada penggunaan tes saja. Guru harus dikembangkan hendaknya tidak terbatas pada penggunaan tes saja. Guru harus menggunaka
menggunakan berbagai model alat penilaian, seperti n berbagai model alat penilaian, seperti asesmen kinerja, portofolio,asesmen kinerja, portofolio, dan jenis-jenis penilaian non tes. Penetapan penggunaan alat penilaian dan jenis-jenis penilaian non tes. Penetapan penggunaan alat penilaian tergantung kepada rumusan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mata pelajaran tergantung kepada rumusan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mata pelajaran IPS berbagai keterampilan dapat dikembangkan, misalnya keterampilan sosial IPS berbagai keterampilan dapat dikembangkan, misalnya keterampilan sosial menggunakan alat penilaian skala sikap, keterampilan penelitian menggunakan menggunakan alat penilaian skala sikap, keterampilan penelitian menggunakan asesmen portofolio, dan yang lainnya. Pembuatan RPP dan Silabus yang sesuai asesmen portofolio, dan yang lainnya. Pembuatan RPP dan Silabus yang sesuai dengan standar isi dapat menghasilkan suatu evalaluasi dalam pembelajaran dengan standar isi dapat menghasilkan suatu evalaluasi dalam pembelajaran tersebut menjadi optimal. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Sutimah dan tersebut menjadi optimal. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Sutimah dan Prof. Ace Suryadi,M.Sc.,Ph.D tentang Dampak Implementasi Standar Isi dan Prof. Ace Suryadi,M.Sc.,Ph.D tentang Dampak Implementasi Standar Isi dan Standar Proses terhadap hasil UASBN tahun 2009/2010 pada Sekolah Dasar di Standar Proses terhadap hasil UASBN tahun 2009/2010 pada Sekolah Dasar di Jambi, menyimpulkan bahwa standar isi dan standar proses mempunyai Jambi, menyimpulkan bahwa standar isi dan standar proses mempunyai hubungan dan pengaruh yang positif serta signifikan terhadap hasil Ujian Akhir hubungan dan pengaruh yang positif serta signifikan terhadap hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional. Ujung tombak dalam mengimplementasikan Sekolah Berstandar Nasional. Ujung tombak dalam mengimplementasikan standar isi dan standar proses adalah guru, karena guru merupakan elemen yang standar isi dan standar proses adalah guru, karena guru merupakan elemen yang terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Kerangka dasar dan struktur terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Kerangka dasar dan struktur kurikulum harus dipahami, sehingga guru akan dengan mudah untuk kurikulum harus dipahami, sehingga guru akan dengan mudah untuk
melaksanakan perencanaan pembelajaran. Apabila perencanaan pembelajaran melaksanakan perencanaan pembelajaran. Apabila perencanaan pembelajaran dilakukan secara tepat, maka proses pembelajaran dan evaluasi dapat berjalan dilakukan secara tepat, maka proses pembelajaran dan evaluasi dapat berjalan dengan baik. Untuk menunjang hal tersebut peran pengawas dan kepala sekolah dengan baik. Untuk menunjang hal tersebut peran pengawas dan kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk memantau dan mensupervisi serta memberikan arahan sangat dibutuhkan untuk memantau dan mensupervisi serta memberikan arahan dan bimbingan kepada guru, sehingga hasil evaluasi belajar siswa (UASBN) dan bimbingan kepada guru, sehingga hasil evaluasi belajar siswa (UASBN) dari tahun ke tahun semakin meningkat.
dari tahun ke tahun semakin meningkat. 7.
7. Sarana PembelajaranSarana Pembelajaran
Sarana pembelajaran sangat penting dalam menunjang ketercapaian Sarana pembelajaran sangat penting dalam menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Pada umumnya sarana pembelajaran IPS sangat penting. tujuan pembelajaran. Pada umumnya sarana pembelajaran IPS sangat penting. Untuk memecahkan hal demikian maka sebaiknya guru menggunakan sarana Untuk memecahkan hal demikian maka sebaiknya guru menggunakan sarana pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar. Misalnya
pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar. Misalnya apabila sekolah tersebutapabila sekolah tersebut dekat dengan pasar maka gunakanlah untuk mempraktekan pelajaran ekonomi dekat dengan pasar maka gunakanlah untuk mempraktekan pelajaran ekonomi dan sosiologi. Dalam mata pelajaran ekonomi guru dapat menugaskan kepada dan sosiologi. Dalam mata pelajaran ekonomi guru dapat menugaskan kepada siswa untuk mempraktekan bagaimana jual beli dan pertukaran barang. siswa untuk mempraktekan bagaimana jual beli dan pertukaran barang. Pelajaran sosiologi dapat mempraktekan materi bagaimana interaksi sosial yang Pelajaran sosiologi dapat mempraktekan materi bagaimana interaksi sosial yang terjadi di pasar. Begitu pula apabila ada situs-situs sejarah yang dekat guru dapat terjadi di pasar. Begitu pula apabila ada situs-situs sejarah yang dekat guru dapat menjadikan sarana pembalajaran mata pelajaran sejarah. Mata pelajaran menjadikan sarana pembalajaran mata pelajaran sejarah. Mata pelajaran Geografi dapat melihat
Geografi dapat melihat bagaimana kondisi geografis yang dekat dengan sejarah.bagaimana kondisi geografis yang dekat dengan sejarah. Misalnya apabila di dekat sekolah ada kawasan yang penuh dengan Misalnya apabila di dekat sekolah ada kawasan yang penuh dengan batuan-batuan maka guru dapat menggunakan daerah tersebut untuk praktek mengenal batuan maka guru dapat menggunakan daerah tersebut untuk praktek mengenal berbagai jenis batuan. Dengan cara penggunaan sarana yang demikian, maka berbagai jenis batuan. Dengan cara penggunaan sarana yang demikian, maka model pembelajaran yang digunakan oleh guru lebih melihat kepada apa yang model pembelajaran yang digunakan oleh guru lebih melihat kepada apa yang dapat dilihat langsung oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Model seperti dapat dilihat langsung oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Model seperti iniini dikenal dengan istilah
dikenal dengan istilah Contextual Teaching LearningContextual Teaching Learning (CTL).(CTL). 8.
8. Kualifikasi GuruKualifikasi Guru
Kurangnya guru yang berkualifikasi dalam mata pelajaran IPS dapat Kurangnya guru yang berkualifikasi dalam mata pelajaran IPS dapat dilakukan melalui pengangkatan guru yang sesuai dengan bidangnya. Selain itu, dilakukan melalui pengangkatan guru yang sesuai dengan bidangnya. Selain itu, guru yang ada dan berlatar belakang bukan IPS dapat diberikan semacam guru yang ada dan berlatar belakang bukan IPS dapat diberikan semacam pelatihan secara intensif mengenai materi IPS dan bagaimana cara pelatihan secara intensif mengenai materi IPS dan bagaimana cara pembelajarannya. Cara seperti ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pembelajarannya. Cara seperti ini dilakukan dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru IPS.
BAB IV BAB IV PENUTUP PENUTUP A. A. SIMPULANSIMPULAN
Dari hasil kajian konsep dan implementasai kurikulum IPS jenjang Dari hasil kajian konsep dan implementasai kurikulum IPS jenjang pendidikan dasar dan menengah, dapat disimpulkan sebagai berikut:
pendidikan dasar dan menengah, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
1. Konsep pengembangan kurikulum masa depan mata pelajaran IPS sebaiknyaKonsep pengembangan kurikulum masa depan mata pelajaran IPS sebaiknya isinya lebih menekankan pada muatan materi
isinya lebih menekankan pada muatan materi kurikulum yang berlandaskan padakurikulum yang berlandaskan pada konsep multikultur dan nilai-nilai humanistik. Konsep tersebut menonjolkan konsep multikultur dan nilai-nilai humanistik. Konsep tersebut menonjolkan prinsip keadilan sosial, pembebasan, kearifan lokal, ekonomi rakyat, prinsip keadilan sosial, pembebasan, kearifan lokal, ekonomi rakyat, nasionalisme, dan kearifan masa lampau untuk
nasionalisme, dan kearifan masa lampau untuk melangkah ke masa depan.melangkah ke masa depan. 2.
2. Pelaksanaan kurikulum mata pelajaran IPS, masih ditemukan berbagaiPelaksanaan kurikulum mata pelajaran IPS, masih ditemukan berbagai permasalahan, yaitu yang berkaitan dengan isi dokumen kurikulum, utamanya permasalahan, yaitu yang berkaitan dengan isi dokumen kurikulum, utamanya tentang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Selain tentang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Selain permasalahan dokumen kurikulum, permasalahan dalam implementasi permasalahan dokumen kurikulum, permasalahan dalam implementasi kurikulum terutama masalah belum optimalnya guru dalam menyusun program kurikulum terutama masalah belum optimalnya guru dalam menyusun program silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), struktur program yang silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), struktur program yang tidak seimbang antara alokasi waktu dengan jumlah Kompetensi Dasar (KD), tidak seimbang antara alokasi waktu dengan jumlah Kompetensi Dasar (KD), strategi pembelajaran yang masih satu arah, penilaian berbasis kelas yang strategi pembelajaran yang masih satu arah, penilaian berbasis kelas yang kurang variatif, dan sarana pembelajaran yang masih minim, serta kualifikasi kurang variatif, dan sarana pembelajaran yang masih minim, serta kualifikasi guru yang masih rendah.
guru yang masih rendah.
B.
B. REKOMENDASIREKOMENDASI
Berkaitan dengan kesimpulan di atas, ada beberapa rekomendasi untuk Berkaitan dengan kesimpulan di atas, ada beberapa rekomendasi untuk kebijakan pengembang
kebijakan pengembangan kurikulum masa an kurikulum masa depan mata pelajaran IPS, depan mata pelajaran IPS, yaitu:yaitu: 1.
1. Jangka Pendek Jangka Pendek a.
a. Perlu menata ulang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)Perlu menata ulang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan proporsi dan pemerataan distribusi pada tiap jenjang serta sesuai dengan proporsi dan pemerataan distribusi pada tiap jenjang serta dipergunakan lagi lebih banyak kata kerja operasional yang dapat membuat dipergunakan lagi lebih banyak kata kerja operasional yang dapat membuat siswa lebih aktif lagi.
siswa lebih aktif lagi. b.
b. Perlu pelatihan dan sosialisasi untuk peningkatan kualifikasi dan kompetensiPerlu pelatihan dan sosialisasi untuk peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru di berbagai
c.
c. Perlu ada konsistensi antara pengembangan kurikulum mata pelajaran IPSPerlu ada konsistensi antara pengembangan kurikulum mata pelajaran IPS dengan penilaian hasil belajar.
dengan penilaian hasil belajar. d.
d. Pemerintah diharapkan memperluas akses bagi setiap satuan pendidikanPemerintah diharapkan memperluas akses bagi setiap satuan pendidikan untuk meningkatkan fasilitas pembelajaran IPS yang memadai dan untuk meningkatkan fasilitas pembelajaran IPS yang memadai dan berkesinambungan.
berkesinambungan. 2.
2. Jangka PanjangJangka Panjang
Pengembangan kurikulum masa depan mata pelajaran IPS harus Pengembangan kurikulum masa depan mata pelajaran IPS harus memiliki landasan filosofi yang jelas dengan berlandaskan aspek-aspek memiliki landasan filosofi yang jelas dengan berlandaskan aspek-aspek multikultur, nilai-nilai humanis, prinsip keadilan dan pembebasan, serta multikultur, nilai-nilai humanis, prinsip keadilan dan pembebasan, serta terjaganya kearifan lokal.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS. Depdiknas. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS.
Jakarta: 2007. Jakarta: 2007. Hasan, Hamid. 2008.
Hasan, Hamid. 2008. Evaluasi Kurikulum Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Rosdakarya.
Krisbiyanto Jujuk. 2011. Model pembelajaraan IPS terpadu di Sekolah Menengah Krisbiyanto Jujuk. 2011. Model pembelajaraan IPS terpadu di Sekolah Menengah
Pertama Ke
Pertama Kesatrian 1 Yasatrian 1 Yayasan Peyasan Pendidikan Kendidikan Kesatrian 67 satrian 67 Semarang. Semarang. (Tesis).(Tesis). Semarang: UNNES.
Semarang: UNNES. Mulyasa, E. 2009.
Mulyasa, E. 2009. Implentasi kurikulum Implentasi kurikulum tingkat satuan tingkat satuan pendidikan kemandirian gurupendidikan kemandirian guru dan kepala sekolah
dan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.. Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan. Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Jakarta: Diperbanya
Diperbanyak oleh k oleh Biro Hukum dan Biro Hukum dan Organisasi.Organisasi. Su’ud, Abu. 2008.
Su’ud, Abu. 2008. Revitalisasi Pendidika Revitalisasi Pendidikan IPS.n IPS. Semarang: UNNES.Semarang: UNNES.
Suryadi A dan Sutimah. 2010. Dampak Implementasi Standar Isi dan Standar Proses Suryadi A dan Sutimah. 2010. Dampak Implementasi Standar Isi dan Standar Proses terhadap Hasil UASBN 2009/2010 pada Sekolah Dasar di Kota Jambi. Dalam terhadap Hasil UASBN 2009/2010 pada Sekolah Dasar di Kota Jambi. Dalam Jurnal Pen
Jurnal Pendidikandidikan. No.1. Halaman 1-11.. No.1. Halaman 1-11. Sutrisno, E
Sutrisno, Edy. 2dy. 2012. 012. Strategi Guru Strategi Guru dalam Pembdalam Pembelajaran IPelajaran IPS (Studi S (Studi Eksploratif Eksploratif Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP
Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP – – Wilayah Wilayah Kabupaten Kabupaten Pati). Pati). DalamDalam Jurnal Pen
Jurnal Pendidikandidikan. No.1. Halaman 1-54.. No.1. Halaman 1-54.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 T entang Sistem Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 T entang Sistem
Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional. www.artikata.com
www.artikata.comdiakses pada Hari Sabtu, 8 September 2012 pukul 15.00 diakses pada Hari Sabtu, 8 September 2012 pukul 15.00 WIB.WIB. Thao, Yer J. 2012.
Thao, Yer J. 2012. Bicultural Bicultural Literacy Literacy CurriculumCurriculum (1-5). Portland, USA: Creative(1-5). Portland, USA: Creative Education Department of Curriculum and Instruction, Graduate School of Education Department of Curriculum and Instruction, Graduate School of Education Portland USA.