• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Analisis Standar Isi Mapel IPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Analisis Standar Isi Mapel IPS"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS STANDAR ISI

ANALISIS STANDAR ISI

MATA PELAJARAN IPS

MATA PELAJARAN IPS

MAKALAH

MAKALAH

Disusun untuk disampaikan dalam Kegiatan Workshop Disusun untuk disampaikan dalam Kegiatan Workshop

“Reaffirmed Social Studies as the

“Reaffirmed Social Studies as the Integrated Science” Integrated Science” 

Oleh: Oleh: 1.

1. Didi Didi Pramono Pramono NIM NIM 03015120070301512007 2.

2. Moh. Moh. Saiful Saiful Fatwa Fatwa NIM NIM 03015120100301512010 3.

3. Noviani Noviani Achmad Achmad Putri Putri NIM NIM 03015120110301512011 4.

4. Agung Agung Nugroho Nugroho NIM NIM 03015120240301512024 5.

5. Doni Doni Harfiyanto Harfiyanto NIM NIM 03015120330301512033 6.

6. Siti Siti Nurindah Nurindah Sari Sari NIM NIM 03015120410301512041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

2012

(3)

RANGKUMAN EKSEKUTIF RANGKUMAN EKSEKUTIF

A.

A. Analisis Kajian Standar Isi Jenjang SMP/MTSAnalisis Kajian Standar Isi Jenjang SMP/MTS

Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SMP/MTs menghasilkan Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SMP/MTs menghasilkan permasalahan-permasalahan dalam beberapa aspek. Standar Kompetensi dan permasalahan-permasalahan dalam beberapa aspek. Standar Kompetensi dan kompetensi dasar lebih banyak dipahami sebagai materi yang harus diberikan di kompetensi dasar lebih banyak dipahami sebagai materi yang harus diberikan di sekolah tanpa pengembangan lebih lanjut yang disesuaikan dengan kondisi sekolah tanpa pengembangan lebih lanjut yang disesuaikan dengan kondisi sekolah. Pemahaman seperti itu berakibat pada pembelajaran guru lebih sekolah. Pemahaman seperti itu berakibat pada pembelajaran guru lebih berorientasi pada materi, bukan pada kompetensi dan lebih banyak berdasar pada berorientasi pada materi, bukan pada kompetensi dan lebih banyak berdasar pada buku teks, bukan pada dokumen standar isi.

buku teks, bukan pada dokumen standar isi.

Melihat alokasi Jam Pelajaran untuk mapel IPS tingkat SMP dapat Melihat alokasi Jam Pelajaran untuk mapel IPS tingkat SMP dapat dikatakan ideal dalam pembagian jam pelajaran IPS jika dibanding dengan dikatakan ideal dalam pembagian jam pelajaran IPS jika dibanding dengan mapel-mapel lain, khususnya rumpun mapel-mapel Matematika dan IPA. Alokasi Jam Pelajaran mapel lain, khususnya rumpun mapel Matematika dan IPA. Alokasi Jam Pelajaran mapel IPS empat jam per minggu, alokasi ini sama dengan mapel Matematika, mapel IPS empat jam per minggu, alokasi ini sama dengan mapel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Namun jika dibandingkan dengan IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Namun jika dibandingkan dengan materi mapel IPS, alokasi waktu untuk mapel IPS kurang proporsional. Materi materi mapel IPS, alokasi waktu untuk mapel IPS kurang proporsional. Materi mapel IPS yang mencakup Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, dan Geografi, cukup mapel IPS yang mencakup Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, dan Geografi, cukup banyak.

banyak.

Terdapat sebaran materi yang tidak merata yang semestinya proporsi Terdapat sebaran materi yang tidak merata yang semestinya proporsi sebaran materi Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi merata pada setiap sebaran materi Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi merata pada setiap semester

semester dan kelas. dan kelas. Dalam Dalam penerapannypenerapannya, pada a, pada Standar Isi Standar Isi ditentukan baditentukan bahwahwa substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA Terpadu” substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu” (Permendiknas RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi). Di dan “IPS Terpadu” (Permendiknas RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi). Di beberapa sekolah, mapel IPS diajarkan secara parsial, materi Sosiologi diajarkan beberapa sekolah, mapel IPS diajarkan secara parsial, materi Sosiologi diajarkan oleh guru dengan latar belakang pendidikan Sosiologi, materi Sejarah diajarkan oleh guru dengan latar belakang pendidikan Sosiologi, materi Sejarah diajarkan oleh guru dengan latar belakang pendidikan Sejarah. Hal ini jelas melanggar oleh guru dengan latar belakang pendidikan Sejarah. Hal ini jelas melanggar dokumen Standar Isi, IPS tidak l

dokumen Standar Isi, IPS tidak lagi diajarkan secara terpadu.agi diajarkan secara terpadu.

Penggunaan Kata Kerja Operasional dalam Standar Kompetensi (SK) dan Penggunaan Kata Kerja Operasional dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) banyak sekali menggunakan kata kerja operasional Kompetensi Dasar (KD) banyak sekali menggunakan kata kerja operasional mendeskripsikan dan mengidentifikasi. Peserta didik hanya dituntut untuk bisa mendeskripsikan dan mengidentifikasi. Peserta didik hanya dituntut untuk bisa mendeskripsikan dan mengidentifikasi, tanpa ada praktek yang justru akan mendeskripsikan dan mengidentifikasi, tanpa ada praktek yang justru akan memberikan pengalaman belajar yang optimal.

(4)

Muatan

Muatan materi dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasarmateri dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

(KD) ditemui beberapa materi yang tidak rditemui beberapa materi yang tidak runtut dalam penyusunannya, materi padauntut dalam penyusunannya, materi pada kelas VIII Semester 2. Standar kompetensi “memahami kegiatan per 

kelas VIII Semester 2. Standar kompetensi “memahami kegiatan per ekonomian diekonomian di Indonesia”, Ketidakruntutan penyampaian materi juga dapat ditemui pada SK dan Indonesia”, Ketidakruntutan penyampaian materi juga dapat ditemui pada SK dan KD kelas IX Semester 1. Standar kompetensi menyebutkan “memahami kondisi KD kelas IX Semester 1. Standar kompetensi menyebutkan “memahami kondisi perkembangan negara di dunia. Keterkaitan Antara Materi Pelajaran dengan perkembangan negara di dunia. Keterkaitan Antara Materi Pelajaran dengan Tujuan Pendidikan Nasional.

Tujuan Pendidikan Nasional. Materi-materi pelajaran yang tercantum dalam SKMateri-materi pelajaran yang tercantum dalam SK dan KD dapat dikatakan sudah menuju pada perwujudan tujuan pendidikan dan KD dapat dikatakan sudah menuju pada perwujudan tujuan pendidikan nasional. Yang perlu menjadi fokus perhatian adalah penilaian hasil belajar tidak  nasional. Yang perlu menjadi fokus perhatian adalah penilaian hasil belajar tidak  yang mempedulikan tujuan pendidikan nasional tetapi tujuan mata pelajaran yang mempedulikan tujuan pendidikan nasional tetapi tujuan mata pelajaran (Hamid Hasan, 2008: 110).

(Hamid Hasan, 2008: 110).

Konsep dalam IPS juga tidak jelas apakah konsep Kurikulum IPS terpadu, Konsep dalam IPS juga tidak jelas apakah konsep Kurikulum IPS terpadu, korelasi, atau terpisah-pisah. Walaupun diberi nama IPS terpadu akan tetapi dalam korelasi, atau terpisah-pisah. Walaupun diberi nama IPS terpadu akan tetapi dalam kenyataannya SK dan KD tetap terpisah-pisah antara Sejarah, Ekonomi, Geografi, kenyataannya SK dan KD tetap terpisah-pisah antara Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi, sehingga materi yang tercantum dalam SK dan KD

dan Sosiologi, sehingga materi yang tercantum dalam SK dan KD tidak berurutan.tidak berurutan. Beban belajar juga mencakup pemberian penugasan, baik penugasan Beban belajar juga mencakup pemberian penugasan, baik penugasan terstruktur maupun penugasan mandiri tidak terstruktur. Waktu untuk penugasan terstruktur maupun penugasan mandiri tidak terstruktur. Waktu untuk penugasan terstruktur maupun penugasan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik  terstruktur maupun penugasan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik  SMP/MTs maksimal 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata SMP/MTs maksimal 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran bersangk

pelajaran bersangkutan (Permendiknas RI No. 22 utan (Permendiknas RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi).tahun 2006 tentang Standar Isi).

B.

B. Analisis Kajian Standar Isi Jenjang SMA/MAAnalisis Kajian Standar Isi Jenjang SMA/MA

Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SMA/MA menghasilkan Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SMA/MA menghasilkan permasalahan-permasalahan dalam beberapa aspek salah satunya dalam hal kajian permasalahan-permasalahan dalam beberapa aspek salah satunya dalam hal kajian naskah atau dokumen, yaitu sebagai berikut: Pertama,

naskah atau dokumen, yaitu sebagai berikut: Pertama, Struktur Kurikulum danStruktur Kurikulum dan  Beban

 Beban BelajarBelajar dari masing-masing kelas yaitudari masing-masing kelas yaitu Kelas XKelas X pada mata pelajaranpada mata pelajaran sejarah dan geografi dengan alokasi waktu hanya 1 jam pelajaran saja.

sejarah dan geografi dengan alokasi waktu hanya 1 jam pelajaran saja. Hal ini Hal ini tentutentu sangat menyulitkan di dalam pengelolaannya. Oleh sebab itulah mata pelajaran sangat menyulitkan di dalam pengelolaannya. Oleh sebab itulah mata pelajaran sejarah dan

sejarah dan geografi di kelas X geografi di kelas X direkomendasikdirekomendasikan untuk ditambah an untuk ditambah masing-masingmasing-masing dari 1 jam pelajaran menjadi 2 jam pelajaran.

dari 1 jam pelajaran menjadi 2 jam pelajaran. Kelas XI dan XII Program IPA:Kelas XI dan XII Program IPA: mata pelajaran sejarah pada program ini diberi alokasi waktu hanya 1 jam saja, mata pelajaran sejarah pada program ini diberi alokasi waktu hanya 1 jam saja, untuk itu mata pelajaran tersebut pada program ini direkomendasikan juga untuk  untuk itu mata pelajaran tersebut pada program ini direkomendasikan juga untuk 

(5)

ditambah dari 1 jam pelajaran menjadi 2 jam pelajaran.

ditambah dari 1 jam pelajaran menjadi 2 jam pelajaran. Kelas XI dan XIIKelas XI dan XII Program IPS:

Program IPS: Mata pelajaran ekonomi pada program ini direkomendasikanMata pelajaran ekonomi pada program ini direkomendasikan ditambah dari 4 jam menjadi 5 jam. Adanya materi akuntasi dan ekonomi ditambah dari 4 jam menjadi 5 jam. Adanya materi akuntasi dan ekonomi lingkungan

lingkungan sebagai sebagai core program core program IPS menyIPS menyebabkan ebabkan mata pelajaran mata pelajaran ini harusini harus memiliki waktu yang cukup agar kompetensi yang disyaratkan tercapai. Kedua, memiliki waktu yang cukup agar kompetensi yang disyaratkan tercapai. Kedua,  Dokumen Kurikulu

 Dokumen Kurikulumm dari masing-masing jenjang yaitu terkait dengan a)dari masing-masing jenjang yaitu terkait dengan a) SequensSequens:: Terdapat sequens materi yang tidak berurutan, baik SK dan KD tingkat SD, SMP Terdapat sequens materi yang tidak berurutan, baik SK dan KD tingkat SD, SMP dan SMA. Sequ

dan SMA. Sequens untuk SMA ens untuk SMA nampak tidak jelas nampak tidak jelas dalam mata pedalam mata pelajaran Sejarahlajaran Sejarah di Jurusan IPA dan Bahasa sebaiknya disamakan dengan sequens pada jurusan IPS. di Jurusan IPA dan Bahasa sebaiknya disamakan dengan sequens pada jurusan IPS. Hal ini penting agar ada penyeragaman materi sebab misi pelajaran sejarah adalah Hal ini penting agar ada penyeragaman materi sebab misi pelajaran sejarah adalah membangu

membangun jati n jati diri bangsa dengan menanamkan nilai-nilai diri bangsa dengan menanamkan nilai-nilai kebangsakebangsaan; b)an; b) MateriMateri (( content) content):: Pada umumnya materi mata pelajaran IPS dan alokasi waktu yangPada umumnya materi mata pelajaran IPS dan alokasi waktu yang disediakan kurang proporsional. Waktu yang diberikan sangat singkat sedangkan disediakan kurang proporsional. Waktu yang diberikan sangat singkat sedangkan materi yang harus diberikan cukup banyak. Ketiga,

materi yang harus diberikan cukup banyak. Ketiga,  Penyusunan Program Silabus Penyusunan Program Silabus  dan RPP:

 dan RPP: Guru dalam menyGuru dalam menyusun Silabus usun Silabus dan RPP dan RPP belum banybelum banyak memperlihatkanak memperlihatkan kekhasan pada satuan pendidikannya sesuai dengan tuntutan pada kurikulum kekhasan pada satuan pendidikannya sesuai dengan tuntutan pada kurikulum KTSP. Keempat,

KTSP. Keempat,  Penggunaan  Penggunaan Kata Kata Kerja Kerja Operasional Operasional dalam dalam StandarStandar  Kompetensi

 Kompetensi (SK) (SK) dan dan Kompetensi Kompetensi Dasar Dasar (KD)(KD):: masih banyak yangmasih banyak yang menggunak

menggunakannya kata kerja annya kata kerja operasionaoperasional berunsur l berunsur tidak aktif tidak aktif terhadap pembelajaranterhadap pembelajaran di kelas. Implikasinya bagi pembelajaran adalah peserta didik hanya dituntut untuk  di kelas. Implikasinya bagi pembelajaran adalah peserta didik hanya dituntut untuk  bisa mendeskripsikan dan mengidentifikasi, tanpa ada praktek yang justru akan bisa mendeskripsikan dan mengidentifikasi, tanpa ada praktek yang justru akan memberikan

memberikan pengalaman pengalaman belajar belajar yang yang optimal. Kelima,optimal. Kelima,  Muatan  Muatan Materi Materi dalamdalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD:

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD: Materi-materi yangMateri-materi yang tertuang dalam SK dan KD sarat akan nilai-nilai, dikembangkan dari yang tertuang dalam SK dan KD sarat akan nilai-nilai, dikembangkan dari yang mudah/sederhana menuju materi yang kompleks. Namun banyak ditemui dalam mudah/sederhana menuju materi yang kompleks. Namun banyak ditemui dalam penjabaran materi SK dan KD tidak runtut dari hal yang umum ke khusus penjabaran materi SK dan KD tidak runtut dari hal yang umum ke khusus melainkan terpencar-pecar penyebarannya. Keenam,

melainkan terpencar-pecar penyebarannya. Keenam,  Keterkaitan  Keterkaitan Antara Antara MateriMateri  Pelajaran

 Pelajaran dengan dengan Tujuan Tujuan Pendidikan Pendidikan Nasional:Nasional: Sistem Pendidikan Nasional,Sistem Pendidikan Nasional, Standar Nasional Pendidikan, dan aturan-aturan lain tentang pendidikan bermuara Standar Nasional Pendidikan, dan aturan-aturan lain tentang pendidikan bermuara pada Tujuan Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan untuk  pada Tujuan Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan untuk  mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

(6)

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung  jawab.

 jawab. SeyogyanySeyogyanya a pengembangapengembangan n kurikulum kurikulum juga juga mengacu mengacu pada pada tujuantujuan pendidikan nasional. Materi-materi pelajaran yang tercantum dalam SK dan KD pendidikan nasional. Materi-materi pelajaran yang tercantum dalam SK dan KD dapat dikatakan sudah menuju pada perwujudan tujuan pendidikan nasional. dapat dikatakan sudah menuju pada perwujudan tujuan pendidikan nasional. Hampir seluruh materi dalam IPS memberi pengaruh terhadap perkembangan Hampir seluruh materi dalam IPS memberi pengaruh terhadap perkembangan individu untuk menjadi warga negara atau masyarakat yang mempunyai potensi individu untuk menjadi warga negara atau masyarakat yang mempunyai potensi seprti diatas. Yang perlu menjadi fokus perhatian adalah penilaian hasil belajar seprti diatas. Yang perlu menjadi fokus perhatian adalah penilaian hasil belajar tidak yang mempedulikan tujuan pendidikan nasional tetapi tujuan mata pelajaran. tidak yang mempedulikan tujuan pendidikan nasional tetapi tujuan mata pelajaran.

(7)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Pendidikan nasional diarahkan dapat mengembangkan kemampuan bangsa Pendidikan nasional diarahkan dapat mengembangkan kemampuan bangsa Indonesia dan mengembangkan potensi agar menjadi manusia beriman dan Indonesia dan mengembangkan potensi agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan menjadi warga bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan yang bermutu negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan yang bermutu mengacu pada kriteria minimal sistem pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah mengacu pada kriteria minimal sistem pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang tercantum dalam hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang tercantum dalam Satandar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan memiliki tujuan untuk  Satandar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan memiliki tujuan untuk  menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Terdapat bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Terdapat delapan kriteria mutu pendidikan dalam Standar Nasional Pendidikan yaitu standar delapan kriteria mutu pendidikan dalam Standar Nasional Pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan tenaga isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaa

pembiayaan, dan n, dan standar penilaian pendidikan (Mulstandar penilaian pendidikan (Mulyasa, 2009:21).yasa, 2009:21).

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk  Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk  mencapai kompetensi kelulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, yang mencapai kompetensi kelulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran (Mulyasa, 2009:21). Standar kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran (Mulyasa, 2009:21). Standar isi dituangkan dalam peraturan pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor 22 isi dituangkan dalam peraturan pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan

kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan/akademik. Kerangkapendidikan dan kalender pendidikan/akademik. Kerangka dasar yang dimuat pada standar isi terdapat lima kelompok mata pelajaran antara dasar yang dimuat pada standar isi terdapat lima kelompok mata pelajaran antara lain mata pelajaran agama dan akhlak mulia, mata pelajaran kewarganegaraan dan lain mata pelajaran agama dan akhlak mulia, mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, mata pelajaran Ilmu pengetahuan, dan teknologi, mata pelajaran kepribadian, mata pelajaran Ilmu pengetahuan, dan teknologi, mata pelajaran estetika, dan mata pelajaran jasmani olahraga kesehatan, pada mata pelajaran ilmu estetika, dan mata pelajaran jasmani olahraga kesehatan, pada mata pelajaran ilmu pengetahua

pengetahuan terdapat beberapa macam in terdapat beberapa macam ilmu pengetahuan salah satunya adalah ilmulmu pengetahuan salah satunya adalah ilmu pengetahuan sosial atau disingkat dengan IPS dan pendidiakan ilmu penegtahuan pengetahuan sosial atau disingkat dengan IPS dan pendidiakan ilmu penegtahuan sosial.

(8)

Ilmu pengetahuan sosial adalah seperangkat peristiwa, fakta, konsep, Ilmu pengetahuan sosial adalah seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisas

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial (Akbar, 2010:84). Mata i yang berkaitan dengan isu sosial (Akbar, 2010:84). Mata pelajaran IPSpelajaran IPS (ilmu pengetahuan sosial pada jenjang SD/MI) memuat materi mengenai sejarah, (ilmu pengetahuan sosial pada jenjang SD/MI) memuat materi mengenai sejarah, geografi, ekonomi. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS (ilmu pengetahuan geografi, ekonomi. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS (ilmu pengetahuan sosial) memuat materi mengenai sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi. Pada sosial) memuat materi mengenai sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi. Pada  jenjang

 jenjang SMA/MA SMA/MA mata mata pelajaran pelajaran IPS IPS (ilmu (ilmu pengetahupengetahuan an sosial) sosial) memuat memuat materimateri mengenai sejarah, sosiologi, geografi, dan ekonomi. Pembelajaran bidang studi IPS mengenai sejarah, sosiologi, geografi, dan ekonomi. Pembelajaran bidang studi IPS di sekolah-sekolah pada tahun 1950-an tidak terdengar keluh kesah dari kalangan di sekolah-sekolah pada tahun 1950-an tidak terdengar keluh kesah dari kalangan guru IPS (Ilmu pengetahuan sosial) maupun para siswa jurusan IPS di SMA guru IPS (Ilmu pengetahuan sosial) maupun para siswa jurusan IPS di SMA (sekolah Menengah Atas) mengenai betapa tersudutnya posisi peserta didik yang (sekolah Menengah Atas) mengenai betapa tersudutnya posisi peserta didik yang memilih jurusan IPS dalam dunia kerja. Guru IPS juga cukup leluasa melakukan memilih jurusan IPS dalam dunia kerja. Guru IPS juga cukup leluasa melakukan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS di sekolah-sekolah dalam kedudukan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS di sekolah-sekolah dalam kedudukan sebagai guru kelas, namum pada tahun 1970

sebagai guru kelas, namum pada tahun 1970 sampai sekarang ketika setiap sampai sekarang ketika setiap sekolahsekolah dituntut harus memiliki jurusan antara lain jurusan Bahasa, jurusan IPA dan dituntut harus memiliki jurusan antara lain jurusan Bahasa, jurusan IPA dan  jurusan

 jurusan IPS. IPS. Pada Pada peserta peserta didik didik yang yang memilih memilih jurusan jurusan IPS IPS di di sekolahnysekolahnya a munculmuncul perasaan rendah diri, pada peserta didik yang terpaksa memilih

perasaan rendah diri, pada peserta didik yang terpaksa memilih jurusan IPS. Pesertajurusan IPS. Peserta didik yang memilih jurusan IPS tidak mempunyai persaaan bangga ketika menjadi didik yang memilih jurusan IPS tidak mempunyai persaaan bangga ketika menjadi siswa jurusan IPS, karena melihat kenyatan bahwa siswa yang memilih jurusan siswa jurusan IPS, karena melihat kenyatan bahwa siswa yang memilih jurusan IPA bisa meneruskan belajar di perguruan tinggi pada fakultas-fakultas manapun, IPA bisa meneruskan belajar di perguruan tinggi pada fakultas-fakultas manapun, sementara pada siswa yang memilh jurusan IPS tidak bisa meneruskan belajar di sementara pada siswa yang memilh jurusan IPS tidak bisa meneruskan belajar di perguruan tinggi pada fakultas-fakultas t

perguruan tinggi pada fakultas-fakultas teknik maupun kedokteran, kebidanan yangeknik maupun kedokteran, kebidanan yang berbasis ilmu-ilmu pasti alam. Guru yang mengajar bidang studi IPS juga memiliki berbasis ilmu-ilmu pasti alam. Guru yang mengajar bidang studi IPS juga memiliki perasaan rendah diri dan frustasi karena melihat betapa rendahnya minat siswa perasaan rendah diri dan frustasi karena melihat betapa rendahnya minat siswa untuk belajar ilmu

untuk belajar ilmu pengetahuan sosial. Kebanyakan para siswa beranggapan belajarpengetahuan sosial. Kebanyakan para siswa beranggapan belajar ilmu pengetahuan sosial itu membosan hanya penuh dengan hafalan dan teori-teori ilmu pengetahuan sosial itu membosan hanya penuh dengan hafalan dan teori-teori saja, untuk itu siswa tidak berminat untuk belajar bidang studi IPS apabila dilihat saja, untuk itu siswa tidak berminat untuk belajar bidang studi IPS apabila dilihat dari bidang studi IPS yang memuat materi menganai sejarah, sosiologi, geografi dari bidang studi IPS yang memuat materi menganai sejarah, sosiologi, geografi dan ekonomi. Para guru yang mengajar bidang studi IPS juga mengeluh karena dan ekonomi. Para guru yang mengajar bidang studi IPS juga mengeluh karena sedikit minat siswa yang mau mengikuti belajar tambahan berupa les mata sedikit minat siswa yang mau mengikuti belajar tambahan berupa les mata pelajaran IPS.

pelajaran IPS.

Pada saat sekarang kurikulum sering diartikan dalam artian sempit yaitu Pada saat sekarang kurikulum sering diartikan dalam artian sempit yaitu pengaturan mengenai mata pelajaran. Oleh karena itu ketika kurikulum akan pengaturan mengenai mata pelajaran. Oleh karena itu ketika kurikulum akan

(9)

dikembangkan maka yang dipermasalahkan adalah kedudukan suatu mata dikembangkan maka yang dipermasalahkan adalah kedudukan suatu mata pelajaran. Tantangan yang diidentifikasi adalah kekurangan pemahaman atau pelajaran. Tantangan yang diidentifikasi adalah kekurangan pemahaman atau penguasaan terhadap materi pelajaran dari suatu mata pelajaran tertentu. Para penguasaan terhadap materi pelajaran dari suatu mata pelajaran tertentu. Para pengembang kurikulum berdialog untuk menyelesaikan berapa jam pelajaran untuk  pengembang kurikulum berdialog untuk menyelesaikan berapa jam pelajaran untuk  mata pelajaran matematika, IPA, IPS, dan sebagainya. Pertanyaan mengenai mata pelajaran matematika, IPA, IPS, dan sebagainya. Pertanyaan mengenai manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum sesuai dengan tujuan pendidikan manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya ketika deliberasi dilakukan nasional tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya ketika deliberasi dilakukan untuk menentukan konten kurikulum. Kiranya tidak terlalu slah jika dikatakan untuk menentukan konten kurikulum. Kiranya tidak terlalu slah jika dikatakan bahwa tujuan pendidikan hanyalah pernyataan yang tertulis secara hukum tanpa bahwa tujuan pendidikan hanyalah pernyataan yang tertulis secara hukum tanpa punya kekuatan apapun. Para pengembang kurikulum tidak mengkaji ini ketika punya kekuatan apapun. Para pengembang kurikulum tidak mengkaji ini ketika menentukan posisi mata pelajaran ataupun menentukan model

menentukan posisi mata pelajaran ataupun menentukan model kurikulum. Penilaiankurikulum. Penilaian hasil belajar tidak juga mempedulikan tujuan pendidikan nasional tetapi tujuan hasil belajar tidak juga mempedulikan tujuan pendidikan nasional tetapi tujuan mata pelajaran

mata pelajaran. . Tujuan mata pelajaTujuan mata pelajaran tidak dikembangran tidak dikembangkan dari tujuan pendkan dari tujuan pendidikanidikan nasional (Hasan, 2008: 103).

nasional (Hasan, 2008: 103).

Dokumen Standar Isi menjadi fokus evaluasi kurikulum. Berbagai ketetapan Dokumen Standar Isi menjadi fokus evaluasi kurikulum. Berbagai ketetapan yang tertuang pada dokumen Standar Isi perlu dikaji dan dievaluasi untuk melihat yang tertuang pada dokumen Standar Isi perlu dikaji dan dievaluasi untuk melihat kesesuaiannya dengan perkembangan masyarakat, berbagai teori pendidikan, dan kesesuaiannya dengan perkembangan masyarakat, berbagai teori pendidikan, dan kurikulum. Evaluasi terhadap Standar Isi harus mampu mengungkapkan kurikulum. Evaluasi terhadap Standar Isi harus mampu mengungkapkan konsistensi internal antara berbagai ketetapan seperti pengelompokan mata konsistensi internal antara berbagai ketetapan seperti pengelompokan mata pelajaran

pelajaran sebagai indsebagai indikator dari ikator dari ide penide pendidikan dan didikan dan kurikulum, pikkurikulum, pikiran tentangiran tentang struktur kurikulum, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang ditetapkan struktur kurikulum, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang ditetapkan dengan pengelompokan mata pelajaran dan struktur kurikulum, beban belajar dan dengan pengelompokan mata pelajaran dan struktur kurikulum, beban belajar dan kalender pendidikan. Oleh karena itu, kajian

kalender pendidikan. Oleh karena itu, kajian evaluasi kurikulum terhadap dokumenevaluasi kurikulum terhadap dokumen Standar Isi adalah suatu yang penting (Hasan, 2008: 103).

Standar Isi adalah suatu yang penting (Hasan, 2008: 103).

Disinilah peran strategis mahasiswa dari Lembaga Pendidikan Tenaga Disinilah peran strategis mahasiswa dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), untuk melakukan evaluasi dan dilanjutkan dengan Kependidikan (LPTK), untuk melakukan evaluasi dan dilanjutkan dengan memberikan solusi atas berbagai temuan masalah dalam Standar Isi. Makalah ini memberikan solusi atas berbagai temuan masalah dalam Standar Isi. Makalah ini mengupas kelemahan-kelemahan dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 mengupas kelemahan-kelemahan dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, baik dari segi dokumen maupun penerapannya di lapangan. tentang Standar Isi, baik dari segi dokumen maupun penerapannya di lapangan. Tidak berhenti disitu, ide-ide kreatif juga merupakan lahan garapan yang termuat Tidak berhenti disitu, ide-ide kreatif juga merupakan lahan garapan yang termuat dalam makalah ini.

(10)

B.

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.

1. Apa kelemahan-kelemahan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentangApa kelemahan-kelemahan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi?

Standar Isi? 2.

2. Bagaimana upaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalamBagaimana upaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi?

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi?

C.

C. TujuanTujuan 1.

1. Menganalisis kelemahan-kelemahan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006Menganalisis kelemahan-kelemahan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

tentang Standar Isi. 2.

2. Memberikan solusi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalamMemberikan solusi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

D.

D. ManfaatManfaat 1.

1. Manfaat TeoretisManfaat Teoretis a.

a. Memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi pihak terkait,Memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi pihak terkait, sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap pengembangan sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap pengembangan kurikulum masa depan.

kurikulum masa depan. 2.

2. Manfaat PraktisManfaat Praktis a.

a. Memberikan arahan dan masukan bagi para pengembang kurikulum,Memberikan arahan dan masukan bagi para pengembang kurikulum, khususnya mata pelajaran IPS.

khususnya mata pelajaran IPS. b.

b. Memberikan acuan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolahMemberikan acuan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar dan menengah.

(11)

BAB II BAB II

KAJIAN TEORETIS KAJIAN TEORETIS

A.

A. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar IsiPermendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender akademik.

pendidikan, dan kalender akademik.

Struktur kurikulum untuk pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada Struktur kurikulum untuk pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada  jenjang

 jenjang pendidikan pendidikan dasar dasar dan dan menengah menengah terdiri terdiri dari: dari: a) a) kelompok kelompok mata mata pelajaranpelajaran agama dan akhlak mulia; b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan agama dan akhlak mulia; b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d) kepribadian; c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d) kelompok mata pelajaran estetika; dan e) kelompok mata pelajaran jasmani, olah kelompok mata pelajaran estetika; dan e) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Beban belajar berisi: a) konsep penyelenggaraan pendidikan raga, dan kesehatan. Beban belajar berisi: a) konsep penyelenggaraan pendidikan menggunakan sistem paket dan sistem kredit semester; b) alokasi waktu kegiatan menggunakan sistem paket dan sistem kredit semester; b) alokasi waktu kegiatan tatap muka per jam, per minggu, dan per tahun pada masing-masing satuan tatap muka per jam, per minggu, dan per tahun pada masing-masing satuan pendidikan; dan c) jenis penugasan dan proporsi pemberian penugasan dalam pendidikan; dan c) jenis penugasan dan proporsi pemberian penugasan dalam pembelajaran.

pembelajaran.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, dan disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, dan penyusunannya berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Kalender penyusunannya berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik  pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik  dalam satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif  dalam satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif  belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

B.

B. Ilmu pengetahuan SosialIlmu pengetahuan Sosial

IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi (Puskur, 2001 : 9). Materi pelajaran IPS merupakan Antropologi, dan Ekonomi (Puskur, 2001 : 9). Materi pelajaran IPS merupakan

(12)

penggunaan konsep-konsep dari ilmu sosial yang terintegrasi dalam tema-tema penggunaan konsep-konsep dari ilmu sosial yang terintegrasi dalam tema-tema tertentu. Misalkan materi tentang Pasar, maka harus ditampilkan kapan atau tertentu. Misalkan materi tentang Pasar, maka harus ditampilkan kapan atau bagaimana proses berdirinya (Sejarah), dimana pasar itu berdiri (Geografi), bagaimana proses berdirinya (Sejarah), dimana pasar itu berdiri (Geografi), bagaimana hubungan antara orang-orang yang berada di pasar (Sosiologi), bagaimana hubungan antara orang-orang yang berada di pasar (Sosiologi), bagaimana kebiasaan-kebiasaan orang menjual atau membeli di pasar bagaimana kebiasaan-kebiasaan orang menjual atau membeli di pasar (Antropologi) dan berapa atau jenis-jenis barang yang diperjualbelikan (Ekonomi). (Antropologi) dan berapa atau jenis-jenis barang yang diperjualbelikan (Ekonomi). IPS menggambarkan interaksi individu atau kelompok dalam masyarakat IPS menggambarkan interaksi individu atau kelompok dalam masyarakat baik dalam lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Interaksi antar individu dalam baik dalam lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Interaksi antar individu dalam ruang lingkup lingkungan mulai dari yang terkecil misalkan keluarga, tetangga, ruang lingkup lingkungan mulai dari yang terkecil misalkan keluarga, tetangga, rukun tetangga atau rukun warga, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, rukun tetangga atau rukun warga, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara da

negara dan dunia. Karan dunia. Karakteristik tujuan IPS mkteristik tujuan IPS menurut Bruce enurut Bruce Joyce (dalam NasJoyce (dalam Naskahkah Kebijakan Kurikulum IPS, 2007 :14-15) memiliki tiga katagori yaitu :

Kebijakan Kurikulum IPS, 2007 :14-15) memiliki tiga katagori yaitu : 1.

1. Pendidikan Pendidikan kemanusiaakemanusiaan.n. 2.

2. Pendidikan Pendidikan kewarganegakewarganegaraan.raan. 3.

3. Pendidikan Pendidikan intelektual.intelektual.

Pendidikan kemanusiaan memiliki arti bahwa IPS harus membantu anak  Pendidikan kemanusiaan memiliki arti bahwa IPS harus membantu anak  memahami pengalamannya dan menemukan arti atau makna dalam kehidupannya. memahami pengalamannya dan menemukan arti atau makna dalam kehidupannya. Dalam

Dalam tujuan tujuan pertama pertama ini terkaini terkandung ndung unsur punsur pendidikan endidikan nilai. Gunilai. Guru daru dapatpat menyajikan materi IPS dalam tujuan ini misalkan dalam materi lingkungan menyajikan materi IPS dalam tujuan ini misalkan dalam materi lingkungan keluarga,. ditanyakan kepada siswa mengenai pekerjaan apa yang ia lakukan di keluarga,. ditanyakan kepada siswa mengenai pekerjaan apa yang ia lakukan di keluarga dan mengapa ia melakukan pekerjaan tersebut. Siswa mungkin akan keluarga dan mengapa ia melakukan pekerjaan tersebut. Siswa mungkin akan menjawab dari pengalamannya sebagai anak yang paling besar harus membimbing menjawab dari pengalamannya sebagai anak yang paling besar harus membimbing adik-adiknya. Ia melakukan hal tersebut misalkan karena timbulnya rasa tanggung adik-adiknya. Ia melakukan hal tersebut misalkan karena timbulnya rasa tanggung  jawab.

 jawab.

Pendidikan kewarganegaraan mengandung arti bahwa siswa harus Pendidikan kewarganegaraan mengandung arti bahwa siswa harus dipersiapkan untuk berpartisipasi secara efektif dalam dinamika kehidupan dipersiapkan untuk berpartisipasi secara efektif dalam dinamika kehidupan masyarakat. Siswa memiliki kesadaran untuk meningkatkan prestasinya sebagai masyarakat. Siswa memiliki kesadaran untuk meningkatkan prestasinya sebagai bentuk tangg

bentuk tanggung jawab waung jawab warga negara yrga negara yang ang setia pada setia pada negara. Pennegara. Pendidikan nilaididikan nilai dalam tujuan ini lebih ditekankan pada kewarganegaraan. Materi yang disajikan, dalam tujuan ini lebih ditekankan pada kewarganegaraan. Materi yang disajikan, misalnya ketika berbicara tentang lingkungan sekolah, maka anak diminta untuk  misalnya ketika berbicara tentang lingkungan sekolah, maka anak diminta untuk  belajar dengan baik. Mereka adalah generasi penerus yang akan menggantikan belajar dengan baik. Mereka adalah generasi penerus yang akan menggantikan generasi sekarang.

(13)

Pendidikan intelektual mengandung arti bahwa anak membutuhkan untuk  Pendidikan intelektual mengandung arti bahwa anak membutuhkan untuk  memperoleh ide-ide yang analitis dan alat-alat untuk memecahkan masalah yang memperoleh ide-ide yang analitis dan alat-alat untuk memecahkan masalah yang dikembangkan dari konsep-konsep ilmu sosial. Dalam memecahkan masalah anak  dikembangkan dari konsep-konsep ilmu sosial. Dalam memecahkan masalah anak  akan dihadapkan pada upaya mengambil keputusan sendiri. Dengan peningkatan akan dihadapkan pada upaya mengambil keputusan sendiri. Dengan peningkatan kematangan, anak harus belajar untuk menjawab pertanyaan dengan benar dan kematangan, anak harus belajar untuk menjawab pertanyaan dengan benar dan menguji ide-ide kritis da

menguji ide-ide kritis dalam situasi sosial. Misalam situasi sosial. Misalnya, lnya, dalam materi tentang padalam materi tentang pasar,sar, siswa dihadapkan pada masalah tentang mana yang lebih baik belanja di pasar siswa dihadapkan pada masalah tentang mana yang lebih baik belanja di pasar tradisional

tradisional atau atau swalayan swalayan apabila apabila ibunya ibunya ingin ingin membeli membeli sayuran. sayuran. DalamDalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tersebut siswa akan dihadapkan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tersebut siswa akan dihadapkan berbagai pertimbangan, seperti jarak pasar dari rumah, ongkos yang digunakan, berbagai pertimbangan, seperti jarak pasar dari rumah, ongkos yang digunakan, perbandinga

perbandingan harga sayuran di pasar tn harga sayuran di pasar tradisional dan swalayan, dan lain-lain.radisional dan swalayan, dan lain-lain. Jack R. Frae

Jack R. Fraenkel nkel (dalam Naskah Ke(dalam Naskah Kebijakan Kurikulum Ibijakan Kurikulum IPS, 2007 :14-15)PS, 2007 :14-15) membagi tujuan IPS dalam empat kategori yaitu :

membagi tujuan IPS dalam empat kategori yaitu : 1. Pengetahuan 1. Pengetahuan 2. Keterampilan 2. Keterampilan 3. Sikap 3. Sikap 4. Nilai 4. Nilai

Pengetahuan adalah kemahiran dan pemahaman terhadap sejumlah Pengetahuan adalah kemahiran dan pemahaman terhadap sejumlah informasi dan ide-ide. Tujuan pengetahuan ini membantu siswa untuk belajar lebih informasi dan ide-ide. Tujuan pengetahuan ini membantu siswa untuk belajar lebih banyak tentang dirinya, fisiknya dan dunia sosial. Misalnya, siswa dikenalkan banyak tentang dirinya, fisiknya dan dunia sosial. Misalnya, siswa dikenalkan dengan konsep apa yang disebut dengan lingkungan alam, lingkungan buatan, dengan konsep apa yang disebut dengan lingkungan alam, lingkungan buatan, keluarga, tetangga, dan lain-lain.

keluarga, tetangga, dan lain-lain. Keterampilan adalah pengembangaKeterampilan adalah pengembangan kemampuan-n kemampuan-kemampuan tertentu sehingga digunakan pengetahuan yang diperolehnya. kemampuan tertentu sehingga digunakan pengetahuan yang diperolehnya. Beberapa keterampilan yang ada dalam IPS adalah :

Beberapa keterampilan yang ada dalam IPS adalah : a.

a. Keterampilan berpikir yaitu kemampuan mendeskripsikan, mendefinisikan,Keterampilan berpikir yaitu kemampuan mendeskripsikan, mendefinisikan, mengklasifikasi, membuat hipotesis, membuat generalisasi, memprediksi, mengklasifikasi, membuat hipotesis, membuat generalisasi, memprediksi, membandingka

membandingkan dan mengkontraskan, dan melahirkan ide-ide n dan mengkontraskan, dan melahirkan ide-ide baru.baru. b.

b. Keterampilan akademik yaitu kemampuan membaca, menelaah, menulis,Keterampilan akademik yaitu kemampuan membaca, menelaah, menulis, berbicara, mendengarkan, membaca dan meninterpretasi peta, membuat garis berbicara, mendengarkan, membaca dan meninterpretasi peta, membuat garis besar, membuat grafik dan

besar, membuat grafik dan membuat catatan.membuat catatan. c.

c. Keterampilan penelitian yaitu mendefinisikan masalah, merumuskan suatuKeterampilan penelitian yaitu mendefinisikan masalah, merumuskan suatu hipotesis, menemukan dan mengambil data yang berhubungan dengan masalah, hipotesis, menemukan dan mengambil data yang berhubungan dengan masalah,

(14)

menganalisis data, mengevaluasi hipotesis dan menarik kesimpulan, menerima, menganalisis data, mengevaluasi hipotesis dan menarik kesimpulan, menerima, menolak atau memodifikasi hipotesis dengan tepat.

menolak atau memodifikasi hipotesis dengan tepat. d.

d. Keterampilan sosial yaitu kemampuan bekerjasama, memberikan kontribusiKeterampilan sosial yaitu kemampuan bekerjasama, memberikan kontribusi dalam tugas dan diskusi kelompok, mengerti tanda-tanda non-verbal yang dalam tugas dan diskusi kelompok, mengerti tanda-tanda non-verbal yang disampaikan oleh orang lain, merespon dalam

disampaikan oleh orang lain, merespon dalam cara-cara menolong masalah yangcara-cara menolong masalah yang lain, memberikan penguatan terhadap kelebihan orang lain, dan lain, memberikan penguatan terhadap kelebihan orang lain, dan mempertunjukka

mempertunjukkan n kepemimpinan yang tepat.kepemimpinan yang tepat.

Sikap adalah kemahiran mengembangkan dan menerima Sikap adalah kemahiran mengembangkan dan menerima keyakinan-keyakinan

keyakinan, interes, pandangan-panda, interes, pandangan-pandangan, dan kecenderungngan, dan kecenderungan tertentu. an tertentu. SedangkanSedangkan nilai adalah kemahiran memegang sejumlah komitmen yang mendalam, nilai adalah kemahiran memegang sejumlah komitmen yang mendalam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang tepat.

mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang tepat.

C.

C. Kurikulum KTSPKurikulum KTSP

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “kurikulum operasional yang disusun oleh dan Pendidikan (KTSP) adalah “kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di

masing-dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” KTSP merupakanmasing satuan pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah (Muslich 2007, hlm. 17).

(Muslich 2007, hlm. 17).

Komponen dan Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Komponen dan Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, diaantaranya:

diaantaranya: 1.

1. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Komponen Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanPendidikan

Kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang Kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang disebut sebagai komponen kurikulum. Komponen tersebut merupakan satu disebut sebagai komponen kurikulum. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan mendukung yang merupakan dasar kesatuan yang saling berhubungan dan mendukung yang merupakan dasar utama dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagaimana Panduan Penyusunan utama dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagaimana Panduan Penyusunan KTSP yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), KTSP KTSP yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), KTSP ada empat komponen, yaitu (1)

ada empat komponen, yaitu (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2)tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan muatan KTSP, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus dan struktur dan muatan KTSP, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus dan Rencana Pelaksanaa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP n Pembelajaran atau RPP (dikutip dari (dikutip dari panduan penyusunapanduan penyusunann KTSP lengkap 2008, hlm. 148-151).

(15)

Dengan adanya keempat komponen KTSP tersebut, maka tingkat satuan Dengan adanya keempat komponen KTSP tersebut, maka tingkat satuan pendidikan atau sekolah, seperti kepala sekolah dan

pendidikan atau sekolah, seperti kepala sekolah dan guru diberikan kewenanganguru diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolahnya untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolahnya berdasarkan visi, misi dan tujuan sekolah. Karena masing-masing sekolah berdasarkan visi, misi dan tujuan sekolah. Karena masing-masing sekolah dipandang lebih mengetahui tentang kondisi

dipandang lebih mengetahui tentang kondisi nyata satuan pendidikannya.nyata satuan pendidikannya. 2.

2. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanStruktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

D.

D. Jurnal PenelitianJurnal Penelitian

Penelitian Edy Sutrisna, 2012 tentang

Penelitian Edy Sutrisna, 2012 tentang Strategi guru dalam pembelajaranStrategi guru dalam pembelajaran  IPS

 IPS (Studi (Studi eksploratif eksploratif pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran IPS IPS di di SMP SMP wilayah wilayah kabupatenkabupaten Pati)

Pati), menyimpulkan bahwa Pemberlakuan KTSP sebagai kurikulum yang berbasis, menyimpulkan bahwa Pemberlakuan KTSP sebagai kurikulum yang berbasis pada kompetensi menuntut diterapkannya strategi dan metode pembelajaran yang pada kompetensi menuntut diterapkannya strategi dan metode pembelajaran yang mampu mengantarkan peserta didik mencapai sejumlah kompetensi tertentu. IPS mampu mengantarkan peserta didik mencapai sejumlah kompetensi tertentu. IPS sebagai mata pelajaran yang memiliki tujuan mulia, yaitu mempersiapkan peserta sebagai mata pelajaran yang memiliki tujuan mulia, yaitu mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik, seharusnya diajarkan kepada siswa melalui didik menjadi warga negara yang baik, seharusnya diajarkan kepada siswa melalui strategi dan metode yang tepat dengan memanfaatkan berbagai sumber dan media strategi dan metode yang tepat dengan memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih pembelajaran. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih cenderung menggunakan strategi pembelajaran ekspositori; penggunaan sumber cenderung menggunakan strategi pembelajaran ekspositori; penggunaan sumber dan media pembelajaran yang kurang variatif; dan pendekatan terpadu dalam dan media pembelajaran yang kurang variatif; dan pendekatan terpadu dalam pembelajaran IPS tidak dapat direalisasi oleh para guru karena berbagai kendala. pembelajaran IPS tidak dapat direalisasi oleh para guru karena berbagai kendala.

Penelitian Sutimah dan Prof. Ace Suryadi,M.Sc.,Ph.D tentang Dampak  Penelitian Sutimah dan Prof. Ace Suryadi,M.Sc.,Ph.D tentang Dampak  Implementasi Standar Isi dan Standar Proses terhadap hasil UASBN tahun Implementasi Standar Isi dan Standar Proses terhadap hasil UASBN tahun 2009/2010 pada Sekolah Dasar di Jambi, menyimpulkan bahwa standar isi dan 2009/2010 pada Sekolah Dasar di Jambi, menyimpulkan bahwa standar isi dan

(16)

standar proses mempunyai hubungan dan pengaruh yang positif serta signifikan standar proses mempunyai hubungan dan pengaruh yang positif serta signifikan terhadap hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional. Ujung tombak dalam terhadap hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional. Ujung tombak dalam mengimplementasikan standar isi dan standar proses adalah guru, karena guru mengimplementasikan standar isi dan standar proses adalah guru, karena guru merupakan elemen yang terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Kerangka merupakan elemen yang terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Kerangka dasar dan struktur kurikulum harus dipahami, sehingga guru akan dengan mudah dasar dan struktur kurikulum harus dipahami, sehingga guru akan dengan mudah untuk melaksanakan perencanaan pembelajaran. Apabila perencanaan untuk melaksanakan perencanaan pembelajaran. Apabila perencanaan pembelajaran dilakukan secara tepat, maka proses pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran dilakukan secara tepat, maka proses pembelajaran dan evaluasi dapatdapat berjalan dengan baik. Untuk menunjang hal tersebut peran pengawas dan kepala berjalan dengan baik. Untuk menunjang hal tersebut peran pengawas dan kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk memantau dan mensupervisi serta memberikan sekolah sangat dibutuhkan untuk memantau dan mensupervisi serta memberikan arahan dan bimbingan kepada guru, sehingga hasil evaluasi belajar siswa (UASBN) arahan dan bimbingan kepada guru, sehingga hasil evaluasi belajar siswa (UASBN) dari tahun ke tahun semakin meningkat.

dari tahun ke tahun semakin meningkat. Penelitian Yer J. Thao,

Penelitian Yer J. Thao,  Department  Department of of Curriculum Curriculum and and Instruction,Instruction, Graduate School of Education

Graduate School of Education,, Portland Portland State UState University, niversity, Portland, Portland, USAUSA tentangtentang  Bicultural

 Bicultural Literacy Literacy CurriculumCurriculum yang menyimpulkan bahwayang menyimpulkan bahwa this article examinesthis article examines the literacy issues in public school in the United States, and points out that current  the literacy issues in public school in the United States, and points out that current   programs do not have a meaningful cultural connection to bicultural and bilingual  programs do not have a meaningful cultural connection to bicultural and bilingual students. The findings indicate that literacy must become part of bicultural and  students. The findings indicate that literacy must become part of bicultural and  bilingual stu

bilingual students’ reality in order to empower them. The pedagogical content of dents’ reality in order to empower them. The pedagogical content of  literacy must acknowledge bicultural and bilingual students’ culture so they can literacy must acknowledge bicultural and bilingual students’ culture so they can make connections to learning literacy. In order to help bicultural and bilingual make connections to learning literacy. In order to help bicultural and bilingual students acquire the necessary academic skills to succeed on high-stakes tests that  students acquire the necessary academic skills to succeed on high-stakes tests that  are demanded by No Child Left Behind Law, public schools need to infuse home are demanded by No Child Left Behind Law, public schools need to infuse home culture literacy as part of l

(17)

BAB III BAB III PEMBAHASAN PEMBAHASAN

A.

A. ANALISIS KAJIAN STANDAR ISI JENJANG SD/MIANALISIS KAJIAN STANDAR ISI JENJANG SD/MI Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang

Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SD menghasilkan permasalahan-SD menghasilkan permasalahan-permasalahan dalam beberapa aspek salah satunya dalam kajian naskah atau permasalahan dalam beberapa aspek salah satunya dalam kajian naskah atau dokumen, diantaranya:

dokumen, diantaranya: 1.

1. Struktur KurikulumStruktur Kurikulum Berdasarkan

Berdasarkan analisis terhadap dokumen kerangka dasar dan strukturanalisis terhadap dokumen kerangka dasar dan struktur kurikulum

kurikulum SD/MI ditemukan ketentuan yaitu pada butir c tertulis : ”PembelajaranSD/MI ditemukan ketentuan yaitu pada butir c tertulis : ”Pembelajaran pada kelas I s.d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik sedangkan pada kelas pada kelas I s.d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik sedangkan pada kelas IV s.d VI dilaksanakan

IV s.d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.” Kelas III merupakanmelalui pendekatan mata pelajaran.” Kelas III merupakan awal untuk pelaksanaan pendekatan mata pelajaran di kelas IV, maka pelaksanaan awal untuk pelaksanaan pendekatan mata pelajaran di kelas IV, maka pelaksanaan pembelajaran temat

pembelajaran tematik di kelas ik di kelas III lebih diorientasikan kepada penguatan dasar III lebih diorientasikan kepada penguatan dasar dasardasar mata pelajaran sebagai persiapan untuk pendekatan mata pelajaran secara utuh di mata pelajaran sebagai persiapan untuk pendekatan mata pelajaran secara utuh di kelas IV. Hal ini dimungkinkan karena materi pokok bahan ajar kelas III sudah kelas IV. Hal ini dimungkinkan karena materi pokok bahan ajar kelas III sudah lebih tinggi untuk dikembangkan melalui tematik (litbang,

lebih tinggi untuk dikembangkan melalui tematik (litbang, 2007:11).2007:11).

2.

2. Alokasi waktuAlokasi waktu

Berdasarkan analisis terhadap dokumen Standar isi SD/MI Dalam Berdasarkan analisis terhadap dokumen Standar isi SD/MI Dalam pembagian waktu, mata pelajaran IPS kurang sesuai atau kurang proporsional pembagian waktu, mata pelajaran IPS kurang sesuai atau kurang proporsional dengan materi IPS yang ada. Dengan waktu yang cukup singkat sedangkan dengan materi IPS yang ada. Dengan waktu yang cukup singkat sedangkan materi yang harus diberikan cukup banyak. Hal ini akan mengakibatkan guru materi yang harus diberikan cukup banyak. Hal ini akan mengakibatkan guru dalam menyampaikan hanya ingin menghabiskan materi saja, dalam menyampaikan hanya ingin menghabiskan materi saja, mengesampingkan paham atau tidaknya peserta didik. Dalam mata pelajaran mengesampingkan paham atau tidaknya peserta didik. Dalam mata pelajaran IPS antara materi dengan alokasi waktu hendaknya proporsional, mengingat IPS antara materi dengan alokasi waktu hendaknya proporsional, mengingat banyaknya ruang lingkup materi sehingga perlu ditambah alokasi waktunya, banyaknya ruang lingkup materi sehingga perlu ditambah alokasi waktunya, sebaliknya apabila alokasi waktu tetap seperti apa yang ada sekarang perlu sebaliknya apabila alokasi waktu tetap seperti apa yang ada sekarang perlu adanya

adanya penyederhanpenyederhanaan aan ruang ruang lingkup lingkup materi.materi. 3.

3. Muatan materi dalam SK, KDMuatan materi dalam SK, KD

Materi-materi yang ada pada SK

Materi-materi yang ada pada SK KD hendaklah berkesesuaian antara KDKD hendaklah berkesesuaian antara KD yang satu dengan yang lainnya, dalam arti dapat

yang satu dengan yang lainnya, dalam arti dapat disusun dari tahap yang mudahdisusun dari tahap yang mudah kemudian menuju ke yang sulit atau dapat pula bertahap berurutan sesuai tema. kemudian menuju ke yang sulit atau dapat pula bertahap berurutan sesuai tema.

(18)

Akan tetapi pada kenyataannya terdapat ketidak runtutuan. Berikut dapat dilihat Akan tetapi pada kenyataannya terdapat ketidak runtutuan. Berikut dapat dilihat beberapa contoh urutan KD yang kurang sesuai urutannya. Misalnya pada SD beberapa contoh urutan KD yang kurang sesuai urutannya. Misalnya pada SD Kelas 3 Semester 2

Kelas 3 Semester 2 dimana urutannya yang semula menguraikan KD nomor 2.3dimana urutannya yang semula menguraikan KD nomor 2.3 ““ jual  jual beli beli di di lingkungan lingkungan rumah rumah dan dan sekolahsekolah””, baru kemudian pada KD, baru kemudian pada KD selanjutnya dibahas KD nomor 2.4

selanjutnya dibahas KD nomor 2.4 ““sejarah uangsejarah uang.”.” Alangkah lebih runtut jikaAlangkah lebih runtut jika menempatkan

menempatkan ““sejarah uangsejarah uang”” pada KD nomor 2.3 baru kemudianpada KD nomor 2.3 baru kemudian ““ jual  jual belibeli dilingkungan rumah

dilingkungan rumah dan sekolah”dan sekolah” pada KD nomor 2.4. Karena dengan beginipada KD nomor 2.4. Karena dengan begini peserta didik akan lebih mengetahui bagaimana asal usul sejarah uang dengan peserta didik akan lebih mengetahui bagaimana asal usul sejarah uang dengan memahami kegunaan, nilai uang, lalu mengetahui contoh-contohnya dengan memahami kegunaan, nilai uang, lalu mengetahui contoh-contohnya dengan kegiatan jual beli disekitar sekolah maupun rumah. Selain itu terdapat sebaran kegiatan jual beli disekitar sekolah maupun rumah. Selain itu terdapat sebaran materi yang tidak m

materi yang tidak merata, yang erata, yang seharusnya seharusnya sebaran materinya sebaran materinya seimbang terdiriseimbang terdiri dari sejarah, geografi, ekonomi pada setiap kelas. Akan tetapi contohnya pada dari sejarah, geografi, ekonomi pada setiap kelas. Akan tetapi contohnya pada SD kelas V sebagian besar materinya adalah sejarah.

SD kelas V sebagian besar materinya adalah sejarah. 4.

4. Kaitan materi dengan tujuan nasional pendidikanKaitan materi dengan tujuan nasional pendidikan

Tujuan pendidikan sekolah dasar adalah memberikan pengetahuan dan Tujuan pendidikan sekolah dasar adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa dalam mengembangkan kehidupan sebagai keterampilan dasar bagi siswa dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, serta mempersiapkan siswa untuk  pribadi, anggota masyarakat, warga negara, serta mempersiapkan siswa untuk  melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama. Materi yang melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama. Materi yang disampaikan ditujukan hanya untuk kemampuan yang dipersyaratkan oleh disampaikan ditujukan hanya untuk kemampuan yang dipersyaratkan oleh disiplin ilmu saja.

disiplin ilmu saja.

Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SD selanjutnya dpat dikaji Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SD selanjutnya dpat dikaji dalam hal pelaksanaan di

dalam hal pelaksanaan di lapangan, hasil kajian tersebut diantaranya:lapangan, hasil kajian tersebut diantaranya:

a.

a. KeragamanKeragamanPelaksanaanPelaksanaan

Terdapat beragam pelaksanaan KTSP di sekolah-sekolah, khususnya Terdapat beragam pelaksanaan KTSP di sekolah-sekolah, khususnya keragaman dalam pelaksanaan di setiap jenjang. Ada sekolah yang keragaman dalam pelaksanaan di setiap jenjang. Ada sekolah yang melaksanakan sekaligus semua jenjang yaitu di SD langsung dilaksanakan dari melaksanakan sekaligus semua jenjang yaitu di SD langsung dilaksanakan dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 (litbang, 2007:17), ada pula yang berjenjang kelas 1 sampai dengan kelas 6 (litbang, 2007:17), ada pula yang berjenjang dimulai dari kelas dua maupun kelas tiga sampai kelas 6.

dimulai dari kelas dua maupun kelas tiga sampai kelas 6.

b.

b. Struktur KurikulumStruktur Kurikulum

Pelaksanaan

PelaksanaanPembelajaranPembelajaranTematik di kelas I s.d III Tematik di kelas I s.d III tidak berjalan sesuaitidak berjalan sesuai dengan ketentuan Standar Isi, karena guru-guru mengalami kesulitan dalam dengan ketentuan Standar Isi, karena guru-guru mengalami kesulitan dalam menyusun silabus sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi menyusun silabus sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

(19)

Dasar (KD) yang ditetapkan dalam Standar Isi. Selain itu guru-guru mengalami Dasar (KD) yang ditetapkan dalam Standar Isi. Selain itu guru-guru mengalami kesulitan dalam mengalokasikan waktu yang harus dipergunakan dalam kesulitan dalam mengalokasikan waktu yang harus dipergunakan dalam seminggu, karena tidak ada ketentuan alokasi waktu untuk setiap tema yang seminggu, karena tidak ada ketentuan alokasi waktu untuk setiap tema yang ditetapkan. Hal ini disebabkan guru-guru belum memahami esensi dan praktek  ditetapkan. Hal ini disebabkan guru-guru belum memahami esensi dan praktek  pembelajaran tematik (litbang, 2007:12)

pembelajaran tematik (litbang, 2007:12)

c.

c. Beban belajarBeban belajar

Beban belajar untuk kegiatan tatap muka per minggu bagi kelas IV Beban belajar untuk kegiatan tatap muka per minggu bagi kelas IV sampai dengan kelas VI dirasakan kurang, karena perlu penambahan alokasi sampai dengan kelas VI dirasakan kurang, karena perlu penambahan alokasi  jam

 jam belajar belajar untuk untuk mata mata pelajaranpelajaran IlmuIlmu Pengetahuan Sosial. Diusulkan agarPengetahuan Sosial. Diusulkan agar  jumlah jam tatap muka untu

 jumlah jam tatap muka untuk kelas IV s.d VI menak kelas IV s.d VI menambah lama belajar pembah lama belajar per jamr jam pelajaran dari 35 menit menjadi 40 menit tanpa menambah beban belajar pelajaran dari 35 menit menjadi 40 menit tanpa menambah beban belajar tatap muka per minggu.

tatap muka per minggu.

B.

B. Analisis Kajian Standar Isi Jenjang SMP/MTSAnalisis Kajian Standar Isi Jenjang SMP/MTS

Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SMP/MTs menghasilkan Analisis terhadap Standar Isi pada jenjang SMP/MTs menghasilkan permasalaha

permasalahan-permasalahan dalam n-permasalahan dalam beberapa aspek, beberapa aspek, diantaranya:diantaranya: 1.

1. Prinsip Pengembangan KurikulumPrinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta

standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyuspanduan penyusunan kurikulumunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip: yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip: a) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta a) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; b) beragam dan terpadu; c) tanggap terhadap didik dan lingkungannya; b) beragam dan terpadu; c) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; d) relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; d) relevan dengan kebutuhan kehidupan; e) menyeluruh dan berkesinambungan; f) belajar kebutuhan kehidupan; e) menyeluruh dan berkesinambungan; f) belajar sepanjang hayat; g) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan sepanjang hayat; g) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah (Permendiknas RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar

daerah (Permendiknas RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi).Isi).

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum di atas bukanlah hal yang Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum di atas bukanlah hal yang bersifat anti kritik, konsep ideal selalu dipertentangkan dengan fakta di bersifat anti kritik, konsep ideal selalu dipertentangkan dengan fakta di lapangan. Masalah pertama dapat dijumpai pada prinsip poin (a), yang bisa juga lapangan. Masalah pertama dapat dijumpai pada prinsip poin (a), yang bisa juga dikaitkan dengan prinsip poin (b) dan (d). Kasus yang terjadi di daerah dikaitkan dengan prinsip poin (b) dan (d). Kasus yang terjadi di daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat menggugurkan dua point

(20)

Daerah perbatasan terdiri dari populasi penduduk yang berasal dari dua Daerah perbatasan terdiri dari populasi penduduk yang berasal dari dua daerah/dua suku yang berbeda, Jawa dan Sunda. Bahkan bisa jadi suatu daerah daerah/dua suku yang berbeda, Jawa dan Sunda. Bahkan bisa jadi suatu daerah di Jawa Tengah perbatasan mayoritas penduduknya adalah Suku Sunda, sebut di Jawa Tengah perbatasan mayoritas penduduknya adalah Suku Sunda, sebut saja di Kabupaten Brebes khususnya kecamatan Salem, Bantarkawung, dan saja di Kabupaten Brebes khususnya kecamatan Salem, Bantarkawung, dan Buaran. Masalah terjadi ketika muatan lokal yang diberikan di sekolah justru Buaran. Masalah terjadi ketika muatan lokal yang diberikan di sekolah justru adalah Bahasa Jawa. Masyarakat yang mayoritas Suku Sunda akan mengalami adalah Bahasa Jawa. Masyarakat yang mayoritas Suku Sunda akan mengalami kesusahan ketika belajar Bahasa Jawa. Kehidupan sehari-hari mereka kesusahan ketika belajar Bahasa Jawa. Kehidupan sehari-hari mereka menggunakan bahasa ibu, yakni Bahasa Sunda. Secara administratif mereka menggunakan bahasa ibu, yakni Bahasa Sunda. Secara administratif mereka memang termasuk penduduk Jawa Tengah, namun secara budaya mereka adalah memang termasuk penduduk Jawa Tengah, namun secara budaya mereka adalah orang Sunda. Dengan demikian, apakah kurikulum telah disusun berdasarkan orang Sunda. Dengan demikian, apakah kurikulum telah disusun berdasarkan pada potensi peserta didik, perkembangan kebutuhan, dan kepentingan peserta pada potensi peserta didik, perkembangan kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya? Dan, apakah kurikulum telah disusun secara didik dan lingkungannya? Dan, apakah kurikulum telah disusun secara seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah? Serta, apakah seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah? Serta, apakah kurikulum telah dikembangkan secara relevan dengan kebutuhan kehidupan? kurikulum telah dikembangkan secara relevan dengan kebutuhan kehidupan? Hamid Hasan (2008: 110) menyatakan bahwa ide untuk kurikulum (dalam hal Hamid Hasan (2008: 110) menyatakan bahwa ide untuk kurikulum (dalam hal ini KTSP) harus pula memperhatikan kebutuhan daerah, keunggulan dan ini KTSP) harus pula memperhatikan kebutuhan daerah, keunggulan dan kelemahan yang ada di sekitar sekolah baik dalam bidang sosial, budaya, kelemahan yang ada di sekitar sekolah baik dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, kehidupan keagamaan, dan aspek  ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, kehidupan keagamaan, dan aspek  kehidupan lainnya. Ditambahkan juga oleh Hamid Hasan (2008: 112) bahwa kehidupan lainnya. Ditambahkan juga oleh Hamid Hasan (2008: 112) bahwa prinsip pengembangan kurikulum itu merupakan aplikasi dari prinsip prinsip pengembangan kurikulum itu merupakan aplikasi dari prinsip pendidikan yang menghendai agar pendidikan berdasarkan akar budaya dan pendidikan yang menghendai agar pendidikan berdasarkan akar budaya dan tidak mencabut peserta didik

tidak mencabut peserta didik dari lingkungan sosial-budayanya.dari lingkungan sosial-budayanya. Yer J. Thao (2011) menambahkan bahwa:

Yer J. Thao (2011) menambahkan bahwa: “

“ Literacy has a very important role in the public school to give power to Literacy has a very important role in the public school to give power to bicultural and bilingual students, so they can maintain a sense of  bicultural and bilingual students, so they can maintain a sense of  cultural, language, and identity balance between their home culture and  cultural, language, and identity balance between their home culture and  the dominant culture. Bicultural and bilingual students have struggled to the dominant culture. Bicultural and bilingual students have struggled to make a connection through public school literacy programs that have make a connection through public school literacy programs that have been washed to remove cultural identity

been washed to remove cultural identity””..

Secara garis besar, Yer J. Thao menghendaki bahwa dalam penyusunan Secara garis besar, Yer J. Thao menghendaki bahwa dalam penyusunan kurikulum juga harus memperhatikan budaya masyarakat setempat. Kurikulum kurikulum juga harus memperhatikan budaya masyarakat setempat. Kurikulum diharapkan dapat menjadi sarana untuk melestarikan jiwa berbudaya (

diharapkan dapat menjadi sarana untuk melestarikan jiwa berbudaya ( sense of sense of  culture

Referensi

Dokumen terkait

Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat.. Kemampuan tersebut diperlukan

Menentukan media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik mata pelajaran Konstruksi Badan Pesawat Udara untuk mencapai tujuan pembelajaran secara

Data yang disimpan pada mata pelajaran adalah data tentang mata pelajaran yang akan diadakan sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku sekarang, dan mata pelajaran yang

Data untuk mengidentifikasi kesiapan guru mata pelajaran IPS SMP Negeri se-kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara dalam mendukung kurikulum 2013 diungkapkan dengan

Alhamdulillah, atas izin dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS SD/MI Kurikulum 2013

Berdasarkan hasil belajar siswa Kelas V.A SDN 26 Painan dalam mata pelajaran IPS ditemukan bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS masih sangat rendah. Rata-rata

ABSTRAK Relevansi Materi Buku Teks Mata Pelajaran Ekonomi SMA Kelas XI IPS Semester Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP SMA Negeri 1 Padang Oleh: Witria Marta Lenti

Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPS (studi ilmu pengetahuan