• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kesulitan belajar siswa pada mapel ips terpadu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis kesulitan belajar siswa pada mapel ips terpadu"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MAPEL IPS TERPADU KELAS VIII DI SEKOLAH MTs DARUL MUTTAHIDIN JORONG

DESA BERAIM KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

oleh

Muhammad Busairi NIM. 151146045

JURUSAN PENDIDIKAN IPS-EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2020

(2)

ii

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MAPEL IPS TERPADU KELAS VIII DI SEKOLAH MTs DARUL MUTTAHIDIN JORONG

DESA BERAIM KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

oleh

Muhammad Busairi NIM. 151146045

JURUSAN PENDIDIKAN IPS-EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2020

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

(6)

vii MOTTO

ِباَقِعإلٱ ُديِدَش َ َّللَّٱ َّنِإ ۖ َ َّللَّٱ ۟اوُقَّتٱ َو ۚ ِن ََٰوإدُعإلٱ َو ِمإثِ إلْٱ ىَلَع ۟اوُن َواَعَت َلَ َو

Artinya : “ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan ) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada ALLAH, sesungguhnya ALLAH, Amat berat siksanya”. ( QS. Al-maidah Ayat 2 )1

1 Departeman Pendidikan Republik Indonesia, Al-Qur’an dan terjemahnya Juz 1-30, (Surabaya: Tri Mekar). hlm. 106

(7)

viii

PERSEMBAHAN

”Skripsi ini kupersembahkan kedua orang tua saya (Sabini dan Rakyah) dan keluarga yang telah mendukung perjuanganku sehingga saya dapat menyelesaikan ini semua. dan juga teruntuk semua kerabat sahabat yang tak bisa kusebutkan satu-peratuyang telah mensuport saya. Dan juga teruntuk dosen-dosenku di UIN Mataram dan Almamater kebanggaanku UIN Mataram”.

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, rasa puja dan puji syukur yang tak terhingga ku panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat yang telah diberikan dan shalawat serta salam atas junjungan baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan S.1 pada Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.

1. Bapak (Sarbini) dan Ibu (Rakyah) beserta keluarga yang telah memberikan berbagai dukungan dukungan

2. Bapak Dr.Moh Liwa Irrubai S.Ag, M.Pd, sebagai pembimbing I dan Bapak Ahmad Zohdi, M.Ag. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus- menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukanya dalam suasan keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selsai;

3. Bapak H. Ibnu Hizam, M.Pd, selaku ketua jurusan IPS Ekonomi 4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Mataram;

5. Bapak prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram

(9)

x

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.

7. Kepada keluarga besar Madarasah Darul Muttahidin Jorong, yang telah membantu dan memberikan data serta informasi yang di butuhkan penulis.

8. dan seterusnya.

Mataram 2020

Penulis

Muhammad Busairi

(10)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian ... 6

1. tujuan penelitian ... 6

2. mamfaat penelitian ... 6

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 7

1. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

2. Setting Penelitian ... 8

E. Telaah Pustaka ... 8

F. Kerangka Teori ... 10

1. Belajar ... 10

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 14

3. Kesulitan Belajar ... 17

G. Metode Penelitian ... 32

1. Pendekatan Penelitian ... 32

2. Kehadiran Peneliti ... 33

3. Lokasi Penelitian ... 34

(11)

xii

4. Sumber Data... 34

5. Prosedur Pengumpulan Data ... 35

6. Teknis Pengumpulan Data... 38

7. Pengesekan Keabsahan Data ... 39

H. Sistematika Pembahasan ... 40

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 41

A. Deskripsi Lokasi ... 41

1. Letak geografis ... 41

2. Keadaan Siswa di MTs Darul Muttahidin ... 42

3. Keadaan Guru ... 43

4. Struktur Organisasi... 44

5. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 46

B. Keadaan Mutu Ajar di MTs Darul Muttahidin ... 47

C. Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII MTs Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim pada Mata Pelajaran IPS ... 49

D. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII MTs Darul Muttahidin Jorong ... 54

BAB III PEMBAHASAN ... 59

A. Tingkat Keadaan Mutu Ajar di MTs Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim Kecamatan Praya Tengah ... 59

B. Analisis Kesulitan Belajar Yang Di Alami Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII Di MTs Darul Muttahidin ... 61

C. Upaya Yang Dilakuan Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Yang Dialami Peserta Didik ... 67

BAB IV PENUTUP ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

(12)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Simpulan Telaah Pustaka

Tabel 1.2 Daftar Siswa MTs Darul Muttahidin Tabel 1.3 Daftar Guru MTs Darul Muttahidin

Tabel 1.3 Sarana dan prasana MTs Darul Muttahidin

(14)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Kepada Kepala Sekolah Lampiran 2. Pedoman Wawancara Kepada Guru

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Kepada Siswa Lampiran 4. Pedoman Observasi Kegiatan Guru Lampiran 5. Pedoman Observasi Kegiatan Siswa Lampiran 6. Hasil Observasi Guru

Lampiran 7. Hasil Observasi Siswa

Lampiran 8. Hasil Transkip Wawancara Kepala Sekolah Lampiran 9. Hasil Transkipl Wawancara Guru

Lampiran 10. Hasil transkip wawancara siswa Lampiran 11. Dokumentasi

(15)

xvi

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MAPEL IPS TERPADU KELAS VIII DI SEKOLAH MTs DARUL MUTTAHIDIN JORONG

DESA BERAIM KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh

Muhammad busairi NIM. 151146045

ABSTRAK

Abstrak: Tujuan yang ingin dicapai dalam penilitan ini adalah untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa pada mata pelajaran IPS, dan juga untuk mengetahua faktor-faktor yng mempengaruhi kesulitan belajar siswa, serta bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajarn IPS kelas VIII di MTs Darul Muttahidin Jorong, Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dalam memperoleh data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil temuan deari observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah dilaksanakan menyangkut dengan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS menunjukan kesulitan yang dialami siswa adalah sulit dalam memahami materi yang disampaikan guru bidang studi faktor yang mempengeruhi kesulitan belajar siswa adalah Faktor internal diantaranya, kurang memperhatikan materi yang sampaikan guru, minat belajar yang rendah, dan kurangnya fasilitas penunjang dalam pembelajaran serta metode yang digunakan guru dalam pendekatan dan penyampaian materi. Faktor eksternal adalah kurangnya perhatian orrang tua siswa.kondisi lingkunganya.

Kata kunci: Kesulitan belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa kelas VIII.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Dasar 1945 alenia ke-4 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.Usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilakukan melalui pendidikan. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pe ndidikan yang layak. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran.2

Salah satu unsur yang berperan besar terhadap proses dan hasil pendidikan adalah lembaga pendidikan. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peran penting dalam mengembangkan potensi peserta didik. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal, merupakan tempat proses pembelajaran berlangsung.

Proses pembelajaran adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diatur dan diawasi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Namun, kegiatan belajar tidak senantiasa berhasil dan tidak selamanya tujuan pembelajaran itu tercapai dengan baik.

Seringkali ditemukan permasalahan dalam proses pembelajaran yang menyebabkan kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar ini dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2 Achmad Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Semarang: UNNES PRESS, 2010), hlm 139

(17)

2

Faktor penyebab kesulitan belajar pada dasarnya ada dua macam, yaitu faktor internal atau faktor yang berasal dari diri siswa dan faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa.3 Faktor internal meliputi keadaan fisik, keadaan emosi, intelegensi, bakat khusus, perhatian dan kebiasaan belajar, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.4

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kesulitan belajar mempengaruhi hasil belajar siswa, demikian pula yang terjadi di MTs. Darul Muttahidin Jorong di Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah. Siswa mengalami gejala adanya kesulitan belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS. Gejala tersebut ditunjukkan dengan rendahnya nilai atau hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa di sekolah terhadap mata pelajaran adalah dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa, umumnya ditunjukan dalam bentuk nilai.5Sama halnya dalam mata pelajaran IPS .Kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran IPS umumnya ditunjukkan dalam bentuk nilai atau prestasi belajar.

Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa SMP kelas VII, VIII, dan IX. Mata pelajaran IPS memiliki karakteristik yang

3 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Prilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Genesindo, 2004), hlm 79

4 Dinn Wahyudin, Pengantar Pendidikan, (Semarang: Universitas Terbuka Semarang, 2008) hlm 3

5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), hlm 91-92

(18)

3

berbeda dengan disiplin ilmu lain yang kebanyakan bersifat monolitik.6 Pembelajaran IPS adalah gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang biasanya terdiri atas beberapa mata pelajaran seperti Geografi, Sosiologi/Antropologi, Ekonomi, dan Sejarah. Maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan.Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas. Seyogyanya guru dalam pembelajaran IPS dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran, yakni Guru Mata Pelajaran IPS.7

Berdasarkan hasil ovservasi awal yang dilakukan peneliti di MTs Darul Muttahidin Jorong pada hari kamis tanggal 21 Maret tahun 2018 daftar nominatif siswa/i kelas VIII di MTs Darul Muttahidin Jorong yang tercatat sebanyak 16 siwa/i yang terdiri dari 9 siswa dan 9 siswi.8

Hasil wawancara dengan guru pada mata pelajaran IPS di MTs. Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim, Faktor paling berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa disana adalah Faktor Eksternal khususnya pengaruh dari lingkungan pergaulan dan Perkembangan IPTEK seperti sosial media saat ini.

Guru bersangkutan juga menyatakan bahwa kesulitan belajar siswa disana juga dipengaruhi oleh kurangnya media pembelajaran atau sarana pendukung yang dimiliki di MTs Darul Muttahidin Jorong.9

6 Trianto, Model Pembelajaran , (Jakarta: PT PRESTASI PUSTAKARAYA, 2010), hlm 174-175

7 Depdiknas RI 2006, Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS , Edisi Revisi (Jakarta:

Depdiknas, 2006). hlm 19

8Observasi, MTs Darul Muttahidin Jorong, 21 Maret 2018.

9 Lalu Ramli, wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 21 Maret 2018.

(19)

4

Mengingat bahwa peserta didik berkedudukan sebagai objek dalam kegiatan pembelajaran, maka diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik dalam mempelajari IPS .Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar IPS bagi peserta didik di MTs. Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim, Kec. Praya Tengah, Kab. Lombok Tengah, sehingga penulis memberi judul penelitian ini “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di Sekolah MTS Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Tingkat Keadaan Mutu Ajar di MTs Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019?

2. Apa saja kesulitan belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di MTs Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di MTs Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019?

(20)

5 C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut :

a. Untuk Mengetahui Tingkat Keadaan Mutu Ajar di MTs Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019.

b. Untuk Mengetahui Apa Saja Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di MTs Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019.

c. Untuk Mengetahui Apa Saja Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di MTs Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019?.

2. Manfaat Penilitian a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS .

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya bidang pendidikan.

(21)

6 b. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang bermanfaat bagi peneliti saat mengajar kelak.

2) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan kesulitan belajar pada mata pelajaran IPS.

3) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

4) Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam mengevaluasi proses pembelajaran.

5) Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, bermanfaat untuk menambah kepustakaan dan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian yang sejenis.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang lingkup penelitian

Setiap penelitian tentunya terbatas pada suatu ide pokok yang menjadi fokus dalam kajiannya. Batas tersebut memungkinkan untuk tidak terjadinya bias dalam pembahasannya. Adapun penelitian ini dibatasi mengenai faktor-faktor kesulitan belajar siswa dari segi internal dan eksternal pada mata pelajaran IPS di kelas VIII MTs Darul Muttahidin

(22)

7

Jorong Desa Beraim Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok tengah.

2. Setting penelitian

Setting atau lokasi penelitian ini berada di MTs Darul Muttahidin Jorong, Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

E. Telaah Pustaka

1. Skripsi yang berjudul “Korelasi Antara Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas VII di SMPN 2 Sekotong Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Disusun oleh Moh. Muslim Jurusan Pendidikan IPS-Ekonomi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN), 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara perilaku menyimpang dengan kesulitan belajar siswa pada bidang studi IPS kelas VII di SMPN 2 Sekotong tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian studi kasus. Yaitu dengan melakukan tehnik pengumpulan data meliputi:

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian penelitian terjadi perubahan pada diri siswa setelah melakukan perilaku menyimpang menimbulkan terjadinya kesulitan belajar pada siswa itu sendiri.10

10 Moh Muslim, “Korelasi antara Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS Kelas VII di SMPN 2 Sekotong”, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, 2015), hlm. 61

(23)

8

Untuk menghidari kesamaan antara skripsi yang terdahulu dengan yang dilakukan oleh peneliti, maka perlu dijelaskan persamaan dan perbedaannya. Persamaannya adalah sama-sama mengkaji tentang kesulitan belajar siswa SMP/MTs pada bidang studi/mata pelajaran IPS.sedangkan perbedaannya yaitu 1) penelitian yang dilakukan Moh.

Muslim membahas tentang ada atau tidaknya korelasi antara perilaku menyimpang dengan kesulitan belajar siswa, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti di sini adalah tentang analisis faktor-faktor kesulitan belajar siswa. 2) penelitian yang dilakukan Moh. Muslim dilakukan di kelas VII SMPN 2 Sekotong Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu di kelas VIII MTs. Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.

2. SkrIPSi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan dalam Mempelajari Bahasa Arab Bagi Siswa Kelas VII di MTs Satu Atap Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat Tahun Ajaran 2014/2015”.yang disusun oleh Nurul Satryani Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, 2014.

Tujuan penelitian ini dirancang untuk mengetahui: 1) faktor-faktor apa saja penyebab kesulitan mempelajari Bahasa Arab bagi siswa kelas VII MTs Satu Atap Gunung Sari. 2) langkah-langkah apa saja yang

(24)

9

dilakukan dalam mengatasi kesulitan mempelajari Bahasa Arab bagi siswa kelas VII MTs. Satu Atap Gunung Sari.11

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Satryani, terdapat persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dilakukan.

Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang faktor-faktor kesulitan belajar siswa SMP/MTs. Sedangkan perbedaanya adalah 1) Penelitian yang dilakukan Nurul Satryani adalah faktor-faktor kesulitan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Arab bagi siswa kelas VII di MTs Satu Atap, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah faktor-faktor kesulitan belajar dalam mata pelajaran IPS di kelas VIII MTs. Darul Muttahidin Jorong.

F. Kerangka Teori 1. Deskripsi teoritis

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.12 Belajar adalah proses melihat, mengamati

11Nurul Satryani, “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan dalam Mempelajari Bahasa Arab Bagi Siswa Kelas VII di MTs Satu Atap Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat”, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, 2014), hlm. 62

12Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 2

(25)

10

dan memahami sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.13

Menurut Mahmud, belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman.14 Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat.15

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah dan keluarganya sendiri.16

Berdasarkan berbagai pendapat yang disebutkan mengenai belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang berlangsung secara terus menerus yang berdampak pada perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan.

13 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2013) hlm 28

14 Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak, (Jogjakarta: JAVALITERA, 2011) hlm 12

15 Baharudin dan Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008) hlm 11

16 Muhibbin Syah, Psikologi……, hlm 63

(26)

11

Berbicara mengenai perubahan tingkah laku, ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut:17

1) Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Ini berarti satu perubahan yang terjadi menyebabkan perubahan berikutnya dan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya ketika seorang anak belajar menulis, dia mengalami perubahan dari belum bisa menulis menjadi bisa menulis, kemudian perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.Dengan demikian, makin banyak usaha belajar yang dilakukan, maka makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.

17 Slameto, Belajar…., hlm 3-5

(27)

12

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar bersifat menetap. Misalnya kecakapan seseorang dalam bermain piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan makin berkembang kalau terus dipergunakan dan dilatih.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

Ini berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.Dengan demikian perbuatan belajar yang dilakukan seseorang senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

b. Prinsip Belajar

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi lebih luas daripada itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku.

(28)

13

Proses belajar adalah suatu hal yang kompleks, tetapi dapat juga dianalisis dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Prinsip-prinsip itu adalah:18

1) Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan menuntun dalam belajar untuk mencapai harapan-harapan tertentu.

2) Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau buku pelajaran.

3) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

4) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar materi pelajaran yang telah dipelajari dapat dikuasai.

5) Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya.

6) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan.

7) Belajar dikatakan berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke dalam bidang praktek-praktek sendiri-sendiri.

c. Pengertian Ilmu pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan

18 Zainal Aqib, Guru dan Profesionalisme, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm 44-45

(29)

14

satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu- ilmu sosiaL. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial:

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filasafat, dan psikologi sosiaL.19

Pembelajaran IPS dalam setiap jenjang pendidikan tidak serta merta mencakup seluruh cabang-cabang ilmu sosiaL. Cabang ilmu sosial dalam mata pelajaran IPS untuk SD/MI berbeda dengan cabang ilmu sosial dalam mata pelajaran IPS untuk SMP/MTs. Cabang ilmu sosial yang tercakup dalam mata pelajaran IPS untuk SMP/MTs meliputi: Sosiologi, Sejarah, Geografi Dan Ekonomi.20

d. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Setiap mata pelajaran tentu memiliki karakteristik yang membedakannya dari mata pelajaran yang lain. Demikian pula mata pelajaran IPS untuk SMP/MTs. Beberapa karakteristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SMP/MTs. antara lain:

1) Pengetahuan sosial merupakan perpaduan antara sosiologi, geografi, ekonomi dan sejarah.

2) Materi pelajaran pengetahuan sosial berasal dari struktur keilmuan Sosiologi, Geografi, Ekonomi, dan sejarah. Dari struktur-struktur keilmuan itu kemudian dirumuskan materi kajian untuk pengetahuan sosiaL.

19 Trianto, Model Pembelajaran ,Cetakan ke-1 (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007) hlm 124

20Trianto,Model…, hlm121

(30)

15

3) Materi pengetahuan sosial juga menyangkut masalah sosial dan tema-tema yang dikembangkan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Interdisipliner maksudnya melibatkan disiplin ilmu ekonomi, geografi dan sejarah. Multidisipliner maksudnya materi kajian itu mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat.

4) Materi pengetahuan sosial menyangkut peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu dengan prinsip sebab akibat dan kronologis.

Masalah-masalah sosial, dan isu-isu global yang terjadi di masyarakat, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, serta upaya perjuangan untuk survive (mempertahankan hidup), termasuk pemenuhan kebutuhan untuk mencapai kemakmuran serta sistem berbangsa dan bernegara.21

e. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah

21 Depdiknas RI 2006, Panduan…, hlm 2-3

(31)

16

diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:22

1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosiaL.

3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

2. Kesulitan Belajar

a. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan merupakan kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga

22 Trianto, Model…, hlm 128

(32)

17

memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam sebuah proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.23

Kesulitan belajar merupakan suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar identik dengan kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran di sekolah.Siswa diduga mengalami kesulitan belajar apabila tidak dapat mencapai ukuran tingkat keberhasilan belajar dalam waktu tertentu.24

Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu sehingga siswa tidak dapat mencapai ukuran tingkat keberhasilan belajar dalam waktu tertentu.

Berbagai gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar antara lain:

1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas).

2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Semisal ada murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi nilai yang dicapai selalu rendah.

23 Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus, 2010 hlm 25

24 Nini Subini, Mengatasi…, hlm 15

(33)

18

3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar.

4) Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.

5) Menunjukkan stingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri, tersisihkan dan tidak mau bekerja sama, dan sebagainya.

6) Menunjukkan gejala emosional yang tidak wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu, misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan adanya perasaan sedih atau menyesal.25

b. Klasifikasi Kesulitan Belajar

Secara garis besar, kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, (1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan, dan (2) kesulitan belajar akademik.Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosiaL.Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan mencapai prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan.

25 Rochman Natawidjaja, Pengajaran Remidial, (Jakarta: Percetakan Negara RI, 1984) hlm 20

(34)

19

Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, dan/atau matematika.26

c. Faktor-faktor Kesulitan Belajar

Guru professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia menemukan bermacam-macam hal yang menyebabkan siswa belajar. Ada siswa yang belajar karena tuntutan orang tua, ada siswa yang enggan belajar karena pindah tempat tinggal, ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajar topik tertentu, ada pula siswa yang giat belajar karena ia bercita-cita menjadi orang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah dalam belajar merupakan hal yang sangat penting bagi guru dan calon guru.27

Banyak hal yang dapat menghambat dan mengganggu kemajuan belajar, bahkan sering juga terjadi suatu kegagalan. Faktor-faktor yang menjadi kesulitan belajar pada pokoknya dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternaL.28

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri seorang siswa, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan siswa. Faktor internal meliputi (1) faktor biologis, yaitu kesehatan jasmani siswa, (2) faktor psikologis, yaitu intelegensi, perhatian, minat dan bakat serta keadaan emosi siswa dalam belajar.

26 Mulyono Aburrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm 11

27 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm 236 28 Zainal Aqib, Guru…, hlm 62

(35)

20

Sedangkan faktor eksternal meliputi: (1) faktor lingkungan keluarga, yaitu faktor orang tua dan suasana rumah. (2) faktor lingkungan sekolah, yaitu cara penyajian pelajaran oleh guru atau metode mengajar, hubungan guru dengan siswa, hubungan antar siswa, dan kurikulum sekolah, serta sarana dan prasarana pembelajaran. (3) faktor lingkungan masyarakat, yaitu teman bergaul dan lingkungan masyarakat tempat siswa tinggaL.

Segala bentuk faktor-faktor yang menimbulkan adanya kesulitan yang dialami siswa dalam belajar dapat mengakibatkan masalah terhadap keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran.Maka sudah menjadi tugas utama seorang guru untuk menemukan faktor- faktor penyebab kesulitan belajar tersebut dan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan solusi yang tepat atas kesulitan belajar yang dialami oleh siswanya.

Faktor-faktor kesulitan belajar yang telah dijelaskan sebelumnya adalah faktor-faktor kesulitan belajar yang berlaku untuk setiap hal yang berarti belajar.Begitu halnya dalam belajar mata pelajaran di sekolah.Sama halnya dengan faktor-faktor kesulitan belajar secara umum, faktor-faktor kesulitan belajar dalam mata pelajaran IPS juga terdiri dari dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

(36)

21 1) Faktor-faktor Internal

a) Faktor Biologis

Proses belajar seseorang terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/kelainan- kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin.29

Pada dasarnya, faktor kesulitan belajar dari segi kesehatan ini berlaku untuk setiap mata pelajaran, entah itu IPS, IPA , Matematika ataupun mata pelajaran Bahasa. Ketika terjadi gangguan kesehatan tentunya mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan dalam belajar.

b) Faktor Psikologis (1) Faktor Intelegensi

Menurut Wechler, intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. 30 Secara sederhana, intelegensi dapat diartikan sebagai kecerdasan otak. Karena Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi

29 Slameto, Belajar…, hlm 54-55

30 Dimyati dan Mudjiono, Belajar…, hlm 245

(37)

22

lebih berhasil dalam belajar daripada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.31

Hal ini juga berpengaruh dalam mata pelajaran IPS . Siswa yang intelegensinya tergolong rendah dalam mata pelajaran IPS mengakibatkan adanya kesulitan belajar dalam diri siswa tersebut.

(2) Faktor Perhatian

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajarannya tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.32

Begitu pula dalam belajar IPS, jika mata pelajaran IPS bukan menjadi perhatian siswa dalam belajar, maka menimbulkan kebosanan siswa terhadap mata pelajaran IPS itu sendiri. Hal ini akan menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa dalam mempelajari IPS.

(3) Faktor Minat

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,

31 Slameto, Belajar…, hlm. 56

32 ibid.,, hlm. 56

(38)

23

siswa tidak belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.33

Dalam mempelajari IPS , minat siswa sangat menentukan kegiatan atau proses belajar. Ketika minat siswa benar-benar ada dalam mata pelajaran ini, maka kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran IPS dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh siswa. Begitupun sebaliknya, jika minat siswa kurang terhadap mata pelajaran IPS, maka hal itu menyebabkan siswa segan-segan dan tidak memperoleh kepuasan dalam belajar mata pelajaran ini.

(4) Faktor Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah the capacity to learn.Maksudnya, bakat adalah kemampuan untuk belajar. 34 Bakat merupakan hal yang dapt mempengaruhi hasil belajar.Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang dalam mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Dalam pembelajaran mata pelajaran IPS , jika siswa tidak mempunyai bakat dalam mata pelajaran IPS maka menimbulkan kurangnya minat dalam diri siswa untuk

33Ibid.,hlm. 57

34 Slameto, Belajar…, hlm. 57

(39)

24

belajar. Hal itu tentu akan mengakibatkan siswa sulit dalam belajar mata pelajaran IPS.

(5) Faktor Keadaan emosi

Keadaan emosi siswa bisa berarti sikap siswa dalam belajar. Dalam kegiatan belajar, sikap siswa dalam proses belajar, terutama ketika memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar siswa selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika memulai kegiatan belajar.35

Sikap siswa dalam belajar juga merupakan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar dalam belajar IPS .Sikap ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor internal sebelumnya seperti intelegensi, minat dan bakat siswa. Ketiga hal tersebut mempengaruhi sikap belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS .

Setelah beberapa penjelasan tentang faktor-faktor kesulitan belajar mata pelajaran IPS dari segi internal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap hal yang menjadi faktor kesulitan belajar tersebut berkaitan satu sama lain. Faktor-faktor tersebut juga umumnya tidak hanya berlaku untuk mata pelajaran IPS saja, tetapi setiap mata pelajaran juga termasuk.

35 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm 179

(40)

25 2) Faktor-faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan Keluarga (1) Faktor Orang Tua

Ungkapan yang mengatakan bahwa keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama adalah ungkapan yang cocok untuk mengatakan bahwa pengaruh orang tua terhadap kesulitan belajar siswa.Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.36

(2) Faktor Suasana Rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Hal ini menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah (keluyuran), akibatnya belajarnya jadi kacau. Ilustrasi tersebut adalah suasana rumah yang member pengaruh negatif terhadap belajar anak.37

36 Slameto, Belajar…, hlm. 61

37Ibid., hlm. 63

(41)

26

Sebenarnya faktor perhatian orang tua dan suasana rumah berlaku untuk seluruh mata pelajaran, tidak hanya pada mata pelajaran IPS . Namun lebih-lebih dalam mata pelajaran IPS yang ranahnya bersifat sosial, tentu hubungan sosial antara orang tua dan anak sangat mempengaruhi kesulitan belajar seorang siswa sebagai anak.

b) Faktor Lingkungan Sekolah

(1) Faktor Penyajian Pelajaran Oleh Guru

Cara penyajian pelajaran oleh guru dapat disingakat menjadi metode mengajar guru. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula (pengaruh negatif). Misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan pelajaran tersebut secara tidak baik.Hal ini membuat siswa kurang senang terhadap pelajarannya atau gurunya.38

Dalam mata pelajaran IPS , metode mengajar guru sangatlah berpengaruh terhadap belajar siswa. Guru yang tidak begitu ahli atau kurang mampu menyajikan pelajaran yang seharusnya diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran IPS menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa di kelasnya.

38Slameto, Belajar…, hlm. 65

(42)

27

(2) Faktor Hubungan Guru dan Siswa

Dalam hubungan guru dan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika siswa tidak suka terhadap gurunya maka ia akan segan mempelajari mata pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Akibatnya pelajarannya tidak maju.39

Begitu juga dalam pembelajaran mata pelajaran IPS, guru mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswanya menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.

(3) Faktor Hubungan Antar Siswa

Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di sekolah. Suasana lingkungan sosial siswa yang diwarnai dengan perselisihan, salah-menyalahkan dan cerai-berai dapat berpengaruh pada semangat dan proses belajar.

Suasana tersebut dapat menghambat proses belajar.40 (4) Faktor Kurikulum Sekolah

Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan perubahan dan kemajuan masyarakat, karena perubahan dan kemajuan masyarakat harus terjadi, maka perubahan kurikulum juga adalah suatu keharusan. Sebab bilamana kurikulum tidak

39Ibid.,hlm. 66

40Dimyati dan Mudjiono, Belajar…, hlm. 253

(43)

28

mengalami penyesuaian dengan perubahan dan kemajuan masyarakat, maka dipastikan kurikulum tidak mampu memenuhi tuntutan perubahan dan kemajuan tersebut. Hal itu juga berarti bahwa segala sesuatu yang diajarkan di sekolah, tertinggal dengan tuntutan perubahan yang terjadi. 41 Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah itu adalah: (1) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai berubah. (2) Isi pendidikan/pembelajaran berubah. (3) Kegiatan belajar mengajar berubah. (4) Evaluasi belajar berubah.42

Perubahan kurikulum sekolah berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa.Misalkan dalam mata pelajaran IPS , siswa perlu mempelajari cara-cara belajar, buku pelajaran dan sumber belajar yang baru.Dalam hal ini siswa harus menghindarkan diri dari cara-cara belajar yang lama.

Masalahnya terletak pada kebiasaan siswa belajar.

Misalkan sebelumnya siswa terbiasa belajar dengan hanya mendengar penjelasan guru, sekarang siswa dituntut untuk bisa memahami sendiri apa yang ada di buku tanpa perlu mendengarkan penjelasan guru. Hal ini merupakan sebuah kesulitan belajar bagi siswa.

41 Aunurrahman, Belajar…, hlm. 194

42Dimyati dan Mudjiono, Belajar…, hlm. 254

(44)

29

(5) Faktor Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Prasarana dan sarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah dapat mendukung terwujudnya kegiatan belajar siswa.43

Kesulitan belajar yang timbul dalam mata pelajaran IPS dalam hal sarana dan prasarana biasanya terlihat pada ketersediaan bahan ajar dan integrasi antara bahan ajar dan media pembelajaran. Misalnya guru menjelaskan sebuah gambar yang terdapat dalam buku mata pelajaran IPS akan tetapi gambir tersebut tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa melainkan mereka hanya menggambarnya dalam imajinasi mereka sendiri. Ini berarti bahwa bahan ajar dan media pembelajaran tidak tersedia. Hal ini mengakibatkan kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran tersebut.

c) Faktor Lingkungan Masyarakat (1) Faktor Teman Bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga.

Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek

43 Aunurrahman, Belajar..., hlm. 195

(45)

30

pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.44Hal ini seperti ungkapan “Jika kita bergaul dengan penjual parfum maka kita akan ikut wangi”.

Dalam pembelajaran mata pelajaran IPS, dapat diilustrasikan seperti seorang siswa yang kesehariannya bergaul dengan anak yang jarang belajar atau lebih sering belajar mata pelajaran yang lain, maka menimbulkan kesulitan tersendiri bagi siswa tersebut untuk belajar mata pelajaran IPS .

(2) Faktor Lingkungan Tempat Siswa Tinggal

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ.

Akibatnya belajar anak terganggu dan bahkan mereka kehilangan semangat belajar karena perhtian yang semula terpusat pada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.45

Tidak hanya dalam mata pelajaran IPS , kesulitan belajar yang disebabkan oleh masyarakat di lingkungan

44 Slameto, Belajar…, hlm 71.

45ibid., hlm. 71.

(46)

31

tempat siswa tinggal pada seluruh aspek pembelajaran maupun seluruh mata pelajaran.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena data yang diperoleh di lapangan lebih banyak bersifat informasi dan keterangan bukan dalam bentuk symbol dan angka.

Penelitian kualitatif ini adalah “metode penelitian naturalistic (alami) karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah.46

Penelitian kualitatif ini adalah penelitian yang bersifat alami, yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam yang lebih menekankan pada data yang sebenarnya. Di samping itu, data dari penelitian kualitatif ini dinyatakan dalam keadaan sewajarnya, atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak berubah dalam bentuk symbol-simbol atau bilangan.

Jadi dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang diperoleh di lapangan lebih banyak bersifat deskripsi.

Ada beberapa alasan peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti lansung berhadapan dengan individu secara utuh untuk memperoleh data yang

46 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2011), hlm. 8

(47)

32

objektif dan logis sehingga peneliti dapat mengetahui kemampuan ilmu pengetahuan sosial (IPS) di kelas VIII MTs Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2019.

b. Data peneliti inginkan berupa data deskriptif. Untuk membuat gambaran secara sistematis dan factual serta akurat dari data yang di peroleh di kelas VIII MTs Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim Kacamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2019.

2. Kehadiran Peneliti

Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat dan terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap.47Jadi, mengumpulkan data menggunakan penelitian ini tidak boleh sembarangan, tidak cukup hanya dengan mendengar saja atau melihat saja.

Maka dalam melakukan penelitian ini, peneliti hadir langsung dalam rangka menghimpun atau mengumpulkan data, peneliti menemui secara langsung pihak-pihak yang dapat memberikan informasi atau data seperti Kepala Madrasah, Staf-staf, Guru mata pelajaran IPS dan siswa- siswa kelas VII. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai pengamat penuh atas keadaan atau status dari informan yang diketahui.

47 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2012), hlm. 58

(48)

33 3. Lokasi penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu melakukan lokalisasi dan pemilihan kasus untuk situasi atau medan tertentu. Tanpa lokalisasi dan pemilihan kasus, penelitian dengan pendekatan kualitatif tidak akan pernah selesai. Yang dimaksud dengan lokalisasi adalah pemilihan tempat tertentu yang berhubungan secara langsung dengan kasus dan situasi masalah yang diteliti. Peristiwa yang dipandang sebagai masalah, kemungkinan besar berhubungan dengan medan yang ditempuh oleh peneliti.48

Adapun yang dijadikan lokasi penelitian oleh peneliti adalah bertempat di MTs Darul Muttahidin Jorong, Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Siswa kelas VIII di MTs Darul Muttahidin Jorong rata-rata memiliki nilai yang kurang memuaskan pada beberapa mata pelajaran, khususnya di mata pelajaran IPS .

4. Sumber data

a. Sumber data primer

Yang dijadikan sebagai sumber data primer disini adalah:

1) Kepala Madrasah, alasan peneliti memilih kepala madrasah sebagai sumber data karena kepala madrasah mengetahui keadaan atau situasi yang terjadi di sekolah.

48 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi..., hlm 91

(49)

34

2) Staf-staf yang ada di MTs Darul Muttahidin Jorong, karena mereka juga ikut membantu dalam proses belajar mengajar.

3) Guru mata pelajaran IPS , karena dia adalah pengajar dalam mata pelajaran IPS .

4) Siswa-Siswa kelas VIII, karena mereka adalah objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 8 siwa/i yang terdiri dari 9 siswa dan 9 siswi.

b. Sumber data sekunder

Data ini juga merupakan sumber data yang sudah jelas/sumber tertulis yang di peroleh melalui dokumentasi.

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data yang berupa dokumen-dokumen yang dibutuhkan yang ada di MTs Darul Muttahidin Jorong dengan izin dan bimbingan pihak yang berwenang di madrasah tersebut.

5. Prosedur pengumpulan data

Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah Wawancara (interview), Observasi (pengamatan), Dokumentasi. Agar lebih jelasnya peneliti menguraikannya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan.Pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Macam-macam

(50)

35

obsevasi yang dapat dilakukan dalam metode penelitian kualitatif di antaranya adalah: (1) Observasi partisipatif, meliputi peneliti sebagai partisipan yang aktif, peneliti sebagai partisipasi pasif, observasi partisipasi moderat dan observasi partisipasi naturalistik. (2) Observasi terus-terang atau tersamar. Dan (3) Observasi tak berstruktur.49

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipasi pasif (passipe participation) yang dalam mekanismenya peneliti datang ditempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.50Selain itu penelitian ini juga menggunakan observasi terus terang, dimana dalam melakukan pengumpulan data peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian.51

Alasan peneliti menggunakan metode atau teknik observasi partisipasi pasif dalam penelitian ini karena peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS di MTs Darul Muttahidin Jorong, peneliti hanya datang di tempat kegiatan untuk melakukan pengamatan terkait pembelajaran mata pelajaran IPS tersebut. Peneliti juga terus terang kepada sumber data primer dalam melakukan penelitian tentang faktor-faktor kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS sehingga sumber data primer mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktifitas peneliti.Selain itu peneliti juga bisa suatu saat melakukan observasi yang sifatnya tidak terus

49Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi..., hlm. 134-139.

50Ibid., hlm. 139.

51Ibid., hlm 139.

(51)

36

terang atau tersamar kepada sumber data, karena peneliti ingin mencari data yang masih bersifat dirahasiakan.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menyanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden. Caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Wawancara dapat dilakukan dengan pedoman wawancara atau Tanya jawab secara langsung.Pendoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas.

Dalam teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, paling tidak alat bantu yang paling sederhana di antaranya: Pedoman wawancara dan alat perekam.52

Wawancara adalah suatau kegiatan untuk mengumpulkan informasi dari dua orang atau lebih melalui tanya jawab baik secara langsung atau tidak langsung. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara struktur dan tidak terstruktur, dimana wawancara terstruktur adalah peneliti menyiapkan pedoman wawancara untuk mempermudah mendapatkan tujuan dari penelitian ini kemudian wawancara tidak tersetruktur adalah pertanyaan muncul di lapangan dan bebas menayakan mengenai hal yang belum jelas mengenai faktor-faktor kesulitan belajar siswa di MTs. Darul Muttahidin Jorong, Desa Beraim, kec. Praya Tengah, Lombok Tengah

52 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi…., hlm .131-133

(52)

37

Tahun Pelajaran 2019/2020. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala madrasah, staf-staf dan guru mata pelajaran IPS serta siswa- siswa kelas VIII. Wawancara menggunakan pedoman wawancara yang sudah tersedia.

c. Dokumentasi

Metode atau teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti- bukti.Metode ini merupakan metode yang berasal dari sumber non- manusia.53Seperti foto, video, berks-berkas penting dan lain-lain.

Peneliti menggunakan metode dokumentasi dalam mengumpulkan data-data yang di perlukan dalam penelitian ini yakni yang berkaitan dengan proses pembeljaran IPS , dan juga data-data pendukung yang lainya yang perlu juga diuraikan nantinya.

6. Teknis analisis data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga langkah analisis data secara sistematis dan bersamaan, yaitu :

a. Data Reduction (Reduksi Data), adalah bentuk analisis yang mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

53Ibid., hlm.141

(53)

38

b. Data Display (Penyajian Data), Penyajian data yakni penyajian sekumpulan informasi sistematis yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Conclusion Drawing/verification (penarikan kesimpulan), Langkah verifikasi dilakukan sejak permulaan, pengumpulan data, pembuatan pola-pola, penjelasan konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, dan alur sebab akibat serta proposisi.54

7. Pengecekan keabsahan data a. Trianggulasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan gabungan dari trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber yakni peneliti menggunakan obsevasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang berbeda-beda secara serempak.

b. Meningkatkan Ketekunan

Peneliti meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumen- dokumen yang terkait dengan temuan yang diteliti,sehingga dapat diperiksa data yang diperoleh benar/dipercaya atau tidak. Sehingga dengan meningkatkan ketekunan pengamatan dilapangan maka derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula.

54Beni Ahmad Saebani, Metode..., hlm. 96.

(54)

39 H. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang pembahasan ini, maka peneliti menggambarkan secara umum tentang sistematika pembahasan seperti di bawah ini:

1. Bab I merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori metode penelitian dan sistematika pembahasan.

2. Bab II merupakan paparan data dan temuan yang memaparkan tentang seluruh data dan temuan peneliti yang meliputi: gambaran umum, visi dan misi, sarana dan prasarana, struktur organisasi, nama-nama guru yang ada di sekolah serta nama staf-staf (TU), letak geografis.

3. Bab III merupakan pembahasan yang menjelaskan proses analisis terhadap temuan penelitian sebagaimana dipaparkan di bab II berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka teoritik sebagaimana diungkap di bagian pendahuluan.

4. Bab IV merupakan bab yang menyimpulkan isi skripsi dan memberikan saran

Gambar

Tabel 1.1  Simpulan Telaah Pustaka
Gambar 1 : Wawancara dengan Lalu Hairudin kepala sekolah MTs Darul  Muttahidin dan Lalu Ramli guru mata pelajaran IPS di MTs Darul  Muttahidin
Gambar 2 : Wawancara dengan Lalu Hairudin kepala sekolah MTs Darul  Muttahidin dan Lalu Ramli guru mata pelajaran IPS di MTs Darul  Muttahidin
Gambar 3 : Wawancara dengan siswa Lalu Hidayat siswa kelas VIII MTs Darul  Muttahidin tentang kesulitan belajar
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sebagian besar guru IPS di Kecamatan Martapura mengalami kesulitan dalam penguasaan materi yang tergabung dalam IPS, kesulitan

Kukuh Ragil Putro. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang Pada Mata Pelajaran

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 100 % siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep Biologi pada konsep Monera.. Kata kunci : kesulitan belajar,

Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Meningkatkan Pemahaman Materi Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas VIII MTsN Wonorejo Kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di MTs Sains Al-Hadid yaitu

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) pada mata pelajaran IPS kelas VIII MTs

(2) Faktor apa sajakah yang menyebabkan siswa kelas VIII-A MTs Sultan Agung Jabalsari mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar?. Adapun

Berdasarkan hasil temuan peneliti dapat dijelaskan bahwa siswa berprestasi kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP 363 Pondok Petir mengulangi pelajaran dilakukan pada malam hari