• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

5. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah Wawancara (interview), Observasi (pengamatan), Dokumentasi. Agar lebih jelasnya peneliti menguraikannya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan.Pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Macam-macam

35

obsevasi yang dapat dilakukan dalam metode penelitian kualitatif di antaranya adalah: (1) Observasi partisipatif, meliputi peneliti sebagai partisipan yang aktif, peneliti sebagai partisipasi pasif, observasi partisipasi moderat dan observasi partisipasi naturalistik. (2) Observasi terus-terang atau tersamar. Dan (3) Observasi tak berstruktur.49

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipasi pasif (passipe participation) yang dalam mekanismenya peneliti datang ditempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.50Selain itu penelitian ini juga menggunakan observasi terus terang, dimana dalam melakukan pengumpulan data peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian.51

Alasan peneliti menggunakan metode atau teknik observasi partisipasi pasif dalam penelitian ini karena peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS di MTs Darul Muttahidin Jorong, peneliti hanya datang di tempat kegiatan untuk melakukan pengamatan terkait pembelajaran mata pelajaran IPS tersebut. Peneliti juga terus terang kepada sumber data primer dalam melakukan penelitian tentang faktor-faktor kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS sehingga sumber data primer mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktifitas peneliti.Selain itu peneliti juga bisa suatu saat melakukan observasi yang sifatnya tidak terus

49Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi..., hlm. 134-139.

50Ibid., hlm. 139.

51Ibid., hlm 139.

36

terang atau tersamar kepada sumber data, karena peneliti ingin mencari data yang masih bersifat dirahasiakan.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menyanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden. Caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Wawancara dapat dilakukan dengan pedoman wawancara atau Tanya jawab secara langsung.Pendoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas.

Dalam teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, paling tidak alat bantu yang paling sederhana di antaranya: Pedoman wawancara dan alat perekam.52

Wawancara adalah suatau kegiatan untuk mengumpulkan informasi dari dua orang atau lebih melalui tanya jawab baik secara langsung atau tidak langsung. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara struktur dan tidak terstruktur, dimana wawancara terstruktur adalah peneliti menyiapkan pedoman wawancara untuk mempermudah mendapatkan tujuan dari penelitian ini kemudian wawancara tidak tersetruktur adalah pertanyaan muncul di lapangan dan bebas menayakan mengenai hal yang belum jelas mengenai faktor-faktor kesulitan belajar siswa di MTs. Darul Muttahidin Jorong, Desa Beraim, kec. Praya Tengah, Lombok Tengah

52 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi…., hlm .131-133

37

Tahun Pelajaran 2019/2020. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala madrasah, staf-staf dan guru mata pelajaran IPS serta siswa- siswa kelas VIII. Wawancara menggunakan pedoman wawancara yang sudah tersedia.

c. Dokumentasi

Metode atau teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti- bukti.Metode ini merupakan metode yang berasal dari sumber non- manusia.53Seperti foto, video, berks-berkas penting dan lain-lain.

Peneliti menggunakan metode dokumentasi dalam mengumpulkan data-data yang di perlukan dalam penelitian ini yakni yang berkaitan dengan proses pembeljaran IPS , dan juga data-data pendukung yang lainya yang perlu juga diuraikan nantinya.

6. Teknis analisis data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga langkah analisis data secara sistematis dan bersamaan, yaitu :

a. Data Reduction (Reduksi Data), adalah bentuk analisis yang mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

53Ibid., hlm.141

38

b. Data Display (Penyajian Data), Penyajian data yakni penyajian sekumpulan informasi sistematis yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Conclusion Drawing/verification (penarikan kesimpulan), Langkah verifikasi dilakukan sejak permulaan, pengumpulan data, pembuatan pola-pola, penjelasan konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, dan alur sebab akibat serta proposisi.54

7. Pengecekan keabsahan data a. Trianggulasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan gabungan dari trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber yakni peneliti menggunakan obsevasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang berbeda-beda secara serempak.

b. Meningkatkan Ketekunan

Peneliti meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumen- dokumen yang terkait dengan temuan yang diteliti,sehingga dapat diperiksa data yang diperoleh benar/dipercaya atau tidak. Sehingga dengan meningkatkan ketekunan pengamatan dilapangan maka derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula.

54Beni Ahmad Saebani, Metode..., hlm. 96.

39 H. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang pembahasan ini, maka peneliti menggambarkan secara umum tentang sistematika pembahasan seperti di bawah ini:

1. Bab I merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori metode penelitian dan sistematika pembahasan.

2. Bab II merupakan paparan data dan temuan yang memaparkan tentang seluruh data dan temuan peneliti yang meliputi: gambaran umum, visi dan misi, sarana dan prasarana, struktur organisasi, nama-nama guru yang ada di sekolah serta nama staf-staf (TU), letak geografis.

3. Bab III merupakan pembahasan yang menjelaskan proses analisis terhadap temuan penelitian sebagaimana dipaparkan di bab II berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka teoritik sebagaimana diungkap di bagian pendahuluan.

4. Bab IV merupakan bab yang menyimpulkan isi skripsi dan memberikan saran

40 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Deskripsi Lokasi

1. Letak Geografis

Madrasah Tsanawiah Darul Muttahidin Jorong terletak di Dusun Jorong, Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah. Untuk lebih jelasnya lagi letak batas-batas wilayah MTs. Darul Muttahidin Jorong :

a. Sebelah timur : Berbatasan dengan rumah penduduk b. Sebelah selatan : Berbatasan dengan persawahan c. Sebelah utara : Berbatasan dengan rumah penduduk d. Sebelah barat : Berbatasan dengan jalan raya.55

Sekolah MTs. Darul Muttahidin Jorong didirikan pada tanggal 5 Juli tahun 2005 dengan nomor statistik madrasah 121252020201. MTs Darul Muttahidin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang terletak di Dusun Jorong, Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah.

Berdasarkan dari data di atas letak geograrafis MTs. Darul Muttahidin Jorong, dapat dikatakan cukup kondusif untuk mengadakan proses kegiatan belajar dan pembelajaran, karena letaknya yang jauh dari pusat keramian, serta letaknya yang berada tepat dipinggir jalan raya mudah untuk jangkau oleh peserta didik. Keberadaan MTs Darul Muttahidin Jorong yang dekat dengan permukiman penduduk diharapkan

55 Observasi, Letak dan Lokasi Sekolah, 20 November 2019.

41

adanya proses kerja sama yang baik serta dapat memberikan dukungan dalam bermasyarakat diluar sekolah secara lansung.

2. Keadaan siswa di MTs. Darul Muttahidin Jorong

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, peserta didik merupakan salah satu faktor penting, karena berhasil atau tidaknya suatu proses pembelejaran ditentukan oleh siswa itu sendiri. Dalam pelaksanaan suatu proses pembelajaran keberadaan serta peran aktif siswa sangatlah diperlukan. Jumlah siswa dalam satu ruang kelas juga mempengaruhi tingkat keefektifan belajar siswa MTs. Darul Muttahidin. Jumlah peserta didik pada tahun 2019/2020 seluruhnya berjumlah 52 orang. Peserta didik rata-rata berasal dari Desa Beraim dan sebagian besar siswa-siswi MTs.

Darul Muttahidin menggunakan jalan kaki untuk pergi ke madrasah.

Tabel 2.1

Jumlah Siswa MTs. Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Pelajaran 2019/2020

Kelas Banyak Kelas

Banyak Murid

Jumlah Laki-laki Perempuan

VII 1 6 8 14

VIII 1 9 9 18

IX 1 8 12 20

Jumlah Semua 3 23 29 52

Sumber : Papan data keadaan siswa MTs Darul Muttahidin.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah siswa secara keseluruhan di MTs. Darul Muttahidin Jorong, Desa Beraim adalah 52 orang, di mana jumlah siswa laki-laki 23 orang dan jumlah siswa perempuan 29 orang.56

56 Dokumentasi, Data jumlah siswa MTs Darul Muttahidin Jorong, 26 November 2019.

42 3. Keadaan Guru

Guru sebagai pendidik sekaligus panutan merupakan salah satu komponen utama yang dalam suatu lembaga pendidikan, karena tanpa seorang guru suatu proses kegiatan pembelajaran tentunya tidak akan berjalan dengan semestinya. Guru juga merupakan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses pembelajaran, Hal ini dikarenakan guru mempunyai kewajiban membimbing, mendidik, menyajikan dan menjelaskan materi pembelajaran. Guru sebagai tokoh panutan mengarahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, keberadaan guru sebagai tenaga pengajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Dalam hal ini, sangat dibutuhkan keterampilan, kemampuan dan profesionalisme seorang guru dalam menjalankan tugasnya.

Tabel 2.2

Nama Guru di MTs. Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim Tahun Pelajaran

No Nama Tempat/Tanggal Lahir Ket

1 Lalu Hairudin, S.Pd. Jorong, 31/12/1986 2 Lalu Ramli, S.Pd. Beraim, 31/12/1983 3 Lalu Ripaah, S.Pd. Beraim, 31/12/1983 4 Lalu Azhar, Qh Jorong, 01/07/1961 5 L. Abd. Hamid, S.Pd. Jorong, 31/12/1969 6 Lalu Wirajaka, S.Pd. Jorong, 31/12/1985 7 Muzhar, S.Pd Beraim, 31/12/1986 8 Lalu Zamroni, S.Pd. Jorong, 27/06/1988 9 Lalu Abdul Hafiz, S.Pd. Jorong, 04/05/1990 10 Lalu Khaerozi, S.Pd. Jorong, 06/08/1989 11 Lalu Padli, S.Pd.I. Beraim, 31/12/1983

43

No Nama Tempat/Tanggal Lahir Ket

12 L. M. Fathul Aziz, S.Pd.I. Jorong, 31/12/1989 13 Bq. Sri Mardiani, S.Pd. Jorong, 06/04/1992 14 Dewi Rohani S.Pd. Alas, 17/12/1990 15 Lalu Hilman, S.Pd. Senang, 31/12/1991 16 Lalu Rahman H., S.Pd. Jorong, 13/08/1993 17 Lalu Wahyu F., S.Pd. Jorong, 12/03/1995 18 Baiq Ria Ana, S.Pd. Labulia, 14/11/1983 Sumber : Papan data keadaan guru MTs Darul Muttahidin

Berdasarkan table keadaan guru di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah guru/pendidik di MTs. Darul Muttahidin Jorong sebanyak18 orang, 15 laki-laki dan 3 orang perempuan.57

4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi di MTs. Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim Kecamatan Praya Tengah setelah ditinjau beberapa hari berjalan, dapat terbilang cukup baik. Selain tatanan yang jelas dan penempatan masing- masing pendidik disesuaikan secara rapi. Struktur Organisasi di madrasah ini diadakan sejak awal berdirinya hingga saat ini dan mengalami perubahan sesuai kondisi internal madrasah.

Adapun bentuk struktur organisasi saat ini di MTs. Darul Muttahidin Jorong adalah sebagai berikut:

57 Dokumentasi, Data guru/kepegawaian MTs Darul Muttahidin Jorong, 26 November 2019

44

STRUKTUR ORGANISASI

MTs. DARUL MUTTAHIDIN JORONG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

KEPALA MADRASAH LALU HAIRUDIN, S.Pd.

KOMITE MADRASAH LALU RIPAAH, S.Pd.

TATA USAHA LALU WAHYU F., S.Pd.

BENDAHARA BAIQ RIA ANA,S.Pd.

UNIT PERPUSTAKAAN LALU RAMLI, S.Pd.

JABATAN

SKI LALU ZAMRONI, S.Pd.

IPS Terpadu LALU RAMLI, S.Pd.

IPS Terpadu L. ABD. HAMID, S.Pd.

IPA Terpadu MUZAHAR, S.Pd.

Bahasa Indonesia LALU RIPAAH, S.Pd.

Bimbingan Konseling LALU HAIRUDIN, S.Pd.

Fiqih LALU AZHAR, QH.

Aqidah Akhlak LALU PADLI, S.Pd.I.

Mulok/Prakarya BAIQ RIA ANA, S.Pd.

Matematika LALU KHAEROZI, S.Pd.

PKWn LALU WIRAJAKA, S.Pd.

Bahasa Arab

LALU ABDUL HAFIZ, S.Pd.

Qur’an Hadits

LALU ABDUL HAFIZ, S.Pd.

PENJASKES LALU HILMAN, S.Pd.

Matematika LALU RAHMAN H., S.Pd.

Seni Budaya

L. M. FATHUL AZIZ, S.Pd.I.

TIK DEWI ROHANI, S.Pd.

SISWA

MASYARAKAT

Bahasa Inggris BAIQ SRI MARDIANI,

S.Pd.

45 5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Di samping faktor guru dan siswa, ketersediaan dan kelayakan sarana dan prasarana sangat menunjang dalam upaya meningkatkan kelancaran proses pembelajaran. Karena sarana dan prasarana merupakan wadah untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Sementara itu, kondisi sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Darul Muttahidin Jorong dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3

Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim

No Nama Jumlah Keterangan

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

2 Ruang Kelas 3 Baik

3 Ruang Guru 1 Baik

4 Mushalla 1 Baik

5 Perpustakaan 1 Baik

6 Kamar Mandi Siswa 3 Baik

7 Kamar Mandi Guru 2 Baik

8 Lemari 12 Baik

9 Komputer/Laptop 3 Baik

10 Printer 1 Baik

11 Scanner 1 Baik

12 LCD Proyektor - Baik

13 Alat Olahraga - Baik

Dari table di atas, maka bisa dikatakan kelengkapan sarana dan prasarana di MTs. Darul Muttahidin Jorong termasuk kurang memadai, karena ada beberapa sarana dan prasarana yang menurut peneliti sangat penting keberadaannya tetapi tidak tersedia di madrasah ini. seperti LCD, komputer, alat-alat peraga dan lain sebagainya. Hal ini tentu dapat

46

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa termasuk di mata pelajaran IPS Terpadu.

B. Keadaan Mutu Ajar di MTs Darul Muttahidin Jorong

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di MTs Darul Muttahidin Jorong, peneliti mengatakan bahwa keadaan mutu ajar disekolah ini belum mencukupi kriteria di katakan baik karena masih terdapat kekurangan-kurangan dari beberapa aspek yang menyebabkan masih terdapat sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran khusunya pada mata pelajaran IPS.

Kualitas mutu ajar di sekolah dapat di identifikasi melalui prestasi akademik maupun prestasi lainya, serta kelulusan yang relevan dengan tujuan. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas mutu ajar di sekolah ini sebagai berikut: .

1. Peran Kepala Sekolah Terhadap Mutu Pembelajaran

Kepala sekolah selaku pimpinan bertanggung jawab terhadap mutu ajar yang dihasilkan disekolah tersebut. Sebagai pimpinan kepala sekolah harus mampu memfasilitasi terhadap kepentingan-kepentingan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik.

Dari hasil pengamatan peneliti kepala sekolah Darul Muttahidin Jorong, Lalu Hairudin selaku kepala sekolah dengan keterbatasan fasilitas yang ada disekolah selalu mengupayakan yang terbaik terhadap kepentingan-kepentingan guru yang ada disekolah untuk mencapai mutu

47

pembelajaran yang optimaL. Hal ini juga diungkapkan Lalu Hairudin dalam transkip wawancara sebagai berikut :

Saya disini tentunya selalu mengupayakan bagaimana supaya kebutuhan kita bersama disekolah ini dapat terpenuhi agar dapat menghasilkan mutu pembelajaran yang baik namun semua itukan butuh waktu agar semua dapat terpenuhi untuk sekarang ini kita berusaha memaksimalkan apa yang ada saja semoga kedepanya semua dapat terpenuhi.58

2. Kompetensi Guru Terhadap Mutu Ajar Di MTs Darul Muttahidin Jorong Selama melakukan observasi penelitian di MTs Darul Muttahidin Jorong, dari hasil pengamatan peneliti bahwa kompetensi guru pada mata pelajaran IPS belum sepenuhnya menerapkan metode-metode mengajar yang inovatif yang menarik minat siswa untuk belajar seperti memberikan motivasi-motivasi terhadap siswa sebelum memulai proses pembelajaran agar menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Guru ketika memasuki ruang kelas lansung memulai materi pembelajaran hal tentunya juga berdampak terhadap pencapaian hasil proses belajar siswa dan mutu ajar di MTs Darul Muttahidin Jorong. Lalu Ramli mengatakan dalam uraian transkip wawancara sebagai berikut :

Saya mengajar seperti biasa, sebelum memulai proses pembelajaran saya meminta salah satu dari siswa untuk memimpin do’a baru memulai pembelajran59

Dalam hal ini juga sesuai dengan apa yang diungkapkan salah satu siswa yang bernama Lalu Egi Prayadi dalam uraian transkip wawancara sebagai berikut:

58 Lalu Hairudin, wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 26 Nopember 2019.

59 Lalu Ramli, wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 26 Nopember 2019.

48

Peneliti : Kalau pak guru masuk kelas apakah pak guru lansung memulai pelajaranya atau memberikan motivasi dulu?

Siswa : Kalau pak guru masuk kita berdoa dan mulai belajar kak.60

Dari hasil pengamatan peneliti ketika melakukan observasi kelas, peneliti mengungkapkan bahwa ketika guru masuk keruang kelas, guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa dan memulai pembelajaran, guru tidak memberikan motivasi terhadap siswa untuk menarik minat belajar siswa. Sehingga di tengah sampai akhir jam pembalajaran terdapat siswa yang kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru tentu hal ini juga berdampak terhadap hasil dan kualitas mutu ajar disekolah ini.

Hal ini sesuai dengan pendapat sala satu siswa yang bernama Helnawati dengan uraian transkip wawancara sebagai berikut :

Saya suka bosan kak kalau sedang belajar IPS karena materinya banyak sekali saya bingung mau belajar yang mana, apalagi jam belajar siang kak, lagi capek malas untuk belajar.61

Hal yang sama juga diungkapkan salah satu siswa yang bernama Muhammad Danil dengan uraian transkip wawancara sebagai berikut:

Sebenarnya saya suka belajar IPS kak, tetapi tidak tau kenapa lama-lama saya bosan kak, apalagi IPS kan banyak sekali materinya.62

Dari hasil observasi peneliti dalam proses penyampaian materi juga guru pada bidang mata pelajaran IPS masih menggunakan metode lama

60 Lalu Egi Prayadi, wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 3 Desember 2019.

61 Helnawati, wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 3 Desember 2019.

62Muhammad Dani wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 3 Desember 2019.

49

untuk menyampaikan materi, guru masih menggunakan metode ceramah dan sesekali memberikan pertanyaan, guru tidak menggunakan variasi- variasi metode dalam proses penyampain materi agar menarik minat siswa untuk belajar. Hal senada juga diungkapkan salah satu siswa yang bernama Baiq Eliza Aprilia dalam uraian transkip wawancara sebagai berikut

Terkadang saya merasa bosan apalagi kalau saya kurang faham sama maetri yang disampaikan saya meilih untuk diam.63

C. Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Darul Muttahidin Jorong Desa Beraim pada Mata Pelajaran IPS

Berikut ini akan dipaparkan hasil wawancara dan observasi tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII pada Mata Pelajaran IPS di MTs Darul Muttahidin Jorong, yaitu masih banyak siswa yang belum mampu menguasai materi yang telah diajarkan oleh guru, sebagaian nilai dari siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ada di madrasah ini, hal ini juga diungkapkan oleh Lalu Ramli selaku guru Mata Pelajaran IPS kelas VIII di MTs Darul Muttahidin Jorong, sebagai berikut:

Jadi begini mengenai tentang permasalahan kesulitan belajar yang dialami siswa yang ada di kelas VIII ini kenapa nilainya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, ketika guru menyampaikan tentang materi yang dijelaskan ada siswa yang tidak memperhatikan materi yang disampaikan, mereka sibuk sendiri dan menganggu teman lainya, ada juga siswa ketika saya menjelaskan siswa ini diam tapi ketika di tanya kembali tidak bisa menjawab, terus ada juga siswa yang kurang perhatian dari keluarganya atau broken home ibu bapaknya cerai sehingga

63 Baiq Eliza Aprilia, wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 3 Desember 2019.

50

anak ini menjadi kurang terurus, ada juga siswa yang lambat menerima pembelajaran dan kurangnya fasilitas pembelajaran yang ada disekolah ini sehingga semua tidak sepenuhnya tercapai seperti yang kita inginkan.64

1. Siswa kelas VIII MTs Darul Muttahidin Jorong Kesulitan Dalam Memahami Materi Pembelajaran

Dari hasil wawancara dan obervasi siswa kelas VIII di sekolah MTs Darul Muttahidin mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru khususnya pada mata pelajaran IPS hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mampu menjawab tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Lalu Ramli selaku guru pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Muttahidin, dalam uraian transkip wawancara sebagai berikut :

“ Kalau mengenai kesulitan belajar peserta didik kita disini yaitu siswa megalami kesulitan dalam memahami materi yang kita sampaikan hal ini dapat kita lihat dari tugas-tugas evaluasi yang kita berikan banyak dari siswa yang tidak menjawab bahkan tidak mengumpulkan tugas yang saya berikan”65

Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan salah satu siswa yang bernama Lalu hanan dalam uraian transkip wawancara sebagai berikut:

“Saya sulit mengerti kak sama materi yang diajarkan karean materinya banyak sekali yang membuat saya bosan dikelas dan kurang paham sama materi yang disampaikan oleh pak guru”66

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa Lalu Hanan hal ini juga diungkapkan oleh siswa lainya yang bernama Baiq Wiranti Rohmiati

64 Lalu Ramli,wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 21 Nopember 2019.

65 Lalu Ramli,wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 21 Nopember 2019

66 Lalu Hanan, wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 21 Nopember 2019

51

yang mengalami hal serupa yaitu mengalami kesulitan dalam memahami materi yang dissampaikan oleh guru.

2. Fakor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Siswa Di Kelas VIII MTs Darul Muttahidin

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan narasumber dan pengamatan yang telah dilakukan terhadap proses pembelajaran di ruang kelas VIII pada mata pelajaran IPS di Madrasah Darul Muttahidin Jorong bahwa peneliti mengklasifikasi faktor kesulitan yang dialami siswa kelas VIII sebagai berikut:

a. Metode Mengajar Guru

Dari hasil pengamatan peniliti ketika proses pembelajaran di ruang kelas guru menggunakan metode lama yaitu mencatat dan penyampaian materi masih menggunakan metode ceramah. Ketika guru memasuki ruang kelas guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin do’a dan memulai pembelajaran. Hal ini juga sesuai dengan yang di ungkapkan salah satu siswa bernama Lalu Hanan dengan uraian transkip wawancara sebagai berikut:

Peneliti : Bagaimana cara pak guru mengajar dikelas apakah siswa disuruh buat kelompok atau bagaimana ? Jawaban : kalau pak guru masuk seperti biasa kita mencatat baru dijelaskan sama pak guru habis itu dikasih soal, kalau belajar kelompok jarang sekali kak.67

67 Lalu Hanan, wawancara, MTs Darul Muttahidin Jorong, 3 Desember 2019.

Dokumen terkait