• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara proses tanya jawab lisan secara langsung antara dua orang atau lebih untuk mengetahui tanggapan, pendapat, dan motivasi seseorang terhadap suatu obyek yang berhubungan dengan tujuan penelitian (Rosaliza, 2015). Tujuan wawancara yang dilakukan peneliti adalah untuk survei kebutuhan sekolah sehingga peneliti dapat menemukan potensi dan masalah di setiap sekolah.

Indikator dan panduan pertanyaan wawancara dan analisis kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan 3.2.

Tabel 3.1. Indikator Wawancara Analisis Kebutuhan

Aspek Indikator No. Item

Masalah Kendala yang dialami guru 1

Kebutuhan Keinginan guru akan pembelajaran yang lebih baik

2,3,4 Kompetensi

dasar

Materi yang sulit dilaksanakan 5

Perilaku Sikap peserta didik 6

Hasil belajar Proses dan nilai belajar peserta didik 7

Aspek Indikator No. Item Fasilitas Sarana dan prasarana pendukung 8 Harapan Keinginan pembelajaran daring ke depan 9 Tabel 3.2. Panduan Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan

No. Pertanyaan

1. Apa permasalahan yang Bapak/Ibu hadapi selama pembelajaran daring dilakukan?

2. Apa kebutuhan perangkat pembelajaran yang Bapak/Ibu butuhkan untuk mendukung pembelajaran daring?

3. Apa kebutuhan media pembelajaran yang Bapak/Ibu butuhkan untuk mendukung pembelajaran daring?

4. Apa kebutuhan evaluasi pembelajaran yang Bapak/Ibu butuhkan untuk mendukung pembelajaran daring?

5. Menurut Bapak/Ibu apa Kompetensi Dasar (KD) yang sulit diterapkan pada pembelajaran daring?

6. Bagaimana karakteristik peserta didik selama mengikuti pembelajaran daring?

7. Bagaimana hasil belajar peserta didik selama mengikuti pembelajaran daring?

8. Apakah fasilitas untuk guru dan murid tersedia dengan baik dalam menunjang pembelajaran daring? (subsidi kuota – penunjang pembelajaran)

9. Apa harapan Bapak/Ibu terkait penerapan pembelajaran daring ke depannya?

2. Kuesioner Validasi Produk

Kuesioner merupakan teknik yang digunakan peneliti untuk mengukur kualitas produk yang dikembangkan sehingga layak untuk ketahap ujicoba.

Kuesioner diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan guru. Berdasarkan hasil kuesioner peneliti dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan LKPD berbasis POE yang telah dibuat untuk dilakukan perbaikan pengembangan produk.

Indikator validasi produk dapat dilihat pada Tabel 3.3, sedangkan panduan kuesioner para ahli dapat dilihat pada Tabel 3.4-3.6.

32

Tabel 3.3. Indikator Panduan Validasi Produk

Validasi Aspek Poin Penilian No.

Item

Materi Pembelajaran

Kesesuaian materi

Kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan karakteristik peserta didik

1,2,3 (POE) dalam langkah lembar kerja

4,11

Penyajian

 Menyajikan kebenaran fakta, konsep, dan prosedur

 Kegiatan dalam LKPD merangsang keaktifan dan kemampuan berpikir kritis peserta didik peserta didik dalam pembelajaran

 Kebermanfaatan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran

5,6,7,8

Kebahasaan

Informasi tersampaikan dengan jelas dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

9,10

Penampilan visual

Ketepatan penggunaan gambar, tabel, dan video yang digunakan dalam

LKPD serta

mencantumkan sumber

12,13

Media

LKPD Penyajian

 Tampilan background LKPD

 Kelengkapan

penyajian isi dalam LKPD interaktif

1, 3,4

Validasi Aspek Poin Penilian No.

Item

 Kesesuaian

penggunaan jenis dan ukuran huruf

Tampilan visual

Pengggunaan animasi, gambar, dan ilustrasi

2

Aksesibilitas Kemudahan penggunaan dan biaya pembuatan

5,6

Tabel 3.4. Panduan Kuesioner Validasi Ahli Materi

No Aspek Penilaian Skor

1 2 3 4 1. Kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti

(KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

2. Ketercakupan materi dengan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran

3. Kesesuaian materi dengan karakteristik perkembangan peserta didik

4. Ketercakupan kegiatan strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dalam langkah lembar kerja

5. Kebenaran fakta, konsep, dan prosedur 6. Kegiatan dalam LKPD merangsang

keaktifan peserta didik dalam pembelajaran 7. Kegiatan yang disajikan dalam LKPD

merangsang kemampuan berpikir kritis peserta didik

8. Kebermanfaatan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran

9. Kejelasan informasi yang disampaikan 10. Ketepatan pemakaian Bahasa Indonesia

yang baik dan benar

11. Urutan kegiatan pembelajaran tersusun secara terstruktural

12. Ketepatan penggunaan gambar, tabel, dan video yang digunakan dalam LKPD membantu memperjelas materi

13. Kejelasan dalam mencantumkan sumber teks, gambar, dan video.

Tabel 3.5. Panduan Kuesioner Validasi Ahli Media

No Aspek yang Dinilai Skor

1 2 3 4 1. Tampilan background LKPD

2. Kesesuaian pengggunaan animasi, gambar, dan ilustrasi memberikan kemudahan untuk digunakan oleh guru dan peserta didik

6. LKPD dapat disusun secara ekonomis

Tabel 3.6. Panduan Kuesioner Validasi Guru Biologi

No Aspek Penilaian Skor

1 2 3 4 Materi Pembelajaran

1. Kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

2.

Ketercakupan materi dengan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran

3. Kesesuaian materi dengan karakteristik perkembangan peserta didik

4.

Ketercakupan kegiatan strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dalam langkah lembar kerja

5. Kebenaran fakta, konsep, dan prosedur 6. Kegiatan dalam LKPD merangsang

keaktifan peserta didik dalam pembelajaran 7.

Kegiatan yang disajikan dalam LKPD merangsang kemampuan berpikir kritis peserta didik

8. Kebermanfaatan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran

9. Kejelasan informasi yang disampaikan

No Aspek Penilaian Skor 1 2 3 4 10. Ketepatan pemakaian Bahasa Indonesia

yang baik dan benar

11. Urutan kegiatan pembelajaran tersusun secara terstruktural

12.

Ketepatan penggunaan gambar, tabel, dan video yang digunakan dalam LKPD membantu memperjelas materi

13. Kejelasan dalam mencantumkan sumber teks, gambar, dan video.

Media LKPD 14. Tampilan background LKPD

15. Kesesuaian pengggunaan animasi, gambar, dan ilustrasi

16. Kesesuaian penggunaan jenis dan ukuran huruf

17. Kelengkapan penyajian isi dalam LKPD interaktif

18.

Liveworksheet sebagai media LKPD memberikan kemudahan untuk digunakan oleh guru dan peserta didik

19. LKPD dapat disusun secara ekonomis

E. Teknik Analisis Data

Data hasil uji validasi dianalisis dengan teknik yang sesuai dengan jenis datanya.

Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif berupa komentar dan saran yang diberikan oleh para validator. Komentar dan saran yang diberikan oleh para validator dianalisis untuk menentukan kualitas dan kelayakan produk dan menjadi acuan peneliti untuk memperbaiki produk yang didesain.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif dilakukan berdasarkan hasil validasi dari para validator. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menganalisis data berupa angka. Perhitungan hasil data kuantitatif menentukan kualitas dan kelayakan LKPD interaktif. Kriteria penilaian LKPD interaktif yang dikembangkan, yaitu tidak baik/sesuai (1), kurang baik/sesuai (2), baik/sesuai (3), dan sangat baik/sesuai (4).

Panduan penentuan persentase menggunakan skala Likert yang diperoleh dengan cara sebagai berikut.

1) Menentukan skor maksimal

2) Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari setiap validator

3) Menentukan persentase validitas dengan skala Likert

K =

F

X 100%

N.I.R

Keterangan:

K : persentase validitas

F : jumlah seluruh skor responden N : skor tertinggi dalam kuesioner I : jumlah pertanyaan dalam kuesioner R : jumlah responden

Berdasarkan perhitungan rata-rata, peneliti dapat mengetahui kelayakan produk yang dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Rentang skor 1-4

2) Kriteria terbagi atas empat tingkat, yaitu, sangat valid, valid, kurang valid, dan tidak valid

3) Rentang skor terbagi menjadi empat interval. Penentuan tingkat validitas ditentukan menurut kriteria seperti pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Kriteria Penetapan Tingkat Validitas

No Tingkat Pencapaian Kriteria

1 85,01% ≤ persentase hasil ≤ 100% Sangat valid 2 70,01% < persentase hasil ≤ 85% Valid 3 50,01% ≤ persentase hasil ≤ 70% Kurang valid 4 01,00% ≤ persentase hasil ≤ 50% Tidak valid Sumber: Modifikasi Sugiyono (2014) dalam Banjarani et al. (2020)

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini berdasarkan hasil validasi terhadap LKPD interaktif berbasis POE yang dikembangkan. Indikator keberhasilan tersebut sebagai berikut.

1. Kualitas produk LKPD interaktif berbasis POE memperoleh rata-rata persentase dengan kriteria minimal ”valid”.

2. Produk LKPD interaktif berbasis POE layak untuk diujicobakan dengan lingkup terbatas.

38

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan

Kegiatan analisis kebutuhan dilakukan di lima SMA yang sudah ditentukan oleh peneliti. Analisis kebutuhan bertujuan untuk memperoleh informasi terkait kebutuhan guru mata pelajaran biologi selama pembelajaran daring saat pandemi Covid-19.

Peneliti menggunakan metode wawancara yang dibantu dengan lembar daftar pertanyaan.

Peneliti membuat sembilan butir pertanyaan sebagai acuan wawancara yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran daring. Pertanyaan wawancara diajukan kepada guru mata pelajaran biologi di lima SMA yang berbeda yakni SMA K Sang Timur Yogyakarta, SMA N 1 Banguntapan, SMA N 1 Seyegan, SMA N 1 Cangkringan, dan SMA N 2 Ngaglik. Hasil wawancara dengan lima guru mata pelajaran biologi dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan antara lain, guru kurang dapat mengondisikan peserta didik pada saat akan mengikuti pembelajaran di kelas, peserta didik kurang disiplin dan bertanggungjawab dalam hal

pengumpulan tugas, dan fasilitas dan jaringan internet kurang memadai.

Permasalahan yang muncul terkait pembelajaran daring ini adalah kurang adanya perangkat IT baik dari guru maupun peserta didik.

Permasalahan yang muncul terkait pembelajaran daring, yaitu kemampuan guru dan peserta didik dalam

mengoperasikan IT masih kurang, adanya kendala jaringan internet.

Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran daring adalah kemampuan guru da peserta didik dalam mengelola tugas tanpa ada penguatan

No Pertanyaan SMA K Sang

Guru dapat fleksibel memakai perangkat pembelajaran versi lama ataupun baru.

Perlu ditambahkan inovasi dan strategi baru untuk dapat meningkatkan keaktifan peserta didik pada saat mengikuti proses akan dibuat atau dikembangkan. arah yang interaktif sehingga ada media berbasis video khususnya video produk yang orisinil (pendidik yang membuat) agar peserta didik dapat

Guru

membutuhkan suatu

pengembangan media interaktif yang dapat diakses oleh peserta didik dan juga pendidik

Guru

membutuhkan pengembangan media interaktif seperti e-modul, ppt interaktif, dan LKPD interaktif peserta didik dalam melakukan

praktikum secara mandiri di rumah masing-masing.

Guru

membutuhkan media

pembelajaran dua arah yang interaktif sehingga peserta didik tidak bosan saat mengikuti pembelajaran jarak jauh

No Pertanyaan SMA K Sang Sistem Imun di kelas XI.

KD terkait materi virus dikelas X dan materi

pertumbuhan dan perkembangan di kelas XII.

KD yang memiliki rancangan didik kurang disiplin dan kurang serius dalam mengikuti pembelajaran.

Karakteristik peserta didik sangatlah

bervariasi ada yang disiplin dan aktif, ada yang sudah aktif dalam pembelajaran, sudah aktif dalam pembelajaran,

No Pertanyaan SMA K Sang guru dan murid tersedia sudah baik, ada subsidi penunjang pembelajaran (kuota) tetapi, fasilitas yang dimiliki peserta didik cukup bermacam-macam karena mayoritas yang berasal dari berbagai pulau yang memiliki akses internet yang berbeda – beda.

Fasilitas sekolah sudah baik, ada subsidi penunjang rumah yang belum terjangkau sinyal dengan baik.

Fasilitas yang diperoleh pendidik sudah memadai dan mendukung

pembelajaran daring. Tetapi, peserta didik masih mengalami

kesulitan, seperti kesulitan dalam hal memperoleh jaringan internet.

Fasilitas yang diperoleh pendidik sudah memadai dan mendukung

pembelajaran daring. Namun, peserta didik masih mengalami

Peserta didik yang memiliki rumah jauh dari kota, kerap kali mengalami kesulitan dalam memperoleh jaringan internet.

Berdasarkan hasil wawancara dengan lima guru biologi di lima sekolah yang dipilih terdapat kendala atau permasalahan yang sama, yaitu terkait sumber daya manusia (SDM) dan koneksi internet. Hal ini karena sekolah belum siap untuk melaksanakan pembelajaran daring yang diterapkan secara tiba-tiba. Permasalahan sumber daya manusia terjadi karena guru terbiasa melaksanakan pembelajaran secara konvensional di kelas, kemudian beralih menjadi pembelajaran daring berbasis teknologi. Hal ini cukup sulit bagi guru untuk beradaptasi mengingat kemampuan guru mata pelajaran biologi dalam mengoperasikan sistem pembelajaran yang baru masih terbatas.

Setiap guru biologi di lima sekolah menggunakan perangkat dan media pembelajaran yang telah ada, tetapi disesuaikan dengan pembelajaran daring atau membuat perangkat dan media pembelajaran baru untuk menunjang terlaksananya kegiatan belajar mengajar. Penyesuaian merupakan tantangan bagi guru untuk beradaptasi terhadap sistem pembelajaran daring dalam hal penyampaian materi.

Selain itu, guru berharap perangkat atau media lebih interaktif supaya meningkatkan interaksi antara guru dan peserta didik, dan antarpeserta didik pada saat pembelajaran daring.

Semua guru biologi di lima sekolah sangat membutuhkan evaluasi pembelajaran terkait aspek sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Aspek evaluasi yang sangat dibutuhkan guru tersebut berguna untuk memantau peserta didik agar dapat memahami konsep materi lebih dalam. Aspek evaluasi sikap dan keterampilan dalam penerapan pembelajaran daring sangat sulit dilaksanakan karena guru tidak dapat

melihat sikap peserta didik secara langsung seperti saat pembelajaraan offline dan saat pelaksanaan praktikum atau percobaan.

Kompetensi Inti (KI) yang sulit diterapkan saat pembelajaran daring berdasarkan hasil wawancara adalah kompetensi inti keterampilan (KI 4). Hal ini karena KI 4 berkaitan dengan keterampilan peserta didik dalam menerapkan materi yang dipelajari. KI 4 biasanya dilakukan dengan praktikum di laboratorium biologi sekolah. Namun, karena pembelajaran daring peserta didik sulit menerapkan keterampilannya. Selain itu, tidak semua materi dapat diaplikaikan dalam bentuk praktikum karena keterbatasan guru dalam memanfaatkan laboratorium virtual yang banyak tersedia pada mesin pencarian.

Kompetensi dasar yang sulit diterapkan saat pembelajaran daring berdasarkan hasil wawancara adalah materi virus kelas X, materi sistem koordinasi kelas XI, sistem imun kelas XI, dan materi metabolisme kelas XII. Materi-materi tersebut sulit karena dalam penyampaian materinya memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi.

Hal ini karena karakteristik materi yang abstrak, terdapat nama-nama ilmiah dan singkatan yang harus dipahami oleh peserta didik, dan perlu pendampingan secara langsung oleh guru supaya peserta didik lebih mudah menerima dan memahami materi saat pembelajaran.

Terkait karakteristik dan hasil belajar peserta didik di lima sekolah diketahui bahwa peserta didik saat pembelajaran daring lebih pasif. Karakteristik peserta didik yang pasif disebabkan peserta didik merasa saat pembelajaran daring tidak dipantau oleh guru secara langsung sehingga melakukan hal lain saat proses belajar

berlangsung. Selain itu, pembelajaran yang monoton menyebabkan peserta didik merasa bosan karena aktivitas belajar yang padat dan tidak ada teman yang bisa diajak berdiskusi secara langsung sehingga materi yang dipelajari sulit untuk dicerna oleh peserta didik.

Fasilitas yang diterima guru dan peserta didik menunjukkan bahwa semua guru sudah mendapat fasilitas yang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran.

Permasalahan fasilitas yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam memperoleh jaringan internet yang stabil dan ketersediaan kuota selama pembelajaran berlangsung (sebelum adanya bantuan dari pemerintah).

Dokumen terkait