BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Kebutuhan
Langkah awal dalam penelitian pengembangan buku cerita bergambar
tentang variasi gerak lokomotor adalah dengan melakukan analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan ini dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah
pengembangan buku cerita bergambar yang telah dijelaskan pada bab III. Peneliti
melakukan analisis kebutuhan dengan menggunakan observasi dan wawancara.
Peneliti melakukan observasi dan wawancara pada tanggal 7 Februari
2018. Peneliti melakukan observasi dengan mengamati kegiatan membaca kelas
II. Peneliti juga melakukan observasi di perpustakaan untuk mengetahui
ketersediaan buku cerita bergambar di sekolah. Setelah observasi, penulis
melakukan wawancara dengan guru kelas II dan dua siswa kelas II. Wawancara
ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca siswa dan kebutuhan
siswa tentang buku cerita bergambar khususnya yang memuat materi variasi
gerak lokomotor.
4.1.1. Hasil Observasi Analisis Kebutuhan
Observasi berpedoman pada kisi-kisi yang telah dibuat. Peneliti
melakukan observasi berdasarkan sepuluh butir pertanyaan analisis kebutuhan
tentang ketersediaan buku cerita bergambar untuk siswa kelas II, penggunaan
58
pembelajaran membaca, dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca. Butir pertanyaan pertama tentang ketersediaan buku cerita bergambar
di sekolah; butir pertanyaan kedua buku cerita bergambar memuat materi
pelajaran tentang variasi gerak lokomotor; butir pertanyaan ketiga tentang
kondisi buku cerita bergambar; butir pertanyaan keempat tentang buku cerita
bergambar yang siswa baca di sekolah; butir pertanyaan yang kelima tentang
penambahan kosa kata baru melalui buku cerita bergambar; butir pertayaan
keenam pengejaan saat membaca; butir pertanyaan ketujuh tentang kesulitan
membedakan tanda baca; butir pertanyaan kedelapan tentang jenis buku cerita
yang siswa baca; butir pertanyaan kesembilan tentang inisiatif siswa membaca
buku secara mandiri; buitr pertanyaan kesepuluh tentang kemampuan
menjelaskan isi cerita.
Hasil observasi kemudian penulis rangkum sebagai berikut. Buku cerita
bergambar sudah tersedia di perpustakaan dengan kondisi buku bersih dan utuh.
Tetapi, tidak ada buku cerita bergambar yang memuat materi pelajaran kelas II
tentang variasi gerak lokomotor. Siswa kelas II membaca buku cerita yang
terdapat di perpustakan dengan waktu yang berbeda-beda. Hal itu tergantung
pada minat dan keinginan siswa untuk membaca buku cerita. Setelah membaca
buku cerita, terdapat beberapa siswa yang menemukan kosa kata baru. Kemudian
siswa menulis kosa kata tersebut lalu menanyakan pada guru kelas. Masih ada
beberapa siswa yang belum lancara membaca, sehingga mereka harus
mengejanya terlebih dahulu. Siswa sudah dapat membedakan tanda baca yang
59
buku paket yang terdpat di kelas. Di luar jam pelajaran siswa membaca buku
cerita yang terdapat di perpustakaan. Jenis buku cerita yang mereka baca yaitu
kisah nabi, cerita hewan, cerita rakyat, dan cerita petualangan. Buku cerita
tersebut tidak semuanya dilengkapi dengan gambar-gambar.
4.1.2. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara berdasarkan tujuh belas butir soal
analisis kebutuhan dari enam indikator yang dibuat oleh peneliti. Indikator
pertama terdiri dari tiga butir pertanyaan tentang ketersediaan buku cerita
bergambar untuk siswa kelas II. Indikator kedua terdiri dari dua butir pertanyaan
tentang penggunaan buku cerita bergambar untuk siswa kelas II. Indikator ketiga
terdiri dari tujuh butir pertanyaan tentang desain buku cerita bergambar untuk
siswa kelas II. Indikator keempat terdiri dari satu butir pertanyaan tentang
kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran variasi gerak lokomotor.
Indikator kelima terdiri dari tiga butir pertanyaan tentang partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran variasi gerak lokomotor. Indikator yang keenam terdiri
satu butir pertanyaan tentang usaha mengatasi kesulitan yang dialami dalam
pembelajaran variasi gerak lokomotor.
Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan kepada guru kelas II,
peneliti dapat mengetahui bahwa guru belum pernah menjumpai buku cerita
bergambar yang memuat materi variasi gerak lokomotor untuk siswa kelas II SD
di SD Negeri Selomulyo. Buku-buku cerita bergambar yang tersedia hanya
60
yang layak digunakan oleh siswa. Buku masih bersampul rapi dan tidak ada
sobek sama sekali.
Guru jarang memanfaatkan buku cerita bergambar di sekolah pada saat
melaksanakan kegiatan membaca. Guru memilih untuk menggunakan buku
pelajaran karena seluruh siswa sudah mempunyai. Dalam kegiatan membaca,
guru mengajak siswa untuk memilih satu bacaan bersamaan secara bergantian,
setelah membaca, siswa diminta untuk menuliskan beberapa kosa kata baru yang
diperoleh siswa pada saat membaca dan gurupun dapat membantu siswa untuk
menemukan makna dari kosa kata tersebut.
Dalam penentuan desain buku, guru menyarakan beberapa desain yang
disesuaikan dengan kebutuhan anak dan karakteristik anak. Guru menyarankan
buku cerita bergambar menggunakan warna terang untuk sampul dan isi buku,
ukuran buku A4, tokohnya kartun, judul ditulis sebesar mungkin, dilengkapi
dialog yang ditulis dialog yang ditulis dengan huruf yang menarik, serta
penulisan uraian isi dengan menggunakan jenis huruf yang menarik juga.
Guru mengalami kesulitan dalam menumbuhkan minat membaca siswa.
Banyak siswa yang tidak tertarik untuk membaca buku cerita yang tersedia di
sekolah karena kebanyakan buku berisi tulisan saja. Selain itu, guru juga merasa
kesulitan membimbing siswa untuk bisa memahami isi bacaan dengan tepat dan
cepat. Siswa cepat mudah bosan dalam bacaan sehingga siswa belum bisa
mengembangkan kemampuan mereka dalam memahami isi cerita dengan
maksimal. Guru sudah berupaya untuk meningkatkan minat membaca dan
61
membawakan beberapa buku cerita yang ada di rumah wajib dibaca oleh siswa
ketika ada waktu luang. Guru mengajak siswa untuk membaca bacaan secara
bersama ataupun bergantian. Hal tersebut dilakukan oleh guru agar siswa yang
masih kesulitan membaca dapat terbantu dengan temannya yang sudah lancar
membaca.
Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan kepada dua siswa kelas
II, peneliti dapat mengetahui bahwa siswa hanya membacca buku cerita
bergambar yang berjudul Malin Kundang, Si Kancil, Bawang Putih dan Bawang
Merah dan kumpulan Cerita Nabi. Siswa belum pernah menemukan buku cerita
yang memuat materi pelajaran, terutama materi tentang variasi gerak lokomotor.
Siswa merasa bosan membaca buku cerita bergambar yang tersedia di sekolah
karena kurang beragam jenisnya. Hal tersebut membuat siswa hanya dapat
membaca jenis buku cerita yang terbatas. Jika ada kosa kata baru siswa dapat
menuliskan dan menanyakan makna dari kosa kata tersebut kepada guru. Buku
cerita bergambar yang tersedia di SD Negeri Selomulyo memiliki kondisi yang
baik, dimana tidak ada lipatan kertas ataupun sobekan kertas.
Siswa memberikan beberapa saran kepada peneliti dalam membuat
desain buku cerita bergambar. Beberapa saran tersebut dapat dijadikan sebagai
landasan penentu desain buku yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
siswa. Beberapa saran yang diberikan oleh siswa buku cerita bergambar
menggunakan warna terang untuk sampul dan isi buku, ukuran buku A4,
62
dialog yang ditulis dengan huruf yang menarik, serta penulisan uraian isi dengan
menggunakan jenis huruf yang menarik juga.
Siswa masih mengalami kesulitan untuk memahamai isi cerita.
Membaca buku cerita yang berisi banyak tulisan dapat membuat siswa mudah
bosan sehingga siswa merasa semakin sulit untuk memahami isinya. Menurut
siswa, buku cerita bergambar selalu memiliki gambar-gambar yang menarik dan
lucu sehingga siswa tidak bosan membaca dan lebih mudah memahami isi cerita
dengan bantuan gambar. Buku cerita bergambar juga dpat membantu siswa
dalam mengatsi kesulitan memahami isi bacaan dan meningkatkan semangat
siswa dalam melaksanakan pembelajaran membaca.