• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pendekatan Sistem

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan permulaan pengkajian dari suatu sistem. Dalam melakukan analisis kebutuhan ini dinyatakan kebutuhan-kebutuhan yang ada, kemudian dilakukan tahap pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dideskripsikan. Identifikasi ini menyangkut interaksi antara respon yang timbul dari seorang pengambil keputusan terhadap jalannya sistem. Identifikasi ini dapat meliputi hasil suatu survei, pendapat seorang ahli, diskusi, observasi lapang, dan sebagainya.

Identifikasi dari Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Agroindustri Pepaya Gunung dengan Pembiayaan Syariah ini meliputi aktor-aktor dan kebutuhannya yang dijabarkan sebagai berikut:

1) Petani Pepaya Gunung : a) Pendapatan meningkat, b) Harga jual tinggi,

c) Kelangsungan usaha terjamin, d) Kesejahteraan meningkat. 2) Lembaga Keuangan Syariah :

a) Investasi yang dibangun terlepas dari riba dan segala sesuatunya berdasarkan hukum agama Islam,

e) Jaminan kelancaran usaha. 3) Pemerintah :

a) Produk yang dihasilkan bermutu tinggi, b) Memperluas kesempatan kerja,

c) Taraf kehidupan petani meningkat, d) Persaingan tidak sehat terhindari. 4) Konsumen :

a) Harga produk yang terjangkau dan stabil, b) Kualitas produk tinggi dan terjamin, c) Kemudahan memperoleh produk. 5) Agroindustri :

a) Kontinuitas bahan baku terjamin, b) Biaya produksi rendah,

c) Kelangsungan agroindustri terjamin, d) Permintaan pasar terpenuhi,

e) Kelancaran pengembalian pinjaman. 2. Formulasi Permasalahan

Pengembangan usaha pepaya gunung pada saat ini selalu dihadapkan pada berbagai kendala, diantaranya adalah pola pengusahaan pepaya gunung yang masih dilakukan secara konvensional, teknologi budidaya dan pengolahan yang kurang memadahi, perancangan produk yang kurang memadai, metode pemasaran yang sempit dan kurang berkembang, skala usaha yang kecil, tersebar, dan tidak terintegrasi dengan baik. Selain itu, pengembangan agroindustri pepaya gunung dihadapkan kepada berbagai permasalahan seperti terbatasnya informasi tentang potensi nasional dan internasional dalam kemampuan produksi dan permintaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan terbatasnya informasi mengenai pasar potensial Pepaya Gunung. Oleh sebab itu diperlukan suatu kajian secara menyeluruh menyangkut aspek perencanaan dan pengembangan usaha yang diharapkan dapat memberikan solusi atau pemecahan terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi.

Keberhasilan dalam perencanaan proyek memerlukan pengetahuan tentang pengambilan suatu keputusan yang tepat. Dengan mengetahui rencana proyek yang baik maka pemilik modal akan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu apakah ikut serta dalam investasi dengan cara menanamkan modal karena investasi dianggap layak atau tidak melakukan apapun.

Permasalahan yang paling mendasar adalah bagaimana dalam melakukan suatu pembiayaan berdasarkan syariah Islam sehingga kesejahteraan dan kemakmuran pengguna dana dan pemberi dana meningkat. Pada saat ini konsep ekonomi konvensional masih digunakan dalam menentukan kelayakan suatu pendirian industri maupun invetasi dan permasahan yang dihadapi adalah sistem bunga yang memberatkan pengguna modal dan di pihak bank tidak mempedulikan apakah pengguna dana tersebut mengalami kerugian atau mengalami keuntungan.

Perencanaan yang tepat serta terintegrasi dengan baik sangat menentukan keberhasilan pengusaha pepaya gunung. Perencanaan dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor apa saja yang berpengaruh meliputi faktor internal dan eksternal serta asumsi-asumsi untuk masa mendatang. Penggunaan sistem penunjang keputusan diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam menyajikan rangkaian alternatif secara efektif dan akurat. 3. Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut (Eriyatno, 1989). Identifikasi sistem bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sistem yang dikaji. Diagram yang digunakan dalam identifikasi sistem adalah sebagai berikut:

1) Diagram sebab-akibat

2) Diagram input-output

Menurut Eriyatno (1989) hal yang penting dalam identifikasi sistem adalah melanjutkan interpretasi diagram lingkar ke dalam konsep kotak gelap (black box). Marimin (2003) menyatakan bahwa dalam penyusunan kotak gelap, perlu diketahui macam informasi yang dikategorikan menjadi tiga golongan yaitu peubah input, peubah output, dan parameter-parameter yang membatasi struktur sistem. Input terdiri dari dua golongan yaitu eksogen atau yang berasal dari luar sistem (masukan dari ligkungan) dan overt input yang berasal dari dalam sistem dan ditentukan oleh fungsi dari sistem itu sendiri. Sedangkan output terdiri dari dua golongan yaitu output yang dikehendaki dan tidak dikehendaki. Output yang dikehendaki berasal dari dampak yang akan ditimbulkan bersama-sama. Gambar 25 menunjukkan diagram input-output Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Agroindustri Pepaya Gunung dengan Pembiayaan Syariah.

Input terkendali merupakan peubah variabel yang dapat divariasukan dengan tujuan keluaran yang tidak terkendali tidak terjadi. Apabila terjadi output yang tidak dikehendaki maka input terkendali harus diubah besarannya. Input terkendali bersama dengan input tak terkendali dan input lingkungan diproses dalam kotak hitam sistem sehingga menghasilkan output yang dikehendaki.

Input terkendali dalam model perencanaan agroindustri pepaya gunung dengan pembiayaan syariah terdiri atas kebutuhan bahan baku, kapasitas produksi, kebutuhan tenaga kerja, dan mutu produk. Pengendalian input terkendali merupakan langkah kritis untuk mencapai output yang dikehendaki yaitu pangsa pasar yang tinggi, penghasilan meningkat, target pasar terpenuhi, kelangsungan usaha, dan perluasan lapangan kerja. Dengan mengendalikan input terkendali maka diharapkan dapat mencegah timbulnya output yang tidak dikehendaki yaitu kerusakan lingkungan, kredit macet, biaya operasional meningkat, dan pembiayaan tidak menguntungkan.

Input tak terkendali meliputi permintaan pasar, harga bahan baku, harga produk dan tarif utilitas. Input tak terkendali ini akan mempengaruhi sistem dan menentukan terjadinya output yang dikehendaki atau tidak dikehendaki.

Pendapatan Kesejahteraan Permintaan Pasar Terpenuhi Ketersediaan Produk Target Produksi Terpenuhi Target Produksi Kelangsungan Agroindustri Kelayakan Agroindustri Risiko Usaha Penggunaan Manajemen Risiko Pembiayaan Syariah Lembaga Pembiayaan Syariah Bagi Hasil Keuntungan Agroindustri Keuntungan Petani Pasokan Bahan Baku Terjamin Pasokan Bahan Baku Kelangsungan Budidaya

Gambar 25. Diagram input-output Sistem Penunjang Keputusam Perencanaan Agroindustri Pepaya Gunung dengan Pembiayaan Syariah.

Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Agroindustri Carica dengan

Pembiayaan Syariah INPUT LINGKUNGAN 1. Kondisi sosial ekonomi 2. Peraturan pemerintah 3. Kondisi sosial budaya INPUT TIDAK TERKENDALI

1. Permintaan pasar 2. Harga bahan baku 3. Harga produk 4. Tarif utilitas

INPUT TERKENDALI 1. Kebutuhan bahan baku 2. Kapasitas produksi 3. Tenaga kerja 4. Mutu produk

OUTPUT DIKEHENDAKI 1. Pangsa pasar tinggi

2. Penghasilan meningkat 3. Target pasar terpenuhi 4. Kelangsungan usaha 5. Perluasan lapangan kerja

OUTPUT TIDAK DIKEHENDAKI 1. Kerusakan lingkungan

2. Kredit macet

3. Biaya operasional meningkat 4. Pembiayaan tidak

menguntungkan

Dokumen terkait