• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA AIR MINUM 4.6.4.1 ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA AIR MINUM

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

GAMBAR 4.6 JARINGAN AIR BERSIH EKSISTING

4.5.6 ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA AIR MINUM 4.6.4.1 ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA AIR MINUM

4.6.4.1.1 ANALISIS KONDISI PELAYANAN

Dengan keterbatasan kemampuan pendanaan pemerintah dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat, pengembangan pelayanan air bersih harus mengikuti prinsip Dublin-Rio sebagai mana tercantum dalam kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat. Prinsip Dublin-Rio menyatakan bahwa:  Pembangunan dan pengelolaan air harus berdasarkan pendekatan partisipatif,

menyertakan pengguna, perencana dan pembuat kebijakan pada semua tingkatan.  Air adalah sumber terbatas dan rentan, penting untuk menyokong kehidupan,

pembangunan, dan lingkungan.

 Perempuan memainkan bagian penting dalam penyediaan, pengelolaan, dan perlindungan air.

 Air memiliki nilai ekonomi dalam seluruh penggunaannya, dan harus diangap sebagai benda ekonomi.

Secara global, penyediaan air bersih mendapat perhatian khusus. Hal ini dapat terlihat dari kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat melalui Johannesburg Summit pada tahun 2002 yang tertuang dalam Deklarasi Milenium (Millenium Development Goal). Di dalam deklarasi tersebut disepakati untuk mengurangi separuh proporsi penduduk yang tidak dapat atau tidak mampu memperoleh air minum yang sehat pada tahun 2015. di samping itu di dalam Deklarasi Kyoto (World Water Forum, 24 Maret 2003) dinyatakan bahwa:

 Peningkatan akses terhadap air bersih adalah penting bagi pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan dan kelaparan.

 Penambahan investasi pada sektor air minum dan penyehatan lingkungan sangat diperlukan dalam rangka mencapai target pengurangan separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang sehat dan sanitasi dasar dalam tahun 2015.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka analisa proyeksi dan kebutuhan prasarana/sarana air bersih dalam RPIJM ini, terutama diproritaskan pada penduduk yang belum terlayani oleh PDAM dan pada wilayah yang mengalami kesulitan air bersih.

Pelaksanan peningkatan pelayanan dilaksanakan secara bertahap dengan mentargetkan pelayanan 30 % pada awal tahun rencana dan 80 % pada akhir tahun rencana. Rencana persentase dan pentahapan jumlah penduduk yang akan dilayani oleh system penyediaan air minum Kota Muara Bungo Kabupaten Bungo dapat dilihat pada Tabel 4.32 berikut ini.

Tabel 4.32

Jumlah Penduduk Yang Dilayani

No Tahun Jumlah Penduduk Prosen pelayanan Jumlah Penduduk Yang dilayani

1 2008 7112 30 21334

2 2012 79761 40 31904

3 2017 91365 50 45683

4 2022 103979 70 72785

5 2027 117765 80 94212

Sumber : Hasil Analisa Konsultan,2008

4.6.4.1.2 ANALISIS KEBUTUHAN AIR MINUM

Kebutuhan air minum masyarakat didasarkan pada proyeksi penduduk dan kebutuhan rata-rata per orang perhari.

Proyeksi penduduk akan dihitung dalam interval 15 tahun selama periode perencanaan, sedangkan tingkat konsumsi air minum masyarakat dihitung berdasarkan hasil Survey Kebutuhan Nyata dari tingkat pemakaian rata-rata pelanggan serta pola pemakaian air masyarakat. Disamping kepada proyeksi penduduk dan pemakaian rata-rata pemakaian air, kebutuhan air minum masyarakat juga akan dihitung berdasarkan kebutuhan air non domestic, hari maksimum, tingkat pelayanan dan kebocoran.

Berdasarkan uraian diatas klafikasi dan struktur kebutuhan air minum untuk Kabupaten Bungo disajikan dalam Tabel 4.33 berikut ini.

Tabel 4.33

Klasifikasi dan Struktur Kebutuhan Air Kabupaten Bungo

No Parameter Kebutuhan Air

1 Tingkat Pelayanan (Target) 80 % 2 Tingkat Pemakaian Air

- Sambungan Rumah (SR) 130

- Hidran Umum 30

3 Kebutuhan Non Domestik Industri (lt/det/hr) - Besar 1,00 - Sedang 0,50 - Kecil 0,25 Pasar 0,5 Hotel (m3/unit/hr) - Besar 10 – 20 - Kecil 1 – 3

Sosial dan Institusi

- Perguruan Tinggi (m3/unit/hr) 5 – 10

- Sekolah (m3/unit/hr) 2

- Rumah Sakit (m3/unit/hr) 200

- Mesjid (m3/unit/hr) 5

- Kantor (m3/unit/hr) 1

- Asrama (m3/unit/hr) 1

4 Kebutuhan air rata-rata Keb domestic + Non domestik 5 Kebutuhan air maksimum 1,2 x keb rata-rata

6 Kehilangan air 20 %

7 Kebutuhan Jam Puncak 1,8 x Keb rata-rata

Sumber : Laporan Akhir Pilot Project Penyediaan Master Plan Air Minum Di Kabupaten Bungo, 2006

Dengan berdasar pada klasifikasi di atas dengan asumsi kebutuhan air non domestic 20 % dari kebutuhan domestic maka, kebutuhan air minum sampai akhir tahun perencanaan di Kota Muara Bungo disajikan dalam Tabel 4.31.

4.6.4.2 ANALISIS SISTEM PRASARANA DAN SARANA AIR MINUM

Sesuai dengan laporan akhir Pilot Project Penyediaan Master Plan Air Minum Di Kabupaten Bungo tahun 2006, sumber air baku yang direncanakan untuk system penyediaan air minum Kota Muara Bungo Kabupaten Bungo berdasarkan potensi sumber yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun perencanaan adalah air permukaan. Hal tersebut berdasarkan data sumber air yang ada pada daerah rencana yang melihat kemampuan sumber secara :

- Kuantitas Sumber Air

Dimana debit sumber air yang ada dapat memenuhi kebutuhan air baku untuk air minum yang harus lebih besar dari debit maksimum pemakaian air per hari agar ketersediaan air selalu ada.

- Kualitas Sumber Air

Diupayakan kualitas air yang cukup baik, sehingga dapat dilakukan pengolahan sederhana untuk menekan besarnya biaya operasional khususnya untuk kawasan IKK, pedesaan dan kawasan tertinggal.

- Lokasi Sumber Air

Sumber air yang aan dimanfaatkan sebagai air baku air minum diutamakan yang dekat dengan daerah pelayanan, dimana hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya serta kemudahan operasi dan pemeliharaan.

Potensi air baku yang dapat dimanfaatkan untuk system penyediaan air minum di Kota Muara Bungo adalah sumber air dari sungai dengan perkiraan debit 500 – 4000 lt/det. Sistem distribusi direncanakan dengan tujuan agar dapat membagi aliran ke seluruh daerah pelayanan secara merata dan kontinyu. Secara umum system pengaliran dengan pemompaan, gravitasi maupun kombinasi keduanya. Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi topografi daerah pelayanan.

Topografi Kota Mura Bungo sangat variatif, dimana beberapa lokasi cenderung datar tetapi sebagian lagi cenderung berbukit. Hal tersebut membuat system pengaliran Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Muara Bungo tidak homogen.

Pada system distribusi yang akan direncanakan adalah berupa penggantian pipa mengingat kondisi pipa saat ini sudah mulai kropos karena umur pipa sudah mencapai kurang lebih 25 tahun. Selain penggantian pipa perlu dilakukan pula penambahan jaringan pipa tertier ke daerah pelayanan.

Jaringan baru baik berupa jaringan maupun pengembangan, jenisnya harus mengikuti ketentuan seperti yang disyaratkan melalui PP No 16 Tahun 2005 sebagai upaya menjaga kualitas air minum yaitu :

- Diameter 2 inchi ke bawah dari jenis Polyethiline(PE)

- Diamter 3 inchi ke atas dapat menggunakan PVC, GIP, DCIP.

Kebutuhan reservoir di Kota Muara Bungo sampai dengan akhir tahun perencanaan adalah 2000 m3 dengan ketentuan kriteria 15 % dari kebutuhan rata-rata.

4.6.4.3 ANALISIS KEBUTUHAN PROGRAM

Kebutuhan program sesuai dengan Master Plan Air Minum Di Kabupaten Bungo tahun 2006 di Kota Muara Bungo sesuai dengan rencana program jangka menengah disajikan dalam Tabel 4.34 berikut ini.

Tabel 4.34

Kebutuhan Program Jangka Menengah Sistem penyediaan Air Minum Kota Muara Bungo

No Program/Kegiatan Volume Sasaran Keterangan

1 Pembuatan Laboratorium dan Pengadaan Peralatan Laboratorium

1 unit Pemantauan kualitas air PDAM Belum memiliki laboratorium 2 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi

No Program/Kegiatan Volume Sasaran Keterangan

ACP Dia 150 mm ke PVC Dia 200 mm

Distribusi +- 25 tahun

3 Pengadaan dan

pemasangan pipa tertier

Perluasan cakupan pelayanan dan peremajaan pipa tertier yang habis umur teknis

- Pipa HDPE Dia. 110 mm

2000 M

- Pipa HDPE Dia. 90 mm

3500 M

- Pipa HDPE Dia. 63 mm

1000 M

4 Peningkatan kemampuan karyawan

Sumber daya karyawan yang professional dan kompetitif Program Perpamsi, Dep PU dan studi banding PDAM - Pelatihan teknis manajemen dan motivasi 2 orang - Kursus, magang, seminar, dan pendidikan 10 orang 5 Peningkatan Kapasitas pompa

- Pompa intake dari kap 100 ke 200 l/det

2 buah Optimalisasi produksi Submersible Pump - Pompa Distribusi dari

kap 100 ke 100 lt/det

2 buah Optimalisasi Distribusi Submersible Pump 6 Genset

Dokumen terkait