• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

5.2. Analisis Kegiatan Program PUAP (Variabel X)

Tabel 10

Distribusi Responden Berdasarkan Lama Keanggotaan

No Lama Keanggotaan Frekwensi Persen (%)

1. 2. 3.

2 tahun 1tahun

Kurang dari 1 tahun

39 = = 100 = = Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Lama keanggotaan pada tabel 10 dimaksudkan peneliti untuk menganalisis responden berdasarkan rentang waktu keikutsertaan responden sebagai anggota PUAP, dengan pembuktiaan terdaftarnya responden sebagai anggota yang sah penerima Bantuan Langsung Masyarakat PUAP di lembaga-lembaga pemerintah yang sudah ditetapkan, seperti misalnya (dikantor kepala desa, Gapoktan, Kecamtan, Kabupaten, Provinsi, ataupun pusat). Berdasarkan pada tabel distribusi diatas dapat disimpukan, keseluruhan responden (100%) sudah menjadi anggota program PUAP selama 2 tahun, dimulai sejak tahun 2008 sampai pada saat ini.

Tabel 11

Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan Sebagai Anggota Kegiatan

No Keaktifan anggota Frekuensi Persen (%)

1. 2. 3.

Sangat aktif

Kurang begitu aktif Tidak aktif 9 30 = 23,07 76,93 = Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Keaktifan responden sebagai anggota PUAP pada tabel 12 dimaksudkan peneliti untuk menggambarkan jumlah responden yang memberikan antusias terhadap kegiatan program agribisnis. Sebagaimana diketahui pada penjelasan bab sebelumnya, program agribisnis ini tersusun dari 4 rangkaian kegiatan dan terbagi lagi menjadi beberapa sub kerja/kegiatan. Hal ini penting diketahui karena dari keaktifan responden dalam mengikuti seluruh kegiatan program agribisnis, sedikit banyak dapat membantu peneliti mengukur derajat pengaruh terhadap tingkat sosial ekonomi responden. Pada tabel 11 diperoleh sekitar 30 (76,93%) responden yang menyatakan kurang begitu aktif dalam mengikuti kegiatan program agribisnis, sekitar 9 (23,07%) responden yang menyatakan sangat aktif mengikuti penyuluhan agribisnis, dan untuk jawaban tidak aktif, sama sekali responden tidak ada yang memilih. Untuk lebih mengetahui frekuensi kegiatan program agribisnis lebih lanjutnya peneliti menyajikan pada tabel berikutnya.

b. Frekuensi Penyuluhan Kegiatan

Tabel 12

Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan Mengikuti Penyuluhan No Keaktifan mengikuti kegiatan Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat aktif

Kurang begitu aktif Tidak aktif 5 14 20 12,83 35,89 51,28 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Penyuluhan adalah kegiataan ataupun aktivitas yang dilakukan suatu lembaga ataupun perseorangan untuk memberikan informasi ataupun memperkenalkan suatu program inovasi kepada masyarakat. Penyuluhan yang berkelanjutan dan terkontrol sedikit banyak menjamin tercapainya kesuksesan dari program itu sendiri. Tidak menutup kemungkinan, pengaruh dari keaktifan anggota amat penting dalam mewujudkan pencapain tujuan program yang diharapkan. Pada tabel 12 digambarkan begitu minimnya antusias responden mengikuti kegiatan penyuluhan program Puap, terhitung sekitar 5 (12,83%) responden saja yang sangat aktif mengikuti penyuluhan program agribisnis. Selebihnya sekitar 14 (35,89%) responden yang terkadang/jarang aktif dalam mengikuti penyuluhan, dan 20 (51,28%) responden yang sama sekali tidak aktif dalam kegiatan penyuluhan. Pada analisis selanjutnya akan dikemukaan berbagai alasan dan kendala responden tidak mengikuti penyuluhan program agribisnis.

b.1. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Penyuluhan

Berdasarkan data kuesioner dengan meggunakan perhitungan perkiraan, dengan perhitungan 1 tahun = 48 minggu, disubsitusikan dengan arti 1 tahun itu terjadi 48 kali pertemuan atau dalam seminggu ada 1 kali pertemuan. diperoleh bahwa dalam periode 1 tahun, total seluruh (100%) responden hanya mengikuti pertemuan kurang dari 48 kali. Dalam sebulan frekuensi kegiatan penyuluhan hanya berlangsung 1 sampai 2 kali pertemuan, dan untuk keikutsertaan responden dalam kegiatan penyuluhan selama sebulan, mayoritas responden hanya mengikuti 1 kali pertemuan saja, dan terkadang selama sebelum tersebut sama sekali tidak ada pertemuan. Hal ini mengindikasikan bahwa penyuluhan ataupun bimbingan program Puap tidak berjalan secara efektif.

Beberapa faktor penyebab ketidakhadiran ataupun ketidakikutsertaan responden dalam penyuluhan disebabkan mininya informasi yang diterima responden mengenai kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan, belum lagi aktivitas kesibukan masing-masing responden, dan ketidak berfungsiaan dari program penyuluhan itu sendiri yang kurang terkontrol, sebagaimana pernyataan ini diungkapkan oleh beberapa responden.

c) Pengetahuan Petani dan Implementasi Seputar Program PUAP Tabel 13

Distribusi Responden Berdasarkan Implementasi Program PUAP Dalam Kegiatan Pertanian

No. Frekuensi kegiatan Frekuernsi Persen(%)

1. 2. 3. 4kegiatan 2-3kegiatan 1 kegiatan - 4 35 - 10,26 89,74 Jumlah 39 100% Sumber: Kuesioner, 2011.

Berdasarkan tabel 13 dapat disimpulkan, aktivitas pertanian responden tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh kegiatan program agribisnis. Sebagaimana kita ketahui, bahwa program agribisnis tergerak dari 4 rangkaian kerja yaitu: Agribisnis hulu, usaha pertanian primer, Agribisnis hilir, dan kegiatan usaha penunjang yang kesemuanya terbagi lagi kesubkegiatan masing-masing. Menurut informasi responden berdasarkan kuesioner, mayoritas responden lebih memahami program agribisnis sebagai kegiatan pemberian modal untuk usaha pertanian dengan anggaran biaya Rp 2.000.000,00 tiap responden. Kegiatan agribisnis seperti penyediaan kios perlengkapan, pembuatan obat-obatan, lembaga keuangan, penyuluhan teknik pertanian, fasilitas pertanian dan transfortasi mayoritas responden menyatakan kurang begitu mengetahui keberadaannya.

Tabel 14

Distribusi Responden Berdasarkan Pemamfaatan Jasa Kios Agribisnis

No Jawaban Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat sering

Kurang begitu sering Tidak pernah 1 1 37 2,56 2,56 94,88 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Berdasarkan 14 dapat diketahui gambaran jumlah responden yang menggunakan/memamfaatkan jasa kios agribisnis untuk memenuhi kebutuhan seputar pertanian. Dari ke 39 responden sekitar 37 (94,88%) responden menyatakan sama sekali tidak pernah menggunakan jasa kios dari program agribisnis, 1 (2,56%) responden yang menyatakan sangat sering dan 1 (2,56%) responden lagi yang menyatakan kurang begitu sering menggunakan fasilitas kios tersebut. Menurut Informasi peneliti, berdasarkan questioner yang disebarkan mayoritas responden beralasan keberadaan dari kios sebenarnya tidak pernah dijumpai dan tidak pernah hadir didesa Sipogu, sedangkan untuk memenuhi perlengkapan pertanian dan menghemat biaya mayoritas responden menggunakan perlengkapan pertanian yang dibuat mereka sendiri atau membelinya diluaran dengan modal sendiri/pinjaman.

Tabel 15

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Lembaga Keuangan Agribisnis No Keaktifan mengikuti kegiatan Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat aktif

Kurang begitu aktif Tidak aktif 3 1 35 7,69 2,56 89,75 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui gambaran jumlah responden yang memamfaatkan/menggunakan jasa lembaga keuangan dari program agribisnis. Mayoritas responden atau sekitar 35 (89,74%) responden menyatakan sama sekali tidak pernah mengetahui keberadaan dan menggunakan fasilitas lembaga keuangan yang disediakan program agrbisnis, 3 (7,69%) responden yang menyatakan aktif menggunakan lembaga keuangan agribisnis, dan 1 (2,57%) responden yang menyatakan kurang begitu aktif mempergunakannya. Pengaruh keberadaan lembaga keuangan menurut data informasi responden, sebenarnya sangat dibutuhkan anggota penerima Puap untuk memberikan jaminan pinjaman modal, ini disebabkan banyaknya kendala yang sering dialami responden pada proses penanaman, seperti kekurangan akan biaya produksi, keperluan obat/perawatan tanaman. Perlu diketahui, sebagai alternatif tidak jarang responden melakukan pinjaman ke tengkulak- tengkulak, yang biasanya sekali dalam seminggu selalu datang menawarkan jasa pinjaman ke petani desa Sipogu.

Tabel 16

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Transportasi Agribisnis

No Jawaban Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat sering

Kurang begitu sering Tidak pernah 1 1 37 2,56 2,56 94,88 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Transportasi merupakan sarana yang diperlukan oleh manusia untuk melakukan perpindahan dari satu tempat ketempat yang lain. Termasuk didaerah pedesaan sendiri, kebanyakan transportasi diperuntukan dalam proses pengangkutan/memindahkan hasil-hasil pertanian dari desa kekota atapun kepasar. Kelancaran bisnis di desa pada umumnya tidak terlepas dari tersedianya sarana transportasi yang memadai seperti mobil barang/angkut sebagai sarana untuk memudahkan pengaksesan distribusi barang. Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa transportasi yang ditawarkan dari program agrbisnis belum sepenuhnya menyentuh kepentingan dari responden. Mayoritas responden atau sekitar 37 (94,88%) responden menyatakan tidak pernah sama sekali menggunakan jasa transportasi yang disediakan oleh program agribisnis, 1 (2,56%) responden menyatakan sangat sering memamfaatkannya, dan sisanya ada 1 (2,56%) responden lagi yang menyatakan kurang begitu sering/jarang menggunakan fasilitas transportasi milik program agribisnis ini. Perlu diketahui, untuk penjualan hasil-hasil pertanian, mayoritas responden mengatakan lebih memamfaatkan jasa toke ataupun tengkulak yang selalu datang kedesa Sipogu.

Tabel 17

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Alat teknologi Pertanian Agribisnis

No. Jawaban Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat sering

Kurang begitu sering Tidak pernah - 4 35 - 10,26 89,74 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Berdasarkan tabel 17 diketahui mayoritas responden atau sekitar 35 (89,74%) responden belum mendapatkan fasilitas alat-alat teknologi pra panen/panen dan pasca panen yang disediakan oleh program agribisnis, ini dapat dilihat dengan jumlah frekuensi responden lebih banyak menjawab tidak pernah menggunakan alat-alat teknologi yang disediakan oleh program agribisnis. Sisanya ada 4 (10,26%) responden yang menyatakan kurang begitu sering ataupun jarang memamfaatkan jasa teknologi yang ditawarkan program agribisnis. Perlu diketahui, untuk mengolah lahan pertanian mayoritas responden lebih menggunakan alat-alat sendiri meskipun tidak begitu canggih tapi bermamfaat.

Tabel 18

Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan teknik/cara pengolahan Agribisnis dalam Pertanian

No. Jawaban Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat sering

Kurang begitu sering Tidak pernah 2 7 30 5,13 17,95 76,92 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Pengetahuan dan keterampilan pertanian sangat penting dimiliki oleh setiap petani, dikarenakan pengatuhan dan keterampilan mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri. Pengalaman dan keaktifan petani dalam mengikuti berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pertanian memberikan motivasi dan tambahan pengetahuan bagi perkembangan cara dan kreativitas petani. Berdasarkan pada tabel 18 dapat diketahui kegiatan pertanian yang dilakukan mayoritas responden atau sekitar 30 (76,92%) responden tidak sama sekali mengikuti cara ataupun teknik-teknik yang ditawarkan penyuluh program agribisnis, dikarenakan mayoritas responden menyatakan tidak mengetahui adanya pendidikan teknik pengolahan pertanian yang disediakan oleh program agribisnis tersebut. Terlepas dari ada dan tidaknya teknik pengolahan agribisnis, cara dan teknik model sendiri dirasakan sudah cukup mampu untuk mendatangkan hasil panen yang baik.

Tabel 19

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Mesin Pengolah Hasil Mentah Menjadi Produk Jadi

No Jawaban Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat sering

Kurang begitu sering Tidak pernah 1 1 37 2,56 2,56 94,88 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui gambaran jumlah responden yang sering memamfaatkan alat mesin pengolahan hasil panen menjadi produk barang jadi yang ditawarkan oleh program agribisnis dalam mengolah hasil panen. Mayoritas responden atau sekitar 37 (94,88%) responden menyatakan tidak mengetahui tentang kegiatan pengolahan ini. Ketika ditanyakan alasan, mayoritas responden banyak mengeluhkan tentang informasi kegiatan yang kurang dipahami dari penyuluh program agribisnis, sehingga menyebabkan pengetahuan responden tentang program agribisnis hanya terbatas sebagai penerima modal. Perlu diketahui, ketika panen responden lebih memilih menjual hasil pertanian ke pasar atau ke toke-toke untuk dijual, selebihnya dimamfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga.

Tabel 20

Distribusi Responden Berdasarkan Pemamfaatan Jasa Penjualan Agribisnis

No. Jawaban Frekuensi Persen(%)

1 2. 3.

Sangat sering

Kurang begitu sering Tidak pernah 1 4 34 2,56 10,27 87,17 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Penyediaan jasa layanan di desa seperti koperasi wadah penjualan hasil pertanian sangatlah memberikan kemudahan dan keuntungan bagi petani. Menghindarkan petani dari kerugian yang dibawah tengkulak, seperti kita ketahui kebiasan para tengkulak selalu membandrol harga miring dari harga penjualan sebenarnya dipasaran. Didesa Sipogu sendiri fasilitas penjualan hasil panen sebenarnya sudah tersedia sebelum adanya layanan penjualan hasil panen dari agribisnis, dan biasanya ini dimainkan oleh para toke-toke/tengkulak.

Berdasarkan tabel 20 dapat diketahui gambaran responden yang sering menggunakan fasilitas jasa layanan penjualan hasil panen program agribisnis. Didapatkan mayoritas responden atau sekitar 34 (87,17%) responden menyatakan tidak pernah memamfaatkan jasa penjualan dari agribisnis, sisanya ada 4 (10,27%) responden yang menyatakan kurang begitu sering dalam memamfaatkan jasa penjualan agribisnis, dan 1 (2,56%) responden yang menyatakan sering menggunakan jasa penjualan ini. Perlu diketahui untuk menjual hasil panen mayoritas responden lebih memamfaatkan jasa dari toke-toke yang ada di desa Sipogu untuk menjual hasil pertanian, dikarenakan keberadaan dari jasa penjualan agribisnis ini sebenarnya tidak sama sekali ada dan tidak sama sekali berfungsi.

d) Penilaian Petani tentang Program.

Tabel 21

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Mamfaat Dari Program PUAP

No. Jawaban Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat bermamfaat

Kurang begitu bermamfaat Tidak bermamfaat 29 10 - 74,35 25,65 - Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Berdasarkan pada tabel 21 dapat diketahui penilaian dari responden tentang mamfaat dari program agribisnis terhadap kebutuhan pertanian mereka. Data tabel menunjukan perolehan hasil penilaian yang cukup memuaskan untuk mamfaat program Puap, mayoritas responden atau sekitar 29 (74,35%) responden yang menyatakan program agribisnis sangat membantu kebutuhan pertanian mereka, meskipun masih terdapat sekitar 10 (25,65%) responden yang menyatakan kurang begitu merasakan mamfaat program agribisnis ini, tetapi dapat disimpulkan bahwa program agribisnis memang sangat diperlukan oleh responden untuk membantu kebutuhan pertanian. Dengan berbagai alasan yang sudah kita ketahui pada analisi tabel sebelumnya, faktor kendala dari penyuluhan yang dilaksanakan sampai kurangnya pengetahuan petani tentang keberadaan dan cara kerja program agribisnis menjadi alasan kenapa program agribisnis ini dinilai masih kurang bermamfaat bagi responden.

Tabel 22

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Modal Yang Diberikan

No. Jawaban Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat mencukupi

Kurang begitu mencukupi Tidak mencukupi 5 11 23 12,82 28,21 58,97 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Modal dalam usaha tani diartikan sebagai biaya yang digunakan untuk membeli sarana produksi dan untuk membiayai pengeluaran selama kegiatan pertanian berlangsung. Sumber modal dapat diperoleh dari dana sendiri, pinjaman atau kredit pinjaman dari lembaga keuangan formal maupun non formal, hadiah, warisan ataupun berupa kontrak sewa. Untuk program Puap, setiap responden mendapatkan modal sebesar Rp 2.000.000,00 untuk biaya pertanian. Berdasarkan tabel 22 diketahui gambaran penilaian responden terhadap besarnya modal yang diberikan dengan kebutuhan pertanian yang mereka perlukan. Mayoritas responden atau sekitar 23 (58,97%) responden menyatakan modal yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan akan pertanian, sisanya ada 11 (28,21%) responden yang menyatakan kurang begitu mencukupi dan 5 (12,83%) responden yang menyatakan sangat mencukupi. Perlu diketahui, untuk mengatasi masalah kebutuhan akan obat- obatan, alat-alat pertanian dan pupuk, tidak jarang responden melakukan peminjaman kepada tengkulak ataupun toke-toke besar yang berada di desa Sipogu sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan pertanian agar tidak terhenti ditengah jalan.

Tabel 23

Disribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Pelaksanaan Kegiatan PUAP

No. Jawaban Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat sesuai

Kurang begitu sesuai Tidak sesuai 1 31 7 2,56 79,49 17,95 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Berdasarkan tabel 23 dapat diketahui gambaran penilaian responden mengenai kesesuaian implementasi kegiatan program Puap dengan keadaan/kondisi kebutuhan pertanian yang sebenarnya dibutuhkan responden. Mayoritas responden atau sekitar 31 (79,49%) responden menyatakan bahwa program ini kurang begitu sesuai dengan kebutuhan pertanian yang diharapkan, dan 7 (17,95%) responden menyatakan tidak sesuai sama sekali, sisanya 1 (2,56%) responden menyatakan sangat sesuai. Kurang begitu sesuai/tidak sesuai dimaksudkan responden lagi disebabkan berbagai alasan yang terjadi pada pelaksanan program agribisnis, seperti menyangkut lemahnya layanan informasi, kurang paham dan mengertinya responden tentang kerja program, tidak adanya kelengkapan alat-alat pertanian yang dijanjikan, kurang berkompetennya penyuluhan dengan kondisi pertanian dan berbagai faktor lainya yang mungkin bisa terjadi. Hal ini penting sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak pemangku kepentingan dalam mengevaluasi kinerja program agribisnis untuk tahun kedepannya agar lebih baik.

Tabel 24

Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Kemampuan Daya Beli

No. Jawaban Frekuensi Persen(%)

1. 2. 3.

Sangat mampu

Kurang begitu mampu Tidak mampu 1 32 6 2,56 82,06 15,38 Jumlah 39 100 Sumber: Kuesioner, 2011.

Berdasarkan tabel 24 dapat diketahui gambaran penilaian responden mengenai kemampuan program agribisnis dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan daya beli responden. Didapatkan sekitar 32 (82,06%) responden menyatakan bahwa hasil pendapatan pertanian setelah menjadi anggota program agribisnis kurang memberikan atau menutupi kebutuhan ekonomi keluarga. Kurang begitu mampu dimaksudkan responden disini bagaimana hasil pendapatan pertanian yang diperoleh belum mencapai target kesesuaian dengan kondisi perekonomian pada saat ini yang serba mahal, 1 (2,56%) responden yang menjawab sangat mampu membantu daya beli kebutuhan akan rumah tangga, dan sekitar 6 (15,38%) responden yang menjawab tidak mampu sama sekali, ini mengindikasikan bahwa kinerja program agribisnis belum sepenuhnya memberikan mamfaat perubahan secara kolektif. Tetapi bila dibandingkan dengan program yang dulu pernah datang sebelum program agribisnis, program agribisnis masih lebih memberikan peningkatan pendapatan ekonomi rumah tangga dirasakan oleh responden.

5.3. Analisis Sosial Ekonomi Keluarga Responden ( Variabel Y)

Dokumen terkait