• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

2.5.5. Pelaksanan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) merupakan salah satu kegiatan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M) yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian, bertujuan untuk mempercepat tumbuh dan berkembangnya usaha agribisnis dengan sasaran mengurangi kemiskinan dan pengangguran di pedesaan. Pelaksanaan PUAP, dirancang dan dilaksanakan oleh masyarakat secara partisifatif dengan membentuk kelompok tani, terintegrasi dengan kegiatan yang telah ada, ataupun yang dilakukan baik dilingkup Departemen Pertanian maupun Non Departemen Pertanian dan Pemerintah Daerah. Pembinaan kelompok tani pada penerapan sistem agribisnis diarahkan untuk meningkatkan peranan petani dan anggota masyarakat lainya dalam menumbuhkembangkan kerja sama antar petani dan pihak pemangku kepentingan. Dengan pembinaan kelompok tani diharapkan dapat menggali potensi dalam memecahkan masalah usaha pertanian secara efektif dan memudahkan dalam mengakses informasi pasar, teknologi dan sumberdaya lainya.

Pengembangan usaha agribisnis merupakan pembangunan industri pertanian termasuk pengembangan jasa pendukungnya. Dengan kata lain pengembangan usaha agribisnis adalah rangkaian kegiatan mulai dari pabrik dan distribusi produk (alat- alat), sampai bahan untuk pertanian, kegiatan produksi pertanian, pengolahan,

penyimpanan, serta distribusi komoditi pertanian dan barang-barang yang dihasilkanya. Starategi penerapan usaha agribisnis akan melalui beberapa tahap, yaitu: 1. Agribisnis berbasisi sumber daya sebagai faktor produksi dan berbentuk

ekstensifikasi agribisnis dengan dominasi komoditi produk primer.

2. Agribisnis berbasis investasi, melalui percepatan industri pengolahan dari industri hulu serta peningkatan keterampilan sumberdaya manusia.

3. Agribisnis berbasis inovasi pertanian, dimanan komoditi yang diproduksi adalah hasil dari penerapan IPTEK dan tenaga kerja terdidik, yang memiliki nilai tambah yang besar dan tujuan yang lebih luas.

Pengembangan usaha agribisnis di suatu wilayah/pedesaan diasosiasikan sebagai karakter pembangunan pertanian, karena pertanian berada dalam lingkup suatu wilayah atau pedesaan. Pengembangan usaha agribisnis tersebut akan sampai kepada seluruh masalah yang berada di pedesaan atau wilayah pengembangan, dimana pendekatanya adalah potensi pertanian dan masyarakat yang dikelola secara subsektor yang terintegrasi dan sinergis.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, di setiap lokasi Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang meliputi suatu desa atau wilayah, dengan konsep skala ekonomi akan dirancang suatu pengembangan usaha agribisnis. Oleh karena itu diperlukan suatu penyusunan Rancangan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (RPUAP).

RPUAP tersebut diharapkan disusun bersama antara unit kerja terkait (pemangku kepentingan) seperti masyarakat tani dan pelaku agribisnis, berdasarkan masalah dan potensi yang diidentifikasi sebelumnya melalui kegiatan PRA (Participatory Rural Appraisal), RPUAP tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan pegangan bagi pendamping dan pelaksana PUAP di tingkat lapangan.

Terutama dalam aspek merumuskan inovasi teknologi dan kelembagaan serta program dalam kegiatan PUAP. Gabungan kelompok tani sebagai fondasi awal yang dibentuk untuk mendukung langkah awal partisipatif pengembangan masyarakat itu sendiri dalam mengambil kesimpulan dan keputusan yang kolektif dan satu tujuan.

Dengan demikian usaha agribisnis pedesaan akan sampai kepada seluruh masalah yang berada di desa, mulai dari kemiskinan, penganguran, pengembangan pertanian sampai sektor non pertanian (sosial, ekonomi dan sumberdaya lahan). Pendekatan pengembangan usaha agribisnis di pedesaan adalah potensi pertanian yang dikelola secara subsektoral dengan memamfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan dan mengandalkan kepada pelayanan jasa usaha pertanian (input, output dan modal). Kelompok tani yang dibentuk sebagai aktor sistem pengolah pertanian berbasis agribisnis berperan secara kolektif dalam pelaksanaan pengembangan usaha pertanian, dikarenakan potensi kelompok tani lebih dominan memberikan kontribusi perubahan dibanding dilakukan secara individual. Karena agribisnis itu sendiri mencakup beberapa aktivitas pertanian, yang memerlukan tenaga kebersamaan untuk melakukannya termasuk pada proses produksi, penyiangan, distribusi, prosesing,

suplai input, penyedian pelayanan penyuluhan, penelitian atau pengkajian dan

kebijakan lain. Dengan demikian, pengembangan usaha agribisnis terdiri dari beberapa subsitem agribisnis :

1) Agribisnis industri hulu:

Agribisnis industri hulu adalah: industri-industri yang menghasilkan sarana produksi bahan baku pertanian termasuk penyediaan inovasi teknologi pertanian. (benih/bibit, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian, dll).

Agribisnis hulu (up-stream agribisnis), mencakup industri yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian, industri agro otomotif (mekanisasi pertanian),

industtri pengolahan dan industri perbenihan. Pada prinsipnya, agribisnis hulu secara umum adalah membangun industri jasa dan bersifat pendukung dalam pengembangan subsektor on- farm agribisnis maupun industri hilir (down-stream agribisnis). Mamfaat pengembangan sektor industri hulu, memberikan kemudahan bagi petani dalam mengelola agribisnis komoditi unggulan yang dikembangkanya. Berkembangnya subsektor industri hulu, menyebabkan pengelolahan subsektor on-

farm lebih efisien dan dapat meningkatkan produktivitas/produksi komoditi yang

dikembangkan.

Langkah Operasional

• Identifikasi di wilayah/lokasi PUAP, baik tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten mengenai ketersediaan sarana produksi (input) pertanian yang dibutuhkan oleh petani, termasuk agro-kimia (pupuk/pestisida) dan industri benih serta kebutuhan inovasi teknologinya.

• Menyediakan akses bagi para petani/masyarakat tani untuk mendapatkan jasa pelayanan/pengguna untuk kebutuhan petani dalam pengolahan subsitem on- farm nya, termasuk harga dan sistem tata niaga/distribusinya.

• Identifikasi masalah dan kendala yang dihadapi petani untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi.

Dalam kegiatan pengelolahan on-farm, komoditas pertanian banyak yang tergantung pada musim, sehingga ketepatan waktu sesuai dengan kebutuhan maupun jumlah dan jenisnya sangat penting ditinjau dari aspek jasa pelayanan. • Unit-unit industri hulu dikelola secara individu, atau secara kelembagan dalam

memberikan jasa pelayanan kepada para pengguna.

2) Usaha pertanian primer, on farm agribisnis adalah aktivitas/kegiatan nyata

berkelompok dalam suatu kelembagaan. Orientasi pada subsitem on farm adalah keuntungan persatuan luas dan merupakan salah satu komponen rantai dalam sistem agribisnis komoditas unggulan secara keseluruhan. Peningkatan produktivitas dalam kegiatan on-farm agribisnis tergantung pada bahan baku dalam industri pengelolahan (agroindustri). Oleh karena itu rencana pengembangan subsitem on-farm sebagai penghasil bahan baku perlu ditindaklanjuti oleh perkembangan industri pengelolahan atau perluasan pasar.

3) Agribisnis hilir: kegiatan industri yang mengelolah hasil hilir, menjadi produk-

produk olahan antara maupun produk akhir (perdagangan hasil pertanian barang jadi). Mamfaat aktivitas agribisnis hilir adalah untuk meningkatkan nilai tambah dan produk dapat dipasasrkan dengan mudah, peningkatan daya saing, serta menambah pendapatan/kesejahteraan petani dan membuka peluang tenaga kerja.

Langkah operasional

a) Pengidentifikasian ditingkat petani/masyarakat baik secara individu maupun kelembagaan produk hasil yang akan diolah

b) Mengaitkan dengan industri pengolahan (agribisnis hilir) termasuk jasa pelayanan c) Pengembangan informasi agribisnis hilir terutama proses distribusi, inovasi

teknologi pengolahan dan pemasaran hasil. Sistem informasi yang dibangun harus tepat guna dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan baik pemerintah masyarakat umum dan petani.

d) Identifikasi masalah dan kendala yang dihadapi petani dalam pemasaran

4) Kegiatan/usaha jasa penunjang yang menyediakan jasa bagi kegiatan agribisnis

seperti perbankan (simpan-pinjam), transportasi bagi petani untuk memberikan kemudahan dalam mendistribusi barang produksi, penyuluhan teknik pertanian/pendidikan dan keterampilan,

Adapun tujuan dari pengembangan usaha agibisnis ini adalah: 1) Menumbuh kembangkan usaha agribisnis pedesaan 2) Meningkatkan pendapatan petani/pelaku usaha agribisnis 3) Meningkatkan kesempatan kerja di pedesaan.

4) Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

5) Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan (Deptan,2008:13-18).

2.5.6. Indikator keberhasilan PUAP

Dokumen terkait