• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis finansial akan menilai kelyakan usaha ternak kelinci dilihat dari aspek keuangan (finansial). Analisis kelayakan finansial akan memperhitungkan jumlah biaya yang dibutuhkan dalam pendirian dan pengoperasian bisnis serta menfaat yang didapatkan dari usaha ternak kelinci yang dilakukan. Analisis finansial menggunakan kriteria-kriteria investasi meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period. Dalam menganalisis kriteria tersebut digunakan arus kas (cashflow) sehingga dapat diketahui juga manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan usaha ternak kelinci Al-Ittifaq selama umur bisnis lima tahun. Penentuan umur bisnis didasarkan pada umur ekonomis kandang yang merupakan asset terpenting dalam usaha peternakan kelinci. Analisis kelayakan finansial bertujuan menilai usaha dari tiga skenario secara finansial. Skenario I merupakan keadaan rencana peternak menjual kelinci anakan jenis gibas untuk memenuhi permintaan sebatas kelinci gibas. Skenario II merupakan keadaan rencana peternak menjual kelinci anakan jenis satin untuk memenuhi permintaan sebatas kelinci satin. Sedangkan Skenario III merupakan keadaan rencana peternak menjual kelinci anakan jenis gibas dan satin untuk memenuhi permintaan kelinci gibas dan satin.

42

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ternak Kelinci Gibas (Skenario I)

Arus Penerimaan (Inflow)

Skenario I merupakan usaha ternak kelinci yang memiliki orientasi jual berupa kelinci jenis gibas. Kelinci jenis Gibas merupakan kelinci yang paling banyak diminati pasar. Kelinci yang dijual berupa anakan yang sudah lepas sapih yaitu berusia dua bulan. Pada usaha ternak kelinci gibas (skenario I), arus penerimaan terdiri dari penjualan kelinci gibas serta salvage value berupa kelinci afkir dan investasi yang tidak habis masa pakai. Jumlah kelinci indukan yang digunakan dalam usaha ini yaitu sebanyak 117 ekor indukan yang terdiri dari 17 indukan kelinci jantan gibas, 100 indukan kelinci betina gibas. Dengan perbandingan seekor jantan dikawinkan dengan enam betina.

Indukan kelinci betina yang digunakan mampu melahirkan sebanyak enam kali dalam setahun. Setiap kelahiran anak kelinci memiliki tingkat kematian (mortalitas) 40 persen berdasarkan keadaan nyata dilapang sehingga dari sembilan ekor anak kelinci yang dilahirkan hanya lima ekor anak kelinci yang mampu bertahan hidup sampai dijual. Berdasarkan hal itu, setiap ekor indukan betina dalam satu tahun dapat menghasilkan jumlah anak kelinci sebanyak 30 ekor. Namun pada tahun pertama, indukan kelinci betina hanya mampu menghasilkan anak kelinci sebanyak lima kali karena bulan pertama digunakan untuk persiapan bangunan dan kandang kelinci serta persiapan indukan dan perlengkapan lainnya. Pola perkawinan kelinci pun dalam dua bulan dilakukan setiap minggu agar mendapatkan kontinuitas anak kelinci dan kontinuitas penerimaan dari penjualan kelinci.

Harga rata-rata kelinci gibas di Bandung adalah Rp20 000 per ekor, sedangkan harga kelinci afkir dijual Rp12 500 per kilogram bobot hidup dengan bobot hidup rata-rata 2,5 kg. Penerimaan lain yang didapat pada skenario I selain dari penjualan kelinci gibas adalah dari penjualan limbah kelinci berupa urine dan nilai sisa (salvage value). Nilai sisa (salvage value) yang masuk dalam penerimaan usaha ternak kelinci gibas (skenario I) adalah sebesar Rp3 656 250. Nilai sisa diperoleh dari indukan yang telah afkir. Nilai sisa pada usaha ternak kelinci gibas (skenario I) dapat dilihat pada Lampiran 3.

Arus Pengeluaran (Outflow)

Arus pengeluaran pada usaha ternak kelinci gibas terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal usaha untuk membeli perlengkapan bisnis yang akan digunakan pada proses produksi dan memliki manfaat dikemudian hari. Perlengkapan bisnis berupa barang-barang yang memiliki umur pakainya lebih dari satu tahun selama bisnis berlangsung. Biaya operasional yang digunakan dalam bisnis terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam jumlah tetap selama bisnis berlangsung yang tidak mempengaruhi jumlah produksi, sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya bisa berubah- ubah selama bisnis berlangsung dan mempengaruhi jumlah produksi.

• Biaya Investasi

Biaya investasi yang dikeluarkan dalam usaha ternak kelinci gibas meliputi biaya pembelian lahan, bangunan, kandang, indukan, sarang beranak dan peralatan termasuk tempat makan dan tempat minum. Pada usaha ternak kelinci

43 Al-Ittifaq biaya investasi terbesar dikeluarkan untuk biaya kandang dan indukan gibas betina sebesar Rp7 020 000 dan Rp9 000 000. Biaya investasi untuk usaha ternak kelinci gibas pada Pondok Pesantren Al-Ittifaq dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel6Biaya Investasi Usaha Ternak Kelinci Gibas

No. Uraian Satuan Jumlah Umur

Ekonomis (Tahun) Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp) 1. Indukan Gibas Jantan Ekor 17 5 120 000 2 040 000 2. Indukan Gibas Betina Ekor 100 5 90 000 9 000 000 3. Sarang Beranak Unit 100 2 12 000 1 200 000 4. Lahan m2 240 0 18 000 4 320 000 5. Bangunan m2 1 5 4 046 000 4 046 000 6. Kandang Battery Unit 117 5 60 000 7 020 000 7. Peralatan Unit 1 9 116 000 2 491 500 Total 30 117 500

Kelinci indukan yang digunakan dalam usaha ternak ini merupakan indukan yang siap dikawinkan untuk indukan betina umur delapan bulan dan indukan jantan umur satu tahun. Luas lahan yang digunakan untuk usaha ternak kelinci berdasarkan permintaan dengan kapasitas indukan 117 ekor yaitu sekitar 240 m2 dan luas bangunan 240 m2. Kandang yang digunakan merupakan kandang jenis battery yang memiliki ukuran 50 cm x 40 cm x 60 cm.

Barang yang habis masa pakainya akan dilakukan re-investasi. Biaya re- investasi yang dikeluarkan untuk sarang beranak dan peralatan seperti tempat makan dan tempat minum. Sarang beranak memiliki umur ekonomis selama dua tahun, sehingga pada tahun ketiga dilakukan re-investasi sebesar Rp1 200 000 setiap tahunnya. Peralatan seperti tempat makan dan tempat minum memiliki umur ekonomis selama satu tahun, sehingga setiap tahun dari tahun ke-2 sampai tahun ke-5 harus dilakukan re-investasi. Biaya re-investasi yang dikeluarkan untuk peralatan sebesar Rp2 491 500 setiap tahun.

• Biaya Tetap

Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha ternak kelinci gibas meliputi biaya listrik, biaya komunikasi (telepon), biaya pemeliharaan kandang dan gaji karyawan. Biaya listrik rata-rata yang dikeluarkan setiap bulan sebesar Rp25 000. Biaya listrik yang dikeluarkan untuk dua buah lampu yang digunakan di kandang. Biaya komunikasi (telepon) rata-rata dikeluarkan sebesar Rp50 000 setiap bulan. Biaya telepon dikeluarkan karena peternak terkadang melakukan komunikasi lewat telepon kepada pembeli atau konsumen yang menanyakan tentang kelinci yang dijual. Biaya pemeliharaan dikeluarkan setiap bulan rata-rata sebesar Rp144 750. Biaya pemeliharaan kandang diperlukan untuk memperbaiki kandang yang rusak seperti penggantian kawat, bambu atau plastik serta paku yang terlepas. Setiap tahun sekitar 40 persen kandang atau 47 kandang yang harus diperbaiki

44

dari 117 kandang. Biaya tetap juga dikeluarkan untuk karyawan tetap. Pada usaha ternak kelinci Pondok Pesantren Al-Ittifaq karyawan yang bekerja adalah santri. Mereka menjadikan ternak kelinci juga merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran. Sehingga dalam usaha ternak kelinci tersebut terdapat dua orang santri yang bekerja dan masing-masing mendapatkan upah Rp300 000 sebagai uang makan. Sehingga biaya tetap untuk gaji karyawan yang dikeluarkan setiap bulan adalah Rp1 200 000.

• Biaya Variabel

Biaya variabel yang dilakukan dalam usaha ternak kelinci meliputi biaya untuk pakan, obat, vitamin dan sewa mobil. Pakan yang diberikan berupa pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan hijauan berupa limbah atau sisa sayuran dan pakan konsentrat berupa hampas kelapa. Porsi pemberian pakan kepada induk kelinci berbeda dengan anak kelinci. Seekor induk kelinci diberikan pakan hijauan 0.75 kg/hari dan pakan konsentrat 100 gr/hari sedangkan seekor anak kelinci gibas pada usia 1.5 bulan sampai dua bulan hnya diberikan pakan konsentrat sebanyak 10 gr/hari karena belum dapat makan dengan sempurna.. Pakan konsentrat pada tahun pertama membutuhkan biaya sebesar Rp9 174 000 dan tahun ke-2 sampai ke-5 membutuhkan biaya pakan konsentrat sebesar Rp9 324 000.

Biaya variabel lain seperti untuk obat dan vitamin. Obat yang digunakan adalah wormectin yang merupakan obat kulit untuk kelinci yang terkena scabies. Penyakit kelinci yang sering terjadi di usaha ternak kelinci al-ittfaq adalah scabies atau kulit kelinci yang berjamur. Harga obat ini Rp6000 per botol. Sedangkan vitamin yang digunakan adalah B Complex, vitamin ini diberikan kepada kelinci sebulan dua kali yang dicampurkan dahulu dengan air. Harga vitamin B Complex Rp25 000 per botol. Selain itu biaya variabel yang dikeluarkan dalam usaha ternak kelinci Al-Ittifaq adalah biaya transportasi berupa sewa mobil. Biaya sewa mobil dikeluarkan setiap melakukan produksi untuk mengantar pesanan kelinci. Biaya sewa mobil dikeluarkan untuk mengantar ke rumah makan dan priwisata dalam satu hari. Biaya sewa mobil adalah Rp150 000 setiap produksi.

Analisis Kriterian Investasi

Sebelum menganalisis kelayakan finansial usaha ternak kelinci menggunakan cash flow, dilakukan terlebih dahulu perhitungan laba rugi. Analisis laba rugi digunakan untuk melihat laba bersih yang di terima peternak kelinci mulai dari tahun pertama sampai tahun kelima. Selain itu, laporan laba rugi diperlukan untuk perhitungan cash flow usaha ternak kelinci. Perhitungan laba rugi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.

Usaha ternak kelinci Al-Ittifaq dapat dilihat layak atau tidak berdasarkan perhitungan cash flow yang dilihat dari kriteria investasi meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). perhitungan cash flow usaha ternak kelinci pada Pondok Pesantren Al-Ittifaq dapat dilihat pada Lampiran 7.

Hasil perhitungan NPV, Net B/C, IRR dan PP dapat dilihat pada Tabel 7. Bedasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan discount factor 6 persen, diperoleh NPV sebesar Rp21 340 020. Net Present Value (NPV) yang diperoleh berasal dari selisih antara total inflow dan outflow kemudian dikalikan dengan discount factor. NPV yang bernilai negatif menunjukkan bahwa usaha ternak kelinci tidak layak untuk dijalankan.

45 Nilai Net B/C yang diperoleh dari perhitungan adalah sebesar 2.09. Hal ini menunjukan setiap satu rupiah yang dikeluarkan pada usaha ternak kelinci Al- Ittifaq akan menghasilkan manfaat sebesar 2.09. Net B/C lebih besar dari satu menunjukkan usaha layak untuk dijalankan.

Tabel7Hasil Analisis Finansial Usaha Ternak Kelinci Gibas

Kriteria Investasi Nilai

NPV (Rp) 21 340 020

Net B/C 2.09

IRR (%) 46

PP 2 Tahun 11 Bulan

Kriteria investasi selanjutnya adalah IRR, IRR yang diperoleh usaha ternak kelinci Al-Ittifaq berdasarkan perhitungan cash flow adalah sebesar 46 persen. Hal ini menunjukan apabila pengembalian investasi yang ditanamkan sebesar 46 persen akan menghasilkan NPV bernilai 0. IRR dinilai layak apabila lebih besar dari tingkat suku bunga (discount rate) yang digunakan. Kriteria invesatasi lainnya adalah Payback Period. Nilai Payback Period (PP) pada usaha ternak kelinci Al-Ittifaq adalah 2 tahun 11 bulan. Hal ini menunjukan bahwa setiap investasi yang ditanamkan pada awal usaha akan kembali pada tahun ke-2 bulan 11 sehingga usaha dinilai layak untuk dijalankan.

Analisis Switching Value

Analisis switching value merupakan analisis yang akan mengukur sensitivitas terhadap perubahan maksimal yang terjadi pada input dan output. Analisis switching value yang mempengaruhi usaha ternak kelinci adalah penurunan produksi kelinci dan kenaikan harga pakan. Kedua perubahan didasarkan pada faktor yang mempengaruhi usaha yang sering terjadi di lapang. Hasil switching value dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel8Hasil Switching Value Usaha Ternak Kelinci Gibas

Komponen Nilai

Penurunan Produksi (%) 15.59

Kenaikan Harga Pakan Konsentrat (%) 69.87

Hasil analisis switching value usaha ternak kelinci untuk penurunan produksi adalah 15.59% dan untuk kenaikan harga pakan adalah 69.87%. Penurunan produksi sebesar 15.59% menunjukkan bahwa usaha ternak kelinci masih mampu bertahan apabila penurunan produksi sebesar ≤ 15.59%. Apabila penurunan produksi lebih dari 15.59% maka usaha ternak kelinci akan mengalami kerugian. Sedangkan kenaikan harga pakan maksimum yang masih dapat membuat peternak dapat terus memberikan pakan adalah sebesar 69.87%. Pada tingkat perubahan tersebut maka keuntungan yang didapatkan selama usaha sama dengan nol. Hasil analisis menunjukan bahwa usaha ternak kelinci lebih sensitif pada penurunan produksi. Sehingga apabila usaha ternak kelinci menghadapi kedua perubahan melebihi batas persentase tersebut maka usaha ternak kelinci

46

menjadi tidak layak secara finansial. Hasil analisis cash flow dari analisis switching value dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9.

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ternak Kelinci Satin (Skenario II)

Arus Penerimaan (Inflow)

Skenario II merupakan usaha ternak kelinci yang memiliki orientasi jual berupa kelinci jenis satin. Kelinci yang dijual berupa anakan yang sudah lepas sapih dan berusia dua bulan. Pada usaha ternak kelinci satin (skenario II), arus penerimaan terdiri dari penjualan kelinci gibas serta salvage value berupa kelinci afkir dan investasi yang tidak habis masa pakai. Jumlah kelinci indukan yang digunakan dalam usaha ini yaitu sebanyak 117 ekor indukan yang terdiri dari 100 indukan kelinci jantan gibas, 17 indukan kelinci betina gibas. Dengan perbandingan seekor jantan dikawinkan dengan enam betina.

Indukan kelinci betina yang digunakan mampu melahirkan sebanyak enam kali dalam setahun. Setiap kelahiran anak kelinci memiliki tingkat kematian (mortalitas) 40% berdasarkan keadaan nyata dilapang sehingga dari sembilan ekor anak kelinci yang dilahirkan hanya lima ekor anak kelinci yang mampu bertahan hidup sampai dijual. Berdasarkan hal itu, setiap ekor indukan betina dalam satu tahun dapat menghasilkan jumlah anak kelinci sebanyak 30 ekor. Namun pada tahun pertama, indukan kelinci betina hanya mampu menghasilkan anak kelinci sebanyak tiga kali karena bulan pertama digunakan untuk persiapan bangunan dan kandang kelinci serta persiapan indukan dan perlengkapan lainnya. Pola perkawinan kelinci pun dalam dua bulan dilakukan setiap minggu agar mendapatkan kontinuitas anak kelinci dan kontinuitas penerimaan dari penjualan kelinci.

Harga rata-rata kelinci satin di Bandung adalah Rp47 500 per ekor, sedangkan harga kelinci afkir dijual Rp12 500 00 per kilogram bobot hidup dengan bobot hidup rata-rata 2.5 kg. Penerimaan lain yang didapat pada skenario II selain dari penjualan kelinci satin adalah dari penjualan urine kelinci sebagai pupuk dan nilai sisa (salvage value). Nilai sisa (salvage value) yang masuk dalam penerimaan usaha ternak kelinci satin (skenario II) adalah sebesar Rp3 656 250. Nilai sisa diperoleh dari indukan yang telah afkir. Nilai sisa pada usaha ternak kelinci satin (skenario II) dapat dilihat pada Lampiran 10.

Arus Pengeluaran (Outflow)

Arus pengeluaran pada usaha ternak kelinci terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal usaha untuk membeli perlengkapan bisnis yang akan digunakan pada proses produksi dan memliki manfaat dikemudian hari. Perlengkapan bisnis berupa barang-barang yang memiliki umur pakainya lebih dari satu tahun selama bisnis berlangsung. Biaya operasional yang digunakan dalam bisnis terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam jumlah tetap selama bisnis berlangsung yang tidak mempengaruhi jumlah produksi, sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya bisa berubah- ubah selama bisnis berlangsung dan mempengaruhi jumlah produksi.

47 • Biaya Investasi

Biaya investasi yang dikeluarkan dalam usaha ternak kelinci Al-Ittifaq meliputi biaya pembelian lahan, bangunan, kandang, indukan, sarang beranak dan peralatan termasuk tempat makan dan tempat minum. Pada usaha ternak kelinci Al-Ittifaq biaya investasi terbesar dikeluarkan untuk biaya indukan betina satin sebesar Rp21 000 000. Biaya investasi untuk usaha ternak kelinci pada Pondok Pesantren Al-Ittifaq dapat dilihat pada Tabel 9.

Kelinci indukan yang digunakan dalam usaha ternak ini merupakan indukan yang siap dikawinkan untuk indukan betina umur delapan bulan dan indukan jantan umur satu tahun. Luas lahan yang digunakan untuk usaha ternak kelinci berdasarkan permintaan sekitar 240 m2 dan luas bangunan 240 m2. Kandang yang digunakan merupakan kandang jenis battery yang memiliki ukuran 50 cm x 40 cm x 60 cm. Selain itu digunakan juga kandang jenis postal untuk pembesaran secara berkelompok setelah anakan kelinci berusia diatas dua bulan. Setiap kandang postal dapat diisi lima ekor anak kelinci.

Tabel9Biaya Investasi Usaha Ternak Kelinci Satin

No. Uraian Satuan Jumlah Umur

Ekonomis (Tahun) Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp) 1. Indukan Satin Jantan Ekor 17 5 270 000 4 590 000 2. Indukan Satin Betina Ekor 100 5 270 000 21 000 000 3. Sarang Beranak Unit 100 2 12 000 1 200 000 4. Lahan m2 240 0 18 000 4 320 000 5. Bangunan m2 1 5 4 046 000 4 046 000 6. Kandang Battery Unit 117 5 60 000 7 020 000 7. Kandang Postal Unit 100 5 60 000 6 000 000 8. Peralatan Unit 1 4 601 500 4 601 500 Total 52 777 500

Barang yang habis masa pakainya akan dilakukan re-investasi. Biaya re- investasi yang dikeluarkan untuk sarang beranak dan peralatan seperti tempat makan dan tempat minum. Sarang beranak memiliki umur ekonomis selama dua tahun, sehingga pada tahun ketiga dilakukan re-investasi sebesar Rp1 200 000 setiap tahunnya. Peralatan seperti tempat makan dan tempat minum memiliki umur ekonomis selama satu tahun, sehingga setiap tahun dari tahun ke-2 sampai tahun ke-5 harus dilakukan re-investasi. Biaya re-investasi yang dikeluarkan untuk peralatan sebesar Rp4 601 500 setiap tahun.

• Biaya Tetap

Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha ternak kelinci meliputi biaya listrik, biaya komunikasi (telepon), biaya pemeliharaan kandang dan gaji karyawan. Biaya listrik rata-rata yang dikeluarkan setiap bulan sebesar Rp25 000. Biaya listrik yang dikeluarkan untuk dua buah lampu yang digunakan di kandang.

48

Biaya komunikasi (telepon) rata-rata dikeluarkan sebesar Rp50 000setiap bulan. Biaya telepon dikeluarkan karena peternak terkadang melakukan komunikasi lewat telepon kepada pembeli atau konsumen yang menanyakan tentang kelinci yang dijual. Biaya pemeliharaan dikeluarkan setiap bulan rata-rata sebesar Rp289 500. Biaya pemeliharaan kandang diperlukan untuk memperbaiki kandang yang rusak seperti penggantian kawat, bambu atau plastik serta paku yang terlepas. Setiap tahun sekitar 40 persen kandang atau 47 kandang yang harus diperbaiki dari 117 kandang. Biaya tetap juga dikeluarkan untuk karyawan tetap. Pada usaha ternak kelinci Pondok Pesantren Al-Ittifaq karyawan yang bekerja adalah santri. Mereka menjadikan ternak kelinci juga merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran. Sehingga dalam usaha ternak kelinci tersebut terdapat empat orang santri yang bekerja dan masing-masing mendapatkan upah Rp300 000 sebagai uang makan. Sehingga biaya tetap untuk gaji karyawan yang dikeluarkan setiap bulan adalah Rp1 200 000.

• Biaya Variabel

Biaya variabel yang dilakukan dalam usaha ternak kelinci meliputi biaya untuk pakan, obat, vitamin dan sewa mobil. Pakan yang diberikan berupa pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan hijauan berupa limbah atau sisa sayuran dan pakan konsentrat berupa hampas kelapa. Porsi pemberian pakan kepada induk kelinci berbeda dengan anak kelinci. Seekor induk kelinci diberikan pakan hijauan 0.75 kg/hari dan pakan konsentrat 200 gr/hari Seekor anak kelinci usia 1.5 bulan sampai dua bulan yang belum dapat makan sempurna hanya diberikan pakan konsentrat berupa ampas kelapa sebanyak 10 gr/hari. Sedangkan anak kelinci yang berusia dua bulan keatas diberikan pakan hijauan 0,5 kg/hari dan pakan konsentrat berupa ampas kelapa 150 gr/hari. Pakan konsentrat pada tahun pertama membutuhkan biaya sebesar Rp44 298 000 dan tahun ke-2 sampai ke-5 membutuhkan biaya pakan konsentrat sebesar Rp71 748 000.

Biaya variabel lain seperti untuk obat dan vitamin. Obat yang digunakan adalah wormectin yang merupakan obat untuk penyakit kulit scabies. Harga obat ini Rp6000 per botol. Sedangkan vitamin yang digunakan adalah B Complex, vitamin ini diberikan kepada kelinci sebulan dua kali yang dicampurkan dahulu dengan air. Harga vitamin B Complex Rp25 000 per botol. Selain itu biaya variabel yang dikeluarkan dalam usaha ternak kelinci Al-Ittifaq adalah biaya transportasi berupa sewa mobil. Biaya sewa mobil dikeluarkan setiap melakukan produksi untuk mengantar pesanan kelinci. Biaya sewa mobil dikeluarkan untuk mengantar ke rumah makan dan priwisata dalam satu hari. Biaya sewa mobil adalah Rp150 000 setiap produksi.

Analisis Kriterian Investasi

Sebelum menganalisis kelayakan finansial usaha ternak kelinci menggunakan cash flow, dilakukan terlebih dahulu perhitungan laba rugi. Analisis laba rugi digunakan untuk melihat laba bersih yang di terima peternak kelinci mulai dari tahun pertama sampai tahun kelima. Selain itu, laporan laba rugi diperlukan untuk perhitunngan cash flow usaha ternak kelinci. Perhitungan laba rugi secara lenngkap dapat dilihat pada Lampiran 13.

Usaha ternak kelinci Al-Ittifaq dapat dilihat layak atau tidak berdasarkan perhitungan cash flow yang dilihat dari kriteria investasi meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan

49 Payback Period (PP). perhitungan cash flow usaha ternak kelinci Satin pada Pondok Pesantren Al-Ittifaq dapat dilihat pada Lampiran 14.

Hasil perhitungan NPV, Net B/C, IRR dan PP dapat dilihat pada Tabel10. Bedasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan discount factor 6 persen, diperoleh NPV sebesar Rp67 288 873. Net Present Value (NPV) yang diperoleh berasal dari selisih antara total inflow dan outflow kemudian dikalikan dengan discount factor. NPV yang bernilai positif menunjukkan bahwa usaha ternak kelinci layak untuk dijalankan karena manfaat bersih sebesar Rp66 341 000selama umur bisnis lima tahun.

Nilai Net B/C yang diperoleh dari perhitungan adalah sebesar 2.51. Hal ini menunjukan setiap satu rupiah yang dikeluarkan pada usaha ternak kelinci Al- Ittifaq akan menghasilkan manfaat sebesar 2.51. Net B/C lebih besar dari satu menunjukkan usaha layak untuk dijalankan.

Tabel10Hasil Analisis Finansial Usaha Ternak Kelinci Satin

Kriteria Investasi Nilai

NPV (Rp) 66 341000

Net B/C 2.51

IRR (%) 61

PP 2 Tahun 6 Bulan

Kriteria investasi selanjutnya adalah IRR, IRR yang diperoleh usaha ternak kelinci Al-Ittifaq berdasarkan perhitungan cash flow adalah sebesar 61%. Hal ini menunjukan apabila pengembalian investasi yang ditanamkan sebesar 61% akan menghasilkan NPV bernilai 0. IRR dinilai layak apabila lebih besar dari tingkat suku bunga (discount rate) yang digunakan. Kriteria invesatasi lainnya adalah

Dokumen terkait