• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON-FINANSIAL

Aspek Pasar

Aspek pasar merupakan aspek pertama dalam aspek non-finansial yang perlu dikaji dalam suatu usaha. Aspek pasar menilai kelayakan peternakan kelinci berupa dari penjualan kelinci anakan mengkaji potensi pasar komoditi kelinci, penawaran, permintaan, harga serta bauran pemasaran.

32

Potensi Pasar

Pada umumnya kelinci yang lebih banyak dijual pada usaha ternak kelinci Al-Ittifaq adalah kelinci anakan. Penjualan kelinci berupa anakan berdasarkan permintaan pasar yang lebih banyak meminta kelinci berupa anakan. Selain itu penjualan kelinci anakan dapat menghemat biaya pemeliharaan dan mengurangi tingkat risiko kematian pada kelinci. Kelinci selain dapat dikonsumsi dagingnya, saat kelinci masih dalam bentuk anakan dapat menjadi hewan peliharaan (pet) yang banyak juga diminati masyarakat seperti para hobbiest. Kelinci yang banyak diminati di pasar merupakan kelinci jenis gibas dan jenis satin. Konsumen lebih memilih kelinci jenis gibas dan satin karena pemeliharaannya yang mudah dan harganya yang terjangkau. Kapasitas produksi kelinci anakan yang dihasilkan peternak saat ini antara 100 sampai 250 ekor per produksi. Pedagang pengumpul desa yang menjadi pelanggan tetap bagi usaha ternak kelinci Al-Ittifaq juga meminta pasokan anakan kelinci sekitar 350 ekor anakan setiap kali peternakan melakukan produksi tetapi usaha ternak kelinci Al-Ittifaq hanya mampu memenuhi sekitar 175 ekor setiap kali produksi. Dinas Peternakan Kabupaten juga pernah meminta Pondok Pesantren Al-Ittifaq untuk memasok anakan kelinci 1000 ekor setiap minggu. Hal ini menunjukan potensi bagi peternakan kelinci untuk memperluas skala usaha agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Penawaran kelinci potong yang ada saat ini belum begitu besar dilihat dari permintaan pasar yang lebih banyak meminta anakan kelinci. Kelinci yang dijual sebagai kelinci potong lebih banyak berupa indukan kelinci jantan ataupun betina yang sudah afkir yaitu yang sudah tidak dapat menghasilkan anak kelinci. Permintaan kelinci potong berasal dari rumah makan yang berada disekitar tempat pariwisata dekat peternakan tersebut seperti rumah makan yang menyediakan hidangan daging kelinci di sekitar kawah putih. Namun permintaan dari rumah makan hanya mampu disediakan usaha ternak kelinci Al-Ittifaqapabila sudah terdapat kelinci afkir. Sehingga permintaan kelinci potong dari berbagai rumah makan yang ada belum mampu dipenuhi seluruhnya.

Strategi Pemasaran

Strategi bersaing dalam usaha ternak kelinci meliputi segmentasi pasar (segmenting), pasar sasaran (targeting), dan posisi pasar (positioning).Segmentasi usaha ternak kelinci gibas dan satin didasarkan pada segmentasi demografi. Segmentasi demografi dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan pendapatan.Target pasar pada usaha ternak kelinci Al-Ittifaq adalah laki-laki dan masyarakat yang memiliki pendapatanrata-rata 2 juta. Hal ini terlihat dari promosi melalui jejaring sosial seperti facebook dan kaskus. Selain itu target lainnya adalah para tamu yang datang ke pondok pesantren yang melakukan kunjungan.Saat ini usaha ternak kelinci Al-Ittifaq belum memposisikan produknya secara khusus di benak konsumen. Hal ini karena usaha ternak hanya menghasilkan kelinci anakan dan potong.

Bauran Pemasaran

Aspek Pasar yang dijelaskan selanjutnya berupa bauran pemasaran atau 4P yang meliputi product, price, promotion, dan place. Bauran pemasaran yang dilakukan usaha ternak kelinci Al-Ittifaq sebagai berikut:

33 • Product

Kelinci yang dijual adalah kelinci gibas dan kelinci satin. Kelinci gibas dan satin merupakan jenis kelinci yang banyak dibeli konsumen dan banyak diminta pasar kepada usaha ternak kelinci Al-Ittifaq. Perbedaan dari kelinci gibas dan kelinci satin dapat dilihat dari bulu dan proporsi dagingnya. Proporsi daging kelinci satin lebih banyak daripada kelinci gibas. Kelinci satin juga memiliki bulu yang lebih halus dan mengkilat. Kelinci anakan gibas dijual pada usia dua bulan yang telah lepas sapih dan kelinci satin dijual pada usia empat bulan yang telah melewati masa sapih. Sedangkan kelinci pedaging yang dijual merupakan kelinci afkir. Peternak menjual kelinci afkir dalam bentuk kelinci hidup yang biasanya memiliki bobot hidup 2.5 kilogram per ekor. Produk sampingan yang dihasilkan usaha ternak kelinci adalah urine kelinci yang digunakan sebagai pupuk untuk tanaman strawberry atau anggrek. • Price

Harga anakan kelinci jenis gibas berkisar antara Rp10 000 – Rp30 000 per ekor sedangkan kelinci potong Rp12 500 per kilogram bobot hidup. Harga anakan kelinci satin berkisar antara Rp35 000 – Rp60 000 per ekor. Harga hasil ternak kelinci dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel4Harga Hasil Ternak Kelinci

Uraian Harga Rata-rata

Kelinci Anakan Jenis Gibas Rp20 000 per ekor

Kelinci Anakan Jenis Satin Rp47 500 per ekor

Kelinci Afkir Rp12 500 per kilogram bobot hidup

Promotion

Konsumen yang membeli kelinci anakan biasanya adalah pedagang pengumpul dan konsumen langsung (hobbiest). Kelinci yang langsung dijual kepada konsumen langsung merupakan tamu pondok pesantren yang melakukan kunjungan selain itu konsumen melalui promosi lewat jejaring sosial seperti facebook yaitu kalam.fadhy@yahoo.com dan kaskus. Promosi lainnya dilakukan dengan di pajang di daerah wisata ataupun sepanjang pinggir jalan daerah wisata.

Gambar 3Saluran pemasaran kelinci Pengumpul Desa Pedagang Besar Pengecer Konsumen Akhir Tempat Pariwisata Rumah Makan Peternak

34

Kelinci anakan yang dijual kepada pedagang pengumpul akan disalurkan ke pedagang di kota daerah Jakarta seperti pasar minggu yang selanjutnya disalurkan kembali ke pedagang-pedagang pengecer. Peternak lebih banyak menjual anakan kelinci ke pedagang pengumpul karena pembayaran cash dan kontinuitas pembelian. Selain ke pedagang pengumpul, peternak menjual produksi kelinci ke tempat pariwisata, rumah makan, dan konsumen langsung. Saluran pemasaran kelinci dapat dilihat pada Gambar 3.

Peternakan kelinci Al-Ittifaq tidak memiliki outlet penjualan khusus sehingga transaksi penjualan langsung dilakukan di kandang kelinci. Transaksi kepada pedagang pengumpul biasanya dilakukan pada hari selasa dan jum’at.

.

Hasil Analisis Aspek Pasar

Berdasarkan analisis pada aspek pasar, peluang usaha ternak kelinci masih sangat terbuka. Hal ini dapat dilihat dari permintaan yang belum dapat terpenuhi. Permintaan yang belum dapat terpenuhi seperti permintaan pedagang pengumpul belum terpenuhi. Sehingga permintaan dari pedagang pengumpul hanya dapat dipenuhi setengahnya. Selain itu Pondok Pesantren selalu kedatangan tamu yang berkunjung dan para tamu yang datang mengunjungi selalu datang langsung ke kandang untuk melihat kelinci-kelinci dan membelinya sebagai buah tangan. Permintaan dari jejaring sosial pun selalu ada bahkan biasanya dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasaran. Pembayaran yang dilakukan oleh konsumen berupa cash.

Aspek Teknis

Aspek teknis mengkaji proses pembangunan usaha secara teknis. Adapun hal-hal yang harus diuraikan meliputi lokasi usaha, luas produksi, proses produksi, dan layout. Dalam aspek teknis akan mengkaji kegiatan operasional usaha ternak kelinci.

Lokasi Usaha Ternak Kelinci

Usaha ternak kelinci pada umumnya berada di lokasi yang memiliki iklim sejuk. Lokasi usaha didasarkan pada karakteristik kelinci yang baik jika dibudidayakan pada daerah iklim sejuk. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 yang merupakan agroekosistem usaha ternak kelinci.

Tabel5Agroekosistem Usaha Ternak Kelinci

Uraian Usaha Ternak Kelinci

Ideal

Usaha Ternak Kelinci di Pesantren Al-Ittifaq

Suhu (0C) 15-31 19-20

Kelembapan (%) 65-80 71

Ketinggian ( m dpl) 1000-1600 1550

Curah Hujan (mm/tahun) 1500 2150

Ketersediaan Lainnya Dekat dengan pemukiman warga, rumput (pakan), dan air

Kandang berada di belakang rumah, dekat dengan ketersedian air (aliran sungai) dan dengan pakan hijauan (limbah sayuran)

35 Berdasarkan agroekosistem di desa alamendah tempat peternakan kelinci Pondok Pesantren Al-Ittifaq, usaha ternak kelinci Al-Ittifaq dapat dikatakan sesuai dan dapat dijalankan di daerah tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ideal yang dapat dipenuhi oleh usaha ternak kelinci Al-Ittifaq seperti suhu ideal antara 15-31 0C dan suhu di Pesantren Al-Ittifaq antara 19-20 0C.

Luas Produksi Usaha Ternak Kelinci

Kapasitas produksi kandang kelinci yang digunakan adalah 117 indukan yang terdiri dari 100 indukan betina dan 17 indukan jantan. Usaha ternak kelinci Al-Ittifaq dapat menghasilkan sekitar 500 ekor anak kelinci pada setiap produksi. Anak kelinci tersebut berasal dari perkawinan 100 ekor indukan dimana seekor indukan jantan dapat dikawinkan dengan enam ekor betina atau dengan perbandingan sex ratio jantan betina 1:6. Berdasarkan penggolongan skala, usaha ternak kelinci tersebut tergolong kedalam skala menengah karena indukan yang digunakan dalam budidaya mencapai 100 ekor indukan betina.

Proses Produksi Usaha Ternak Kelinci

Proses produksi usaha ternak kelinci berawal dari persiapan bangunan dan kandang kelinci hingga panen. Persiapan kandang dan bangunan dapat dilakukan dalam waktu satu bulan. Setelah itu dapat dilakukan persiapan indukan sebagai bibit serta kelengkapan kandang. Setelah kandang dan indukan siap, indukan dapat dikawinkan setiap minggunya. Dalam waktu satu bulan kelinci dapat melahirkan dan setelah satu bulan menyusui indukan betina dapat dikawinkan lagi. Pada tahun pertama usaha ternak kelinci gibas Al-Ittifaq dapat berproduksi sebanyak lima kali karena bulan pertama dilakukan untuk persiapan. Sedangkan pada tahun selanjutnya, usaha ternak kelinci dapat berproduksi sebanyak enam kali. Pada tahun pertama kelinci satin dapat berproduksi sebanyak tiga kali sedangkan pada tahun kedua sampai kelima dapat berproduksi sebanyak enam kali. Hal ini juga dapat dilihat pada siklus produksi pada lampiran 2 dan Lampiran 3. Pada Lampiran 2 dapat dilihat siklus produksi anakan kelinci jenis gibas yaitu siklus tahun pertama yang dimulai dari proses investasi meliputi pendirian bangunan kandang dan persiapan kandang hingga proses penjualan yang dilakukan setiap dua bulan sekali yang pada tahun pertama dapat dilakukan lima kali penjualan. Pada siklus tahun kedua hingga kelima dimulai dari proses perkawinan kelinci hingga penjualan anakan setiap dua bulan sekali yang dapat dijual sebanyak enam kali pada tahun kedua hingga kelima. Pada Lampiran 3 dapat dilihat siklus produksi anakan kelinci jenis satin yang bedanya terdapat penggemukan pada kelinci jenis satin karena dijual pada usia empat bulan. Pada siklus produksi anakan kelinci jenis satin tahun pertama terdapat tiga kali penjualan karena awal tahun digunakan untuk investasi dan pada tahun kedua hingga kelima dapat melakukan penjualan enam kali dalam setahun.

Persiapan Bangunan Dan Kandang Kelinci

Luas bangunan yang digunakan sekitar 240 m2 dengan ukuran kandang 60 cm x 50 cm x 70 cm. Tipe kandang kelinci yang digunakan adalah tipe battery yang disusun menjadi tiga tingkat. Kandang tipe battery ini dapat menampung seekor indukan beserta anak kelinci yang dilahirkan hingga lepas sapih pada usia

36

dua bulan. Sedangkan untuk kelinci jenis satin setelah usia dua bulan menggunakan jenis kandang postal untuk pembesaran secara kelompok sampai usia empat bulan yang tiap kandang dapat diisi lima ekor anak kelinci.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bangunan dan kandang meliputi bambu, bilik, dan kayu. Bangunan kandang dibuat dengan memadukan bilik, bambu, dan kayu. Lantai bangunan kelinci terbuat dari semen, sedangkan dinding terbuat dari bilik dan bambu. Pondasi bangunan menggunakan beberapa kayu dengan atap bangunan dari asbes. Kandang battery terbuat dengan bahan dominan bambu. Lantai kandang terbuat dari bambu yang disusun agak renggang dengan lapisan plastik dibawahnya yang disusun miring agar kotoran kelinci dapat mengalir tertampung ke bawah. Sedangkan dinding kandang terbuat dari bambu dan kawat ram.

Perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk melengkapi kandang kelinci meliputi tempat makan dan tempat minum. Tempat makan kelinci yang digunakan biasanya terbuat dari plastik untuk makanan konsentrat berupa ampas kelapa. Tempat minum kelinci berupa tempat minum dari dari plastik. Tempat minum ini tetap disediakan walaupun kelinci tidak memerlukan banyak air karena pakan hijauan yang diberikan kelinci mengandung air yang cukup. Selain itu dibutuhkan peralatan lain untuk pemeliharaan kelinci seperti derijen, ember, sapu lidi, sikat, sisir, hairdryer, drum besar, dan gunting cukur.

Indukan kelinci betina dan jantan yang digunakan untuk bibit merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan usaha ternak kelinci. Dalam melakukakan usaha ternak kelinci harus melakukan pemilihan bibit yang berkualitas. Bibit yang berkualitas dapat dilihat dari fisik tubuhnya yang panjang dan besar, bukan hasil silangan serta mata yang bening, kuku yang bersih dan tidak memiliki penyakit kulit. Bibit kelinci sebagai indukan diperoleh dari peternak sekitar. Bibit kelinci yang digunakan peternak dapat diperoleh dengan harga rata-rata Rp80 000 – Rp100 000 untuk indukan betina jenis gibas dan Rp120 000 – Rp200 000 untuk indukan betina jenis satin. Harga tersebut berdasarkan harga yang berlaku di kabupaten Bandung.

Pakan yang digunakan peternak ada dua macam yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan hijauan yang digunakan berupa limbah sayuran yang ada di sekitar peternakan sedangkan pakan konsentrat yang digunakan berupa hampas kelapa. Takaran pemberian pakan untuk kelinci induk dan anak kelinci berbeda. Anak kelinci sudah dapat diberi pakan pada usia sekitar enam minggu. Induk kelinci diberi pakan hijauan 0.75 kg/hari sedangkan anak kelinci 0.5 kg/hari. Pakan konsentrat untuk induk kelinci diberikan 200 gr/hari sedangkan anak kelinci 100 gr/hari. Waktu pemberian pakan hijauan dan pakan konsentrat setiap hari berbeda. Pemberian pakan kepada kelinci diberikan setiap harinya pada pukul 08.00 pagi dan pukul 05.00 sore. Pada pukul 08.00 pagi kelinci diberikan pakan konsentrat sedangkan pada pukul 05.00 sore kelinci diberikan pakan hijauan. Hal ini dilakukan karena kelinci lebih aktif pada malam hari sehingga pakan hijauan mulai diberikan pada sore hari yang akan bertahan hingga malam hari.

Kelinci dewasa siap dikawinkan pada usia enam bulan keatas. Kelinci yang sudah siap kawin dapat disatukan dalam satu kandang dan proses perkawinan kelinci akan terjadi secara alami. Kelinci yang bunting dapat dilihat dari fisiknya seperti bulu yang berjatuhan dan leher yang membengkak. Kelinci indukan betina bunting selama 28-33 hari. Kelinci yang sedang bunting biasanya makan lebih

37 banyak, sehingga pada kelinci yang sedang bunting akan diberikan pakan konsentrat yang lebih banyak. Begitu pun untuk indukan kelinci yang baru melahirkan harus lebih banyak diberikan pakan agar tidak makan anak kelinci yang baru lahir karena memiliki napsu makan yang besar. Kelinci yang akan melahirkan akan merontokan bulu sebagai alas untuk bayi kelinci yang akan lahir agar bayi kelinci tersebut hangat. Indukan kelinci menyusui bayi kelinci selama satu bulan. Rata-rata anak kelinci yang dilahirkan sekitar 5-9 ekor dengan tingkat kematian (mortalitas) sekitar 40 persen. Sehingga anak kelinci yang mampu hidup sekitar lima ekor. Kelinci betina biasanya melahirkan pada hari ke-28. Kelinci anakan yang dijual pada usia 2-4 bulan yang sudah tidak menyusui, sedangkan kelinci potong dijual pada usia sekitar enam bulan dengan bobot sekitar 2,5 kg.

Layout Usaha Ternak Kelinci

Kandang yang digunakan berbentuk kandang battery dengan ukuran 60 cm x 50 cm x 70 cm. kandang tersebut disusun menjadi tiga tingkat sehingga pada kandang 1 terdapat 12 baris, kandang 2 3 4 terdapat tujuh baris, dan kandang 5 terdapat 6 baris. Gudang digunakan untuk tempat penyimpanan arsip, peralatan, obat-obatan dan vitamin. Tempat pakan dibuat dari bambu untuk pakan hijauan dan pakan konsentrat. Tempat penampungan limbah digunakan untuk penampungan kotoran cair kelinci yang akan diolah menjadi pupuk. Layout usaha ternak kelinci dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4Layout Usaha Ternak Kelinci Pondok Pesantren Al-Ittifaq

Hasil Analisis Aspek Teknis

Usaha ternak kelinci Al-Ittifaq sudah berada di lokasi yang tepat yang dapat diihat dari pemenuhan kriteria-kritera untuk ternak kelinci ideal. Usaha ternak kelinci sudah dilakukan di lokasi yang sejuk sesuai dengan kelinci yang cocok hidup di daerah sejuk yaitu di Pondok Pesantren Al-Ittifaq yang berada di Bandung. Lokasi usaha ternak kelinci Al-Ittifaq juga didukung dengan potensi

Keterangan : (1,2,3,4,5) : Kandang (6) : Gudang (7) :Tempat Pakan (8) :Tempat penampungan limbah (9) : Pintu 1 3 6 8 9 2 7 4 5

38

alam yang merupakan wilayah pertanian sehingga mudah memperoleh pakan hijauan dari sisa sayuran. Kandang yang terbuat dari kayu, bambu, dan kawat, juga telah dilengkapi denngan tempat makan dan tempat minum. Usaha ternak kelinci juga mudah untuk menjual anakannya karena dekat dengan pedagang pengumpul desa, tempat pariwisata serta konsumen langsung yaitu tamu yang datang melakukan kunjungan. Berdasarkan aspek teknis, usaha ternak kelinci layak dilakukan.

Aspek Manajemen Dan Hukum

Aspek manajamen yang dianalisis pada usaha ternak kelinci meliputi masalah sumberdaya manusia dan struktur organisasi yang ada. Aspek manajemen dianalisis untuk melihat apakah usaha ternak kelinci di podok Pesantren Al-Ittifaq telah didukung dengan manajemen yang baik.

Struktur Organisasi

Usaha ternak kelinci di Pondok Pesantren Al-Ittifaq memiliki struktur organisasi yang sederhana yaitu dipimpin oleh penanggung jawab bagian peternakan kelinci yang mengatur, membuat kebijakan dan pengambil keputusan dalam menjalankan usaha. Usaha ini memiliki lima orang karyawan tetap yang berasal dari santri bagian ternak kelinci. Struktur organisasi usaha ternak kelinci pada Pondok Pesantren Al-Ittifaq dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5Struktur Organisasi Usaha Ternak Kelinci Al-Ittifaq

Berdasarkan Gambar 5, berikut merupakan job description yang ada pada usaha ternak kelinci:

• Ketua

Ketua pada usaha ternak kelinci yang berada di Pondok Pesantren Al- Ittifaq adalah penanggung jawab peternakan kelinci yang ada di Pondok Pesantren Al-Ittifaq. Ketua memiliki tugas sebagai pengambil keputusan dalam usaha ternak kelinci yang dilakukan. Ketua yang menentukan seluruh pengeluaran yang diperlukan dalam usaha ternak kelinci, ketua juga yang

KETUA Bagian Pengadaan Pakan Bagian Pemeliharaan Kelinci Bagian Perawatan Kandang Bagian Pemasaran

39 memutuskan untuk penjualan dan penetapan harga. Selain itu, ketua juga mengontrol seluruh kegiatan yang ada di peternakan kelinci setiap hari dan terkadang ikut membantu proses produksi.

• Bagian Pakan

Bagian pengadaan pakan memiliki tugas untuk bagian memenuhi kebutuhan pakan ternak kelinci yang meliputi pakan hijauan dan pakan konsentrat. Hal ini dilakukan setiap hari karena kelinci diberi pakan setiap hari pada pagi dan sore. Selain itu bagian pengadaan pakan juga memberi pakan kepada kelinci berupa konsentrat pada pagi hari dan hijauan pada sore hari dengan takaran yang telah ditentukan. Bagian pakan juga memberi minum kepada kelinci setiap harinya.

• Bagian Pemeliharaan Kelinci

Bagian pemeliharaan kelinci memiliki tugas memperhatikan kesehatan dan kebersihan kelinci. Selain itu juga member campuran vitamin untuk ternak kelinci yang memerlukan vitamin dan memberikan obat untuk kelinci yang sakit.

• Bagian Perawatan Kandang

Bagian perawatan kandang memiliki tugas memelihara kebersihan kandang. bagian pemeliharaan kandang membersihkan kandang setiap hari dan membuang pakan sisa yang sudah tidak dimakan. Selain itu bagian perawatan kandang mengontrol kerusakan kandang dan segera diperbaiki. Perbaikan kandang rutin dilakukan diakhir tahun.

• Bagian Pemasaran

Bagian pemasaran memiliki tugas memasarkan dan menjual hasil ternak berupa anakan kelinci dan indukan kelinci. Bagian pemasaran mengatur pendistribusian hasil ternak sesuai jumlah yang telah disepakati. Bagian pemasaran juga ikut mengantarkan kelinci kepada konsumen yang memiliki perjanjian untuk diantar pesanannya. Bagian pemasaran juga melayani tamu yang datang langsung untuk melihat atau membeli hasil ternak kelinci.

Sistem gaji yang oleh Pondok Pesantren Al-Ittifaq sama antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Hal ini karena karyawan yang kerja adalah santri pondok pesantren yang memilih bagian ternak kelinci sebagai kegiatannya sehingga digaji berupa upah uang makan.

Badan Hukum dan Izin Usaha

Pada aspek hukum hal yang dianalisis adalah bentuk badan hukum usaha yang dijalankan serta izin usaha yang diperoleh usaha ternak kelinci. Usaha ternak kelinci merupakan bagian dari usaha pertanian yang dilakukan Pondok Pesantren Al-Ittifaq yang juga menjadikan usaha sebagai kegiatan santri. Izin usaha yang didapatka dari usaha ternak kelinci ini hanya sebatas memiliki izin dari masyarakat sekitar. Usaha ternak kelinci ini tergolong usaha perorangan karena dijalankan sendiri oleh pesantren dan belum memiliki badan usaha.

Hasil Analisis Aspek Manajemen Dan Hukum

Pada hasil analisis aspek manajemen dan hukum, usaha ternak kelinci pada Pondok Pesantren Al-Ittifaq layak dijalankan karena sesuai dengan kriteria kelayakan usaha. Usaha ternak kelinci pada Pondok Pesantren Al-Ittifaq telah memliki struktur organisasi walaupun masih sederhana. Struktur organisasi pada

40

usaha ternak kelinci Al-Ittifaq juga telah menggambarkan job description dari masing-masing orang yang terlibat sehingga setiap bagian memiliki tugas yang jelas. Walaupun usaha ternak kelinci pada pondok pesantren tidak memiliki badan hukum tapi usaha ternak kelinci ini memiliki izin usaha dari masyarakat sekitar dan masih tergolong usaha perorangan.

Aspek Sosial Ekonomi Dan Budaya

Peternakan kelinci di Pondok Pesantren Al-Ittifaq memiliki dampak bagi masyarakat sekitar terutama masyarakat yang sebagian besar adalah petani. Dari segi aspek sosial dengan adanya peternakan kelinci dapat memberikan kesempatan pada masyarakat sekitar untuk berpenghasilan dengan cara ikut

Dokumen terkait