• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepuasan kerja menggambarkan sikap karyawan terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja berkaitan dengan perasaan seorang karyawan yang timbul saat melaksanakan suatu pekerjaan dan berinteraksi dengan lingkungan kerjanya. Karyawan yang puas dengan pekerjaannya akan memberikan dampak yang positif berupa peningkatan produktivitas kerja dan penurunan tingkat absensi dan keluar masuknya karyawan. Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar maupun dalam pekerjaan. Teori Dua Faktor Herzberg mengidentifikasi dua kelompok faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, yaitu faktor intrinsik (faktor dalam pekerjaan) dan faktor ekstrinsik (faktor luar pekerjaan). Analisis kepuasan kerja dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan kerja karyawan pada Departemen Penerbitan PT. YGI. Analisis dilakukan berdasarkan penilaian karyawan terhadap dua faktor tersebut sesuai dengan jawaban-jawaban responden dalam kuesioner.

1. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik sering disebut sebagai faktor motivator dan mencerminkan isi pekerjaan yang akan memberikan rasa puas pada karyawan bila kebutuhan akan faktor ini terpenuhi. Faktor intrinsik akan tetap menimbulkan kepuaan kerja pada karyawan meskipun kebutuhan akan faktor ini tidak terpenuhi secara optimal. Semakin optimal pemenuhan kebutuhan faktor ini maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya. Oleh karena itu, faktor ini dapat memotivasi kerja karyawan sehingga faktor ini disebut faktor motivator. Faktor intrinsik meliputi prestasi kerja, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan pengembangan diri. Penilaina responden terhadap faktor intrinsik kepuasan kerja dapat dilihat pada Tabel 5.

a. Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Karyawan akan merasa berprestasi bila telah mencapai hasil kerja yang diharapkan dirinya dan perusahaan.

Karyawan yang memiliki prestasi kerja yang tinggi akan memiliki kebanggaan dalam dirinya sehingga menimbulkan rasa puas terhadap pekerjaannya. Perusahaan yang mampu menilai prestasi kerja karyawannya dengan baik akan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik.

Tabel 5. Penilaian Responden terhadap Faktor Intrinsik Kepuasan Kerja

Skor Nilai

Indikator 1 2 3 4 5 Kesimpulan

N % N % N % N % N %

Prestasi Pencapaian hasil kerja 0 0,0 5 12,5 11 27,5 19 47,5 5 12,5 Puas Pencapaian target perusahaan 1 2,5 7 17,5 15 37,5 10 25,0 7 17,5 Biasa Saja

Total 1 1,3 12 15,0 26 32,5 29 36,3 12 15,0 Puas Pengakuan Penghargaan perusahaan 5 12,5 5 12,5 21 52,5 8 20,0 0 0,0 Biasa Saja Penghargaan dari atasan 4 10,0 7 17,5 19 47,5 10 25,0 0 0,0 Biasa Saja Perhatian dari rekan kerja 2 5,0 6 15,0 21 52,5 11 27,5 0 0,0 Biasa Saja Pendapat/keluhan 7 17,5 6 15,0 18 45,0 9 22,5 0 0,0 Biasa Saja

Total 18 11,3 24 15,0 79 49,4 38 23,8 0 0,0 Biasa Saja

Pekerjaan itu sendiri

Rutinitas tugas-tugas 2 5,0 3 7,5 25 62,5 10 25,0 0 0,0 Biasa Saja Keterampilan dan keahlian

yang dimiliki 2 5,0 4 10,0 13 32,5 18 45,0 3 7,5 Puas Pembagian kerja 5 12,5 8 20,0 18 45,0 8 20,0 1 2,5 Biasa Saja

Total 9 7,5 15 12,5 56 46,7 36 30,0 4 3,3 Biasa Saja

Tanggung Jawab

Besarnya tanggung jawab 1 2,5 7 17,5 18 45,0 13 32,5 1 2,5 Biasa Saja Kesediaan bertanggung jawab 2 5,0 3 7,5 15 37,5 17 42,5 3 7,5 Puas

Total 3 3,8 10 12,5 33 41,3 30 37,5 4 5,0 Biasa Saja

Pengembangan Diri

Kesempatan mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan 5 12,5 8 20,0 15 37,5 11 27,5 1 2,5 Biasa Saja Kesempatan memegang

tanggung jawab yang lebih

besar 5 12,5 8 20,0 15 37,5 11 27,5 1 2,5 Biasa Saja Kesempatan mengembangkan

karir 9 22,5 11 27,5 16 40,0 3 7,5 1 2,5 Biasa Saja Total 19 15,8 27 22,5 46 38,3 25 20,8 3 2,5 Biasa Saja Keterangan :

1 = Sangat Tidak Puas 3 = Biasa Saja 5 = Sangat Puas 2 = Tidak Puas 4 = Puas

Pada Tabel 5 terlihat bahwa karyawan merasa puas dengan hasil kerja yang dicapainya selama ini dan target-target perusahaan yang dicapainya biasa saja. Kesimpulan secara umum bahwa karyawan merasa puas dengan prestasi kerja yang dicapainya selama ini. Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan puas (36,3%), sedangkan sisanya menyatakan biasa saja (32,5%), sangat puas (15%), tidak puas (15%) dan sangat tidak puas (1,3%).

b. Pengakuan

Bentuk penghargaan yang diterima oleh karyawan atas hasil kerja yang dicapai berupa materi maupun non materi disebut sebagai pengakuan. Pengakuan mencerminkan bentuk perhatian yang diberikan kepada karyawan atas pendapat dan keluhan karyawan terhadap pekerjaan maupun perusahaan. Karyawan yang merasa puas dengan pengakuan yang diberikan oleh perusahaan, atasan maupun rekan kerja akan meningkatkan loyalitasnya terhadap perusahaan. Hal ini terjadi karena mereka merasa diakui dan menjadi bagian dari perusahaan. Disamping itu, pengakuan yang memuaskan akan memotivasi untuk bekerja lebih baik karena mereka merasa dihargai dan diperhatikan hasil kerjanya

Pada Tabel 5 terlihat bahwa karyawan merasa penghargaan yang diberikan perusahaan biasa saja, penghargaan yang diberikan atasan biasa saja dan penghargaan yang diberikan rekan kerja biasa saja, serta perhatian yang biasa saja terhadap pendapat dan keluhannya. Kesimpulan yang dapat dicapai secara umum bahwa karyawan merasa pengakuan yang diterimanya tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan biasa saja (49,4%), sedangkan sisanya menyatakan puas (23,8%), tidak puas (15%), sangat tidak puas (11,3%) dan tidak ada responden yang menyatakan sangat puas.

c. Pekerjaan itu Sendiri

Pekerjaan itu sendiri merupakan jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan. Setiap karyawan menyikapi pekerjaannya secara

berbeda-beda. Karyawan yang bersikap positif terhadap pekerjaannya, berarti memiliki kepuasan kerja yang tinggi. Karyawan yang puas terhadap pekerjaannya akan menunjukkan motivasi kerja yang tinggi. Hal ini terjadi karena karyawan tidak merasa jenuh dengan rutinitas kerjanya sehari-hari, memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaannya dan merasa adil dengan pembagian kerja yang ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu, pekerjaan perlu didesain sedemikian rupa agar karyawan tidak merasa jenuh maupun frustasi dengan pekerjaannya.

Pada Tabel 5 terlihat bahwa karyawan merasa rutinitas kerjanya sehari-hari biasa saja, keahlian dan keterampilan yang dimilikinya sudah memuaskan dan pembagian kerja yang ditetapkan perusahaan biasa saja. Kesimpulan secara umum bahwa karyawan merasa pekerjaann yang dilaksanakannya tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan biasa saja (46,7%), sedangkan sisanya menyatakan puas (30%), tidak puas (12,5%), sangat tidak puas (7,5%) dan sangat puas (3,3%).

d. Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh karyawan sehubungan dengan pekerjaannya. Karyawan akan bersedia bertanggung jawab bila tanggung jawab tersebut sesuai dengan kemampuannya. Besarnya tanggung jawab dan kesediaan karyawan dalam memikul tanggung jawab tersebut akan mempengaruhi kepuasan kerjanya. Tanggung jawab yang tidak sesuai dengan kemampuan akan menimbulkan rasa frustasi dan tidak puas pada karyawan. Karyawan akan merasa puas dan bangga bila merasa bersedia bertanggung jawab sepenuhnya atas pekerjaan yang dibebankan perusahaan.

Pada Tabel 5 terlihat bahwa karyawan merasa besarnya tanggung jawab yang dibebankan biasa saja dan puas dengan kesediaannya bertanggung jawab. Kesimpulan secara umum bahwa karyawan merasa tanggung jawab yang dibebankan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari banyaknya

responden yang menyatakan biasa saja (41,3%), sedangkan sisanya menyatakan puas (37,5%), tidak puas (12,5%), sangat puas (5%) dan sangat tidak puas (3,8%).

e. Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan kesempatan yang diberikan kepada karyawan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Potensi tersebut adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan. Karyawan akan merasa puas dan bangga bila pengetahuan dan keterampilannnya dapat berkembang sehubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakannya. Karyawan yang diberi kesempatan untuk memegang tanggung jawab yang lebih besar akan termotivasi untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai tuntutan pekerjaan. Kesempatan mengembangkan karir juga akan memotivasi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerjanya. Kesempatan yang diberikan dapat berupa pendidikan dan pelatihan, serta promosi jabatan.

Pada Tabel 5 terlihat bahwa karyawan merasa biasa saja dengan kesempatan yang diberikan perusahaan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya, biasa saja dengan kesempatan yang diberikan perusahaan untuk memegang tanggung jawab yang lebih besar dan biasa saja dengan kesempatan pengembangan karir yang dibuka perusahaan. Kesimpulan secara umum bahwa karyawan merasa pengembangan diri yang diberikan oleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan biasa saja (38,3%), sedangkan sisanya menyatakan tidak puas (22,5%), puas (20,8%), sangat tidak puas (15,8%) dan sangat puas ( 2,5%).

2. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik merupakan faktor diluar pekerjaan yang masih berkaitan dengan pekerjaan. Faktor ini sering disebut sebagai faktor pemelihara (faktor higiene). Pemenuhan kebutuhan akan faktor ini dapat memelihara perilaku yang positif pada karyawan. Apabila kebutuhan akan faktor

ekstrinsik tidak terpenuhi akan menimbulkan ketidakpuasan pada karyawan, tetap bila terpenuhi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja. Karyawan yang merasa puas terhadap pemenuhan faktor ekstrinsik, berarti memiliki tingkat ketidakpuasan yang rendah. Oleh karena itu, faktor ini perlu dipelihara agar ketidakpuasan karyawan tetap rendah sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terhadap perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Faktor ini terdiri dari gaji, kondisi kerja, peraturan dan kebijakan, hubungan antar pribadi dan pengawasan. Penilaian responden terhadap faktor ekstrinsik kepuasan kerja dapat dilihat pada Tabel 6.

a. Gaji

Gaji adalah imbalan langsung yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk uang. Karyawan menilai gaji tidak hanya dari besarnya, tetapi juga keadilannya. Gaji yang adil adalah gaji yang diterima sesuai dengan hasil kerja yang dicapai dan sesuai dengan yang diterima rekan kerja. Gaji yang tidak adil akan menyebabkan ketidakpuasan pada karyawan yang berakhir dengan keluarnya karyawan dari perusahaan. Gaji yang diterima karyawan biasanya terdiri atas gaji pokok, tunjangan dan insentif. Pada Tabel 4 terlihat bahwa karyawan merasa besarnya gaji yang diterima biasa saja, gaji yang diterima tidak berhubungan dengan hasil kerja yang dicapai dan gaj yang diterima tidak berhubungan dengan gaji yang diterima rekan kerja. Kesimpulan secara umum bahwa karyawan merasa gaji yang diterima tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan biasa saja (50,8%), sedangkan sisanya menyatakan tidak puas (30,8%), puas (7,5%), sangat tidak puas (10,8%) dan tidak ada karyawan yang menyatakan sangat puas.

Tabel 6. Penilaian Responden terhadap Faktor Ekstrinsik Kepuasan Kerja Skor Nilai 1 2 3 4 5 Indikator N % N % N % N % N % Kesimpulan Gaji Besarnya gaji dan

tunjangan 4 10,0 15 37,5 16 40,0 5 12,5 0 0,0 Biasa Saja Kesesuaian dengan hasil

kerja 5 12,5 12 30,0 20 50,0 3 7,5 0 0,0 Biasa Saja Kesesuaian dengan yang

diterima rekan kerja 4 10,0 10 25,0 25 62,5 1 2,5 0 0,0 Biasa Saja Total 13 10,8 37 30,8 61 50,8 9 7,5 0 0,0 Biasa Saja

Kondisi Kerja

Kenyamanan ruang kerja 6 15,0 7 17,5 10 25,0 16 40,0 1 2,5 Puas Suasana kerja 5 12,5 6 15,0 11 27,5 17 42,5 1 2,5 Puas Kelengkapan fasilitas

kerja 5 12,5 3 7,5 13 32,5 19 47,5 0 0,0 Puas

Kelengkapan fasilitas

umum 1 2,5 1 2,5 9 22,5 26 65,0 3 7,5 Puas

Total 16 10,0 17 10,6 43 26,9 78 48,8 5 3,1 Puas

Peraturan dan Kebijakan

Kebijakan-kebijakan

perusahaan 1 2,5 8 20,0 21 52,5 9 22,5 1 2,5 Biasa Saja Peraturan-peraturan

perusahaan 5 12,5 7 17,5 14 35,0 11 27,5 3 7,5 Biasa Saja Prosedur-prosedur

administrasi 3 7,5 8 20,0 19 47,5 10 25,0 0 0,0 Biasa Saja Total 9 7,5 23 19,2 54 45,0 30 25,0 4 3,3 Biasa Saja

Hubungan Antar Pribadi

Hubungan dengan rekan

kerja 1 2,5 2 5,0 12 30,0 20 50,0 5 12,5 Puas Hubungan dengan atasan 1 2,5 5 12,5 20 50,0 13 32,5 1 2,5 Biasa Saja

Total 2 2,5 7 8,8 32 40,0 33 41,3 6 7,5 Puas Pengawasan

Intensitas pengawasan 2 5,0 2 5,0 21 52,5 14 35,0 1 2,5 Biasa Saja Cara pengawasan 3 7,5 10 25,0 17 42,5 10 25,0 0 0,0 Biasa Saja Pengaruh pengawasan 2 5,0 2 5,0 13 32,5 22 55,0 1 2,5 Puas

Total 7 5,8 14 11,7 51 42,5 46 38,3 2 1,7 Biasa saja Keterangan :

1 = Sangat Tidak Puas 3 = Biasa Saja 5 = Sangat Puas 2 = Tidak Puas 4 = Puas

b. Kondisi Kerja

Kondisi kerja merupakan lingkungan fisik yang menjadi tempat di mana karyawan bekerja. Kondisi kerja menyangkut ruang kerja, suasana kerja, fasilitas kerja dan fasilitas umum yang disediakan perusahaan. Ruang dan suasana kerja yang nyaman, fasilitas kerja yang lengkap dan fasilitas umum yang memadai akan menunjang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari, sehingga mereka dapat bekerja lebih produktif. Kondisi kerja yang baik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keamanan dan kesehatan kerja karyawan. Karyawan yang tidak puas dengan kondisi kerjanya akan terganggu kesehatan fisik dan mentalnya sehingga produktivitas kerjanya menurun. Oleh karena itu, faktor ini perlu dipelihara dengan baik.

Pada Tabel 5 terlihat bahwa karyawan merasa puas dengan kenyamanan ruang kerja, suasana kerja, fasilitas kerja dan fasilitas umum yang disediakan perusahaan. Kesimpulan yang dapat diambil secara umum bahwa karyawan merasa puas dengan kondisi kerjanya saat ini. Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan puas (48,8%), sedangkan sisanya menyatakan biasa saja (26,9 %), tidak puas (10,6%), sangat tidak puas (10%) dan sangat puas (3,1%).

c. Peraturan dan Kebijakan Perusahaan

Peraturan dan kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang dibuat perusahaan untuk dipatuhi oleh seluruh karyawan baik tertulis maupun tidak tertulis. Karyawan akan merasa tidak puas dengan peraturan dan kebijakan perusahaan bila terlalu mengekang atau merugikan mereka. Oleh karena itu, peraturan dan kebijakan yang dibuat harus berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dan serikat pekerja sehingga mewakili kepentingan kedua belah pihak. Peraturan-peraturan berkaitan dengan disiplin

kerja karyawan, sedangkan kebijakan-kebijakan perusahaan berkaitan dengan hak dan kewajiban karyawan.

Pada Tabel 5 terlihat bahwa karyawan merasa biasa saja dengan kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur administrasi yang dibuat perusahaan. Kesimpulan yang dapat diambil secara umum bahwa peraturan dan kebijakan perusahaan tidak mempengaruhi kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan biasa saja (45%), sedangkan sisanya menyatakan puas (25 %), tidak puas (19,2%), sangat tidak puas (7,5%) dan sangat puas (3,3%).

d. Hubungan Antar Pribadi

Hubungan antar pribadi menyangkut hubungan karyawan dengan atasan dan rekan kerja baik secara formal maupun non-formal. Hubungan dapat berlangsung di dalam maupun di luar pekerjaan. Hubungan antara pribadi yang akrab akan timbul bila terjadi saling pengertian dan saling mendukung satu sama lain. Karyawan yang memiliki hubungan yang akrab dengan atasan dan rekan kerjanya akan mengurangi ketidakpuasan mereka terhadap faktor-faktor ekstrinsik lainnya.

Pada Tabel 5 terlihat bahwa karyawan merasa memiliki hubungan yang biasa saja dengan atasan dan hubungan yang memuaskan dengan rekan kerjanya. Kesimpulan yang dapat diambil secara umum bahwa karyawan memiliki hubungan antar pribadi yang memuaskan. Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan puas (41,3%), sedangkan sisanya menyatakan biasa saja (40%), tidak puas (8,8%), sangat puas (7,5%), dan sangat tidak puas (2,5%).

e. Pengawasan

Pengawasan adalah pemantauan yang dilakukan oleh atasan terhadap pekerjaan bawahannya agar tidak menyimpang dari prosedur dan rencana kerja yang sudah ditetapkan. Karyawan yang jarang diawasi akan memiliki motivasi kerja yang rendah

karena mereka merasa tidak diperhatikan. Sebaliknya, karyawan yang terlalu sering diawasi akan merasa frustasi karena merasa dibatasi ruang geraknya. Pengawasan yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan kondisi kerja karyawan akan menimbulkan dampak yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan dalam hal intensitas, cara dan pengaruh dari pengawasan tersebut.

Pada Tabel 5 terlihat bahwa karyawan merasa tidak terpengaruh dengan intensitas pengawasan yang diberikan oleh atasan, tidak terpengaruh dengan cara pengawasan yang diberikan oleh atasan dan puas dengan pengaruh pengawasan yang diberikan oleh atasan. Kesimpulan yang dapat diambil secara umum bahwa pengawasan yang diberikan oleh atasan tidak mempengaruhi kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari banyaknya responden yang menyatakan biasa saja (42,5%), sedangkan sisanya menyatakan puas (38,3%), tidak puas (11,7%), sangat tidak puas (5,8%), dan sangat puas (1,7%).

Dokumen terkait