• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keterlibatan dan Partisipasi Perempuan pada Program P2WKSS P2WKSS

BAB V Penutup: Berisi kesimpulan penelitian dan saran. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

LANDASAN TEORI

B. Hasil Penelitian

3. Analisis Keterlibatan dan Partisipasi Perempuan pada Program P2WKSS P2WKSS

Analisis keterlibatan dan partisipasi perempuan pada pelaksanaan pembangunan melalui program Peningkatan Peran Wanita Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) di Kota Tangerang Selatan meliputi:

81

Wawancara pribadi dengan ibu Marmilah atau ibu Asep., selaku koordinator program P2WKSS di Kelurahan Sawah Baru., tanggal 10 Juni 2014., di Kelurahan Sawah Baru.

82

Fadilah Suralaga, dkk.,Pengantar Kajian Gender, (Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), h. 82.

A. Keterlibatan

Keterlibatan berarti keadaan terlibat. Terlibat sendiri berarti adanya keikutsertaan individu atau berperannya sikap ataupun emosi individu dalam situasi tertentu.83 Keterlibatan sosial perempuan merupakan penegasan kondisi perempuan yang mengalami peningkatan dalam masyarakat. Hal tersebut didorong oleh kesadaran mendalam terhadap peran perempuan dalam upaya membangun dan mengembangkan masyarakat. Keterlibatan perempuan tersebut berarti ikut memberikan solusi bagi masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, juga memperluas peran perempuan di berbagai asosiasi dan organisasi nasional serta berbagai bentuk kerjasama, di samping lembaga-lembaga kemasyarakatan.84

Mosser framework membagi keterlibatan ke dalam tiga bagian, yaitu keterlibatan reproduktif, keterlibatan produktif dan keterlibatan kemasyarakatan.85

a) Keterlibatan Reproduktif

Kegiatan reproduktif melibatkan kepedulian dan pelestarian rumah tangga dan keluarga termasuk melahirkan, merawat anak-anak, mempersiapkan makanan, berbelanja, merawat rumah dll. Kerja reproduktif sangatlah penting bagi keberlangsungan hidup manusia dan pelestarian reproduksi angkatan

83

Pusat Bahasa Pendidikan Nasional, KBBI edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 668.

84

Dr. Jaber Asfour, Membela Perempuan, Antara Hak, Peran & Tanggung Jawab, (Depok: NOHA Publishing House, 2008), h. 131.

85

Tati Hatima, dkk, Analisis Gender. Work shop 13 November – 19 November 2000. (Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000), h. 19.

kerja, tetapi hal tersebut jarang dianggap sebagai “pekerjaan yang benar-benar pekerjaan”.86

Dalam masyarakat kelompok binaan P2WKSS, ada yang menyatakan bahwa:

a. Kegiatan reproduktif atau melakukan pekerjaan rumah tangga dilakukan seorang diri seperti yang diungkapkan oleh ibu Mardiyah dan Ibu Supiah.

“…merawat rumah ya saya sendiri, gak ada pembagian kerja, saya sendiri semua-mua, he eh ya itu semua-mua di rumah namanya rumah tangga he eh nyuci….”87

“…saya sendiri yang mengurus rumah, ya itu kemauan saya sendiri, dilakukannya kalo untuk rumah setiap hari yah…”88

b. Ada yang melakukan pembagian kerja dengan anggota keluarga lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Rina Lisnawati, ibu Sufiyati, ibu Fatimah, ibu Fitrawati dan ibu Nuriyah.

“…Merawat rumah saya melakukan sendiri, anak saya dua, saya sendiri yang merawatnya. Kegiatan di rumah, paling juga kalo pagi memang saya yang mengerjakan semua pekerjaan saya yah, pekerjaan rumah tangga kalo siang anak saya pulang sekolah ya anak saya, untuk sorelah gitu yah, nyapu, ngepel yah…”89

“… tapi kadang yang nyuci saya, anak saya yang laki juga ada yah, yang satu isi botol kulkas, ya kamu ngepel misalnya, yang satu yang punya anak entar aku masak deh mah, nanti anakku yang nyuci kadang mamah yang nyuci gitu ajah.”90

86 Tati Hartima, dkk. Analisis Gender. Workshop 13 November - 19 November2000,

(Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000), h.19.

87

Wawancara pribadi dengan ibu Mardiyah., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

88

Wawancara pribadi dengan ibu Supiah., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

89

Wawancara pribadi dengan ibu Rina Lisnawati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

90

Wawancara pribadi dengan ibu Sufiyati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

“…kalo sekarang sih ya kalo anak saya sekarang nih yang satu nyetrika, terus yang satu nyuci gitu, ya paling ibu masak, ya, udah lama sih, ya tiap hari gitulah, kalo masak emang tiap hari juga buat anak kecuali di luar masak itu juga benenah-bebenah itu anak-anak.”91

“…Pembagian kerja ada, ya kalau ngepel aja bantu gimana apa nyuci piring heeh paling itu, iyakan anak masih pada sekolah masih pada belajar,…”92

“…ada, he eh ya kalo untuk nyuci, apa namanya ya kalo ngurus rumah tangga ibu kalo bantu-bantu nyapu apalah anaknya gitu, ya enggak dia sendiri udah tugas rutin, jadi tiap pagi kan harusnya nyapu, eh gitu terus ngepel…”93

c. Ada yang menyatakan bahwa pembagian kerja dalam kegiatan reproduktif dilakukan dengan pembantu rumah tangga seperti yang diungkapkan oleh ibu Kusmiati.

“Ada juga sih, ya seperti nyuci, nyuci ya apa ya, nyetrika gitu, ya tiap hari, sama pembantu.”94

d. Dan ada juga yang beranggapan bahwa kegiatan reproduktif yang dilakukan tersebut merupakan suatu kewajiban, seperti yang diungkapkan oleh ibu Nursehati dan Ibu Wainem.

“…Ngurus rumah saya, karna tanggung jawab ya, he eh, anaknya masih kecil-kecil….”95

“Yo biasa ibu rumah tangga yo biasa itu nyuci ngepel ya biasalah ya ibu rumah tangga di rumah, ya itukan kewajiban, namanya ibu rumah tangga. Namanya Kewajiban ya dikerjakan setiap pagi, kalo pagi iya

91

Wawancara pribadi dengan ibu Fatimah., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

92

Wawancara pribadi dengan ibu Fitrawati., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

93

Wawancara pribadi dengan ibu Nuriyah., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

94

Wawancara pribadi dengan ibu Kusmiati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

95

Wawancara pribadi dengan ibu Nursehati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

bangun tidur abis sholat shubuh langsung ngerjain pekerjaan rumah….”96

Nilai-nilai pembagian kerja yang menekankan bahwa dunia rumah tangga sepenuhnya milik perempuan menyebabkan tugas-tugas perempuan hanya terfokus pada sumur, dapur dan kasur. Kondisi ini menyebabkan kiprah perempuan di dunia publik tertinggal dari laki-laki. Keterlibatan perempuan dalam dunia publik diminimalisir. Peran perempuan hanya sebatas merawat rumah sementara dunia publik sepenuhnya milik laki-laki.97

Keterlibatan reproduksi kelompok binaan P2WKSS masih dalam lingkup kegiatan mengurus pekerjaan rumah tangga, pemeliharaan rumah, dan mengurus anak. Ada yang melakukannya seorang diri, ada juga yang melakukan pembagian kerja dengan anggota keluarga atau pembantu rumah tangga. Dan ada juga yang menyatakan bahwa pekerjaan mengurus rumah tangga adalah sebuah kewajiban atau tugas seorang perempuan.

Keterangan di atas menandakan bahwa adanya marginalisasi terhadap perempuan, salah satu bentuknya yaitu proses feminisasi atau segregasi, pemusatan perempuan pada jenis pekerjaan tertentu (feminisasi pekerjaan) atau pemisahan yang semata-mata dilakukan oleh perempuan saja atau laki-laki saja.98 Selain itu ada juga stereotipe terhadap perempuan, yaitu pelabelan perempuan sebagai ibu rumah tangga (domestik) dan laki-laki

96

Wawancara pribadi dengan ibu Wainem., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

97

Ida Rosyidah dan Hermawati, Relasi Gender dalam Agama-agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h. 16.

98

Fadilah Suralaga, dkk.,Pengantar Kajian Gender, (Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), h. 73-74.

sebagai pencari nafkah (publik), perempuan lemah, laki-laki kuat dan lain-lain.99

Dalam kegiatan program P2WKSS ada kegiatan penyuluhan tentang tingkahlaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari Dinas Kesehatan, namun dalam kegiatan keseharian warga binaan P2WKSS, masih belum nampak penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada peningkatan kesehatan perempuan sudah cukup baik, terlihat dari terselenggaranya program kegiatan Keluarga Berencana (KB), Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL). Termasuk didalamnya penyuluhan tentang Reproduksi Remaja dan Reproduksi Lansia.

b) Keterlibatan Produktif

Kegiatan Produktif, melibatkan produksi barang dan jasa untuk dikonsumsi dan diperdagangkan atau dijual. Baik perempuan maupun laki-laki dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan produktif, tetapi seringkali fungsi dan tanggung jawab mereka berbeda. Pekerjaan produktif perempuan seringkali lebih tidak terlihat dan lebih tidak dihargai dibandingkan pekerjaan produktif laki-laki.100

Dalam masyarakat kelompok binaan P2WKSS, ada yang menyatakan bahwa:

a. Ada yang bekerja atau melakukan kegiatan produktif seperti melakukan kegiatan mengajar dan wirausaha, seperti yang diungkapkan oleh ibu Rina

99

Ibid.,h. 76-78.

100

Tati Hartima, dkk. Analisis Gender. Workshop 13 November - 19 November2000, (Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000), h. 19.

Lisnawati, ibu Fitrawati, ibu Nuriyah, ibu Mardiyah, ibu Wainem dan ibu Sufiah.

“Sehari-hari saya itu guru ya, ngajar pagi setiap hari dari senin sampai sabtu, mengajar disini di SD, SD Jombang 2.”101

“Sayakan di rumah saya usahanya warung. Jual pulsa sama itu warung sembako, yang kecil, yang kecil-kecil aja.”102

“Ehm, kadang-kadang ya suka bikin kue gitu, heeh ada pesenan kue kan gitu. Buatnya malam, malam hari. kalo ada pesenan gitu, eh ya untuk menambah keuangan kita, buat kuenya di rumah saja, kue basah, ya misalnya kayak lemper, terus karamel, gitu terus bolu-bolu gitu, pokonya kue basahlah, heeh…”103

“…jualan ini bikin sendiri, jual ya itu lontong, bakwan itu seperti saya meh bagian nasi uduk aja heeh, terus nasi uduk aja enggak yang lain, jualannya dari pagi ampe gini hari, kadang-kadang kalo lagi laris yah jam 10 udah abis gitu kalo masih banyak begini ni bisa sampe siang, ya karna ya kebutuhan hidup heeh, penghasilan heeh,…”104

“Saya dagang, heeh dagang yo gorengan, kopi, es, bukanya habis dzuhur, jadi kan udah rapih pekerjaan rumah baru buka warung. Apa namanya, inilah cari tambahan bantu suami, suami tadinya kerja di bangunan heeh. Dagangnya di samping rumah ini…”105

“Ya ke kebun, bertanam, lalu di jual, tanaman eh papaya, heeh daun singkong, timun, jagung, kan ada tanah kereta api gak terpakai, luas di deket kereta yang tidak terpakai kan sayang jadi ditanemin itu bukan milik pribadi kan emang panjang jadi sayang kalo gak di pake gitu jadi ditanemin pisang. Masak untuk kegiatan pesta aja hajatan itu di panggil masak apa ya tergantung permintaannya aja masak rendang, sop kaki, apa aja dah apa gudeg, rendang apa semur apa asinan. bahan bahan dari yang punya hajat.”106

101

Wawancara pribadi dengan ibu Rina Lisnawati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

102

Wawancara pribadi dengan ibu Fitrawati., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

103

Wawancara pribadi dengan ibu Nuriyah., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

104

Wawancara pribadi dengan ibu Mardiyah., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

105

Wawancara pribadi dengan ibu Wainem., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

106

Wawancara pribadi dengan ibu Sufiah, warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

b. Ada yang menyatakan sebagai ibu rumah tangga saja seperti yang diungkapkan oleh ibu Supiati

“Produksi gak ada yah, kegiatan sehari-hari hanya rutinitas begitu aja, gitu.”107

c. Ada yang tidak membedakan antara kegiatan produktif dengan kegiatan kemasyarakatan seperti yang diungkapkan oleh ibu Nursehati, ibu Fatimah dan ibu Kusmiati.

“…majlis taklim paling, kesini ikut PKK. Kalo ke Majlis taklim meh hampir tiap hari, eh biasanya abis lohor, setiap hari habis dzuhur. Kadang seharian kamis itu full dari pagi sebelum lohor trus jam satu pulang sebelum ashar trus abis maghrib sampe setengah Sembilan, itu padet kalo kamis.”108

“Di luar rumah, ya seperti bu Aguskan PKK gitu, berkebun gitukan, pengajian, ya posyandu, nimbang-nimbang. Eh kalo Posyandu, kemis ke tiga eh senen ke tiga, kalo pengajian hari jum’at sama rabu, sama selasa, tiga kali.”109

“Oh arisan, pengajian, PKK. Pengajian seminggu dua kali, kalo PKK kan sebulan sekali, rutin, kadang-kadang kalo ada panggilan dari bu lurah ya datang gitu, kegiatannya ada dari pensiunan sebulan eh dua bulan sekali iyah, di kantor, di sana di Kementrian Pertanian.”110 Pekerjaan domestik yang dibebankan kepada perempuan, menyebabkan posisi perempuan sarat dengan pekerjaan yang beragam, dalam waktu yang tidak terbatas dan dengan beban yang cukup berat. Misalnya memasak, mencuci, menyetrika, menjaga kebersihan, dan kerapihan rumah, mengurus anak dan sebagainya. Pekerjaan domestik yang berat tersebut dilakukan bersama-sama dengan fungsi reproduksi,

107

Wawancara pribadi dengan ibuSufiyati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

108

Wawancara pribadi dengan ibu Nursehati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

109

Wawancara pribadi dengan ibu Fatimah., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

110

Wawancara pribadi dengan ibu Kusmiati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

haid, hamil, melahirkan, menyusui. Belum lagi jika perempuan harus bekerja pada peran publik untuk meningkatkan penghasilan ekonomi keluarga, maka semakin berat beban yang ditanggung.111

Dalam kegiatan produktif masyarakat kelompok binaan P2WKSS terlihat bahwa, masih sedikit perempuan yang melakukan kegiatan ekonomi produktif atau kegiatan yang menghasilkan pendapatan untuk mendukung perekonomian keluarga. Masih banyak perempuan-perempuan di kelompok binaan yang pekerjaan sehari-harinya hanya mengurus kegiatan pelestarian rumah tangga atau pekerjaan domestik. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan melalui program P2WKSS, diharapkan agar masyarakat kelompok binaan dapat menerapkan ilmu yang dipelajari untuk digunakan sebagai ladang usaha atau pengembangan ekonomi produktif bagi diri dan keluarganya.

c) Keterlibatan Kemasyarakatan

Kegiatan kemasyarakatan, melibatkan pengorganisasian kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas sosial secara bersama: upacara-upacara dan peringatan-peringatan, kegiatan-kegiatan peningkatan masyarakat, partisipasi dalam kelompok dan organisasi, kegiatan-kegiatan politik lokal dan sebagainya. Jenis pekerjaan ini jarang dipertimbangkan atau dilihat dalam analisis ekonomi masyarakat. Tetapi jenis pekerjaan ini melibatkan jumlah waktu yang cukup besar yang diberikan secara sukarela dan penting bagi perkembangan spiritual dan budaya masyarakat dan merupakan suatu kendaraan untuk pengaturan dan penentuan nasib masyarakat. Baik

111

Fadilah Suralaga, dkk.,Pengantar Kajian Gender, (Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), h. 80.

perempuan maupun laki-laki terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan, meskipun suatu pembagian kerja berdasarkan gender juga berlaku disana.112

Dalam masyarakat kelompok binaan P2WKSS, ada yang menyatakan bahwa:

a. Ada yang mengikuti kegiatan kemasyarakatan PKK seperti yang diungkapkan oleh ibu Rina Lisnawati, ibu Fatimah, ibu Kusmiati dan ibu Nuriyah.

“Paling ikut kerja bakti ya, posyandu, ya itu juga tapi gak tiap gak selalu dateng gitu, kalo posyandukan sebulan sekali di RW 04 ada lokasi Posyandunya…”113

“Yang itu yang tadi, terus sama arisan RT sebulan sekali setiap tanggal 5 kalo arisan RW setiap bulan kedua, Posyandu setiap sebulan senen ketiga sebulan sekali…”114

“Iya kayak gini PKK, itu kayak KWT, masyarakat kan ini juga, ya, kalo ini meh sebulan sekali, kalo itukan untuk masyarakat yah...”115 “Ya itu Posyandu, ngaji, heeh, terus apa yah ya kalo misalnya ada kegiatan kumpul-kumpul sih saya seneng yah gitu arisan heeh, gitu paling itu aja rutin ngaji, arisan, posyandu, kalo Posyandu sih sebulan sekali, arisan RT sebulan sekali, arisan RW juga ibu ikut sebulan sekali, terus itu rakor PKK juga termasuk kegiatan yah, Rakor Des sama Rakor Cam, Kalo Rakor des kan rakor desa, kalo rakor cam kan kecamatan. Gitu. Itu kegiatan PKK…”116

b. Ada yang mengikuti kegiatan pengajian seperti yang dilakukan oleh ibu Nursehati, Ibu Supiati, Ibu Mardiyah, ibu Wainem dan ibu Sufiah.

112

Tati Hartima, dkk. Analisis Gender. Workshop 13 November - 19 November2000, (Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000), h. 20.

113

Wawancara pribadi dengan ibu Rina Lisnawati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

114

Wawancara pribadi dengan ibu Fatimah., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

115

Wawancara pribadi dengan ibu Kusmiati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

116

Wawancara pribadi dengan ibu Nuriyah., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

“Apa sih, aku sih ngumpulin anak kecil aja kalo habis maghrib, diajarin ngaji di rumah gitu-gitu doank heeh, habis maghrib…”117 “Kalo ada kegiatan pengajian ya kita ikuti, seperti ibu-ibu yang lain. Kalo pengajian setiap Selasa, rabu dan jum’at. Ngaji baca Al-Qur’an, tentang fikih, kalo yang hari rabu pengajian ya biasalah kita Yasinan di sini Mesjid sini eh Nurul Ikhlas…”118

“Iya pengajian-pengajian aja udah itu, ya selain dari itu yang enggak paling ya ngerjain ini aja yang ada di rumah itu aja…”119

“Pengajian, ia ngaji tiap minggu, selain ngaji gak ada kegiatan apa-apa ya kalo lagi ada kerja bakti ya kerja bakti, ikut gitu. Untuk BKL Posbindu yo itukan adanya di yo ikut sih kalo ini di pengajian ikut. Pengajian hari minggu abis dzuhur di mushola Al-Irsyad…”120

“Kegiatannya apa aja ya orang yang lagi mungkin kalo ada pengajian ya bantu-bantu ada misalnya orang yang meninggal bantu-bantu kadang sampe tujuh harilah ya kadang-kadang bantu-bantu kegiatan kemasyarakatanlah…”121

Keterlibatan kelompok binaan dalam kegiatan kemasyarakatan sudah cukup baik, ada yang mengikuti kegiatan PKK, ada juga yang mengikuti kegiatan pengajian. Ketika perempuan di kelompok binaan mengikuti kegiatan kemasyarakatan berarti ia juga sudah ikut berpartisipasi dalam membangun masyarakat. Misalnya ada yang mengikuti kegiatan PKK, seperti posyandu, posbindu, mereka secara tidak langsung juga ikut berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan, pelayanan dan pembinaan di P2WKSS. Ada pula yang mengikuti kegiatan pengajian, dalam kegiatan pengajian berarti warga binaan aktif dalam kegiatan belajar-mengajar, baik

117

Wawancara pribadi dengan ibu Nursehati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

118

Wawancara pribadi dengan ibu Supiyati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

119

Wawancara pribadi dengan ibu Mardiyah., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

120

Wawancara pribadi dengan ibu Wainem., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

121

Wawancara pribadi dengan ibu Sufiah., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

itu dengan mendengarkan ceramah agama, mengaji kitab atau membaca Al-Qur’an, hal tersebut sangat baik bagi perkembangan spiritual dan budaya masyarakat.

d) Keterlibatan dalam proses perencanaan P2WKSS atau Rembug Desa Dalam masyarakat kelompok binaan P2WKSS, ada yang menyatakan bahwa:

a. Ada yang hadir dalam proses perencanaan atau rembug desa seperti ibu Kusmiati, ibu Fitrawati, ibu Nuriyah dan ibu Mardiyah.

“Ikut, ada pak lurah ada eh PKK, PKK, iya kader-kader, RT, RW, iya pak Lurah, aparat desalah. Aparatur desa. Aparat kelurahan. Ada, eh enggak tau yah lupa, bu Agus kemaren suruh jadi ketua koordinator P2WKSS, heeh, ibu Triyani kalo bu Agus tuh.”122

“Rembug warga, ikut kemaren berapa kali ke kelurahan. Ya ada kunjungan itu, apa yah dari pemerintahan tangsel sendiri itu dari Dinas Sosial, dari Propinsi untuk P2WKSS kemaren di Kelurahan…”123

“Iya ikut juga karna disini semua apa yah semua yang ada di RT 07 RW 02 itu harus bergerak semua gitu heeh, mendukunglah gitu semua warga,ada ibu-ibu dan ada laki-laki juga ada, heeh, RT, RW turun semua. itu di Mushola Al-Irsyad.”124

“…ikut yang kemaren itu ya yang ada acara ya itu doank udah, tapi ngejelasin gak jelasin macem-macem di Kelurahan, tapi belum di kerjain sih baru rapat aja. Ya berencana, yang kata panitia, terus apa, mau dibentuk apa sih, bentuk apa sih, saya gak nyatet soalnya, cuma lihat dan denger di luar jadi gak begitu paham.”125

122

Wawancara pribadi dengan ibu Kusmiati., warga binaan P2WKSS Kel. Jombang., tanggal 14 Juni 2014.

123

Wawancara pribadi dengan ibu Fitrawati., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

124

Wawancara pribadi dengan ibu Nuriyah., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

125

Wawancara pribadi dengan ibu Mardiyah., warga binaan P2WKSS Kel. Sawah baru., tanggal 24 Juni 2014.

b. Ada yang tidak hadir dalam proses perencanaan P2WKSS atau Rembug Desa seperti yang diungkapkan oleh ibu Rina Lisnawati, ibu Nursehati, ibu Supiati, ibu Fatimah, ibu Wainem dan ibu Sufiah.

“Rembug Warga, enggak juga sih, paling suami saya, suami saya kan RT gitu, paling mungkin kalo disini itu biasanya bapak-bapak. Iya mungkin biasanya kader-kader ini, kader-kader PKK.”126

“Enggak sih, cuma sering ngadain apa yah, eh penyuluhan gitu-gitu d kelurahan, penyuluhan kesehatan gitu…”127

“Enggak, rencana ini, sayakan kemaren hanya inikan ada rembug warga. Ikut sih kalo ada acara-acara ikut. Yang ikut terlibat banyak sih, paling yang disini aja yang bu papat, bu embay, bu eneng, ibu-ibu dari PKK, ya seperti bu Agus tadi..”128

“Enggak tau yah, enggak ikut kurang tau juga yah cuma kalo ibu kan biasanya suka rakor, gitu doank, iya gitu, paling bu agus kayaknya yang semua, kita kan cuma kader-kadernya bagian ini bagian itu apa perintah dia lah gitu, biasanya yang ini sih bu Agus sama bu darso…”129

“Rembug warga kayaknya gak ikut deh, saya cuma anggota terus dari ketua belum dikasih tau, belum ada penyuluhan lagi.”130

“Enggak ikut rembug warga, biasanya yang ikut kader-kader aja. Tim penggeraknya ya itu cuma itu aja satu ibu Nur aja…”131