• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dalam Memelihara Ekologi di Wilayah Sungai Ciliwung

BAB III : GAMBARAN UMUM KANCIL

A. Analisis Peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dalam Memelihara Ekologi di Wilayah Sungai Ciliwung

Pondok Cina

Sesuai pandangan menurut Jim Ife tentang Perans, bahwa peran diklasifikasikan menjadi beberapa peran memfasilitasi sebagai penunjang dalam pengembangan masyarakat, diantaranya yaitu: Semangat Sosial, Mediasi dan Negosiasi, Dukungan, Mengorganisasi dan Pelatihan (Lihat Bab II, h. 20-22). Peran Komunitas Anak Ciliwung (KANCIL) dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung jika melihat pengklarifikasian Jim Ife tercakup dalam empat bentuk peran, yaitu semangat sosial, mediasi dan negosiasi, dukungan dan mengorganisasi. Hal tersebut bias dilihat dari pelaksanaan peran yang dilakukan oleh Komunitas Anak Ciliwung dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung dari awal mereka berdirinya.

1. Semangat Sosial

Peran semangat sosial yang dilakukan oleh KANCIL adalah bukan menjadi komunitas yang mampu melakukan segala hal secara sendiri akan tetapi mampu membuat orang lain ikut serta dalam kegiatan tersebut. langkah yang paling pertama yang dilakukan oleh KANCIl yang ditunjukan kepada masyarakat sekitaran Ciliwung, umumnya wilayah bibir sungai

Ciliwung kecamatan Pondok Cina dan khususnya Rt 04/Rw 01.

Dengan semangat sosial KANCIL hal yang pertama dilakukan oleh KANCIL adalah menginfokan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah langsung ke sungai, dikarenakan sungai Ciliwung sudah tidak asri lagi seperti dulu (Lihat Bab IV h. 50-51). Informasi untuk tidak membuang sampah langsung kesungai yang dilakukan oleh kancil adalah dengan cara door to door. Dan itu adalah salah satu bagian dari bagaimana kancil menimbulkan semangat sosial lewat menggerakan masyarakat.

Sebagai warga asli RT 04 yang dimana mereka juga tinggal disana tidak mau yang namanya lingkungan tidak sehat apalagi jika Ciliwung terus menerus mengalami perubahan dari segi keasrian dan keindahan, yang dimana kancil merasakan perubahan yang sangat signifikan dari yang awalnya sungai Ciliwung menjadi sumber kehidupan menjadi saluran limbah.

Selain itu Kancil juga menginisiasi kepada masyarakat sungai Ciliwung khususnya RT 04 untuk melakukan kerja bakti yang dimana kancil menginisiasi perkumpulan warga serta membahas untuk melakukan kerja bakti dan tidak bosan kancil mengajak para warga untuk tidak membuang sampah langsung ke sungai Ciliwung (Lihat Bab IV h.52-53).

2. Mediasi dan Negosiasi

Peran Mediasi yang dilakukan oleh KANCIL ketika kancil menemukan masalah samapah yang dimana masyarakat ketika membuang sampah rumah tangga biasanya langsung kesungai dan itu adalah cara merusak sungai dengan cepat dan terus menerus hingga menimbulkan banjir dan sungai beralingfungsi menjadi tempat sampah. Tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) diwilayah khususnya RT 04 dan umumnya di RW 01 menjadi keresahan kancil untuk memelihara sungai Ciliwung.

Kegiatan yang dilakukan oleh kancil sebagai mediator adalah melakukan mediasi dengan pihak Dinas Kebersihan Kota Depok terkait sampah yang dimana sampah menjadi musuh utama atas bersihnya sungai Ciliwung. Hasil dari mediasi dengan Dinas Kebersihan adalah tidak adanya pembuatan TPS baru (Lihat BAB IV h.53-54) akan tetapi dari hasil tersebut kancil tidak putus asa untuk membuat TPS, Kancil mengusulkan kepada masyarakat untuk membuat Tempat Pembuangan Sampah(TPS) secara bersama agar sampah tidak langsung dibuang ke sungai yang bias mengakibatkan banjir dan kerusakan sungai Ciliwung.

Setalah melakukan mediasi terkait sampah yang menjadi permasalahan diwilayahnya Kancil melakukan peran negosiasi, peran negosiasi Kancil dalam Memelihara Ekologi Sungai Ciliwung yaitu

terkait pembangunan gedung tinggi. Yang dimana persis dari seberang wilayah Pos Pantau Kancil telah dibangun gedung tinggi di pinggir sungai Ciliwung. Gedung tinggi tersebut adalah gedung yang dibangun oleh Kampus Swasta yaitu Gunadarma yang seharusnya tidak dibangun dibibir sungai.

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh ketua umum Kancil (BAB IV h. 53-54) bahwasanya pihak Gunadarma telah memiliki izin pembangunan akan tetapi efek dari pembangunan tersebut untuk jangka panjang sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat sekitar bantaran Kali. Pasalnya, posisi Gedung Gunadarma terletak ditikungan alur Kali Ciliwung, dan pihak Gunadarma membangun gedung berjarak kurang dari lima (5) meter dari bantaran Kali. Pihak Gunadarma membangun turab hanya disisi pembangunan, hal tersebut akan berdampak kepada masyarakat apabila curah hujan tinggi sehingga dikhawatirkan jalur air akan berubah menuju pemukiman warga. Berdasarkan keresahan tersebut KANCIL mengajak pihak Gunadarma untuk bernegosiasi agar pembangunan turab sebaiknya dibangun dikedua belah sisi Kali, dengan tujuan agar tidak ada ketimpangan pada jalur air selain itu tujuan lainnya ialah aga tidak ada pihak yang dirugikan.

3. Dukungan

Dalam menjalankan perannya sebagai pihak yang memberikan dukungan atas apa yang dilakukan oleh masyarakat sekaligus untuk memberdayakan masyarakat Kancil pernah melakukan memberikan dukungan pada saat masyarakat ingin mempercantik bantaran sungai dengan mural. Disini Kancil memberikan dukungan kepada komunitas mural yang berada dibantaran sungai, dalam bentuk membantu proses pengerjaan, karena pembuatan ini merupakan murni ide dan gagasan dari komunitas tersebut.

Kancil sudah berhasil melakukannya sesuai dengan temuan yang peneliti dapatkan pada saat observasi. Disini masyarakat atau komunitas lain memiliki ide atau gagasan untuk mempercantik wilayah bantaran sungai dengan membuat mural pada tembok rumah warga, dan Kancil dengan senang hati mendukung gagasan tersebut serta turun membantu dalam pengerjaannya. Selain dapat mempercantik lingkungan mural tersebut dapat dijadikan sebagai sanksi sosial ketika membuang sampah sembarangan, sekaligus menimbulkan rasa tanggungjawab untuk menjaga wilayahnya sendiri dari sampah.

4. Mengorganisasi

Peran terakhir yang dilakukan oleh KANCIL dalam memelihara ekologi sungai Ciliwung adalah peran mengorganisasi. Sesuai dengan peran yang

dikemukakan oleh Jim Ife (BAB II h. 20-22), Kancil mengorganisasi dengan mengestimasikan waktu kegiatan yang dilakukan oleh kancil agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh kancil. Hal tersebut menjadi penting agar kancil tidak keluar dari jalur yang sudah ditentukan. Terlebih lagi jika kancil berjalan ataupun berkegiatan sesuai apa yang ada dalam tujuan kancil.

Selain itu sebagai pekerja masyarakat, kancil juga tidak hanya mementingan komunitasnya saja akan tetapi harus bersinergi dengan masyarakat. Supaya tujuan kancil dengan kegiatan masyarakat tidak menjadi permasalahan baru yang nantinya akan timbul secara tidak langsung. Terlebih kancil menjadi penjaga sungai Ciliwung harus berkomunikasi kepada setiap pos penjaga yang ada disepanjang sungai Ciliwung dari hulu sampai hilir.

Dengan demikian kegiatan kancil dan masyarakat tidak terjadi benturan kegiatan dengan atau dari pihak manapun.

B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Komunitas

Dokumen terkait