• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis korelasi adalah analisis untuk mengukur tingkat keeratan hubungan linear antara dua variabel. Untuk menginterprestasikan koefisien korelasi dilihat dari besar kecilnya nilai koefisien. Hipotesa ujinya adalah :

Ho: p-value= 0 berarti tidak ada korelasi antara dua peubah yang diteliti. Ha: p-value ≠ 0 berarti ada korelasi antara dua peubah yang diteliti. Dimana :

Ho1 = Variabel Kas/Likuiditas tidak berkorelasi dengan Perputaran Piutang Ha1 = Variabel Kas/Likuiditas berkorelasi dengan Perputaran Piutang

Ho2 = Variabel Kas/Likuiditas tidak berkorelasi dengan Penagihan Rata-Rata Ha2 = Variabel Kas/Likuiditas berkorelasi dengan Penagihan Rata-Rata Ho3 = Variabel Kas/Likuiditas tidak berkorelasi dengan Investasi Piutang Ha3 = Variabel Kas/Likuiditas berkorelasi dengan Investasi Piutang

Ho4 = Variabel Perputaran Piutang tidak berkorelasi dengan Penagihan Rata-Rata Ha4 = Variabel Perputaran Piutang berkorelasi dengan Penagihan Rata-Rata Ho5 = Variabel Perputaran Piutang tidak berkorelasi dengan Investasi Piutang Ha5 = Variabel Perputaran Piutang berkorelasi dengan Investasi Piutang

Ho6 = Variabel Penagihan Rata-Rata tidak berkorelasi dengan Investasi Piutang Ha6 = Variabel Penagihan Rata-Rata berkorelasi dengan Investasi Piutang

Menurut Aminah dan Sutarman (2008), pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis jika menggunakan hipotesis nol (Ho) yang diusulkan adalah Ho diterima jika r-hitung < r-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig.(2-tailed) > level significant (α) dan sebaliknya.

Pada tahap ini dihasilkan nilai korelasi antar variabel independen serta nilai korelasi antara variabel independen dan variabel dependen. Nilai korelasi antar variabel independen dapat digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya multikolinearitas. Dari hasil perhitungan diketahui besarnya korelasi berganda pada model kas (R) adalah 0,426. Berarti dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara kas (CCC) terhadap variabel manajemen piutang yakni ARTO, ACP dan IP pada PT.”X”. Dan besarnya korelasi berganda pada model likuiditas (R) adalah 0,530. Berarti hubungan likuiditas (LKT) terhadap variabel manajemen piutang yakni ARTO, ACP dan IP pada PT.”X” adalah kuat positif pula.

Tabel 7. Nilai Korelasi antar Variabel yang mempengaruhi Kas PT.”X”

CCC ARTO ACP IP Pearson Correlation CCC 1.000 -.136 .080 .387 ARTO -.136 1.000 .040 .091 ACP .080 .040 1.000 .105 IP .387 .091 .105 1.000 Sig. (1-tailed) CCC . .214 .322 .010 ARTO .214 . .408 .299 ACP .322 .408 . .270 IP .010 .299 .270 .

Berdasarkan Tabel 7, nilai korelasi yang didapat dari masing-masing variabel berhubungan dengan variabel lain mempunyai nilai positif lebih dari nol. Namun untuk p-value pada kolom sig. yang mempunyai nilai < 0,05 (level signifikasi) hanya terlihat pada variabel kas (CCC) yang berhubungan dengan Investasi Piutang (IP). Sedang variabel lain dikatakan tidak berhubungan satu sama lain, karena p-value > 0,05.

Sedangkan untuk nilai korelasi antar variabel yang mempengaruhi likuiditas dapat dilihat dari Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Nilai Korelasi antar Variabel yang mempengaruhi Likuiditas

LKT ARTO ACP IP Pearson Correlation LKT 1.000 .104 -.046 .517 ARTO .104 1.000 .040 .091 ACP -.046 .040 1.000 .105 IP .517 .091 .105 1.000 Sig. (1-tailed) LKT . .274 .396 .001 ARTO .274 . .408 .299 ACP .396 .408 . .270 IP .001 .299 .270 .

Sumber : Laporan Keuangan PT.”X” tahun 2007-2009 (data diolah) Keterangan :

ARTR = Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turn-Over Ratio) ACP = Rasio Periode Penagihan Rata-Rata (Average Collection Period) IP = Investasi Piutang

CCC = Cash Conversion Cycle (Siklus Konversi Kas) LKT = Likuiditas

Seperti halnya pada kas, untuk p-value pada kolom sig. pada model likuiditas tabel 9 yang mempunyai nilai < 0,05 (level signifikasi) hanya terlihat pada variabel likuiditas (LKT) yang berhubungan dengan Investasi Piutang (IP). Sedang variabel lain dikatakan tidak berhubungan satu sama lain, karena p-value > 0,05.

Analisis regresi yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh manajemen piutang terhadap stabilitas kas ini menunjukkan bahwa persamaan regresi berganda diperoleh sebagai berikut :

Stabilitas Kas Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Y1 = --166,884 – 80,661X1 + 0,15X2 + 9,635-9X3 Likuiditas Y2 = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Y2 = 0,671+ 0,041X1 – 5,120E-5X2 + 1,853E-11X3 Interpretasi dari hasil persamaan model kas di atas sebagai berikut :

- Nilai konstanta (a) sebesar -166,884 dengan asumsi variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO), Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dan Invesatasi Piutang (IP) pada PT.”X” adalah tetap maka rata-rata total kas (CCC) pada PT.”X” adalah sebesar -166,884.

- Nilai koefisien variabel Rasio Perputaran Piutang/ARTO (b1) sebesar -80,661. Jika terjadi perubahan variabel Rasio Perputaran Piutang (X1) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total kas pada PT.”X” sebesar -80,661 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dan Invesatasi Piutang (IP) pada PT.”X” adalah tetap atau konstan.

- Nilai koefisien variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata/ACP (b2) sebesar 0,15. Jika terjadi perubahan variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata (X2) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total kas pada PT.”X” sebesar 0,15 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dan Investasi Piutang (IP) pada PT.”X” adalah tetap atau konstan.

- Nilai koefisien variabel Investasi Piutang (b3) sebesar 9,635E-9. Jika terjadi perubahan variabel Investasi Piutang (X3) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total kas pada PT.”X” sebesar 9,635E-9 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dan Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) pada PT.”X” adalah tetap atau konstan.

Demikian pula pada persamaan model likuiditas dapat dijelaskan sebagai berikut: - Nilai konstanta (a) sebesar 0,671 dengan asumsi variabel Rasio Perputaran

Piutang (ARTO), Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dan Invesatasi Piutang (IP) pada PT.”X” adalah tetap maka rata-rata total likuiditas (LKT) pada PT.”X” adalah sebesar 0,671.

- Nilai koefisien variabel Rasio Perputaran Piutang/ARTO (b1) sebesar 0,041. Jika terjadi perubahan variabel Rasio Perputaran Piutang (X1) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total likuiditas pada PT.”X” sebesar 0,041 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dan Invesatasi Piutang (IP) pada PT.”X” adalah tetap atau konstan.

- Nilai koefisien variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata/ACP (b2) sebesar -5,120E-5. Jika terjadi perubahan variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata (X2) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total likuiditas pada PT.”X” sebesar -5,120E-5 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dan Investasi Piutang (IP) pada PT.”X” adalah tetap atau konstan.

- Nilai koefisien variabel Investasi Piutang (b3) sebesar 1,853E-11. Jika terjadi perubahan variabel Investasi Piutang (X3) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total likuiditas pada PT.”X” sebesar 1,853E-11 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dan Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) pada PT.”X” adalah tetap atau konstan.

4.8.1. Pengujian Regresi Berganda (pengaruh secara simultan)

Untuk mengetahui pengaruh dari manajemen piutang terhadap variabel kas dan likuiditas secara simultan dapat digunakan dengan uji F berdasarkan hipotesis berikut.

Ho1 = Perputaran Piutang, Penagihan Rata-Rata dan Investasi Piutang secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas.

Ha1 = Perputaran Piutang, Penagihan Rata-Rata dan Investasi Piutang secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas.

Ho: β1 = 0, i = 1,2,3,4,5

Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, artinya semua variabel independent bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

H1: З β1 0, i = 1,2,3,4,5

Hipotesis alternative (H1), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, artinya paling sedikit terdapat satu variabel independent merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dengan taraf nyata (α=5%), yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir diperoleh Ftabel sebesar F 0,05 (2,33) = 3,25

Sedangkan hasil perhitungan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai F hitung pada model kas adalah sebesar 2,367 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,089 sedang pada model likuiditas adalah 4,160 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,013.

Pada model kas diperoleh F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak dan Ho diterima, berarti semua parameter dalam model kas sama dengan nol, artinya semua variabel independent bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Demikian halnya dengan pada model likuiditas F hitung > F tabel, berarti variabel independen secara simultan mempunyai hubungan linier yang signifikan terhadap variabel dependen pada taraf nyata 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan manajemen

piutang tidak berpengaruh terhadap kas pada PT.”X” akan tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PT.”X”.

4.8.2. Pengujian Regresi Parsial (pengaruh secara parsial)

Untuk mengetahui pengaruh dari manajemen piutang terhadap variabel kas dan likuiditas secara parsial dapat digunakan dengan uji t. Hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.

Ho1 = Variabel Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas.

Ha1 = Variabel Perputaran Piutang berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas.

Ho2 = Variabel Penagihan Rata-Rata tidak berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas.

Ha2 = Variabel Penagihan Rata-Rata berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas.

Ho3 = Variabel Investasi Piutang tidak berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas.

Ha3 = Variabel Investasi Piutang berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas.

Dengan taraf nyata (α=5%), df : n-2 = 36-2 = 34. Dengan demikian t-tabel sebesar 2,03. Pada model kas berdasarkan uji t ini menunjukkan bahwa :

- Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dengan kas pada PT.”X” karena nilai t hitung (-1,084) < t tabel (2.03). - Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Periode Penagihan

Rata-rata (ACP) dengan kas pada PT.”X” karena nilai t hitung (0,278) < t tabel (2.03).

- Terdapat pengaruh yang signifikan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas pada PT.”X” karena nilai t hitung (2,468) > t tabel (2.03).

- Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dengan likuiditas pada PT.”X” karena nilai t hitung (0.400) < t tabel (2.03).

- Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan likuiditas pada PT.”X” karena nilai t hitung (-0.682) < t tabel (2.03).

- Dan terdapat pengaruh yang signifikan antara Investasi Piutang (IP) dengan likuiditas pada PT.”X” karena nilai t hitung (3.449) > t tabel (2.03).

Dokumen terkait