• Tidak ada hasil yang ditemukan

KREDIT PERBANKAN 3.1 Pengertian Kredit Perbankan

3.1.5 Analisis Kredit dan Pengawasan Bank

Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan melakukan analisis terhadap faktor penilaian yang meliputi prospek usaha, kinerja Debitur dan kemampuan membayar.

Penilaian terhadap prospek usaha meliputi penilaian terhadap komponen-komponen:

a. potensi pertumbuhan usaha;

b. kondisi pasar dan posisi Debitur dalam persaingan; c. kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja; d. dukungan dari grup atau afiliasi;

e. upaya yang dilakukan Debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup.

Penilaian terhadap kinerja Debitur meliputi penilaian komponen-komponen:

78 http://blog.stie-mce.ac.id.

79 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

a. perolehan laba; b. struktur permodalan; c. arus kas; dan

d. sensitivitas terhadap resiko pasar.

Penilaian terhadap kemampuan membayar meliputi penilaian komponen:

a. ketepatan pembayaran pokok dan bunga;

b. ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan Debitur; c. kelengkapan dokumentasi kredit;

d. kepatuhan terhadap perjanjian kredit; e. kesesuaian penggunaan dana;

f. kewajaran sumber pembayaran kewajiban.

Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan melakukan analisis terhadap faktor penilaian (prospek usaha, kinerja Debitur, dan kemampuan membayar) dengan mempertimbangkan komponen-komponen tersebut di atas. Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan mempertimbangkan signifikansi dan materialitas dari setiap faktor penilaian dan komponen serta relevansi dari faktor penilaian dan komponen terhadap Debitur yang bersangkutan. Berdasarkan penilaian itu, kualitas kredit ditetapkan menjadi : Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan, atau Macet.80

Pada hakikatnya pengaturan dan pengawasan Bank dimaksudkan untuk meningkatkan keyakinan setiap orang berkepentingan dengan bank, bahwa Bank tersebut tergolong sehat dari segi finansial, dikelola dengan baik dan profesional, serta tidak terkandung ancaman terhadap kepentingan masyarakat yang menyimpan dananya dari bank. Terwujudnya suatu sistem perbankan yang sehat perlu terus dilakukan secara berkesinambungan. Lembaga yang bertanggung jawab dalam mewujudkan sistem perbankan yang sehat itu adalah Bank Sentral, 81 karena Bank Sentral dalam melakukan pengaturan dan

80 Lebih lanjut dibahas dalam Sub Bab 3.2 tentang Kolektibiilitas Kredit dalam buku ini. 81 Bank Sentral adalah sebuah badan keuangan, yang pada umumnya dimiliki pemerintah,

serta menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan tersebut dapat menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut UU RI NO.3 Tahun 2004 Tentang perubahan atas UU. No.3 Tahun 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, Bank indonesia adalah suatu lembaga negara yang mandiri dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari pengaruh pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang tegas diatur dalam undang-undang.

pengawasan Bank adalah sebagai alat atau sarana untuk mewujudkan sistem perbankan yang sehat, yang menjamin dan memastikan dilaksanakannya segala peraturan perundang-undangan yang terkait dalam penyelenggaraan usaha bank.

Salah satu fungsi manajemen yang penting dalam setiap kegiatan usaha yaitu tahap pengawasan, demikian juga di dalam perkreditan karena kegiatan pengawasan akan merupakan penjagaan dan pengamanan terhadap kekayaan Bankyang disalurkan atau diinvestasikan di bidang perkreditan. 82

Pengawasan kredit dalam arti luas akan meliputi yang pertama, pengawasan sebelum kredit diberikan (steering control) dalam bentuk rekomendasi dari hasil analisis departement/unit yang menangani riset dan pengembangan usaha suatu bank; yang kedua adalah pengawasan pada waktu proses persetujuan kredit (post action control) yaitu merupakan pengawasan administrarif meliputi kelengkapan dan keabsahan dokumen permohonan kredit; yang ketiga adalah pengawasan setelah kredit diberikan (feedback control) yaitu meliputi pengawasan administratif, pengawasan fisik terhadap kegiatan usaha Debitur di lapangan dan analisis kecenderungan ekonomi.

Pengawasan kredit adalah salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk melakukan penjagaan dan pengamanan atas pengelolaan kekayaan Bank ke arah Porto Folio perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghindarkan terjadinya penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijakan perkreditan yang telah ditetapkan.83 Secara umum, pengawasan kredit merupakan pengendalian kredit dalam bentuk manajemen kontrol yang meliputi audit financial, audit operational dan audit management atau kebijakan (management audit).

Tujuan Pengawasan Kredit Secara rinci tujuan atau sasaran pengawasan kredit dapat dijelaskan sebagai berikut Pertama, Dapat dilakukannya dengan baik penjagaan dan pengawasan dalam pengelolaan kekayaan Bank di bidang perkreditan, untuk menghindarkan penyelewangan baik dari internal Bank maupun eksternalnya; Kedua, Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di bidang perkreditan serta penyusunan dokumentasi

82 Warman Djohan, Kredit Bank Alternatif Pembiayaan dan Pengajuannya, Jakarta, PT. Mutiara Sumber Widya, 2000, hlm 165.

perkreditan yang lebih baik; Ketiga, Untuk memajukan efisien di dalam pengelolaan dan tata laksana usaha di bidang perkreditan dan mendorong tercapainya rencana yang telah ditetapkan; Keempat, Untuk menilai tingkat kepatuhan terhadap aturan yang telah ditetapkan dan penggarisan dalam manual perkreditan dalam pencapaian sasaran di atas. 84

Adapun bentuk pengawasan kredit adalah:

a. Pengawasan Terhadap Penggunaan Kredit, dilakukan untuk mengetahui apakah telah sesuai dengan pemberian fasilitas yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Misalnya : untuk Kredit Modal Kerja harus digunakan untuk modal kerja, tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai kredit yaitu untuk kredit modal kerja jangka waktunya satu tahun dan dapat diperpanjang bila diperlukan, sedangkan untuk investasi sesuai jenis kreditnya adalah untuk penggunaan kredit dengan jangka pengembalian lebih dari satu tahun, karena dana yang ditanam dalam investasi baru menghasilkan lebih dari masa satu tahun.

Apabila terjadi penyimpangan penggunaan kredit, maka dapat dipastikan kredit tidak dapat dikembalikan sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan, sehingga sudah dipastikan kredit tersebut akan bermasalah dan bila tidak segera ditangani secara baik dengan mengacu pada perjanjian semula, maka tidak menutup kemungkinan menjadi kredit macet.

b. Pengawasan Terhadap Aktifitas Usahanya , pengawasan terhadap aktifitas usaha berkaitan dengan cash flow atau yang disebut juga dengan arus dana, maksud pengawasan ini adalah untuk memonitor apakah dana yang bersumber dari fasilitas kredit Bank telah digunakan sesuai ketentuan, sehingga dengan demikian kemungkinan untuk penyalahgunaan dana yang bersumber dari fasilitas kredit dapat diantisipasi dengan baik.

c. Pengawasan Terhadap Jaminan Kredit, diperlukan untuk mengetahui apakah kondisi dan situasi jaminan masih tetap atau sudah berubah wujud, atau berpindah tangan tanpa sepengetahuan bank. Untuk pengawasan ini diperlukan adanya kerjasama dengan

instansi terkait lainnya, yaitu dengan pihak kepolisian, kelurahan serta Badan Pertahanan Nasional dan masyarakat setempat sebagai sumber informasi.