• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5. Analisis Kelayakan Finansial

4.5.2. Analisis Kriteria Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha yang dilakukan dengan menggunakan kriteria kelayakan yang sudah ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan kelayakan finansial di Kecamatan Sungai Gelam adalah dengan kriteria analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return, Net Benefit Rasio (Net B/C), dan Payback Period. Adapun discount factor yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga yang berlaku yakni sebesar 14%. Adapun nilai untuk masing-masing kriteria investasi usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam adalah sebagai berikut:

Tabel 19. Nilai NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan Payback Period Usahatani Pepaya California di Daerah Penelitian

No Kriteria Nilai

1 Net B/C Ratio 3,4

2 NPV 60.842.265

3 IRR 57,22%

4 Payback Period 1 Tahun 3 Bulan 29 Hari

Sumber : Data primer yang diolah 2022

Berdasarkan Tabel 19 terlihat bahwa analisis yang dilakukan dengan menggunakan 4 kriteria diatas menunjukkan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam memiliki nilai yang positif.Usahatani pepaya california

menghasilkan nilai Net B/C Ratio sebesar 3,4, nilai NPV sebesar 60.842.265, nilai IRR sebesar 57,22%, dan Payback Period selama 1tahun 3 bulan 29 hari.

Menurut Kadariah (2003) jika nilai Net B/C lebih dari 1 dan nilai NPV lebih dari 0 maka usaha yang dilakukan layak dilakukan,lebih lanjut lagi jika nilai IRR lebih besar dibandingkan suku bunga yang diberlakukan maka usaha layak dilakukan serta semakin cepat waktu pengembalian invesstasi makausaha tersebut semakin baik untuk dilakukan. Hal tersebut membuktikan bahwa usahatani di Kecamatan Sungai Gelam menguntungkan dan layak untuk terus dilanjutkan dan dikembangkan. Untuk melihat perhitungan hasil kelayakan finansial usahatani pepaya di Kecamatan Sungai Gelam dapat dilihat pada (Lampiran 12 dan 13).

a. Analisis Net Benefit Cost Ratio (B/C)

Kriteria analisis kelayakan finansial pertama menggunakan perhitungannilai Net B/C Ratio. Nilai Net B/C setiap tahun akan dihitung selisihnya antara net benefit (+) dan net benefit (-) sehingga diperoleh benefit bersih. Pada usahatani pepaya california didapatkan nilai benefit bersih sampai pada tahun ke 4 sebesar Rp. 60.842.265, kemudian nilai net benefit (+) sebesar Rp. 153.628.265 ini dijadikan pembilang. Net benefit (-) Rp. -4.014.591 sebagai penyebut. Sehingga didapat Net B/C usahatani pepaya califronia sebesar 3,4. Hal ini berarti setiap tambahan biaya sebesar Rp. 1,00 akan memperoleh tambahan manfaat bersih sebesar Rp. 3,2. Nilai Net B/C Ratio lebih besar dari 1 itu artinyausahatani pepaya layak untuk dijalankan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dedi Machfudin (2019), Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya Bangkok dan California di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Kriteria Net B/C Ratio yang diperoleh

adalah 1,87. Jika dibandingkan dengan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi, maka lebih menguntungkan usahatani di daerah penelitian.

b. Analisis Net Present Value (NPV)

Kriteria analisis kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria Net Present Value (NPV). Net Present Value merupakan analisis yang paling sering digunakan dalam perhitungan kelayakan suatu proyek. Perhitungan NPV ini bertujuan untuk mengetahui jumlah total manfaat bersih yang diperoleh oleh suatu usaha dilihat pada nilai saat ini. NPV adalah nilai net benefit yang telah didiskontokan pada tingkat bunga tertentu.

Berdasarkan Tabel 19, diketahui bahwa nilai NPV usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam dengan discount factor sebesar 14%

pertahun dan mendapatkan hasil nilai NPV sebesar Rp. 60.842.265, nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha akan memberikan manfaat bersih tambahan sebesar Rp. 60.842.265 pada usahatani pepaya california selama proses usahatani berlangsung. Dengan demikian berdasarkan analisis kriteria NPV, usahatani pepaya california layak untukdilaksanakan karena nilai NPV lebih dari nol.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dedi Machfudin (2019), Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya Bangkok dan California di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Dimana nilai NPV Rp. 60.198.563,05.

Maka, budidaya pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam ditinjau dari analisis NPV lebih tinggi dibandingkan di Kecamatan Alam Barajo. Hal ini dikarenakan Kecamatan Sungai Gelam merupakan daerah yang sudah

mengembangkan membudidayakan pepaya california lebih lama dan luas lahan serta produksinya lebih tinggi.

c. Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Kriteria kelayakan finansial yang ketiga adalah kriteria Internal Rate of Return (IRR). IRR bertujuan untuk mengetahui tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa mendatang. Perhitungan IRR adalah dengan cara coba-coba selama NPV masih positif, discount factor terus ditambah sampai pada nilai positif dan negatif untuk nilai berikutnya. IRR terletak diantara kedua NPV tersebut. Berdasarkan lampiran 12, pada usahatani pepaya california percobaan menggunakan discount factor sebesar 57% dan 58% maka nilai NPV yang diperoleh yakni Rp. 158.411 dan Rp. -539.954, sehingga sudah memenuhisyarat nilai IRR yaitu mendapatkan nilai NPV positif dan NPV negatif diantara 2 discount factor yang digunakan. Selisih tingkat discount factor adalah 1%. Setelah dilakukan perhitungan pada NPV positif dan NPV negatif maka diperoleh nilai IRR sebesar 57,22% yang artinya tingkat pengembalian usaha terhadap setiap satuan modal adalah 57,22%. Hal ini menunjukkan bahwa IRR usahatani pepaya california lebih besar dari nilai suku bunga. Oleh sebab itu, berdasarkan analisis kriteria IRR usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam layak untuk dijalankan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dedi Machfudin (2019), Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya Bangkok dan California di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Hasil yang diperoleh nilai IRR sebesar 39.79%. Maka, ditinjau dari kriteria IRR usahatani pepaya di Kecamatan Sungai

Gelam lebih besar dibandingkan usahatani yang dilakukan di Kecamatan Alam Barajo.

d. Payback Period

Kriteria analisis kelayakan finansial yang ke empat adalah payback period dimana analisis ini bertujuan untuk melihat jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan biaya investasi, yang nilainya akan dibandingkan dengan umur usaha. Besarnya nilai investasi usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam yaitu Rp. 36.370.475. Menurut Jakfar (2012) karena kas bersih setiap tahun berbeda maka penyelesaiannya adalah dengan mengurangkan net benefit.

Pada net benefit tahun 1 belum mampu mengembalikan jumlah investasi yang dikeluarkan, sehingga dilakukan pengurangan pada net benefit tahun 2. Ternyata, di tahun 2 investasi mampu dikembalikan dengan waktu tidak sampai setahun penuh.

Hasil dari perhitungan tersebut diperoleh nilai payback period usahatani pepaya california selama 1 Tahun 3 bulan 29 hari. Hal ini berarti jangka pengembalian investasi pada usahatani pepaya california lebih cepat dari umur ekonomis pepaya yakni 4 Tahun. Oleh karena itu, berdasarkan kriteria investasi payback period usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam layak untuk dijalankan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dedi Machfudin (2019), Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya Bangkok dan California di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Kriteria Payback Period menunjukkan bahwa pengembalian biaya investasi usahatani di disana adalah selama 1 tahun 2

bulan 25 hari. Maka usahatani pepaya di Kecamatan Alam Barajo lebih cepat pengembalianinvestasi dibandingkan usahatani di Kecamatan Sungai Gelam.

Dokumen terkait