• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI

YOLANDA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023

(2)

KABUPATEN MUARO JAMBI

YOLANDA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Jambi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023

(3)

Yolanda. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Dibimbing oleh Dr. Ir.

A Rahman, M.S. sebagai Pembimbing I dan Ir. Dewi Sri Nurchaini, M.P.

sebagai Pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui gambaran umum usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi, 2) Menganalisis penerimaan dan pendapatan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi, 3) Menganalisis kelayakan finansial usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh berdasarkan hasil observasi dan wawancara menggunakan kuisioner pada petani sampel serta didukung data sekunder dari beberapa literatur. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sungai Gelam dengan pemilihan 4 desa dengan sengaja, yaitu Desa Sungai Gelam, Tangkit, Kebon IX, dan Ladang Panjang. Sampel yang diambil merupakan penduduk dari 4 desa tersebut yang mengusahatanikan pepaya california yaitu sebanyak 32 orang dengan menstratakan sampel berdasarkan luas lahan yang diusahatanikan petani yaitu 0,1 – 0,5 Ha sehingga responden berjumlah 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa 1) Kecamatan Sungai Gelam merupakan daerah yang membudidayakan pepaya terbesar di Kabupaten Muaro Jambi. 2) Rata-rata penerimaan usahatani pepaya california di daerah penelitian sebesar Rp. 248.497.433 dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 163.033.924 sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 85.463.509. 3) Berdasarkan hasil perhitungan, analisis kelayakan finansial menggunakan 4 kriteria kelayakan finansial, sehingga di dapatkan hasil Net Present Value sebesar Rp. 60.842.265 dimana nilai NPV lebih dari 0, Internal Rate of Return > Discount Factor suku yakni 14% nilai IRR sebesar 57,22%, Net B/C Ratio > 1 yaitu senilai 3,4 dan payback periode usahatani pepaya california selama 1 tahun 3 bulan 29 hari dapat mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan, dimana umur ekonomis usahatani pepaya yakni 4 tahun.

Kata Kunci: Kelayakan Usahatani, Pepaya California, Sungai Gelam.

(4)
(5)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yolanda

NIM : D1B018189

Jurusan/Prodi : Agribisnis

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dimanapun juga atau oleh siapapun juga.

2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari pihak yang diterima selama penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada bagian yang relevan dan skripsi ini bebas dari plagiarisme.

3. Apabila kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam proses pengajuan oleh pihak lain dan terdapat plagiarism di dalam skripsi ini maka penulis bersedia menerima sanksi dengan pasal 12 ayat (1) butir (g) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, yakni pembatalan ijazah.

Jambi, Januari 2023 Yang membuat pernyataan

Yolanda D1B018189

(6)

Penulis dilahirkan di Kumanis Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 10 Oktober 1999 dengan nama Yolanda. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Aldril, S.Pd dan Ibu Eka Pujiastuti. Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Negeri 18 Kumanis pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2015 penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 9 Sijunjung dan lulus Sekolah Menengah Atas pada tahun 2018 di SMA Negeri 1 Sijunjung, serta pada tahun yang sama penulis diterima pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi melalui jalur SBMPTN.

Selama menempuh pendidikan Strata 1 penulis aktif berorganisasi pada Organisasi Kemahasiswan Lembaga Kreatifitas Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jambi sebagai sekretaris divisi minat dan bakat. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik pada semester ganjil 2021/2022 di Desa Danau Embat, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari. Pada tanggal 27 Desember 2022 penulis melaksanakan ujian skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi” dihadapan tim penguji dan dinyatakan lulus dengan menyandang gelar Sarjana Pertanian (SP).

(7)

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi” dengan baik. Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mendapat bimbingan, bantuan, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberi segala nikmat, mulai dari nikmat berfikir, nikmat sabar, nikmat sehat dan kelancaran sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Terkhusus untuk keluarga tercinta, Ayahanda Aldril, S.Pd dan Ibunda Eka Pujiastuti yang tiada henti mendo’akan penulis, selalu memberi cinta kasihnya dalam bentuk dukungan materi maupun moril. Abang Jordi Ilham A.Ma dan adik Widya Astuti yang selalu mendo’akan dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skirpsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. A Rahman, M.S selaku dosen pembimbing akademik sekaligus pembimbing skripsi I dan Ibu Ibu Ir. Dewi Sri Nurchaini, M.P selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah sabar membimbing, mengarahkan, memberikan masukan dan memberikan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini dari awal pembuatan proposal sampai dengan selesai.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Zulkifli Alamsyah, M. Sc., Ibu Ir. Emy Kernalis,

(8)

penyempurnaan skripsi ini untuk menjadi lebih baik.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si. IPU selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Ibu Dr. Mirawati Yanita, S.P., M.M selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Bapak Ir. Jamaludin, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Argisbisnis Fakultas Pertanian, serta staf Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian yang telah banyak membantu penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian yang telah banyak memberikan banyak ilmu pengetahuan, bimbingan, petunjuk serta arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Teristimewa, teman perjalanan Zikri Aulia Rachman, S.P., yang selalu memberi semangat, hiburan, motivasi, perhatian, berbagi suka suka cita, mendengar keluh kesah, dan selalu ada untuk penulis dari awal perkuliahan sampai proses penyelesaian skripsi. Terima kasih telah menjadi partner yang baik dalam segala hal.

8. Saudara tak sedarah Yuliana Sari, S.Pd yang telah banyak memberi bantuan, dukungan dan teman berbagi suka cita dari awal perkuliahan sampai akhir pembuatan skripsi.

9. Sahabat penulis Melinnia Syafitri, S. Farm dan M. Vikrah yang selalu memberi hiburan, dukungan, dan mendengarkan keluh kesah penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

10. Fairuz Ananta Putra, S.P., Diah Ana Faujiah, S.P., Eka Yulianti Pasaribu, S.P., Yuni Arnita, S.P., Dewi Kurnia Siregar, S.P., Mila Ramadhani Putri

(9)

Oktaviani, S.P., Mega Hotma S.P., Silviana Eli Rahmawati, S.P., Masaso Lase, S.P., Martin Luther Silalahi, S.P., Yessi Tarigan, S.P., Yosefin Dheo Warson, S.P., Naufal Anzani Tanjung, S.P., Achmad Medy Azani, S.P., dan semua teman-teman kocak kelas J-Blay agribisnis yang tidak dapat penulis tuliskan satu-satu yang telah berjuang bersama selama masa perkuliahan dari awal semester sampai akhir semester. Penulis berharap semoga teman- teman dipermudahkan dalam penyelesain skripsi.

11. Feni Oktaviani, S.P., Dymas Tsania Rahma, S.P., Nabila Ikhsani Athalla Putri, S.P yang telah banyak memberi bantuan dan menjadi teman segeng, seorganisasi dan jalan-jalan.

12. Organisasi Kemahasiswaan Lembaga Kreativitas Mahasiswa Insan Cita Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang telah banyak memberi pengalaman kepada penulis dalam berorganisai.

13. Tim KKN Tematik Desa Danau Embat Kecamatan Maro Sebo Ilir Kabupaten Batanghari dan terkhusus untuk Datuk M. Sayuti, Nyai Mardia beserta keluarga selaku Bapak/Ibu posko yang tulus dan baik hati selalu mendukung dan mendoakan penulis.

14. Teman – teman agribisnis angkatan 2018 yang turut serta selalu menjadi tempat bertukar pikiran mengenai perkuliahan dan menjadi tempat bertukar informasi mengenai penyelesaian skripsi

15. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah

membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

(10)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas nikmat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada Bapak Dr. Ir. A Rahman, M.S selaku dosen pembimbing I dan ibu Ir. Dewi Sri Nurchaini, M.P selaku dosen pembimbing II yang telah sabar membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kepada kedua orangtua tercinta yang selalu mendoakan dan memberi dukungan, serta kepada pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Jambi, Januari 2023

Penulis

(11)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... i

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Konsep Usahatani ... 11

2.2. Pepaya California... 12

2.3. Usahatani Pepaya California ... 13

2.4. Landasan Teori ... 14

2.4.1. Konsep Arus Kas ... 14

2.4.2. Biaya Usahatani... 15

2.4.3. Penerimaan Usahatani ... 16

2.4.4. Pendapatan Usahatani ... 17

2.4.5. Studi Kelayakan Finansial ... 17

2.5. Penelitian Terdahulu ... 19

2.6. Kerangka Pemikiran... 24

2.7. Hipotesis Penelitian ... 25

III. METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 26

3.2. Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 27

3.2.1. Sumber Pengumpulan data... 27

3.2.2. Metode Pengumpulan Data ... 27

3.2.3. Metode Penarikan Sampel ... 28

3.3. Metode Analisis Data ... 29

3.3.1. Analisis Gambaran Umum Usahatani Pepaya California ... 29

3.3.2. Analisis Penerimaan dan Pendapatan ... 29

3.3.3. Analisis Kelayakan Finansial ... 31

3.4. Konsepsi Pengukuran ... 34

(12)

iii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 37

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 37

4.1.1. Letak dan Batasan Wilayah ... 37

4.1.2. Keadaan Penduduk ... 37

4.2. Identitas Petani Responden ... 38

4.2.1. Umur Petani ... 38

4.2.2. Tingkat Pendidikan ... 39

4.2.3. Jumlah Anggota Keluarga ... 40

4.2.4. Pengalaman Berusahatani ... 42

4.2.5. Penggunaan Lahan, Tenaga Kerja, Benih, Pupuk dan Obat-Obatan .. 43

4.3. Gambaran Usahatani Pepaya California ... 48

4.3.1. Kondisi Umum ... 48

4.3.2. Sarana dan Prasarana ... 49

4.3.4. Budidaya Pepaya California ... 50

4.4. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani ... 54

4.4.1. Biaya Usahatani Pepaya California ... 54

4.4.2. Penerimaan Usahatani ... 58

4.4.3. Pendapatan Usahatani ... 59

4.5. Analisis Kelayakan Finansial ... 61

4.5.1. Arus Kas (cash flow) ... 61

4.5.2. Analisis Kriteria Kelayakan Finansial ... 63

4.6. Implikasi Penelitian ... 68

V. PENUTUP ... 70

5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 72

(13)

iv

DAFTAR TABEL

1. Produksi Buah-buahan di Provinsi Jambi Tahun 2020 - 2021. ... 2 2. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Pepaya di Provinsi Jambi

Menurut Kabupaten Tahun 2020. ... 3 3. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Pepaya di Kabupaten Muaro

Jambi Tahun 2016-2020 ... 4 4. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Pepaya di Kabupaten Muaro

Jambi Menurut Kecamatan Tahun 2020 ... 5 5. Data Jumlah Petani Pepaya California Berdasarkan Desa di Kecamatan

Tahun 2022. ... 28 6. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur di Daerah

Penelitian Tahun 2022. ... 39 7. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Daerah

Penelitian Tahun 2022 ... 40 8. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di

Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 41 9. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Pepaya

California di Daerah Penelitian Tahun 2022. ... 42 10. Distribusi Frekuensi dan Persentase Petani Sampel Berdasarkan Luas

Lahan di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 43 11. Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Pepaya California di Kecamatan

Sungai Gelam ... 44 12. Rata-rata Penggunaan Pupuk dalam Usahatani Pepaya di Daerah

Penelitian...46 13. Rata-rata Penggunaan Obat-obatan dalam Usahatani Pepaya California Per Ha di Daerah Penelitian ... 47 14. Rata-rata Biaya Investasi Pada Usahatani Pepaya California Per Ha di

Daerah Penelitian ... 55 15. Rata-rata Biaya Tetap Pada Usahatani Pepaya California di Daerah

Penelitian ... 56 16. Rata-rata Biaya Variabel Pada Usahatani Pepaya California di Daerah

Penelitian ... 57

(14)

v

17. Rata-rata Produksi, Harga, Penerimaan Usahatai Pepaya California Petani di Daerah Penelitian ... 59 18. Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Usahatani Pepaya California .. 60 19. Nilai NPV, Net /C Ratio, IRR, dan Payback Period Usahatani Pepaya

California di Daerah Penelitian ... 63

(15)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Identitas Petani Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai

Gelam ... 74 2. Biaya Pembenihan Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai

Gelam Tahun Ke 0. ... 76 3. Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Pepaya California di Kecamatan

Sungai Gelam ... 78 4. Biaya Penggunaan Obat-Obatan Usahatani Pepaya California di

Kecamatan Sungai Gelam... 81 5. Penggunaan Peralatan Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai

Gelam. ... 85 6. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Pepaya California di Kecamatan

Sungai Gelam ... 87 7. Biaya Sewa Lahan dan Pajak Usahatani Pepaya Californi di Kecamatan

Sungai Gelam ... 89 8. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai

Gelam ... 90 9. Penerimaan Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam... 93 10. Pendapatan Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam. .. 95 11. Cash Flow Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam. ... 98 12. Analisis dengan Kriteria NPV dan B/C Usahatani Pepaya California di

Kecamatan Sungai Gelam... 99 13. Analisis dengan Kriteria IRR Usahatani Pepaya California di Kecamatan

Sungai Gelam ... 100 14. Kusioner Penelitian ... 101 15. Dokumentasi Penelitian ... 105

(16)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi besar dan sumber daya alam yang melimpah, salah satunya produk pertanian. Sektor pertanian di Indonesia sampai saat ini masih menjadi salah satu aspek penting sebagai roda penggerak ekonomi negara karena sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Besarnya penduduk yang bekerja pada sektor pertanian didukung oleh lahan pertanian yang luas dan subur, dan faktor iklim yang mendukung. Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan dan dilakukan secara terus menerus untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat signifikan bagi perekonomian Indonesia, dimana sektor pertanian menyumbang sebesar 13,70% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2020).

Terdapat berbagai macam subsektor pertanian di Indonesia salah satunya hortikultura. Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang mampu meningkatkan pendapatan petani di Indonesia. Menurut Zulkarnain (2009) subsektor tanaman hortikultura memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan, karena permintaan terhadap buah dan sayuran setiap tahun semakin meningkat seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat untuk memenuhi gizi. Dengan wilayah yang cukup luas dan dengan variasi agroklimat yang tinggi membuat Indonesia menjadi daerah yang potensial bagi pengembangan hortikultura baik untuk tanaman dataran tinggi maupun dataran rendah. Variasi

(17)

agroklimat ini juga menguntungkan bagi Indonesia karena musim buah, sayur, dan bunga dapat berlangsung sepanjang tahun. Salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah buah-buahan.

Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi yang selalu mengusahakan pembangunan di sektor pertanian. Salah satu komoditas pertanian yang mendapatkan perhatian pemerintah Provinsi Jambi untuk dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomis tinggi dan cukup berpotensi untuk dikembangkan adalah pepaya (Carica Papaya L.).

Tabel 1. Produksi Buah-buahan di Provinsi Jambi Tahun 2020-2021

No. Komoditi Produksi (Kuintal) Perkembangan

(Kuintal)

2019 2020

1. Nenas 1.376.218 1.495.924 119.706

2. Duku/Langsat/Kokosan 180.535 201.857 21.322

3. Pepaya 101.714 142.307 40.593

4. Pisang 610.694 727.509 116.814

5. Nangka/Cempedak 143.909 166.360 22.451

6. Durian 207.802 160.626 -47.176

Sumber: Provinsi Jambi dalam Angka 2022

Berdasarkan Tabel 1 di Provinsi Jambi terdapat beberapa komoditas buah- buahan utama yang diusahakan. Perkembangan pepaya dengan peringkat ketiga dari perkembangan produksi buah lainnya di Provinsi Jambi. Hal ini membuktikan bahwa komoditas buah pepaya memiliki prospek pengembangan yang cukup baik. Menurut Khairiyakh (2009) selain dikonsumsi langsung, pepaya juga dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan minuman yang diminati pasar luar negeri seperti olahan puree, pasta pepaya, manisan buah, saus pepaya dan jus pepaya. Sebagai buah segar, pepaya disukai sebagian besar masyarakat karena cita rasanya yang enak, kaya vitamin A, B, dan C yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

(18)

Pengusahaan budidaya pepaya di Provinsi Jambi terdapat di semua kabupaten, dengan tingkat produksi yang dihasilkan pada tahun 2020 yaitu sebesar 14.239,7 ton, luas panen 207,7 hektar dengan produktivitas 68,5 ton/ha.

Berikut perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas pepaya di Provinsi Jambi pada tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Pepaya di Provinsi Jambi Menurut Kabupaten Tahun 2020

Kabupaten/Kota Luas Panen (ha)

Produksi (ton)

Produktivitas (ton/ha)

Kerinci 31,6 5.686,3 179,8

Merangin 116,8 4.531,2 38,8

Sarolangun 2,1 752,6 351,4

Batang Hari 2,9 222,4 78,0

Muaro Jambi 23,1 1.084,1 46,9

Tanjung Jabung Timur 3,8 367,2 97,7

Tanjung Jabung Barat 7,7 461,1 60,0

Tebo 3,5 180,8 52,1

Bungo 5,0 583,7 116,2

Kota Jambi 4,1 114,1 28,1

Sungai Penuh 1,6 247,2 156,1

Jumlah 207,7 14.230,7 68,5

Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi (2022)

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu daerah yang para petaninya mengusahakan budidaya pepaya. Pada tahun 2020 luas panen pepaya di Kabupaten Muaro Jambi menepati urutan ketiga setelah Kerinci dan Merangin. Produktivitas tanaman pepaya di Kabupaten Muaro Jambi lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Jambi. Produksi pepaya di Kabupaten Muaro Jambi berfluktuasi dan cenderung menurun dari tahun 2015 hingga 2019. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

(19)

Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Pepaya di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2016 hingga 2020

Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)

2016 15,1 1.056,0 70,0

2017 24,8 2.156,1 87,1

2018 23,3 1.747,4 74,2

2019 21,4 1.512,2 70,6

2020 23,1 1.084,1 68,5

Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi (2022)

Dapat dilihat dari Tabel 3 bahwa luas panen tahunannya berfluktuasi dan cenderung menurun pada tahun 2018 dan 2019. Dari segi hasil rata-rata dapat dikatakan bahwa nilai produksi pepaya juga berfluktuasi, dengan hasil terendah pada tahun 2020 sebesar 68,5 ton/ha dan hasil tertinggi pada tahun 2017 sebesar 87,1 ton/ha. Total outputnya juga mengalami fluktuasi, total output terendah pada tahun 2016 sebesar 1.056,0 ton dan total output tertinggi pada tahun 2017 yaitu sebesar 2.156,1 ton.

Pepaya termasuk komoditas yang memiliki potensi bagus untuk dikembangkan dengan berorientasi kepada agribisnis. Dengan luas tanah 1 ha yang ditanami pepaya dapat dipanen 30–60 ton pepaya. Usia produktifnya 4 tahun, artinya produktivitas buah yang dihasilkan setelah 4 tahun akan terus menurun. Pembudidayaan dan pengembangan secara intensif dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petaninya (Muktiani, 2019).

Salah satu daerah penghasil dan berpotensi untuk dikembangkan usahatani pepaya di Kabupaten Muaro Jambi adalah Kecamatan Sungai Gelam. Kecamatan Sungai Gelam memiliki luas panen dan produksi pepaya tertinggi di Kabupaten Muaro Jambi, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

(20)

Tabel 4. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Pepaya di Kabupaten Muaro Jambi Menurut Kecamatan Tahun 2020

Kecamatan Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Rata-Rata Hasil (Ton/Ha)

Mestong 0,4 18,4 46,0

Sungai Bahar 0,3 8,0 26,6

Kumpeh Ulu 2,6 125,9 48,4

Sungai Gelam 16,3 772,5 47,4

Kumpeh 0,4 11,8 29,5

Maro Sebo 0,9 41,7 46,3

Taman Rajo 0,7 46,4 66,2

Jambi Luar Kota 0,8 27,9 34,8

Sekernan 0,7 31,5 45,0

Jumlah 23,1 1.084,1 46,9

Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Muaro Jambi (2022)

Kecamatan Sungai Gelam merupakan daerah yang cocok untuk pertumbuhan pepaya, hal ini dikarenakan iklim yang tropis dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahun. Dapat dilihat dari Tabel 4 bahwa luas panen di Kecamatan Sungai Gelam pada tahun 2020 memiliki luas panen tertinggi yaitu sebesar 16,3 hektar dengan produksi sebesar 772,5 ton atau rata-rata petriwulan sebesar 193,125 ton. Pada tahun 2020 Kecamatan Sungai Gelam memproduksi pepaya sebanyak 71,2% dari total produksi pepaya seluruh kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi. Luas lahan di Kecamatan Sungai Gelam mencapai dari total luas lahan di Kabupaten Muaro Jambi.

Menurut survei awal, awalnya petani menanam jenis pepaya lokal, tetapi dalam melakukan budidaya tanaman pepaya masalah utama yang dihadapi para petani adalah serangan hama dan penyakit. Pepaya merupakan buah yang sangat rentan untuk terserang hama dan penyakit. Usaha yang dilakukan petani untuk meningkatkan produksi dan pendapatan adalah mengganti jenis pepaya lokal dengan jenis pepaya california. Pepaya california merupakan hasil pemuliaan tanaman dengan nama IPB-9 atau calina oleh Pusat Penelitian Buah Tropis

(21)

Institut Pertanian Bogor (IPB). Pepaya ini berbentuk kecil dan lonjong, setiap buah memiliki berat rata-rata 1,3 kg. Keunggulan dari pepaya california ini yaitu berbuah lebih cepat dalam kurun waktu 7 sampai 9 bulan, memiliki rasa yang lebih manis, daging buah lebih tebal dan kenyal serta daya simpan yang relatif lebih lama. Harga pepaya california di pasar tradisional ataupun supermarket berkisar Rp. 8000/kg dan harganya juga lebih stabil dibanding pepaya lokal (Muktiani, 2019).

Pepaya california dapat meningkatkan kesejahteraan para petani, dikarenakan harga jual dan permintaan pasar yang cukup tinggi. Permintaan pepaya california berdatangan dari pasar tradisional dan pedagang-pedagang buah yang ingin menambah ragam dagangannya. Sempat berada diharga Rp. 5.000 - Rp. 6.000/kg pada tahun 2020. Kemudian berangsur turun hingga ke harga sekitar Rp. 4.000 – Rp. 5.000 per kilogram pada tahun 2021. Hal ini dapat dijadikan sebagai suatu peluang bagi para petani untuk terus dapat memenuhi permintaan pasar akan pepaya california.

Dalam melakukan usahatani ini terdapat beberapa permasalahan yang dapat menghambat usaha tersebut dan akan berimplikasi terhadap penurunan pendapatan yang akan diterima oleh petani. Tanaman pepaya juga merupakan salah satu tanaman yang membutuhkan unsur hara yang tinggi. Menurut survei yang dilakukan, petani di Kecamatan Sungai Gelam memberi banyak pupuk tambahan agar tanaman pepaya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Hal ini merupakan tantangan besar guna untuk meningkatkan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam itu sendiri karena tentunya akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh petani.

(22)

Harga input pada usahatani pepaya california tidak terlalu tinggi. Meski demikian, di Kecamatan Sungai Gelam masih sedikit petani yang tertarik mengusahakan pepaya california dan bukan merupakan komoditi utama masyarakat dalam berusahatani. Padahal kecamatan tersebut merupakan penyumbang terbesar tersedianya buah pepaya california di Kabupaten Muaro Jambi. Hal tersebut disebabkan karena belum adanya yang menganalisis ekonomi tentang pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam sehingga kurangnya informasi dan referensi petani tentang seberapa menguntungkan, layak atau tidaknya pepaya california untuk di usahatanikan. Maka dari itu perlu dilakukan perhitungan analisis usaha. Hal ini dapat bermanfaat bagi petani untuk mengetahui secara rinci bagaimana keadaan aspek ekonomi dari usahatani pepaya tersebut.

Dengan demikian dapat diketahui kecil besarnya tingkat keuntungan ataupun kerugian yang dialami petani serta jumlah kebutuhan modal akan digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahatani tersebut.

Dari fenomena dan uraian diatas, dalam upaya pengembangan usahatani pepaya california diperlukan analisis terhadap pendapatan yang diterima sehingga bisa mengambil keputusan terhadap langkah kebijakan yang diambil dalam mengembangkan suatu usaha dengan memperhatikan juga kelayakan suatu usaha serta skala usaha yang akan direncanakan kedepannya. Oleh karena itu, penulis tertarik mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul

“Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi”.

(23)

1.2. Perumusan Masalah

Pepaya california merupakan salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang mempunyai peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agribisnis dengan prospek yang cukup menjanjikan, karena pepaya california komoditas buah tropis yang tumbuh di tanah dan iklim tropis seperti Indonesia, sehingga sangat cocok untuk pertumbuhan pepaya california.

Pada umumnya tujuan petani dalam berusahatani adalah untuk memperoleh pendapatan yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan. Penggunaan input yang tepat akan memberikan pendapatan yang tinggi bagi petani, jika tidak tepat mengakibatkan pemborosan penggunaan faktor-faktor produksi yang dapat mempengaruhi pendapatan petani. Analisis pendapatan diperlukan untuk menggambarkan suatu keadaan sekarang, kegiatan usahatani dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Analisis pendapatan memberikan bantuan untuk mengukur keberhasilan dari usaha yang dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan produksi, pendapatan usahatani dan dapat memberikan informasi apakah usahatani pepaya california masih layak untuk dibudidayakan dan diusahakan.

Guna mengembangkan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam, maka perlu diketahui seberap besar usaha tersebut memberi keuntungan.

Hal ini terkait dengan jumlah modal yang akan dikeluarkan petani. Serta peluang pasar dari komoditi pepaya itu sendiri, karena para pemilik modal akan memasuki lapangan usaha baru atau mengembangakan usahanya apabia lapangan usaha tersebut dapat memberikan keuntungan yang layak. Sampai saat ini belum diketahui berapa besar usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam

(24)

dapat memberikan manfaat, maka perllu diadakan penelitian tentang kelayakan finansial pepaya california tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum pelaksanaan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

2. Berapa penerimaan dan pendapatan yang diperoleh usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

3. Bagaimana kelayakan finansial usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

2. Untuk menghitung penerimaan dan pendapatan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

3. Untuk menganalisis kelayakan finansial usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(25)

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Jambi

2. Sebagai informasi dan referensi untuk pihak lain yang berkepentingan dalam penelitian ini

(26)

2.1. Konsep Usahatani

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana petani menentukan, mengusahakan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi secara efektif, efisien dan produktif dapat berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal, agar memberikan manfaat yang sebaik-baiknya sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin (Suratiyah, 2015).

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan tinggi pada waktu tertentu. Petani atau produsen dikatakan efektif apabila dapat mengalokasikan sumber daya yang dimiliki sebaik-baiknya dan dapat dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) melebihi masukan (input). Usahatani bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan atau meminumumkan biaya, meminimumkan biaya yaitu bagaimana mengalokasikan sumber daya dengan jumlah tertentu dengan seefisien mungkin agar mendapatkan keuntungan maksimum (Soekartawi, 2002)

Ada dua prinsip biaya yang digunakan dalam analisis biaya, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap merupakan biaya yang selalu dibayar tanpa ada kaitannya dengan jumlah barang yang di produksi seperti sewa lahan, alat pertanian, dan biaya pemeliharaan. Biaya tidak tetap merupakan biaya yang berubah jika luas usaha yang dimiliki berubah seperti

(27)

biaya minyak produksi, biaya pemupukan, dan biaya lainnya yang meningkat seiring peningkatan luas lahan (Soekartawi, 2017).

2.2. Pepaya California

Pepaya merupakan tanaman buah herba famili Caricacecae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat, bahkan kawasan sekitar Meksiko dan Kosta Rika. Tanaman pepaya tumbuh di daerah tropis dan subtropis atau dataran pegunungan (sampai 1:000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah berkualitas dan bergizi (Muktiani, 2019).

Pepaya california merupakan jenis varietas hasil pemuliaan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB. Tujuannya sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pepaya lokal dan untuk menghasilkan jenis varietas baru yang memiliki rasa manis dan warna yang lebih menarik serta sesuai dengan selera konsumen (Chaeriningrum, 2010).

Pepaya california merupakan tanaman yang dibudidayan oleh pusat Penelitian Buah Tropis Institut Pertanian Bogor (PKPT-IPB) yang diberi nama IPB-9 atau Calina. Pepaya ini kecil dan lonjong, berat buah rata-rata 1,3 kg.

Pepaya california tumbuh subur sepanjang tahun tanpa memandang musim di Indonesia. Ukuran batang tanaman pepaya california lebih pendek daripada jenis lain, tingginya sekitar 2 meter dan dapat dipanen setelah berumur 7 sampai 9 bulan. Daun pepaya california berjari dengan kuncup di permukaan akar. Buahnya memiliki kulit yang tebal dan permukaan yang rata, daging buah tebal, kenyal dan manis. Warna daging pepaya california berwarna jingga kemerahan, hanya saja buah tanaman ini berukuran seragam. Hasil ideal tanaman pepaya ini sekitar 20

(28)

sampai 35 ton/ha. Hasil panen tergantung iklim, varietas dan teknik budidaya pepaya (Titis, 2014).

2.3. Usahatani Pepaya California

Muktiani (2019), budidaya pepaya california meliputi persiapan bibit, persemaian, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen sebagai berikut:

a. Persiapan bibit

Persiapan bibit untuk budidaya pepaya california diambil dari pohon induk yang sudah berumur dua tahun dan masak di pohon atau buahnya sudah cukup tua dengan kriteria rasa buah manis, berkulit halus, bebas hama dan penyakit dan dipilih dari buah yang bentuknya lonjong. Biji diambil dari bagian buah yang di tengah, kemudian dicuci dan dibersihkan lapisan kulit bijinya. Setelah itu, biji direndam dalam toples yang berisi air selama satu malam dan dijemur di bawah sinar matahari selama dua hari untuk kemudian siap untuk digunakan.

b. Persemaian

Proses persemaian dimulai dari mengisi media ke dalam polybag, dimana media tanamnya adalah tanah yang cukup gembur dan dicampur dengan pupuk kompos. Setelah itu, dilakukan penyemaian dengan memasukkan satu biji benih (bibit) pepaya ke dalam polybag yang sudah berisi tanah dengan kedalaman 0,5 hingga 1 cm.

c. Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman, lahan perlu dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan membuat lubang tanam. Penanaman dilakukan setelah bibit siap tanam dan telah berumur 45 hari setelah semai. Bibit yang siap

(29)

dipindahkan harus sudah mempunyai ketinggian tanaman berkisar antara 12 hingga 15 cm dan tidak menunjukkan gejala terserang hama dan penyakit.

d. Pemeliharaan

Pada proses pemeliharaan perlu dilakukan dengan berbagai kegiatan yaitu penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan pemeliharaan ini harus lebih teliti dilakukan agar jumlah dan kualitas produksi buah pepaya california yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pasar.

e. Panen dan Pasca Panen

Pemanenan pepaya california yang paling ideal adalah pada pagi hari dan dapat dilakukan seminggu sekali tergantung pada tingkat kematangan buah.

Pepaya california dapat dipanen pada umur 8-9 bulan setelah tanam dengan umur produktifitas hingga 4 tahun. Teknik pemanenan dapat dilakukan dengan langsung memetik buah secara hati-hati, usahakan getah tidak menetes pada buah, kemudian dikumpulkan di tempat yang teduh. Usahakan agar buah tidak jatuh karena akan membuat kulit buah lecet, untuk mengatasi masalah tersebut dapat menggunakan songgo. Buah yang sudah dikumpulkan kemudian diangkut dari kebun ke bangsal pengolahan dengan menggunakan sortasi dan grading dilakukan berdasarkan jenis buah dengan cara yang sederhana, yaitu berdasarkan ukuran, bentuk dan tingkat kerusakan buah.

2.4. Landasan Teori 2.4.1. Konsep Arus Kas

Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam satu periode tertentu. Cash flow menggambarkan berapa uang yang masuk (cash

(30)

in) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan (Kasmir, 2012).

Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan yang diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang dijalankan seperti penjualan hasil produksi. Uang keluar merupakan uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usahatani yang dijalankan, maupu yang tidak ada hubungan sama sekali.

Jadi, arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan uang yang keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi.

Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari:

1. Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran pada awal periode untuk investasi.

2. Operational cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha.

3. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut berakhir.

2.4.2. Biaya Usahatani

Biaya usahatani merupakan nilai semua masukan yang habis dipakai atau digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak termasuk biaya tenaga kerja pada keluarga (Soekartawi, 2002). Biaya tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

(31)

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya tetap berarti biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, jadi besarnya jumlah biaya tetap tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi yang dihasilkan. Misalnya pajak tanah, air, penyusutan alat dan bangunan pertanian, pemeliharaan tanaman dan lain sebagainya (Hermanto, 1996).

b. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

Biaya tidak tetap merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi. Hermanto (1996) menyatakan bahwa biaya tidak tetap merupakan biaya habis pakai pada satu masa produksi, biaya variabel ini tergantung besar kecilnya produksi, sehingga besarnya jumlah biaya variabel dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, seperti biaya pembelian bibit, pupuk, obat-obatan, upah tenaga kerja dan sebagainya.

2.4.3. Penerimaan Usahatani

Menurut Soekartawi (2006) penerimaan merupakan hasil perkalian hasil produksi yang telah dihasilkan selama proses produksi dengan harga jual produk.

Penerimaan usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas usahatani, jumlah produksi, jenis dan harga komoditas usahatani. Faktor-faktor tersebut berbanding lurus, jadi apabila salah satu faktor mengalami kenaikan atau penurunan maka dapat mempengaruhi penerimaan yang akan di terima petani (produsen) yang melakukan usahatani.

(32)

2.4.4. Pendapatan Usahatani

Pendapatan adalah besarnya selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi yang digunakan selama proses produksi (Soekartawi, 2002). Tujuan petani menjalankan usahatani pada umumnya adalah untuk dapat menetapkan kombinasi dalam cabang usahatani yang nantinya dapat memberikan pendapatan yang sebesar-besarnya. Besarnya jumlah pendapatan yang diterima petani merupakan besarnya penerimaan dan pengeluaran selama proses produksi karena keberhasilan usahatani juga dinilai dari pendapatan yang diperoleh dari hasil usahatani tersebut.

2.4.5. Studi Kelayakan Finansial

Studi kelayakan usaha merupakan kegiatan mempelajari sarana secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha/bisnis yang akan dijalankan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dijalankan (Kasmir, 2012). Analisis kelayakan merupakan suatu proses penelitian terhadap rencana usaha yang akan dijalankan yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layaknya suatu usaha dibangun tetapi pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Winantara, 2014).

1. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Menurut Kadariah (2003) net benefit cost ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara penerimaan/manfaat dari suatu investasi dengan biaya yang telah dikeluarkan kriteria pengukuran pada analisis ini adalah:

a) Jika net B/C > 1, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan.

b) Jika net B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan.

c) Jika net B/C = 1, maka usaha tersebut dalam keadaan break event point.

(33)

2. Net Present Value (NPV)

Menurut Kasmir dan Ja’far (2013), Net Present Value (NPV) atau nilai tunai bersih, merupakan kelayakan metode yang menghitung selisih antara manfaat atau penerimaan dengan biaya atau pengeluaran. Pengeluaran biasanya dikeluarkan pada tahun ke nol, tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, dan seterusnya.

Biaya terdiri dari biaya investasi, biaya tetap, biaya penyusutan, dan biaya variabel. Demikian pula dengan penerimaan. Pada umumnya pengeluaran mulai diperhitungkan pada tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, dan seterusnya.

Setiap pengeluaran dan penerimaan pada tahun-tahun bersangkutan semuanya dinilai sekarang atau di present value. Perhitungan ini diukur dengan nilai uang sekarang dengan kriteria sebagai berikut:

a) Bila NPV > 0, maka investasi dinyatakan layak (feasible).

b) Bila NPV < 0, maka investasi dinyatakan tidak layak (no feasible).

c) Bila NPV = 0, maka investasi berada pada posisi break event point.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Kasmir dan Ja’far, (2013) IRR yaitu rata-rata tingkat keuntungan internal tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi, dan biasanya dinyatakan dalam satuan persen. IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, asal setiap benefit bersih yang diwujudkan (yaitu setiap Bt – Ct angka bersifat positif) secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama yang diberi berbunga selama sisa umur proyek. Biasanya rumus IRR tadi tidak dapat dipecahkan (dicari nilai i-nya) secara langsung. Namun secara

(34)

coba-cobaan pemecahan itu dapat didekati dalam waktu cukup singkat. Kriteria penilaiannya sebagai berikut:

a) Bila IRR > 1, maka investasi dinyatakan layak (feasible).

b) Bila IRR < 1, maka investasi dinyatakan tidak layak (no feasible).

c) Bila IRR = 1, maka investasi berada pada keadaan break event point.

4. Payback Period

Payback period atau MPI merupakan penilaian investasi suatu proyek yang didasarkan pada pelunasan biaya investasi berdasarkan manfaat bersih dari proyek. MPI terjadi pada saat nilai NPV berubah dari nilai negatif menjadi positif (Kadariah, 2003). Payback period ini dapat secara otomatis diketahui setelah kita melakukan penilaian NPV. Nilai MPI berbanding terbalik dengan nilai NPV yaitu semakin tinggi nilai NPV makin kecil nilai MPI yang didapat. Makin kecil MPI ini maka manfaat yang diperoleh makin besar karena investasi yang ditanamkan makin cepat dikembalikan. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:

a. Bila masa pengembalian lebih pendek dari umur ekonomis proyek, maka proyek tersebut layak untuk dilanjutkan.

b. Bila masa pengembalian lebih lama dari umur ekonomis proyek, maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dilanjutkan.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Nadya Indra Nada (2021) tentang “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi”. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pengaruh faktor luas lahan, pupuk kandang, pupuk NPK, pestisida dan tenaga kerja terhadap produksi pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

(35)

Analisis data secara deskriptif dan kuantitatif yaitu dilakukan dengan metode cobb-douglas. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa antara luas lahan, pupuk kandang, pupuk NPK dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi pepaya california. Dan dari hasil pengujian dengan menggunakan uji t, secara parsial luas lahan, pupuk kandang dan pupuk NPK berpengaruh signifikan terhadap produksi pepaya. Sedangkan pestisida dan tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi pepaya.

Maskur Delta (2021), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Finansial Usahatani Kopi Liberika di Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat”. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran umum, kelayakan finansial dan sensitivitas usahatani. Hasil penelitian yaitu gambaran umum usahatani kopi liberika di daerah penelitian dapat diketahui bahwa kopi adalah produk pangan yang mempunyai banyak manfaat jika diminum dengan takaran yang tepat, dengan pertumbuhan permintaan dalam negeri dan ekspor menandakan bahwa tingkat demand belum mengalami titik jenuh, disertai dengan peningkatan gaya hidup dengan munculnya berbagai jenis kafe dan peningkatan harga yang signifikan membuat aspek pemasaran menjadi menarik. Untuk aspek teknis lokasi yang dipilih sebagai daerah penanaman kopi adalah Kecamatan Betara, jarak kosong antara pohon kopi dengan kopi lainnya idealnya adalah 2,75 m. Petani kopi liberika di daerah penelitian menjual kopi liberika dalam bentuk biji beras (green bean) dan bubuk dengan rata-rata biaya penyusutan alat sebesar Rp. 769.419 per tahun, rata-rata biaya herbisida sebesar Rp. 280.000 per tahun, rata-rata biaya insektisida sebesar Rp. 120.000/tahun, biaya tenaga kerja Rp.

5.599.276 per ha/tahun, dan biaya pembelian lahan dan bibit sebesar Rp.

(36)

90.000.000. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani dari usahatani kopi liberika sebesar Rp. 37.853.907 pada tahun pertama (2021) dan akan bertumbuh jika diasumsikan ada kenaikan harga, tingkat pengembalian modal jika terjadi antara tahun ketiga hingga keempat yang artinya lebih cepat jika dibandingkan dengan umur ekonomis tanaman kopi liberika yaitu 15-20 tahun dengan nilai NPV sebesar Rp. 82.253.734, net B/C sebesar 2,68, dan nilai IRR sebesar 60%. Jika dilihat dari segi waktu pengembalian modal baik penjualan kopi Liberika dapat terjadi dalam waktu 3-4 tahun. Begitu juga dari sisi NPV dan net B/C yang baru positif pada tahun 3-4 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian Dedi Machfudin (2019) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya California dan Pepaya Bangkok di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi”. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran umum, penerimaan dan pendapatan, serta kelayakan usahatani secara finansial. Hasil penelitian yaitu usahatani pepaya yang dilakukan di Kelurahan Bagan Pete menggunakan sistem tadah hujan. Input yang digunakan kedua jenis pepaya tersebut tidak jauh berbeda yaitu benih, polybag, alat usahatani, pupuk dasar, tenaga kerja, obat-obatan yang termasuk dalam biaya investasi. Terdapat perbedaan dalam penggunaan benih, pepaya california menggunakan benih yang dibeli dari toko pertanian, sementara pepaya bangkok menggunakan indukan buah pepaya, selain biaya investasi juga terdapat biaya operasional yaitu pupuk, obat-obatan, tenaga kerja. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan usahatani pepaya california selama 4 tahun per hektar di daerah penelitian sebesar Rp.164.885475,9 dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.110.731.963,9 sehingga pendapatan yang diperoleh

(37)

sebesar Rp.54.153.512. Sedangkan rata-rata penerimaan usahatani pepaya bangkok selama 4 tahun per hektar di daerah penelitian sebesar Rp 162.439.158,8 dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 108.089.090,19 sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 54.350.068. Berdasarkan analisis kelayakan finansial yang dilakukan usahatani pepaya california dan usahatani pepaya california di Kelurahan Bagan Pete sama-sama layak untuk diusahakan dimana usahatani pepaya california dan usahatani bangkok memiliki nilai net B/C lebih besar dari 1, nilai NPV lebih dari 0, nilai IRR lebih dari bunga bank yang berlaku, serta payback period yang dibawah masa produktif usahatani pepaya california dan pepaya bangkok, sehingga memenuhi kriteria kelayakan yang digunakan.

Sementara itu berdasarkan analisis sensitivitas diketahui bahwa kegiatan usahatani pepaya california dan pepaya bangkok di Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Alam Barajo peka ataupun sensitif terhadap faktor penurunan harga jual dan penurunan produksi usahatani, tetapi tidak peka terhadap kenaikan biaya produksi.

Berdasarkan hasil penelitian Imansari (2018) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan Usahatani Pepaya California di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung”. Analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial dengan kriteria investasi diantaranya Analisis Net Benefit Cost (B/C ratio), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) dan Paybac Period, serta metode analisis sensivitas/kepekaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani pepaya california di Kabupaten Lampung Selatan layak untuk diusahakan dengan nilai Gross B/C Ratio 3,81, NetB/C Ratio 36,36, NPV sebesar Rp. 60.198.563,05, IRR 27,63% dan Payback Period 2,08. Adanya penurunan produksi 10%, penurunan

(38)

harga output 12,5% dan kenaikan biaya produksi 6,41% usahatani pepaya California masih layak secarafinansial.

Penelitian oleh Mhd Irham Fatiyaguna (2019) tentang “Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Pepaya California dan Pepaya Besi di Desa Kasang Kota Karang Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”. Pendapatan yang diterima dari usahatani pepaya california rata-rata sebesar Rp.

98,743.283/ha/tahun, sedangkan pendapatan yang diterima dari usahatani pepaya besi rata-rata sebesar Rp. 62.598.334/ha/tahun. Dapat disimpulkan bahwa pendapatan petani yang mengusahakan usahatani pepaya california lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang mengusahakan usahatani pepaya besi, akan tetapi petani lebih banyak mengusahakan pepaya besi dibandingkan pepaya california. Usahatani pepaya california memiliki resiko dan biaya yang besar.

Risiko yang dihadapi dalam usahatani pepaya california yaitu rentan terkenan serangan hama dan penyakit serta jika bobot buah lebih dari 1 kg maka harga akan menurun bahkan tidak laku dijual sehingga diperlukan perawatan yang intensif dan biaya perawatan yang besar, sedangkan pepaya besi lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit, daya simpan buah 4-5 hari sehingga dalam perawatannya tidak memerlukan biaya yang begitu besar. Selain itu, produksi pepaya besi lebih tinggi sebesar 64.060 kg/ha/tahun dibandingkan dengan pepaya california sebesar 29.709 kg/ha/tahun. Hal inilah yang menjadi pertimbangan petani di daerah penelitian lebih banyak yang mengusahakan pepaya besi dibandingkan dengan pepaya california.

(39)

2.6. Kerangka Pemikiran

Usahatani pepaya california merupakan usaha penghasilan petani dengan memanfaatkan pekarangan atau perkebunan yang ada dan tidak tergantung pada musim atau bukan buah musiman. Usahatani ini dapat menjadi opsi yang baik karena proses produksi tidak bergatung pada musim sehingga dapat mengatasi permasalahan kelangkaan dan jatuhnya harga.

Setiap akan memulai suatu usaha dibutuhkan biaya investasi. Biaya operasional juga dikeluarkan selama proses produksi. Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa ekonomis usahatani pepaya dicatat dalam aliran kas keluar dan juga mencatat seluruh penerimaan dari penjualan pepaya california pada aliran kas masuk. Analisis dilakukan dengan menggunakan data selama 4 tahun sesuai dengan lamanya masa ekonomis pepaya. Hal ini dikarenakan tanaman pepaya hanya selama 4 tahun memiliki produksi dan pertumbuhan yang optimal.

Agar suatu kegiatan usahatani pepaya california berlangsung secara berkelanjutan, maka perlu dilakukan perhitungan analisis usaha. Salah satunya dengan analisis pendapatan usaha. Dengan demikian dapat diketahui besar kecilnya keuntungan maupun kerugian yang dialami sehingga meningkatkan dan mengembangan kemajuan usahatani. Melalui perhitungan analisis usahatani dapat mengetahui kelayakan usaha, sehingga dapat dijadikan acuan dari suatu usaha.

Bagan kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

(40)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

2.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan, landasan teori, dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis diduga bahwa usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi layak untuk diusahakan.

Cash Flow

Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

Cash Out Cash In

Investasi Awal

Biaya Operasional

Biaya Produksi Harga

Penerimaan

Pendapatan

Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam)

(NPV, B/C, IRR dan Payback Period)

Layak Tidak Layak

(41)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Desa yang terpilih untuk penelitian ini yaitu di Desa Kebon IX, Desa Sungai Gelam, Desa Tangkit, dan Desa Ladang Panjang.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan dasar pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan tempat pengembangan budidaya pepaya california. Petani yang menjadi objek penelitian ini adalah petani yang mengusahakan budidaya tanaman pepaya di Kecamatan Sungai Gelam. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Effendi dan Singarimbun, 2011). Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi untuk mempelajari pendapatan damkelayakan usahatani yang diperoleh pada usahatani pepaya califormia diKecamatan Sungai Gelam.

Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Identitas petani.

2. Biaya input produksi (Rp/Satu kali tanam).

3. Jumlah produksi (Kg/Tahun).

4. Harga jual pepaya california (Rp/Kg).

5. Penerimaan usahatani (Rp/Tahun).

6. Luas usahatani pepaya california (Ha).

7. Data-data lain yang relevan dalam penelitian

(42)

3.2. Sumber dan Metode Pengumpulan Data 3.2.1. Sumber Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari pengelola usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi dengan metode survei dan wawancara (interview).

Metode ini digunakan dengan cara mengumpulkan responden secara langsung dan dengan menggunakan kusioner.

Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi, studi pustaka, serta mengutip berbagai bahan literatur, laporan kegiatan, dan instansi pemerintah terkait, serta hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan permasalaham yang ada dalam penelitian.

3.2.2. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah:

1. Data Primer diperoleh melalui observasi dengan melakukan pengamatan dan peninjauan langsung ke lokasi penelitian dan menggunakan teknik wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan daftar- daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu kepada responden yaitu pemilik usahatani pepaya california. Metode observasi yaitu cara pengamatan langsung secarasistematis terhadap aktivitas budidaya tanaman pepaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan asumsi bahwa harga sarana produksi dan harga jual konstan, pengumpulan data didasarkan pada umur tanaman pepaya saat kegiatan penelitian berlangsung,

(43)

untuk tahun ke 0 merupakan initial investment, umur tanaman 1 tahun menggunakan data umur tanaman dibawah 1 tahun, tahun ke 2 menggunakan data umur tanaman dibawah 2 tahun, untuk tahun ke 3 menggunakan data umur tanaman dibawah 3 tahun, dan tahun ke 4 menggunakan data tanaman umur dibawah 4 tahun, dimana umur ekonomisnya hanya sampai 4 tahun.

2. Data Sekunder diperoleh dengan cara mempelajari literatur atau jurnalkarya ilmiah hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan topik penelitian,serta penelusuran dokumen (Effendi dan Singarimbun, 2011).

3.2.3. Metode Penarikan Sampel

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Untuk mengetahui gambaran umum usahatani, menganalisis penerimaan dan pendapatan, serta mengkaji kelayakan usahatani maka dilakukan penarikan sampel secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sungai Gelam merupakan wilayah dengan luas panen dan produksi yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Muaro Jambi (Tabel 4). Kemudian desa yang terpilihnya yaitu Desa Kebon IX, Desa Sungai Gelam, Desa Tangkit, dan Desa Ladang Panjang atas dasar wilayah yang membudidayakan pepaya california.

Tabel 5. Data Jumlah Petani dan Luas Lahan Pepaya California Berdasarkan Desa di Kecamatan Sungai Gelam Tahun 2022

No. Desa Jumlah Petani

1. Tangkit 7

8 5 12 2. Sungai Gelam

3. Ladang Panjang 4. Kebon IX

Jumlah 32

Sumber: Penyuluh Pertanian Lapangan Tahun 2022

(44)

Dalam melaksanakan penelitian, metode pengumpulan sampel pada usahatani pepaya california dilakukan dengan metode sampling jenuh atau sensus.

Sampling jenuh atau sensus adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012). Penentuan metode pengambilan secara sensus disebabkan ukuran populasi yang tidak terlalu besar.

Responden petani pada pepaya california diambil 30 orang dari total populasi dengan menstratakan sampel berdasarkan luas lahan yang diusahatanikan petani yaitu 0,1 – 0,5 Ha.

3.3. Metode Analisis Data

3.3.1. Analisis Gambaran Umum Usahatani Pepaya California

Untuk menjawab tujuan penelitian satu digunakan analisis secara deskriptif, yaitu analisis yang digunakan untuk memberi gambaran bagaimana keadaan dan kondisi usahatani pepaya california di daerah penelitian yang didapat berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner).

3.3.2. Analisis Penerimaan dan Pendapatan

Untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua maka digunakan analisis deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk formula dan tabulasi, kemudian diinterpretasikan dan dijabarkan menggunakan analisis deskriptif. Tujuan dua mengenai analisis biaya, penerimaan dan pendapatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data biaya dan produksi yang telah di kelompokkan sesuai dengan umur tanaman pepaya yang diusahakan pada saat dilakukan penelitian. Penggunaan data tersebut dilakukan karena tidak ada catatan buku yang dilakukan petani pepaya di Kecamatan Sungai Gelam sehingga dengan

(45)

teknik tersebut akan mendapatkan hasil yang mendekati dengan kondisi dilapangan.

a. Biaya Produksi

Analisis biaya produksi dapat dihitung berdasarkan besaran biaya modal yang benar-benar dikeluarkan oleh petani untuk usahatani yang dimiliki dengan meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap/variabel. Besaran biaya produksi pepaya california dapat dihitung dengan rumus:

TC = FC + VC Keterangan:

TC = Biaya total produksi

FC = Biaya tetap dalam produksi VC = Biaya tidak tetap/biaya variabel b. Analisis Penerimaan

Penerimaan merupakan nilai suatu produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu. Besaran penerimaan dapat diketahui melalui hasil kali antara produksi yang diperoleh dengan besaran harga jual produk tersebut. Penerimaan dapat diketahui dengan rumus:

TR = Y × P Keterangan:

TR = Total Penerimaan

Y = Jumlah produksi dalam usahatani P = Harga jual produk

(46)

c. Analisis Pendapatan

Untuk menjawab tujuan selanjutnya mengenai pendapatan usahatani pepaya california yang diperoleh dari selisih total penerimaan (TR) dan total biaya (TC).

Setiap pelaku usahatani pasti memiliki tujuan untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan yang maksimal demi mendukung kebutuhan hidup. Dalam hal ini pendapatan dapat dirumuskan dengan:

Pd= TR – TC Keterangan:

TR = Total Penerimaan TC = Biaya Produksi

3.3.3. Analisis Kelayakan Finansial

Untuk menjawab tujuan ketiga mengenai analisis kelayakan finansial peneltian ini menggunakan alat analisis berupa kriteria kelayakan finansial yang terdiri atas.

1. Net B/C Ratio

Untuk menghitung net B/C yaitu dengan membagi jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih positif dengan jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih negatif pada tahun-tahun awal proyek. Secara matematis rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Net𝑩

𝑪 =

(𝟏+𝒊)𝐭𝐁𝐭−𝐂𝐭 𝒏 𝒕=𝟎

(𝟏+𝒊)𝐭𝐁𝐭−𝐂𝐭 𝒏 𝒕=𝟎

Dimana (𝐁𝐭−𝐂𝐭)>𝟎 (𝐁𝐭−𝐂𝐭)<𝟎

Dimana:

Net B/C = Net Benefit Cost Ratio

𝐵𝑡 = Benefit atau manfaat yang diperoleh pada tahun ke-t

(47)

𝐶𝑡 = Cost atau biaya yang diperoleh pada tahun ke-t i = Suku bunga yang digunakan

t = Tahun

NPV Positif = Jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih positif NPV Negatif = Jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih negatif

Dengan kriteria sebagai berikut:

Net B/C ratio > 1, maka usahatani layak diusahakan

Net B/C ratio = 1, maka usahatani impas antara biaya dan manfaat Net B/C ratio < 1, maka usahatani tidak layak diusahakan.

2. Net Present Value (NPV)

Menurut Pujawan (2004) bahwa Analisis NPV adalah analisis yang dilakukan untuk melihat nilai investasi dengan mempertimbangkan perubahan nilai mata uang. NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari keuntungan dan biaya. NPV dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPV =

𝐁𝐭−𝐂𝐭

(𝟏+𝒊)𝐭 𝒏

𝒕=𝟎

Dimana:

Bt = Manfaat yang diperoleh pada tahun ke-t Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t I = Suku bunga yang digunakan

t = Tahun ke-t

n = Umur ekonomi usahatani pepaya california

Referensi

Dokumen terkait

Keanggotaan di dalam PMII Cabang Mojokerto telah mengikuti aturan yang sudah dibuat oleh PMII pusat di Jakarta pada awal berdirinya PMII yang sudah dituangkan ke dalam

Kegiatan pertanian merupakan fenomena sosial yang dapat diteliti menggunakan penelitian geografi. Pengumpulan data penelitian fenomena tersebut dapat dilakukan dengan cara observasi

Sehingga untuk data kejadian kanker payudara di kota Makassar tahun 2011 terhadap umur dapat diasumsikan memenuhi bentuk regresi logistik biner dengan menggunakan

Untuk memberikan gambaran yang lebih praktis tentang kajian tata guna lahan terhadap tingkat pelayananan jalan dalam hal ini studi kasus Jalan Marelan Raya

Pada akhirnya, Lembaga Pendidikan Kesenian Perempuan berbasis seni diharapkan mampu mengakomodasikan perempuan mencipta karya seni yang cerdas, kreatif, dan merdeka,

Lembaga arbitrase sendiri adalah badan yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu, lembaga tersebut juga dapat memberikan

Pengaruh mengkonsumsi alkohol dalam jangka panjang dapat menurunkan Nitiric Oxide Synthase-dependent (NOS) terkait dengan respons arteriole yang belum.. jelas

Sedangkan dari skor dasar ke siklus II dengan rata-rata 82,75 mengalami peningkatan sebesar 62,5% karena guru sudah menerapkan model pembelajaran yang dapat