BAB VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
6.1. Analisis Lingkungan Internal
Pendekatan yang dilakukan dalam analisis lingkungan perusahaan dalam
penelitian ini adalah pendekatan fungsional. Lingkungan perusahaan yang dianalisis
meliputi fungsi manajemen, pemasaran, keuangan, kegiatan produksi dan operasi
serta sumberdaya manusia.
6.1.1 Manajemen
Manajemen merupakan pihak yang menerapkan fungsi-fungsi yang meliputi :
perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf dan pengendalian.
Namun untuk tahap perumusan strategi dari proses manajemen strategi yang
dibahas adalah mengenai aktivitas perencanaan perusahaan.
Saat ini CV. Hanabio, belum memiliki perencanaan tertulis untuk jangka
panjang, menengah dan jangka pendek. Hal ini terlihat dengan tidak adanya suatu
visi, misi dan tujuan perusahaan yang jelas dan spesifik. Perusahaan ini juga masih
berbentuk perusahaan perorangan, sehingga pelimpahan wewenang masih
tersentralisasi pada sumberdaya pemilik sebagai pihak eksekutif.
Pada organisasi perusahaan, posisi manajemen ditempati oleh pemilik.
Pemilik dalam perusahaan ini sebagai pemimpin perusahaan. Posisi ini berwenang
dalam mengambil keputusan strategis, baik itu pra produksi, produksi maupun pasca
produksi. Untuk bagian produksi, pengemasan, pemasaran serta administrasi dan
keuangan dilakukan oleh tenaga kerja dari luar keluarga namun masih dalam
pengawasan penuh pemilik. Meskipun perusahaan ini tidak menerapkan
bagian produksi dan pemasaran memilki tugas dan tanggung jawab yang telah
disepakati bersama. Pada perencanaan operasi didasarkan pada pendekatan Top Down diamana komando dilakukan langsung oleh pemilik perusahaan, sedangkan bagian yang lain mengikuti dan melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan.
CV. Hanabio berproduksi untuk memenuhi pesanan dan stok untuk
persediaan perusahaan. Jika kapasitas pesanan telah terpenuhi, maka perusahaan
akan tetap berproduksi untuk stok barang perusahaan. Pada dasarnya manajemen
perusahaan berorientasi pada proses produksi dan pimpinan perusahaan
menerapkan standar kerja dimana tenaga kerja harus bekerja sesuai dengan target
produksi. Adanya target produksi ini terkadang menyebabkan jam kerja produksi
tidak konstan setiap harinya. Perusahaan melakukan sebuah perencanaan dan
pengendalian dimulai dari produksi hingga pemasaran produk. Pengendalian ini
dilakukan untuk mengawasi mutu serbuk instan jahe merah.
6.1.2 Pemasaran
Pemasaran dapat diartikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi,
menciptakan, memenuhi kebutuhan, keinginan pelanggan akan produk dan jasa.
Untuk mengenali kekuatan dan kelemahan pemasaran perusahaan maka diuraikan
melalui fungsi-fungsi pemasaran yaitu :
6.1.2.1 Analisis Pelanggan
Analisis pelanggan ini untuk mengevaluasi kebutuhan dan keinginan
beberapa pelanggan. Dalam pengumpulan informasi untuk mengenali keinginan
pelanggan, maka dilibatkan peran pelanggan CV. Hanabio. Perusahaan telah
memiliki beberapa pelanggan tetap yang berasal di sekitar kota Bogor. Pelanggan ini
juga berperan sebagai distributor yang membeli produk dari perusahaan dalam
beberapa konsumenya. Pelanggan ini adalah Apotik Deli I Bogor, Warung Taman
dan Terapi Herbal Pakuan. Ketiga pelanggan tersebut telah melakukan bentuk
kerjasama dengan perusahaan sejak perusahaan ini berdiri sekitar tahun 2005.
Pelanggan ini dinilai memiliki loyalitas yang cukup tinggi terhadap
perusahaan, hal ini terlihat dari kontinuitas pesanan produk yang dilakukan. Dalam
waktu sebulan pelanggan ini biasanya melakukan pesanan sebanyak dua sampai
tiga kali. Sekali pesanan berjumlah antara 75 - 100 bungkus minuman instan jahe
merah. Hal inilah yang sebenarnya menjadi peluang bagi perusahaan karena
adanya bentuk loyalitas yang tinggi dari salah seorang pelanggan.
6.1.2.2 Penjualan Produk
Penjualan suatu produk termasuk aktivitas pemasaran seperti promosi
penjualan. Bentuk kegiatan promosi penjualan sebenarnya telah dilakukan oleh
perusahaan terhadap produk minuman instan jahe merah secara baik. Perusahaan
aktif mencari konsumen tidak hanya menunggu pesanan, selain itu perusahaan
pernah mengikuti kegiatan pameran-pameran dagang usaha kecil dan menengah
yang diadakan oleh pemerintah setempat. Namun intensitas kegiatan pameran yang
diikuti perusahaan tergolong masih rendah, hal ini menyebabkan merek produk
perusahaan kurang dikenal oleh masyarakat di daerah Kota Bogor dan sekitarnya.
Data distributor dan penjualan CV. Hanabio dari tahun 2005 sampai tahun 2008
dapat dilihat pada Lampiran 11. 6.1.2.3 Produk
Dalam hal perencanaan produk, perusahaan telah memiliki kebijakan produk
yang meliputi keputusan perusahaan mengenai labelisasi atribut, pemberian merek,
pengemasan, dan layanan pendukung produk. Hasil olahan mesin giling dari
sangat halus. CV. Hanabio memberi merek dagang dengan nama “Taman Syifa”
yang artinya adalah taman tanaman obat-obatan untuk mengolah beberapa jenis
tanaman obat yang salah satunya adalah jahe merah yang dijadikan minuman
instan. Serbuk halus yang telah ada siap untuk dikemas di dalam kemasan plastik
bening dan kemasan kertas khusus yang dicetak dan didesain. Pada kemasan
plastik, berat serbuk tiap plastik adalah 50 gram. Setelah plastik di press, maka siap untuk dikemas lagi di dalam kemasan kertas yang berwarna coklat muda. Kemasan
kertas tersebut diberi label cetak dengan logo dan nama perusahaan yang berwarna
merah, komposisi bahan, nomor pengesahan dari Dinas Kesehatan dan tanggal
kadaluarsa.
Kemasan merupakan salah satu hal yang penting untuk menarik minat
konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Pimpinan perusahaan berpendapat
bahwa kemasan untuk jahe merah yang terbuat dari kertas yang telah didesain di
percetakan tersebut rapi, bersih, dengan cap dan merek terlihat jelas, kemasan tidak
terlalu besar, tulisan dalam kemasan terlihat jelas, warnanya jelas dan terang, serta
kemasan tertutup rapat serta tidak berlubang.
Dalam hal pelabelan, kemasan minuman instan jahe merah tergolong cukup
lengkap jika dibandingkan pesaing seperti dari CV. Natural Jaya Bogor yang tidak
mencantumkan sertifikasi produk dari instansi terkait seperti dari Dinas Kesehatan
maupun Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM), sehingga hal ini dapat
menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk bersaing dalam memberikan kepercayaan
konsumen terhadap mutu produk yang ditawarkan.
6.1.2.4 Harga
CV. Hanabio menetapkan harga produk minuman instan jahe merah
produksi dan nilai keuntungan minuman instan jahe merah dalam sekali produksi
dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Biaya Produksi dan Keuntungan CV. Hanabio dalam sekali Produksi
No. Jenis Biaya Satuan
Harga Per Satuan (Rp) Jumlah Pemakaian Total Biaya (Rp) 1.
Biaya Bahan Baku :
Jahe Merah Gula Plastik Kemasan Kertas Lem Minyak Tanah Kilogram Kilogram Pak Rim Botol Liter 8.000,- 7.000,- 4.500,- 160,- 1.000,- 3.000,- 1 0.5 0.5 30 0.5 0.5 8.000,- 3.500,- 2.250,- 4.800,- 500,- 1.500,- 2.
Biaya Tenaga Kerja :
Bagian Produksi Bagian Pemasaran
Bagian Pengemasan dan Kontrol Bagian Administarsi dan Keuangan
Jam Jam Jam Jam 1.430,- 2.860,- 2.860,- 2.860,- 1.5 1.5 1.5 1.5 2.145,- 4.290,- 4.290,- 4.290,- 3. Biaya Operasional : Biaya Distribusi/Bensin Peralatan/Tempat Produk Bahan Bakar Mesin Listrik Rupiah Biji Liter Kwh 5.000,- 4.000,- 5.000,- 150,- 1 1 0.5 10 5.000,- 4.000,- 2.500,- 1.500,- 4. Total Biaya Yang Dikeluarkan
Sekali Produksi ( A )
Rupiah - - 48.565,-
5. Jumlah Yang Dihasilkan ( B ) 30
Bungkus 2.700,- - 81.000,-
6. Keuntungan (B – A) Rupiah - - 32.435,-
7 Keuntungan per Bungkus (B - A) : 30 Rupiah - - 1.243,- Sumber : CV. Hanabio, 2008
Harga jual satu kemasan minuman instan jahe merah adalah Rp 2.700,-
dengan tiap bungkus berisi 50 gram serbuk jahe merah. Dalam sekali produksi,
biasanya menghasilkan kurang lebih 30 bungkus minuman instan yang telah
dikemas. Total biaya yang diperlukan untuk satu kali produksi adalah sebesar
Rp. 48.565,- dan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 32.435,-. Keuntungan per
bungkus yang diperoleh adalah sebesar Rp. 1.243,-. Rata-rata harga jual di tingkat
Nilai rata-rata persentase keuntungan yang diperoleh distributor dalam menjual
minuman instan jahe merah dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Nilai Rata-rata Persentase Keuntungan Distributor CV. Hanabio No. Nama Distributor Lokasi Harga Awal
(Rp)
Harga Jual (Rp)
Persentase (%)
1. Apotik Deli Bogor 2.700,- 3.500,- 29.6 2. Terapi Herbal Cipaku Bogor 2.700,- 3.000,- 11.1 3. Puti Bungsu Bogor 2.700,- 3.500,- 29.6 4. RM. Tirtayasa Depok 2.700,- 3.000,- 11.1 5. RM. Bundo Depok 2.700,- 3.000,- 11.1 6. Mini Market Slipi Jakarta 2.700,- 3.500,- 29.6 7. RM. Bambu Kuring Sukabumi 2.700,- 3.500,- 29.6 8. RM. Dadali II Cianjur 2.700,- 3.500,- 29.6
Rata-rata Keuntungan 22,66
Sumber : CV. Hanabio, 2008
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai persentase rata-rata
keuntungan dari delapan distributor CV. Hanabio dalam menjual minuman instan
jahe merah sebesar 22,6 % dari harga jual yang ditetapkan perusahaan. Harga jual
yang ditawarkan CV. Hanabio relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan
harga jual yang ditawarkan perusahaan pesaing. Hal ini menjadi kekuatan bagi
perusahaan karena konsumen pada umumnya selalu memilih harga jual produk
yang lebih murah. Harga jual yang ditawarkan oleh perusahaan lain yang menjual
minuman instan jahe merah dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Rata-rata Harga Jual Minuman Instan Jahe di Kota Bogor Tahun 2008
No. Nama Perusahaan
Rata-rata Harga Jual Kemasan 50 gram
(konversi) di Distributor
1. CV. Hanabio (Jenis Jahe Merah) Rp 3250,- 2. Unilever Cikarang Indonesia Jahe Wangi Rp 3400,-
3. Sido Muncul Rp 3450,-
4. Indo Tradicional Food and Beverage Solo Indonesia Rp 3750,-
5. Tresno Joyo Rp 3750,-
6. Jamu Jago Rp 3300,-
7. CV. Hidayah Rp 3400,-
8. CV. Natural Jaya Bogor Rp 3200,-
9. Herba Alam Solo Rp 3250,-
Harga rata-rata konsumen minuman instan yang ditetapkan oleh beberapa
perusahaan berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan mutu produk dan
jenis rasa yang diminta. Dalam hal harga biasanya pedagang dibebaskan untuk
menentukan harga sesuai dengan daya beli konsumen di masing-masing daerah.
6.1.2.5 Distribusi
Sasaran utama dari pemasaran minuman instan jahe merah adalah
konsumen yang berada di Kota Bogor dan sekitarnya. Perusahaan saat ini sedang
memperluas daerah distribusinya ke beberapa daerah seperti Jakarta, Depok,
Tangerang dan Bekasi. Hanya penjualan untuk beberapa daerah tersebut masih
dalam jumlah yang sangat terbatas. Perusahaan mendistribusikan produk melalui
tiga pola yaitu pertama perusahaan menyalurkan produknya ke pembeli partai besar,
kemudian disalurkan ke tingkat pengecer dan dilanjutkan ke tingkat konsumen. Pola
saluran distribusi produki CV. Hanabio, dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Saluran Distribusi Minuman Instan Jahe Merah CV. Hanabio
Pada prakteknya, para pembeli partai besar dapat memesan minuman instan
jahe merah melalui telepon dan sesuai dengan permintaan maka produk tersebut
dikirimkan dengan menggunakan motor dan biaya tranportasi ditanggung oleh
perusahaan. Namun terkadang pembeli partai besar tersebut yang datang ke
Produsen
Distributor Konsumen I
Pengecer Konsumen II
Konsumen III Pengecer
perusahaan untuk mengambil sendiri pesanan. Harga di tingkat produsen adalah
Rp.2700,- dan langsung diterima oleh pelanggan. Jika pelanggan menjual lagi di
pengecer maka harga rata-rata yang ditawarkan adalah Rp. 3000,-. Selanjutnya jika
dijual di tingkat konsumen akhir biasanya mencapai Rp.3500,- sampai Rp.4.000,-
Pada pola saluran yang kedua perusahaan menjual produknya ke tingkat
pengecer dan dilanjutkan ke tingkat konsumen. Tingkat pengecer tersebut adalah
seperti rumah makan atau restoran, warung kecil, toko dan swalayan, serta
koperasi. Sedangkan pada pola saluran yang ketiga, perusahaan menjual produknya
langsung kepada konsumen yang datang ke perusahaan atau melalui pesanan.
6.1.3 Keuangan
Hal terpenting dalam memulai usaha adalah keberadaan modal. Keberadaan
modal yang memadai sangat mendukung perusahaan untuk meningkatkan kualitas
produk dan kapasitas produksi serta pengembangan usaha. Kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan modal dinilai menjadi masalah karena hingga saat
ini perusahaan belum mendapatkan bantuan modal dari pihak manapun seperti
contohnya adalah dari pihak bank. Selama ini perusahaan hanya memiliki modal
perusahaan yang berasal dari pemilik perusahaan sendiri.
Strategi perusahaan langsung yang diterapkan perusahaan menghasilkan
keuntungan yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam hal modal kerja.
Walaupun perputaran modal relatif cepat dan stabil, pimpinan perusahaan merasa
modal yang ada saat ini masih kurang untuk mengembangkan usahanya.
Perusahaan mengalami kesulitan untuk mendapatkan bantuan modal dari pihak
bank, karena rata-rata dari pihak bank memberikan bantuan dengan meminta
dapat menyanggupinya dan menanggungnya mengingat perusahaan tersebut baru
berdiri dan tingkat keuntungan yang dimiliki perusahaan masih relatif rendah.
Perusahaan masih memerlukan modal untuk memperluas tempat usaha atau
mencari tempat baru yang lebih layak dijadikan pabrik pembuatan minuman instan
selain di perumahan, membeli motor dan mobil untuk memperluas pasar yang ada
dan menambah tenaga kerja. Hal ini menjadikan kelemahan perusahaan untuk
dapat mengembangkan usahanya pada industri minuman instan.
Perusahaan juga memiliki keterbatasan dalam hal pembukuan dan
administrasi. Hal ini disebabkan karena tidak dimilikinya sumber daya manusia yang
cukup ahli dalam pengelolaan keuangan. Perusahaan juga beranggapan bahwa
semua biaya produksi yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh dapat
diperkirakan tanpa harus membuat pembukuan yang jelas dan pedoman pada
prinsip akuntasi. CV. Hanabio, hanya mencatat transaksi dalam bentuk nota-nota
namun nota-nota tersebut terkadang tidaklah tersimpan dengan baik. Oleh karena
itu, pengelolaan sumber dana yang dimiliki tidak digunakan secara efektif untuk
pengembangan usaha, melainkan banyak digunakan untuk hal-hal yang tidak
berkaitan dengan produksi perusahaan. Hal ini menjadi kelemahan perusahaan
karena tidak ada data-data yang jelas mengenai biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan serta nilai keuntungan dan kerugian dari penjualan minuman instan
tersebut.
6.1.4 Produksi dan Operasi
Keberadaan dan akses bahan baku sangat diperlukan bagi kelangsungan
produksi setiap perusahaan. Bahan baku utama yang sangat dibutuhkan
perusahaan tidaklah mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti dalam
memperoleh bahan baku utama yaitu rimpang jahe merah.
Rimpang jahe merah sebagai bahan baku utama yang paling sering dipesan
dan digunakan dalam jumlah yang sangat besar umunya selalu tersedia sepanjang
waktu. Jenis jahe merah tersebut selalu tersedia di beberapa pasar di pusat Kota
Bogor seperti Pasar Bogor dan Pasar Anyar. Perusahaan biasanya membeli bahan
baku sekitar 5 sampai 15 kilo dalam seminggu tergantung pesanan. Sejak
perusahaan pertama kali berdiri telah menjalin hubungan baik dengan beberapa
pemasok jahe merah terutama penjual di Pasar Bogor dan Pasar Anyar. Hubungan
ini terlihat pada saat pemasok selalu menyiapkan rimpang jahe merah untuk
ketersediaan perusahaan tersebut.
Strategi yang diterapkan perusahaan adalah melakukan produksi tidaklah
berdasarkan pesanan saja. Setelah pesanan terpenuhi, perusahaan tidak berhenti
untuk berproduksi selama bahan baku tersedia dan perusahaan tetap berproduksi
untuk memenuhi kebutuhan stok. Perusahaan juga belum mengoptimalkan
penggunaan peralatan semimodern untuk proses produksinya. Sebagian besar
peralatan yang digunakan dalam proses produksi masih membutuhkan banyak
tenaga kerja dari tangan manusia, sehingga perusahaan belum mampu
mengoptimalkan kapasitas produksi yang dimiliki.
6.1.5 Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi yang penting dalam
menjalankan statu usaha, karena berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
perusahaan dan efisiensi kerja serta penekanan biaya produksi dipengaruhi oleh
faktor ini. Kemampuan perusahaan dalam menarik dan mempertahankan tenaga
bertahan dan berkembang. Oleh karena itu, perusahaan dalam menentukan lokasi
harus dekat dengan daerah yang tersedia cukup tenaga kerja (Assauri, 1993).
Dalam hal ini identifikasi faktor sumber daya manusia meliputi proses
perekrutan dan penempatan tenaga kerja, karakteristik tenaga kerja operasional dan
kompetensi tenaga kerja tersebut.
6.1.5.1 Perekrutan dan Penempatan Tenaga Kerja
Menurut pihak manajemen CV.Hanabio, perekrutan tenaga kerja tidak
menerapkan proses khusus yang terstruktur. Jika perusahaan membutuhkan tenaga
kerja, biasanya pihak perusahaan mendapatkan tenaga kerja yang berasal dari
mitra pekerja dalam perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat mempercayai
sepenuhnya kecakapan tenaga kerjanya. Dengan tersedianya jumlah tenaga kerja
yang memadai serta berasal dari daerah sekitar lokasi perusahaan, akan
mempermudah perusahaan dalam memperoleh tenaga kerja dan mengurangi biaya
yang dikeluarkan dalam proses perekrutan tenaga kerja. Selain itu perusahaan
menganggap bahwa tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar memiliki
kemampuan yang sama dengan daerah yang lain. Hal tersebut disebabkan karena
dengan merekrut tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar, perusahaan akan
lebih mengetahui kebiasaan dan sikap calon pekerja tersebut serta perusahaan juga
dapat menetapkan tingkat upah yang lebih rendah. Kemudahan dalam mendapatkan
tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh CV. Hanabio adalah suatu kekuatan
perusahaan. Kekuatan lain adalah adanya tiga tenaga kerja yang merupakan lulusan
perguruan tinggi. Hal ini menguntungkan bagi perusahaan karena tingkat
manajerialnya yang cukup baik meskipun kurang dan tidak berpengalaman dalam
Menurut Mangkuprawira (2003), salah satu cara untuk menjadikan agar
karyawan menjadi produktif dan efektif adalah dengan cara memberi program
pelatihan. Pelatihan bagi karyawan adalah sebuah proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil
serta mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik dan sesuai
dengan standar. Ada beberapa maksud utama dari diadakanya pelatihan, yaitu
memperbaiki kinerja, meningkatkan keterampilan karyawan dan menghindari atau
meminimalisir kerusakan manajerial.
6.1.5.2 Karakteristik Tenaga Kerja Operasional
Tenaga kerja operasional CV. Hanabio adalah tenaga kerja yang menangani
proses pengolahan secara langsung. Tenaga kerja ini terdiri dari beberapa tenaga
kerja tetap, dan tidak ada tenaga kerja yang tidak tetap (borongan). Tenaga kerja
operasional perusahaan berasal dari lulusan sarjana satu orang menangani bagian
administrasi dan keuangan, dua orang lulusan sarjana muda atau diploma yang
menangani bagian pengemasan, pengkontrolan barang dan pemasaran. Tenaga
kerja yang menangani bagian produksi berasal dari daerah sekitar yang merupakan
lulusan sekolah menengah pertama. Pada dasarnya beberapa tenaga kerja tersebut
tidaklah memiliki pengalaman dalam hal bisnis, karena ketiga sarjana tersebut
tidaklah berlatar belakang pendidikan bisnis.
Keterampilan karyawan masih sangat rendah, hal ini merupakan salah satu
kelemahan perusahaan. Tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang sangat
tinggi, dapat membantu kinerja manajemen perusahaan menjadi lebih baik. Menurut
Ravianto dalam Anugerah (2007), bahwa peningkatan produktivitas kerja dapat
mendatangkan keuntungan dalam proses produksi, maka semakin tinggi
perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan,
yaitu kualitas dan kemampuan fisik karyawan, termasuk di dalamnya pendidikan,
latihan, motivasi kerja, sikap mental dan fisik.
6.1.5.3 Kompensasi Kerja
Pada perusahaan CV. Hanabio, sistem kompensasi tergantung pada jenis-
jenis pekerjaanya. Pembagian kerja pada perusahaan ini terdiri dari bagian produksi,
pengemasan dan pengontrolan, pemasaran dan admisnistrasi keuangan. Waktu
kerja yang digunakan dalam proses produksi pagi hingga sore hari. Tambahan
kompensasi kerja hanya diberikan pada bagian produksi dan pemasaran saja. Pada
bagian produksi terkadang sering melembur jika pesanan sedang meningkat.
Sedangkan pada bagaian pemasaran yang terfokus mencari agen atau bagian
distribusi produk, semakin tinggi tingkat penjualan semakin tinggi pula nilai
kompensasi yang diperoleh di luar upah tetapnya. Umumnya perusahaan
memberikan kompensasi sekitar Rp. 20.000 sampai Rp. 25.000 dengan lama
bekerja sekitar 7 jam kerja per hari.