• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio Bogor"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN

JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum)

CV.HANABIO - BOGOR

Disusun Oleh :

SYAIFUL HABIB

A 14105713

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN

JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum)

CV. HANABIO - BOGOR

DISUSUN OLEH : SYAIFUL HABIB

A 14105713

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

SYAIFUL HABIB. Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe

Merah (Zingiber officinale Linn. Var.rubrum) CV. Hanabio, Bogor. Di

bawah Bimbingan Yayah K. Wagiono.

Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumberdaya alam hayati. Salah satu sumber kekayaan tersebut adalah banyaknya jenis-jenis tanaman obat yang bersifat tradisional yang berada di alam dan tempat yang telah dibudidayakan oleh petani. Salah satu jenis tanaman obat yang telah dikenal luas oleh masyarakat akan khasiat dan manfaat serta bernilai ekonomis tinggi adalah Jahe. Komoditas jahe mempunyai rata-rata nilai permintaan terbesar di dalam Industri Tanaman Obat Indonesia (ITOI) yaitu sebesar 5000 ton per tahun dan sebagian besar komoditi ini digunakan sebagai bahan minuman kesehatan instan oleh berbagai industri.Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya merek produk minuman instan yang beredar dipasaran dan semakin berkembangnya penjualan minuman jamu tradisional.

Beberapa fakta di atas menunjukkan bahwa usaha di bidang tanaman obat khususnya jenis jahe yang telah diolah menjadi minuman instan memiliki potensi untuk dikembangkan. Usaha dengan skala kecil jika dikelola dengan baik akan menghasilkan manfaat yang sangat besar baik bagi petani jahe dan konsumen. Dengan lingkungan yang terus berubah, manajemen perusahaan perlu membentuk suatu prioritas dan alternatif strategi dengan melakukan identifikasi faktor internal dan eksternal yang bertujuan untuk mempertahankan keberadaan perusahaan.

Manajemen strategis dipandang sebagai usaha menajerial untuk mengembangkan kekuatan perusahaan dalam memanfaatkan peluang bisnis yang ada demi pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya manajemen strategis yang diterapkan dengan baik akan menciptakan perusahaan yang terarah dalam menterjemahkan visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Secara umum lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu lingkungan internal dengan komponen kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness) dan lingkungan eksternal dengan komponen peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode pengolahan dan analisis data yang akan digunakan adalah dengan pendekatan konsep manajemen strategis dan metode analisis kualitatif. Data tersebut diolah secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan alat analisis IFE, EFE, SWOT dan QSPM.

Sebelumnya dilakukan tahapan dengan analisis tiga tahap perumusan strategi yaitu Tahap Input (Input Stage) dengan membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor Evaluation (EFE). Kedua adalah Tahap Pencocokan (Matching Stage) untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dihasilkan pada tahap input. Pada tahap pencocokan ini digunakan alat analisis Internal-External (IE) dan Strength, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT). Untuk yang ketiga adalah Tahap Keputusan (Decision Stage). Tahap keputusan merupakan tahap yang terakhir untuk menentukan prioritas strategi yang terbaik yang akan dijalankan perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).

(4)

kegiatan produksi dan operasi serta sumberdaya manusia. Sedangkan analisis lingkungan eksternal perusahaan yang dianalisis meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri.

Hasil dari matriks EFE menunujukkan peluang utama bagi perusahaan adalah wilayah kota Bogor yang sangat strategis dan merupakan daerah tujuan wisata mampu membangkitkan usaha di sektor makanan dan minuman (wisata kuliner), dengan skor total adalah 0,353. Sedangkan rata-rata rating yang diberikan pada peluang tersebut adalah 2 dan 3, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor tersebut direspon cukup dan baik oleh perusahaan. Ancaman utama bagi perusahaan adalah adanya produk subtitusi atau pengganti dengan skor total adalah 0,318. Sedangkan rata-rata rating yang diberikan pada peluang tersebut adalah tiga, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor tersebut direspon secara baik oleh perusahaan. Skor total rata-rata matriks EFE diperoleh nilai indeks kumulatif sebesar 2,550. Hal ini menunjukkan bahwa respon yang diberikan perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada dan untuk mengatasi ancaman mendekati baik, karena angka 2,550 yang ditunjukkan oleh matriks EFE mendekati standar baik dengan bobot 3. Kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah keterampilan serta keuletan pemilik perusahaan dalam mengelola perusahaan dengan skor total 0,259. Kelemahan perusahaan yang dimiliki perusahaan adalah keterbatasan modal dengan nilai skor sebesar 0,240. Skor total matriks IFE adalah 3,037 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahannya dengan baik.

Skor total dari matriks EFE adalah 2,550 yang menggambarkan perusahaan berada dalam kondisi eksternal rata-rata atau sedang. Sedangkan untuk matriks IFE diperoleh skor total sebesar 3,037 yang menggambarkan perusahaan dalam kondisi kuat. Setelah dipadukan dengan matriks IE, maka posisi perusahaan pada matrik tersebut berada pada sel IV. Posisi ini menggambarkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal yang kuat dan eksternal yang sedang atau rata-rata. Artinya, peluang atau ancaman yang dihadapi perusahaan dalam kondisi sedang mampu diatasi oleh kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berada pada kondisi kuat. Strategi yang lazim digunakan untuk perusahaan yang berada pada sel IV adalah strategi tumbuh dan bina (growth and build), yaitu terdiri dari strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi

integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal).

(5)

Judul : Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe

Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio Bogor Nama : Syaiful Habib

NRP : A 14105713

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Yayah K Wagiono, Mec NIP. 130.350.044

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Soepandi, M. Agr NIP. 131.124.019

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH

(Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. HANABIO-BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK

TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG

PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI

RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Agustus 2008

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 2 Juni 1984 dari

keluarga Ibu Sunarti. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis

menempuh pendidikan formal mulai dari SD Regina Pacis 2 Surabaya tahun

1990-1996, selanjutnya di tempuh di SLTP Negeri 5 Surabaya tahun 1996-1998 (program akselerasi), kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 5 Surabaya pada tahun 1998-2001. Tahun 2001 penulis diterima di Fakultas Teknik Industri,

Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(UMPTN) dan Tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma III Facultas

Kehutanan dan pada Tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Ekstensi

Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama perkuliahan penulis aktif di berbagai organisasi Fakultas Pertanian

yang antara lain di DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) dan BEM (Badan Eksekutif

Mahasiswa). Penulis pernah menjadi asisten mata ajaran Fisiologi Pohon dan

Silvikultur pada semester III dan semester IV di Program Diploma III. Penulis juga

telah mengikuti Praktek Kerja Lapang tahun 2004 di Hutan Pendidikan Gunung

Walat (HPGW) Sukabumi-Jawa Barat. Tahun 2008 penulis melakukan penelitian

pada Industri Rumah Tangga di CV. Hanabio, Bogor.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis melaksanakan penelitian

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi robbil’alamin, atas berkah, rahmat dan izin dari Allah SWT akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah

direncanakan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Ibunda tercinta, terima kasih atas do’a nya yang diberikan selama ini.

2. Ir. Yayah K Wagiono, Mec, terima kasih atas bimbingannya dalam penulisan

skripsi ini.

3. Dr Ir Rita MSc terima kasih atas masukan dan sarannya yang membangun

dalam kesempurnaan skripsi ini.

4. Divisi Lingkungan PT. Aneka Tambang Tbk, terima kasih atas waktu yang

diberikan dalam rangka penyelesaian penelitian ini.

5. Dr. Ir. Handayani dan Dr. Ir. Nilam M.Sc, terima kasih atas dukungan, bantuan

dan do’anya.

6. Teman-teman Manajemen Agribisnis Angkatan 13-14’.

Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu dan rekan-rekan sekalian mendapat

kebaikan yang lebih besar dari Allah SWT. Amin.

Bogor, Agustus 2008

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...

ix

DAFTAR GAMBAR ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...

xii

BAB I. PENDAHULUAN

... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...

10

2.1. Karakteristik Komoditas Jahe Secara Umum ... 10

2.2. Karakteristik Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) ... 12

2.3. Standar Mutu Tanaman Obat Jahe (Zingiber officinale) ... 13

2.4. Definisi Agribisnis dan Agroindustri ... 14

2.5. Pengertian Industri... 15

2.6. Perusahaan Perorangan... 17

2.7. Konsep Manajemen Strategi ... 19

2.8. Konsep Strategi ... 21

2.9. Penelitian Terdahulu ... 21

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN ...

24

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24

3.1.1. Visi, Misi dan Tujuan ... 24

3.1.2. Analisis Lingkungan Perusahaan... 25

3.1.3. Konsep Perumusan Strategi ... 31

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

BAB IV. METODE PENELITIAN ...

37

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 37

4.3. Metode dan Pengolahan Data ... 37

4.3.1. Analisis Deskriptif... 38

4.3.2. Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi ... 38

(10)

BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...

49

5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 49

5.2. Lokasi dan Topografi ... 50

5.3. Struktur Organisasi ... 51

5.4. Sumberdaya Perusahaan ... 53

5.5. Proses Produksi Minuman Instan Jahe Merah ... 54

BAB VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 57

6.1. Analisis Lingkungan Internal ... 57

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 69

6.3. Identifikasi Faktor Lingkungan ... 77

BAB VII. FORMULASI STRATEGI DAN PEMILIHAN STRATEGI ...

85

7.1. Analisis Visi, Misi dan Tujuan ... 85

7.2. Analisis Matriks EFE dan IFE ... 85

7.2.1. Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 86

7.2.2. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 88

7.3. Formulasi Strategi ... 89

7.3.1. Matriks Internal External (IE) ... 89

7.3.2. Matriks SWOT... 91

7.4. Prioritas Strategi ... 98

7.5. Program Tindakan ... 100

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ...

108

8.1. Kesimpulan ... 108

8.2. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ...

110
(11)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN

JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum)

CV.HANABIO - BOGOR

Disusun Oleh :

SYAIFUL HABIB

A 14105713

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN

JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum)

CV. HANABIO - BOGOR

DISUSUN OLEH : SYAIFUL HABIB

A 14105713

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(13)

SYAIFUL HABIB. Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe

Merah (Zingiber officinale Linn. Var.rubrum) CV. Hanabio, Bogor. Di

bawah Bimbingan Yayah K. Wagiono.

Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumberdaya alam hayati. Salah satu sumber kekayaan tersebut adalah banyaknya jenis-jenis tanaman obat yang bersifat tradisional yang berada di alam dan tempat yang telah dibudidayakan oleh petani. Salah satu jenis tanaman obat yang telah dikenal luas oleh masyarakat akan khasiat dan manfaat serta bernilai ekonomis tinggi adalah Jahe. Komoditas jahe mempunyai rata-rata nilai permintaan terbesar di dalam Industri Tanaman Obat Indonesia (ITOI) yaitu sebesar 5000 ton per tahun dan sebagian besar komoditi ini digunakan sebagai bahan minuman kesehatan instan oleh berbagai industri.Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya merek produk minuman instan yang beredar dipasaran dan semakin berkembangnya penjualan minuman jamu tradisional.

Beberapa fakta di atas menunjukkan bahwa usaha di bidang tanaman obat khususnya jenis jahe yang telah diolah menjadi minuman instan memiliki potensi untuk dikembangkan. Usaha dengan skala kecil jika dikelola dengan baik akan menghasilkan manfaat yang sangat besar baik bagi petani jahe dan konsumen. Dengan lingkungan yang terus berubah, manajemen perusahaan perlu membentuk suatu prioritas dan alternatif strategi dengan melakukan identifikasi faktor internal dan eksternal yang bertujuan untuk mempertahankan keberadaan perusahaan.

Manajemen strategis dipandang sebagai usaha menajerial untuk mengembangkan kekuatan perusahaan dalam memanfaatkan peluang bisnis yang ada demi pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya manajemen strategis yang diterapkan dengan baik akan menciptakan perusahaan yang terarah dalam menterjemahkan visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Secara umum lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu lingkungan internal dengan komponen kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness) dan lingkungan eksternal dengan komponen peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode pengolahan dan analisis data yang akan digunakan adalah dengan pendekatan konsep manajemen strategis dan metode analisis kualitatif. Data tersebut diolah secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan alat analisis IFE, EFE, SWOT dan QSPM.

Sebelumnya dilakukan tahapan dengan analisis tiga tahap perumusan strategi yaitu Tahap Input (Input Stage) dengan membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor Evaluation (EFE). Kedua adalah Tahap Pencocokan (Matching Stage) untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dihasilkan pada tahap input. Pada tahap pencocokan ini digunakan alat analisis Internal-External (IE) dan Strength, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT). Untuk yang ketiga adalah Tahap Keputusan (Decision Stage). Tahap keputusan merupakan tahap yang terakhir untuk menentukan prioritas strategi yang terbaik yang akan dijalankan perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).

(14)

kegiatan produksi dan operasi serta sumberdaya manusia. Sedangkan analisis lingkungan eksternal perusahaan yang dianalisis meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri.

Hasil dari matriks EFE menunujukkan peluang utama bagi perusahaan adalah wilayah kota Bogor yang sangat strategis dan merupakan daerah tujuan wisata mampu membangkitkan usaha di sektor makanan dan minuman (wisata kuliner), dengan skor total adalah 0,353. Sedangkan rata-rata rating yang diberikan pada peluang tersebut adalah 2 dan 3, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor tersebut direspon cukup dan baik oleh perusahaan. Ancaman utama bagi perusahaan adalah adanya produk subtitusi atau pengganti dengan skor total adalah 0,318. Sedangkan rata-rata rating yang diberikan pada peluang tersebut adalah tiga, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor tersebut direspon secara baik oleh perusahaan. Skor total rata-rata matriks EFE diperoleh nilai indeks kumulatif sebesar 2,550. Hal ini menunjukkan bahwa respon yang diberikan perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada dan untuk mengatasi ancaman mendekati baik, karena angka 2,550 yang ditunjukkan oleh matriks EFE mendekati standar baik dengan bobot 3. Kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah keterampilan serta keuletan pemilik perusahaan dalam mengelola perusahaan dengan skor total 0,259. Kelemahan perusahaan yang dimiliki perusahaan adalah keterbatasan modal dengan nilai skor sebesar 0,240. Skor total matriks IFE adalah 3,037 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahannya dengan baik.

Skor total dari matriks EFE adalah 2,550 yang menggambarkan perusahaan berada dalam kondisi eksternal rata-rata atau sedang. Sedangkan untuk matriks IFE diperoleh skor total sebesar 3,037 yang menggambarkan perusahaan dalam kondisi kuat. Setelah dipadukan dengan matriks IE, maka posisi perusahaan pada matrik tersebut berada pada sel IV. Posisi ini menggambarkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal yang kuat dan eksternal yang sedang atau rata-rata. Artinya, peluang atau ancaman yang dihadapi perusahaan dalam kondisi sedang mampu diatasi oleh kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berada pada kondisi kuat. Strategi yang lazim digunakan untuk perusahaan yang berada pada sel IV adalah strategi tumbuh dan bina (growth and build), yaitu terdiri dari strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi

integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal).

(15)

Judul : Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe

Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio Bogor Nama : Syaiful Habib

NRP : A 14105713

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Yayah K Wagiono, Mec NIP. 130.350.044

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Soepandi, M. Agr NIP. 131.124.019

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH

(Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. HANABIO-BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK

TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG

PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI

RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Agustus 2008

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 2 Juni 1984 dari

keluarga Ibu Sunarti. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis

menempuh pendidikan formal mulai dari SD Regina Pacis 2 Surabaya tahun

1990-1996, selanjutnya di tempuh di SLTP Negeri 5 Surabaya tahun 1996-1998 (program akselerasi), kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 5 Surabaya pada tahun 1998-2001. Tahun 2001 penulis diterima di Fakultas Teknik Industri,

Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(UMPTN) dan Tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma III Facultas

Kehutanan dan pada Tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Ekstensi

Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama perkuliahan penulis aktif di berbagai organisasi Fakultas Pertanian

yang antara lain di DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) dan BEM (Badan Eksekutif

Mahasiswa). Penulis pernah menjadi asisten mata ajaran Fisiologi Pohon dan

Silvikultur pada semester III dan semester IV di Program Diploma III. Penulis juga

telah mengikuti Praktek Kerja Lapang tahun 2004 di Hutan Pendidikan Gunung

Walat (HPGW) Sukabumi-Jawa Barat. Tahun 2008 penulis melakukan penelitian

pada Industri Rumah Tangga di CV. Hanabio, Bogor.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis melaksanakan penelitian

(18)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi robbil’alamin, atas berkah, rahmat dan izin dari Allah SWT akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah

direncanakan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Ibunda tercinta, terima kasih atas do’a nya yang diberikan selama ini.

2. Ir. Yayah K Wagiono, Mec, terima kasih atas bimbingannya dalam penulisan

skripsi ini.

3. Dr Ir Rita MSc terima kasih atas masukan dan sarannya yang membangun

dalam kesempurnaan skripsi ini.

4. Divisi Lingkungan PT. Aneka Tambang Tbk, terima kasih atas waktu yang

diberikan dalam rangka penyelesaian penelitian ini.

5. Dr. Ir. Handayani dan Dr. Ir. Nilam M.Sc, terima kasih atas dukungan, bantuan

dan do’anya.

6. Teman-teman Manajemen Agribisnis Angkatan 13-14’.

Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu dan rekan-rekan sekalian mendapat

kebaikan yang lebih besar dari Allah SWT. Amin.

Bogor, Agustus 2008

(19)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...

ix

DAFTAR GAMBAR ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...

xii

BAB I. PENDAHULUAN

... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...

10

2.1. Karakteristik Komoditas Jahe Secara Umum ... 10

2.2. Karakteristik Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) ... 12

2.3. Standar Mutu Tanaman Obat Jahe (Zingiber officinale) ... 13

2.4. Definisi Agribisnis dan Agroindustri ... 14

2.5. Pengertian Industri... 15

2.6. Perusahaan Perorangan... 17

2.7. Konsep Manajemen Strategi ... 19

2.8. Konsep Strategi ... 21

2.9. Penelitian Terdahulu ... 21

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN ...

24

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24

3.1.1. Visi, Misi dan Tujuan ... 24

3.1.2. Analisis Lingkungan Perusahaan... 25

3.1.3. Konsep Perumusan Strategi ... 31

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

BAB IV. METODE PENELITIAN ...

37

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 37

4.3. Metode dan Pengolahan Data ... 37

4.3.1. Analisis Deskriptif... 38

4.3.2. Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi ... 38

(20)

BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...

49

5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 49

5.2. Lokasi dan Topografi ... 50

5.3. Struktur Organisasi ... 51

5.4. Sumberdaya Perusahaan ... 53

5.5. Proses Produksi Minuman Instan Jahe Merah ... 54

BAB VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 57

6.1. Analisis Lingkungan Internal ... 57

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 69

6.3. Identifikasi Faktor Lingkungan ... 77

BAB VII. FORMULASI STRATEGI DAN PEMILIHAN STRATEGI ...

85

7.1. Analisis Visi, Misi dan Tujuan ... 85

7.2. Analisis Matriks EFE dan IFE ... 85

7.2.1. Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 86

7.2.2. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 88

7.3. Formulasi Strategi ... 89

7.3.1. Matriks Internal External (IE) ... 89

7.3.2. Matriks SWOT... 91

7.4. Prioritas Strategi ... 98

7.5. Program Tindakan ... 100

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ...

108

8.1. Kesimpulan ... 108

8.2. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ...

110
(21)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Rata-rata Kebutuhan Industri Obat Tradisional Indonesia dari Berbagai

Jenis Tanaman Obat Tahun 2006 ... .... ... 2

2. Rata-rata Nilai Ekspor Jahe Dunia dari 5 Negara Pesaing Tahun 2006 ... 3

3. Perkembangan Jumlah Industri Makanan dan Minuman di Kota Bogor Tahun 2002-2006 ... 5

4. Data Hasil Penjualan Minuman Instan Jahe Merah dan Nilai Persentase Periode 2005-2008 ... 7

5. Karakteristik Jahe Indonesia sesuai dengan Produk Jahe yang Dihasilkannya ... 11

6. Syarat Umum Komoditas Jahe Segar yang Diperdagangkan ... 14

7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ... ... 40

8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... ... ... 41

9. Matriks EFE ... ... ... 43

10. Matriks IFE ... ... ... 43

11. Bentuk Matrik QSPM ... ... ... 48

12. Nilai Sumberdaya Fisik CV. Hanabio Tahun 2008 ... ... ... 54

13. Biaya Produksi dan Keuntungan CV. Hanabio dalam sekali Produksi ... ... 61

14. Nilai Rata-rata Persentase Keuntungan Distributor CV. Hanabio ... ... ... 62

15. Rata-rata Harga Jual Minuman Instan Jahe di Kota Bogor Tahun 2008 .. ... 62

(22)

17. Kenaikan Harga BBM per 1 Oktober 2005 dan per 23 Mei 2008 (Rp/Liter) ... 71

18. Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2006-2008 ... ... ... 71

19. Beberapa Faktor Internal dan Eksternal CV. Hanabio ... ... ... 78

(23)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model Manajemen Strategi Menurut (David, 2002) ... 20

2. Lima Kekuatan Bersaing ... 29

3. Kerangka Pemikiran Operasional ... 36

4. Matriks Internal-Eksternal (David, 2002) ... 45

5. Matriks SWOT (David, 2004) ... 46

6. Struktur Organisasi CV. Hanabio ... 51

7. Tahap Proses Pembuatan Minuman Instan Jahe Merah ... 56

8. Saluran Distribusi Minuman Instan Jahe Merah CV. Hanabio ... 63

9. Matriks IE CV. Hanabio ... 90

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Gambar Produk Minuman Instan Jahe Merah CV. Hanabio dan Pesaing

Serta Beberapa Jenis Produk Subtitusi ... 112

2. Gambar Proses dan Peralatan Produksi Minuman Instan Jahe Merah ... 113

3. Kuesioner Penelitian untuk Mengidentifikasi Faktor Strategis ... 114

4. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Pimpinan Perusahaan) ... 123

5. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Pemasaran) ... 124

6. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Produksi) ... 125

7. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Keuangan dan Administrasi) ... 126

8. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Pengemasan dan Kontrol) ... 127

9. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Distributor) ... 128

10. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Pesaing) ... 129

11. Data Distributor dan Hasil Penjualan Minuman Instan Jahe Merah

CV. Hanabio Bogor Tahun 2005-2008 ... 130

12. Matriks EFE CV. Hanabio... 132

13. Matriks IFE CV. Hanabio ... 133

(25)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman obat dan hasil olahannya mempunyai nilai ekonomi yang sangat

signifikan, baik dalam skala lokal maupun skala internasional. Penggunaan obat

tradisional (herbal medicine) di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia yang merupakan negara terkaya kedua dalam keanekaragaman hayati setelah

Brazil, mempunyai jenis flora yang jumlahnya kurang lebih 30.000 jenis. Dari jumlah

tersebut, sekitar 74 % masih diambil langsung dari alam dan sisanya 26% diambil

dari hasil budidaya. Selain itu hanya 465 jenis dari 940 jenis tanaman obat telah

masuk dalam daftar industri tanaman obat nasional (Said, 2002).

Beberapa angka menunjukkan bahwa peluang untuk membudidayakan

tanaman obat dalam berbagai skala bisnis masih menjanjikan. Salah satu hal yang

sangat mendukung peluang bisnis tersebut adalah adanya kesesuaian lahan di

berbagai wilayah Indonesia untuk membudidayakan berbagai jenis tanaman obat

(Said, 2002). Sub Bidang Aneka Tanaman Departemen Pertanian (2005)

merekomendasikan bahwa pengembangan tanaman obat Indonesia saat ini

terkonsentrasi pada 10 komoditi unggulan yang dibutuhkan oleh industri jamu, yaitu

jahe, kunyit, laos, temulawak, lempuyung, adas, kencur, temukunci, cengkeh daun

dan pulosari.

Disamping itu, ada tujuh jenis tanaman obat unggulan dengan tingkat

permintaannya cukup tinggi dan pasar ekspornya masih terbuka lebar yaitu

temulawak, kunyit, jati belanda, sambiloto, daun salam, mengkudu dan cabe jawa.

(26)

Indonesia adalah jahe. Tanaman obat jahe ini memiliki banyak khasiat dan manfaat

bagi kesehatan serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan potensi pasar yang

besar. Selanjutnya deskripsi tentang karakteristik tanaman obat Indonesia ini

dibedakan atas 1) komoditas jahe dan 2) komoditas non jahe.

Beberapa kelebihan tanaman obat jenis jahe jika dibandingkan dengan jenis

tanaman obat lain adalah dapat mudah ditanam, diolah, diproses sampai dikonsumsi

dalam bentuk sirup, minuman penghangat (instan), manisan, bumbu dapur dan

dapat digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu). Komoditas jahe

mempunyai rata-rata nilai permintaan terbesar di dalam Industri Tanaman Obat

Indonesia (ITOI) yaitu sebesar 5000 ton per tahun dan sebagian besar komoditi ini

digunakan sebagai bahan minuman kesehatan oleh berbagai industri. Kebutuhan

industri obat tradisional Indonesia dari berbagai jenis komoditas dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Kebutuhan Industri Obat Tradisional Indonesia dari Berbagai Jenis Tanaman Obat Tahun 2006

No Nama Bahan Baku

Kebutuhan/

Tahun Nama Perusahaan

1 Jahe 5000 ton Sidomuncul, Air Mancur, Temu Kencono, Indotraco

2 Kapulaga 3000 ton Sidomuncul, Nyonya Meneer, Indotraco

3 Temulawak 3000 ton Sidomuncul, Air Mancur, Temu Kencono, Indotraco

4 Adas 2000 ton Sidomuncul, Air Mancur, Temu Kencono, Indotraco

5 Kencur 2000 ton Sidomuncul, Air Mancur, Temu Kencono, Indotraco Herba Agronusa

(27)

Selain itu, Indonesia juga sebagai pengekspor berbagai jenis jahe terbesar

keempat di dunia. Besarnya nilai ekspor jahe dunia dan ekspor 5 negara pesaing

tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Nilai Ekspor Jahe Dunia dan dari 5 Negara Pesaing Tahun 2006

No. Negara Pemasok Ekspor (US $.000) Persentase (%)

1 China 71.138 55,53

2 Thailand 18.394 14,36

3 India 5.914 4,67

4 Indonesia 5.797 4,52

5 Brazil 5.476 4,27

Sumber : Departemen Bina Produksi Holtikultura, Departemen Pertanian, 2006

Industri-industri kecil dan besar mulai muncul untuk menjalankan bisnis atau

usaha pengolahan hasil tanaman obat khususnya dari komoditas jahe yang salah

satunya diproduksi dalam bentuk minuman siap saji atau minuman instan. Banyak

industri-industri yang mengolah jenis jahe sebagai minuman kesehatan, karena

manfaat dan khasiatnya telah lama dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat.

Industri-industri kecil dan besar mulai saling berkompetisi untuk memenuhi

jumlah permintaan minuman sehat alami yang berasal dari jenis jahe ini. Salah satu

industri kecil skala rumah tangga yang terletak di tengah kota Bogor, yang

memproduksi minuman instan jahe merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) adalah CV. Hanabio.

Perusahaan ini sedang dalam proses melakukan perkembangan usaha

dalam merebut pasar dan mencari prioritas serta alternatif strategi pemasaran yang

(28)

jaman yang serba modern, memacu masyarakat menjadi selektif dalam proses

pengkonsumsian minuman instan.

1.2 Perumusan Masalah

Kota Bogor termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Barat dengan jumlah

penduduk sebanyak kurang lebih 850.000 jiwa pada tahun 2006 tersebar di enam

Kecamatan. Laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor adalah 3,4 % per tahun

dengan persebaran kepadatannya sekitar 1.372 jiwa per km persegi. Potensi

kekayaan alam Kota Bogor terdiri dari sektor pertanian, peternakan, perikanan,

perkebunan, pariwisata dan industri. Potensi strategis ini mendukung pertumbuhan

ekonomi dalam mengembangkan Kota Bogor sebagai kota jasa, perdagangan,

pemukiman, pendidikan dan pariwisata. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Kota Bogor sampai tahun 2006 berjumlah kurang lebih sebanyak 6.860 unit usaha

dengan total investasi sekitar 247 miliyar rupiah yang didominasi oleh industri seperti

kerajinan batu mulia, sangkar burung, anyaman bambu, fiber glass dan lain-lain yang mendukung sektor pariwisata (Anugerah, 2007).

Salah satu industri yang berkembang pesat dalam memasarkan produknya di

Kota Bogor adalah industri minuman instan yang berasal dari berbagai jenis

tanaman obat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya merek produk

minuman instan yang beredar dipasaran dan semakin berkembangnya penjualan

minuman jamu tradisional. Beberapa perusahaan besar yang memproduksi

minuman instan jenis jahe dan dipasarkan di sekitar Kota Bogor adalah Unilever

Cikarang Indonesia, Sido Muncul, Indo Tradicional Food and Beverage Solo Indonesia, dan Jamu Jago. Perusahaan dengan skala ekonomi kecil atau industri

(29)

sekitar kota Bogor adalah CV. Hidayah Bogor, Tresno Joyo Solo, CV. Natural Jaya

Bogor, Herba Alam Solo dan CV. Hanabio. Industri makanan dan minuman

merupakan salah satu industri yang mendapatkan pembinaan dan pengembangan

oleh Pemerintah Kota Bogor. Perkembangan industri makanan dan minuman di Kota

Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Industri Makanan dan Minuman di Kota Bogor Tahun 2002-2006

Jenis Industri Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

Menengah/Besar 6 6 6 6 8

Kecil Formal 152 154 156 158 163

Kecil Non Formal 894 929 959 959 965

Sumber : Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Kota Bogor, 2007

Berdasarkan Tabel 3. bila ditelaah jumlah industri kecil di Kota Bogor paling

banyak mendominasi adalah usaha makanan dan minuman. Dari tahun 2002

sampai tahun 2006 jumlah industri kecil ini selalu mengalami peningkatan yang

cukup signifikan, sehingga menimbulkan semakin tingginya persaingan antar unit

dalam meraih pangsa pasar dan pelanggan. Berkembangnya usaha kecil di Kota

Bogor tidak lepas dari dukungan pemerintah setempat dan adanya peluang usaha

karena Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata dan juga wilayah transit menuju

Kota atau Kabupaten lain dengan sarana transportasi yang cukup, sehingga bisa

membangkitkan usaha kerajinan tangan, makanan dan minuman.

CV. Hanabio adalah perusahaan kecil skala rumah tangga yang berdiri pada

tahun 2005. Perusahaan yang mempunyai merk dagang produk ”Taman Syifa”

tersebut berlokasi di Komplek Perumahan Institut Pertanian Bogor (IPB) IV,

Tanah Baru Bogor. Jenis produk utama yang dihasilkan adalah minuman instan

(30)

penjualan bibit tanaman obat dan bergerak di bidang jasa yaitu berupa pelatihan dan

jasa konsultan kesehatan dengan alternatif tanaman obat. Sejalan dengan

perkembangan waktu, perusahaan ini melihat adanya peluang usaha untuk

memproduksi jenis-jenis minuman instan yang berasal dari jenis tanaman obat yaitu

jahe, kunyit, temulawak, kencur dan temuputih.

Dari kelima jenis minuman kesehatan yang telah diproduksi perusahaan ini,

akhirnya hanya diputuskan untuk memproduksi pembuatan minuman instan dari

jenis jahe merah saja karena dirasakan mempunyai peluang menghasilkan

keuntungan yang lebih besar daripada jenis tanaman obat lain. CV. Hanabio yang

sebelumnya memiliki kurang lebih 50 distributor yang tersebar di Kota Bogor dan

sekitarnya, saat ini hanya memiliki kurang lebih 32 distributor (Lampiran. 11).

Banyaknya keberadaan industri-industri besar dan kecil dalam memasarkan

produk minuman instan dari jenis jahe di kota Bogor dan sekitarnya menyebabkan

semakin ketatnya persaingan dalam merebut pasar dan konsumen. Ketatnya

persaingan tersebut, menyebabkan hasil penjualan minuman instan jahe merah

CV. Hanabio berfluktuatif menurun, dan pihak manajemen merasakan bahwa usaha

tersebut sudah tidak layak untuk dilanjutkan. Hasil penjualan serta nilai persentase

kenaikan dan penurunan minuman instan jahe merah CV. Hanabio dari tahun 2005

(31)

Tabel 4. Data Hasil Penjualan Minuman Instan Jahe Merah dan Nilai Persentase Periode 2005-2008

No Tahun Semester Hasil

Penjualan (Rp) Persentase (%)

Keterangan

1. 2005 I 8.210.700,- - -

II 13.454.100,- 63,9 Naik

2. 2006 I 13.791.600,- 0,25 Naik

II 12.112.200,- 12,1 Turun

3. 2007 I 9.884.700,- 18,4 Turun

II 9.053.100,- 0,84 Turun

4. 2008 I 6.855.300,- 24,3 Turun

Sumber : CV.Hanabio, 2008

Data hasil penjualan pada tabel di atas menunjukkan nilai hasil penjualan

yang fluktuatif menurun dari tahun ke tahun, meskipun dari awal tahun 2005 sampai

awal tahun 2006 pada semester pertama mengalami peningkatan hasil penjualan.

Mulai semester kedua tahun 2006 dan selanjutnya nilai penjualan instan jahe merah

CV. Hanabio cenderung menurun. Perusahaan yang baru berdiri pada tahun 2005

ini belum mempunyai pengalaman yang cukup baik untuk melakukan strategi

pemasaran produk dan menghadapi persaingan.

Beberapa hal lain yang menghambat perkembangan usaha tersebut adalah

adanya kelemahan perusahaan secara eksternal dan internal. Contoh hambatan

secara eksternal adalah persaingan yang cukup kuat dari beberapa perusahaan lain

yang sejenis dan terlebih dahulu menguasai pasar, banyaknya pendatang baru,

kenaikan harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik akibat kondisi

perekonomian yang tidak stabil serta banyaknya produk subtitusi dari jenis jahe.

Secara internal, perusahaan mempunyai kelemahan seperti keterbatasan modal,

keterampilan tenaga kerja yang rendah, peralatan produksi yang semi modern

sehingga kapasitas produksi yang dihasilkan tidak optimal, keterbatasan dalam

melakukan promosi dan distribusi produk yang kurang meluas serta sistem

(32)

Agar suatu perusahaan dapat terus berkembang, maka kondisi internal dan

eksternal perusahaan harus selalu diawasi. Artinya perusahaan harus mampu

mengidentifikasi kondisi lingkungan sekitar dalam menjalankan strategi pemasaran

produknya. Selain itu, untuk mencapai suatu posisi yang lebih unggul dibandingkan

dengan pesaing, perusahaan harus mengetahui tujuan, kekuatan dan kelemahan

serta pola reaksi perusahaan terhadap pesaing, sehingga dapat dirumuskan suatu

strategi yang sesuai (Kotler, 2002). Oleh karena itu, proses perumusan strategi

sangat diperlukan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam proses perumusan strategi, perusahaan harus mengidentifikasi

faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan serta

faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dengan

mengetahui faktor-faktor tersebut, diharapkan perusahaan dapat membuat sejumlah

strategi tertentu untuk digunakan dalam menjalankan usahanya (David, 2002).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang dihadapi CV. Hanabio

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan yang dapat digunakan

untuk melihat peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan ?

2. Bagaimanakah prioritas dan alternatif strategi yang paling tepat untuk

(33)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai

tujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan yang dapat

digunakan untuk melihat peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan

perusahaan.

2. Merekomendasikan prioritas dan alternatif strategi yang paling tepat untuk

perusahaan dalam mengembangkan usahanya.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan kepada pihak manajemen CV. Hanabio untuk menentukan

prioritas dan alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat.

2. Bagi peneliti, mahasiswa dan pihak-pihak yang memerlukan informasi tentang

minuman instan jenis jahe merah (Zingiber officinaleLinn.Var.rubrum), penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan wacana apabila akan melakukan

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Komoditas Jahe Secara Umum

Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu tanaman obat yang telah banyak dibudidayakan oleh para petani Indonesia. Sentra tanaman jahe ini

menyebar dari Jawa Barat (Bogor dan Sukabumi), Jawa Tengah (Karanganyar,

Wonogiri dan Kabupaten Semarang), Jawa Timur, Sumatera Utara (Simalungun dan

Dairi), Bengkulu (Rejang Lebong) dan Lampung (Direktorat Jenderal Bina Produksi

Hortikultura, Departemen Pertanian 2002).

Komoditas tanaman jahe memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Nilai ekonomi

jahe terletak pada rimpangnya yang dapat dikonsumsi sebagai 1) bahan makanan

dan minuman seperti sirup, minuman penghangat, manisan, acar, bumbu dapur,

penambah rasa, dan 2) bahan baku obat tradisional (jamu). Di dunia, berdasarkan

ukuran rimpangnya, jahe dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu jahe

berukuran besar dan jahe berukuran kecil. Sedang menurut warnannya, jahe

dibedakan atas jahe merah dan jahe putih. Di Indonesia, berdasarkan ukuran dan

warna rimpangnya, jahe dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu jahe besar, jahe

kecil dan jahe merah.

Rimpang jahe besar dan jahe kecil umumnya berwarna putih dan putih

kekuningan. Ketiga jenis jahe tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Adapun perbedaaan karakteristik ketiga jenis jahe tersebut dapat dilihat pada

(35)

Tabel 5. Karakteristik Jahe Indonesia Sesuai dengan Produk Jahe yang Dihasilkannya

Jenis

Karakteristik Rimpang Karakteristik Minyak

Minyak Atsiri (%) Pati (%) Serat (%) Abu (%) Air (%) Bobot Jenis (%) Indeks Bias (%) Putaran Optik (%) Bilangan Penyabunan (%) Jahe

Besar 1.62-2.29 22.10 6.89 6.60-7.57 83.30 0.9434 1.4955 -16.30 18.20

Jahe

Kecil 3.05-3.48 54.70 6.59 7.39-8.90 - 0.9320 1.4946 -13.20 15.30

Jahe

Merah 3.90 44.99 - 7.46 - 0.9533 1.4949 - 16.40

Sumber : Risfaheri, 1994

Di sentra produksi Jawa Barat, jahe besar dikenal sebagai jahe badak atau

jahe gajah dan sebagai Kombongan di sentra produksi Sumatera Utara dan

Bengkulu. Komoditas jahe ini memiliki rimpang yang lebih besar, ukuran dan

bentuknya lebih gemuk daripada jenis jahe lainnya, berwarna keputih-putihan, kadar

minyak atsirinya mencapai 2% (lihat Tabel 5). Jahe ini banyak dimanfaatkan sebagai

bahan makanan dan minuman, seperti sirup, manisan, pikel, acar, dan bumbu

masak.

Di sentra produksi Jawa Tengah dan Jawa Timur, jahe kecil dikenal sebagai

jahe emprit. Komoditas jahe ini memiliki rimpang yang sangat kecil dan ramping,

rasa pedasnya menyengat, terutama dimanfaatkan sebagai bumbu masak, sumber

minyak atsiri (dengan kandungan mencapai 3,5%), sumber oleoresin dan banyak dipakai sebagai bahan atau ramuan obat. Karakteristik jahe merah adalah

rimpangnya yang berwarna merah atau jingga muda, berukuran kecil, berserat

kasar, memiliki rasa dan aroma yang tajam, dan kandungan minyak atsirinya tinggi

yaitu mencapai 4% (lihat Tabel 5). Komoditas jahe merah ini banyak dimanfaatkan

sebagai bahan baku obat tradisional. Sentra produksi jahe merah ini menyebar di

(36)

2.2 Karakteristik Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) 2.2.1 Nama dan Ciri-ciri Tanaman

Nama ilmiah jahe merah adalah Zingiber officinale Linn.Var.rubrum. sedangkan nama daerah seperti di Jawa adalah dikenal dengan nama jahe sunti

dan di Aceh dikenal dengan sebutan Halia Barah, atau Halia Udang. Untuk nama

asing, dikenal dengan sebutan Red Ginger (Inggris) dan Khan Jiang atau Chiang

(Cina). Jahe merah memiliki ciri-ciri sebagai berikut : tumbuh dengan berumpun,

batang semu dan tidak bercabang, berbentuk bulat, tegak tersusun dari lembaran

pelepah daun, berwarna hijau tua dengan warna pangkal batang kemerahan, dan

tinggi dapat mencapai 60 cm lebih pendek dari jahe besar. Daun tunggal dan

tersusun dari upih dan helaian daun, upih daun melekat membungkus batang,

helaian daun tumbuh berselang-seling, tipis berwarna hijau tua, tulang daun sangat

jelas tersusun sejajar dan ujung daun meruncing ( Arief Heriana, 2006).

2.2.2 Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Jahe merah memiliki rasa pedas dan bersifat hangat. Beberapa bahan kimia

dalam jahe merah diantaranya gingerol, minyak terbang, limonene, α-linolenic acid,

aspartic, β-sitosterol, tepung kanji, caprylic acid, capsaicin, chlorogenic acid, dan

farnesol.

Efek farmakologis yang dimiliki oleh jahe merah adalah merangsang ereksi,

penghambat keluarnya enzim 5-lipoksigenase dan siklo-oksigenase, serta meningkatkan kerja aktivitas kalenjar endokrin. Selain itu, efek farmakologis jahe

merah juga dapat menimbulkan perlambatan proses penuaan, merangsang

(37)

2.2.3 Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan

Perbanyakan jahe merah dapat dilakukan dengan rimpang. Jahe merah

dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya dan dipupuk

dengan pupuk dasar ( Arief Heriana, 2006).

2.2.4 Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Rimpang jahe merah dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa

penyakit yaitu : batuk kering menahun, gatal-gatal, luka lecet, terkena duri, luka

tikam, gigitan ular, melestarikan gairah seksual, meningkatkan daya tahan tubuh dan

sebagai campuran obat kuat (afrodisiak) ( Arief Heriana, 2006).

2.3 Standar Mutu Tanaman Obat Jahe (Zingiber officinale)

Hingga saat ini di Indonesia, komoditas tanaman obat yang telah mengalami

standarisasi dengan baik adalah jahe. Penelitian dan pengembangan standar mutu

tanaman budidaya jahe telah dilakukan sejak lama oleh Balai Penelitian Tanaman

Rempah dan Obat (Balitro) Bogor dan Direktorat Standarisasi dan Pengendalian

Mutu Departemen Perdagangan. Untuk menjaga mutu ekspor jahe segar Indonesia,

Direktorat Standarisasi dan Pengendalian Mutu Departemen Perdagangan telah

menyusun konsep standar perdagangan jahe segar yang selanjutnya akan

ditetapkan sebagai standar perdagangan.

Pada umumnya secara visual pembeli jahe di luar negeri menghendaki jahe

dengan standar mutu sebagai berikut :

1. Jahe yang terjamin kesegarannya

2. Kulit jahe nampak halus dan mengkilat

3. Tampilan luar jahe tidak keriput

(38)

5. Badan jahe tidak berjamur dan tidak terdapat serangga maupun hama

6. Jahe bebas dari hama penyakit

Persyaratan umum dari beberapa jenis jahe segar yang dapat

[image:38.612.111.533.184.438.2]

diperdagangkan ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Syarat Umum Komoditas Jahe Segar yang Diperdagangkan Karakteristik

(Characteristic)

Syarat

(Standard of quality)

Metode Pengujian (Analysis method)

Kesegaran Jahe

(Ginger freshness)

Segar

Fresh Visual

Rimpang bertunas

(Rhizome foit)

Tidak ada

Free Visual

Penampilan irisan melintang

(Appearance of longitudinal slices)

Cerah

Clear Visual

Bentuk rimpang

(Form of rhizome)

Utuh

Complete Visual

Serangga hidup

(Life insect/contaminant)

Bebas

Free Visual

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura (2005)

2.4 Definisi Agribisnis dan Agroindustri

Konsep agribisnis adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari proses

produksi, pengolahan hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan

kegiatan pertanian. Menurut Davis dalam Saragih (1995), peran agribisnis tidak bisa

(39)

Ekonomi industri modern dicirikan oleh perkembangan dan pertumbuhan

industri pengolahan dimana konsumen menghendaki komoditi yang telah mengalami

perubahan bentuk sehingga dapat dikonsumsi secara langsung. Dalam kenyataanya

macam dan jumlah rasa yang ditumbuhkan dalam industri ini merupakan indikator

pembangunan dan pertumbuhan suatu negara. Konsumen akan bersedia membayar

harga yang lebih tinggi untuk produk-produk pertanian yang diolah, diawetkan,

didinginkan dan diperkaya oleh zat-zat tertentu (Halcrow, 1992).

Agroindustri merupakan salah satu contoh dari industri pengolahan. Badan

Pusat Statistik mendefinisikan industri pengolahan adalah suatu unit (kesatuan)

produksi yang terletak di suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan mengubah

barang baik secara mekanik maupun kimia atau mengubah barang yang nilainya

rendah menjadi barang yang tinggi nilainya sehingga menjadi barang atau produk

yang sifatnya menjadi lebih dekat dengan konsumen akhir.

2.5 Pengertian Industri

Lembaga atau organisasi sosial bisa terdapat dalam kehidupan

bermasyarakat, misalnya pemerintah, keluarga, desa, kota, selain itu organisasi

ekonomi, misalnya koperasi, industri dan lain-lain. Kegiatan pemerintah ditujukan

untuk kepentingan masyarakat umum seperti pembuatan jalan, sekolah, rumah

sakit, sedangkan industri mempunyai kegiatan disamping untuk memperoleh

keuntungan juga merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengurangi

pengangguran, meningkatkan pendapatan pemerintah dan membantu masyarakat

(40)

Menurut Undang-Undang No.5 tahun 1984 tentang perindustrian :

1. Industri adalah kegiatan ekonomi mengolah bahan mentah, bahan baku, barang

setengah jadi, atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi

untuk penggunaanya. Termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan

industri.

2. Kelompok industri adalah bagian-bagian utama industri yakni kelompok industri

hulu atau juga disebut kelompok industri dasar, kelompok industri hilir, dan

kelompok industri kecil.

Definisi industri menurut Sukotjo dan Swastha (2000), adalah suatu

kelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama untuk pasar yang

sama pula. Sedangkan pengertian perusahaan diartikan sebagai suatu organisasi

produksi yang mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan

dengan cara menguntungkan. Organisasi didefinisikan sebagai suatu bentuk dan

hubungan yang mempunyai sifat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri

kepada perubahan dan pada hakekatnya merupakan suatu bentuk yang dengan

sadar diciptakan manusia untuk mencapai tujuan yang sudah diperhitungkan

(Sukotjo dan Swastha, 2000). Biro Pusat Statistik mengklasifikasikan industri

pengolahan dalam empat kelompok yaitu :

1. Industri besar adalah industri yang punya tenaga kerja lebih dari 100 orang.

2. Industri sedang adalah industri yang punya tenaga kerja antara 20–99 orang.

3. Industri kecil adalah industri yang punya tenaga kerja antara 5–19 orang.

(41)

2.6 Perusahaan Perorangan

Menurut Sukotjo dan Swastha (2000), bentuk kepemilikan usaha

perseorangan merupakan usaha yang dimiliki oleh seseorang yang menjalankan

pekerjaanya untuk mendapatkan keuntungan sendiri dan tanggung jawab terhadap

resiko dan kegiatan perusahaan adalah sepenuhnya ditanggung oleh pemilik.

Bentuk seperti ini merupakan bentuk perusahaan yang paling banyak dijumpai di

Indonesia, maupun negara lain di dunia.

Adapun kebaikan bentuk perusahaan perseorangan adalah seluruh laba

menjadi miliknya, kepuasan pribadi, kebebasan, fleksibilitas, lebih mudah

memperoleh kredit dan sifat kerahasiaan. Sedangkan keburukannya adalah

tanggung jawab pemilik terbatas, kelangsungan usaha terbatas, kesulitan dalam

manajemen, kelangsungan usaha kurang terjamin, kurang adanya kesempatan bagi

karyawan untuk mengembangkan karir. Sifat-sifat tersebut dijelaskan juga oleh

Prodjosoeharjo (2006), adalah sebagai berikut :

1. Modal perusahaan berasal dari pengusaha perusahaan itu sendiri. Sering pula

menggunakan modal pinjaman.

2. Dalam perusahaan tidak terdapat pemisahan secara tegas antara kekayaan

perusahaan dengan kekayaan milik pengusaha.

3. Tidak ada pemisahan bunga modal dan upah tenaga. Hal ini karena pemimpin

juga pemilik sendiri jadi tidak dapat diterapkan nilai gaji sebagai pemimpin dan

nilai bunga untuk modal yang digunakan.

Menurut Prodjosoeharjo (2006), bentuk perusahaan perseorangan ini pada

umumnya merupakan bentuk perusahaan kecil yang mempunyai banyak hambatan

(42)

Beberapa hambatan perusahaan perseorangan tersebut dapat terjadi

seperti :

1. Produktivitas kerja pada umumnya belum dikenal dan belum menerapkan sistem

manajemen usaha yang teratur.

2. Tingkat pendapatan pengusaha kecil sehingga pendapatan pekerjaannya relatif

rendah.

3. Status karyawan yang belum jelas menggunakan tenaga keluarga dan tenaga

luar keluarga.

4. Jumlah tenaga yang relatif sedikit.

5. Margin keuntungan yang minim dengan resiko yang maksimum.

Undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil pasal I ayat 1

menyatakan bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil

dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta

kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang.

Kriteria usaha kecil dalam Undang-undang tersebut tercantum pada pasal 5

ayat 1 yaitu sebagai berikut :

1. Mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memilki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1000.000.000,-.

3. Milik warga Negara Indonesia.

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik secara langsung maupun tidak

langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

5. Berbentuk badan usaha orang perorang, badan usaha yang tidak berbadan

(43)

2.7 Konsep Manajemen Strategi

Pearce dan Robinson (1997), mendefinisikan manajemen strategi sebagai

kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan

pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai

sasaran-sasaran perusahaan yang terdiri dari sembilan tugas penting yaitu :

1. Merumuskan misi perusahan meliputi : rumusan umum tentang maksud

keberadaan (purpose), filosofi dan tujuan (goal).

2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi internal dan

kapabilitasnya.

3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, meliputi baik pesaing maupun

faktor-faktor kontekstual umum.

4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokan sumber dayanya dengan

lingkungan eksternal.

5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setiap opsi

yang ada berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum (grand strategi)

yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.

7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai

dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.

8. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan cara mengalokasikan

sumberdaya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas,

(44)

Model menajemen strategi menurut David (2002), menggambarkan

pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan, mengimplementasikan dan

mengevaluasi strategi. Kerangka model tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Umpan balik

Implementasi Evaluasi

[image:44.612.108.555.189.673.2]

Perumusan Strategi Strategi Strategi

Gambar 1. Model Manajemen Strategi

Sumber David, 2002

Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu, pertama perumusan

strategi (mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal

perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif

jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk

dilakukan). Kedua, implementasi strategi menetapkan obyektif tahunan dan

melengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan

sumberdaya sehingga yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Ketiga, evaluasi

(45)

strategi yaitu tahap akhir untuk mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi

secara baik.

2.8 Konsep Strategi

Menurut Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner (2004), strategi merupakan

respons secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman

eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi

organisasi. Pengertian lain mengenai strategi menurut Andrews dan Chaffe dalam

Rangkuti (2004), adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder, seperti stakholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan sebagainya yang baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menerima keuntungan

maupun biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan.

Menurut Umar (2003), strategi merupakan tindakan yang bersifat

(incremental) senantiasa meningkat dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandangan tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa yang

akan datang. Dengan demikian, strategi hampir dimulai dari apa yang dapat terjadi

dan bukan dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan

perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari

kompetensi inti dalam bisnis yang dilakukan.

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Anggoro (2003), berjudul ”Analisis Strategi Pengembangan

(46)

mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan

ancaman dan lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan

perusahaan, serta merumuskan prioritas strategi utama dan alternatif strategi

perusahaan berdasarkan kondisi internal dan eksternal. Alat yang digunakan adalah

matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM.

Penelitian Fitrianti (2004), berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Kecil

Minuman Barokah Tirto Unggul di Desa Ngampel, Kecamatan Papar, Kabupaten

Kediri, Jawa Timur” bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan

eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dan lingkungan internal yang menjadi

kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta merumuskan prioritas strategi utama

dan alternatif strategi perusahaan berdasarkan kondisi internal dan eksternal. Alat

yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks

QSPM.

Penelitian Tresnaprihandini (2006), mengkaji tentang “Formulasi Strategi

Pengembangan Usaha Krupuk Udang dan Ikan pada Perusahaan Candramawa di

Kabupaten Indramayu” bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan

eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dan lingkungan internal yang menjadi

kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta merumuskan prioritas strategi utama

dan alternatif strategi perusahaan berdasarkan kondisi internal dan eksternal. Alat

yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks

QSPM.

Penelitian Anugerah (2007), mengkaji tentang “Strategi Pengembangan

Usaha Kecil Kue Kering Jalilo Snack di Desa Sindangsari Bogor” bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan

(47)

perusahaan, serta merumuskan prioritas strategi utama dan alternatif strategi

perusahaan berdasarkan kondisi internal dan eksternal. Alat yang digunakan adalah

matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM.

Keempat penelitian terdahulu di atas menggunakan konsep penelitian dan

alat analisis yang sama dengan penelitian ini. Walaupun penelitian terdahulu

mengenai strategi pengembangan usaha di setiap skala produksi sudah banyak

dilakukan, namun penelitian yang dilakukan ini berbeda, karena dilakukan pada

obyek yang berbeda. Pada akhirnya manfaat yang diberikan juga akan berbeda.

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk memformulasikan strategi berdasarkan

analisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal pada usaha minuman instan

jahe merah, dalam menghadapi persaingan industri yang sejenis. Alat analisis yang

digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks

(48)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Visi, Misi dan Tujuan

Visi suatu perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di

masa yang akan datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel

perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah (Umar

2003). Visi mengarahkan suatu misi. Komponen tersebut secara bersama-sama

menyediakan kerangka kerja sebuah strategi. Oleh sebab itu pernyataan visi

dirancang untuk memberi inspirasi dan memotivasi pihak-pihak yang mempunyai

tujuan kepentingan terhadap masa depan organisasi. Misi suatu perusahaan adalah

tujuan dasar yang menetapkan suatu perusahaan terpisah dari perusahaan lain dan

mengidentifikasi ruang lingkup dari operasinya dalam arti produk dan pasar yang

menyangkup : pelanggan, produk atau jasa, pasar, teknologi, perhatian untuk

bertahan hidup, falsafah dan konsep diri serta perhatian citra publik.

Tujuan perusahaan atau organisasi akan mempunyai banyak manfaat

pada proses perumusan dan implementasi strategi jika manajemen puncak dengan

baik merumuskan, melembagakan, mengkomunikasikan dan menguatkan tujuan

tersebut melalui perusahaan. Penetapan tujuan perusahaan merupakan suatu titik

sentral selama kegiatan perusahaan yang dapat dipakai menjadi alat untuk penilaian

prestasi, pengendalian, koordinasi dan juga keputusan strategi. Umumnya suatu

perusahaan memiliki tujuan yang bermacam–macam antara lain : 1) keuntungan, 2)

efisiensi, 3) keputusan dan pembinaan karyawan, 4) kualitas produk atau jasa untuk

(49)

jawab sosial dan hubungan yang baik dengan masyarakat, 6) pemimpin pasar,

7) maksimasi deviden atau harga saham untuk para pelanggan saham, 8) survival

atau kelangsungan hidup, 9) kemampuan adaptasi, 10) pelayanan masyarakat

(Jauch dan Glueck, 1988). Untuk usaha kecil umumnya berdiri dengan tujuan untuk

mencari keuntungan dan mencoba untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

3.1.2 Analisis Lingkungan Perusahaan

Perusahaan sebagai suatu sistem akan berkaitan dengan sekumpulan

faktor tertentu yang dapat mempengaruhi arah dan kebijakan perusahaan dalam

sekumpulan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi arah dan kebijakan

perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Lingkungan perusahaan dapat dibagi

menjadi dua lingkungan yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

3.1.2.1 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan lingkungan organisasi yang berada di

dalam organisasi tersebut dan secara normal memilki implikasi langsung dan khusus

pada perusahaan. Pearce dan Robinson (1997) mengungkapkan bahwa lingkungan

internal memiliki dua komponen yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness) yang digunakan untuk mengembangkan serangkaian langkah strategi bagi perusahaan. Tujuan analisis lingkungan internal adalah untuk dapat menilai

kekuatan dan kelemahan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut David

(2002), bidang fungsional bisnis yang menjadi variabel dalam analisis internal adalah

1. Manajemen

Fungsi dari suatu manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar yaitu :

pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf dan pengendalian. Pada

penelitian ini fungsi yang dibahas adalah fungsi perencanaan saja karena untuk

(50)

2. Pemasaran

Menurut Pearce dan Robinson (1997), adalah suatu proses menetapkan,

mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan

akan produk dan jasa. Ada sembilan dasar fungsi pemasaran yaitu : analisis

pelanggan, membeli sediaan, menjual produk dan jasa, merencanakan produk dan

jasa, menetapkan harga, distribusi, riset pemasaran, analisis peluang dan tanggung

jawab sosial.

3. Kegiatan Produksi atau Operasi

Fungsi produksi atau operasi dari usaha terdiri dari semua aktifitas yang

mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Menurut Roger Schroeder dalam

Anugerah (2007), menyarankan bahwa manajemen produksi atau operasi terdiri atas

lima fungsi yaitu : proses, kapasitas, sediaan, tenaga kerja dan mutu.

4. Sumberdaya Manusia

Faktor–faktor yang harus diperhatikan dalam sumberdaya manusia

adalah keterampilan karyawan dan modal kerja karyawan, efektivitas insetif yang

digunakan untuk memotivasi prestasi.

3.1.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Tujuan dari analisis lingkungan eksternal adalah mengembangkan daftar

terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus

dihindari. Perusahaan harus dapat menjawab dengan baik dengan menyerang

maupun bertahap terhadap faktor-faktor dengan merumuskan strategi yang

memanfaatkan peluang eksternal atau yang meminimalkan dampak ancaman

potensial. Menurut Pearce dan Robinson (1997), ada tiga kategori faktor-faktor yang

terdapat dalam lingkungan eksternal yaitu : faktor lingkungan jauh, lingkungan

(51)

1. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh tersusun dari serangkaian kekuatan yang timbul dan

berada di luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional

perusahaan. Faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan jauh adalah politik,

ekonomi, sosial, teknologi dan ekologi. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi

perusahaan, memberikan kesempatan, ancaman dan kendala kepada perusahaan,

tetapi perusahaan secara individu tidak dapat mempengaruhi lingkungan jauh ini.

Menurut Pearce dan Robinson (1997), faktor-faktor yang termasuk ke dalam

lingkungan jauh adalah faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi dan ekologi.

a). Faktor Politik

Faktor ini menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi

operasi perusahaan. Kendala politik dikenakan pada perusahaan melalui keputusan

tentang perdagangan yang adil, undang-undang anti trust, program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan harga, batasan

administratif, perlindungan terhadap pekerja, konsumen, masyarakat umum dan

lingkungan.

b). Faktor Ekonomi

Menurut Pearce dan Robinson (1997), faktor ekonomi berkaitan dengan

sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Pola konsumsi

yang dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen, maka dalam

perencanaan strategiknya harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di

segmen-segmen yang mempengaruhi industri tersebut. Perusahaan harus

mempertimbangkan beberapa hal yaitu : ketersediaan kredit secara umum, tingkat

penghasilan yang dibelanjakan, kecenderungan belanja masyarakat, suku bunga

(52)

c). Faktor Sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah

kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup

Gambar

Tabel 6. Syarat Umum Komoditas Jahe Segar yang Diperdagangkan
Gambar 1. Model Manajemen Strategi
Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan
Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor internal dan eksternal serta merumuskan alternatif strategi menjadi prioritas strategi dalam pengembangan

Dapat disimpulkan bahwa kombinasi antara kedua perlakuan interaksinya berpengaruh nyata terhadap panjang rimpang dan jumlah anakan, dengan kombinasi dosis abu janjang sawit

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil diantaranya adalah ekstrak methanol jahe merah (Z.oficinalevar.rubrum)

Jurnal Teknologi Dan Mutu

Strategi pengembangan yang tepat bagi pengrajin keripik jahe adalah: Meningkatkan produksi keripik jahe untuk memenuhi permintaan pasar, melakukan promosi keripik jahe dan membuat

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh ketinggian tray dan suhu udara pengering terhadap kadar air, laju pengeringan, karakteristik pengeringan, dan kualitas jahe merah

Ekstrak etanol daun jahe merah memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai rata rata IC50 sebesar 47,73 ppm sehingga dapat dikategorikan sebagai antioksidan sangat kuat.. Saran

Pada Pengabdian Masyarakat Mahasiswa PMM oleh tim Fakultas Pertanian melakukan Pemberian sosialisasi kepada warga desa terkait pengolahan, pengemasan, serta perhitungan HPP dari