• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan merupakan proses perencanaan strategi yang menentukan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Kajian proses analisis lingkungan internal dapat dilihat dari faktor-faktor seperti manajemen keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, produksi dan operasi.

Manajemen

Sesuai dengan penggolongan koperasi pada pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, KUD Mina Samudera merupakan koperasi primer yang berarti beranggotakan orang seorang yang mempunyai kesamaan aktivitas, kepentingan, tujuan dan kebutuhan ekonomi. KUD Mina Samudera dibentuk berdasarkan kepentingan anggotanya yaitu para masyarakat pesisir dalam mengupayakan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir termasuk nelayan melalui Tempat Pelelangan Ikan. Dalam hal ini, menurut fungsinya KUD Mina Samudera tergolong dalam koperasi pengadaan. Sedangkan usaha penunjang KUD Mina Samudera untuk merambah ke usaha simpan pinjam dan usaha lainnya

menjadikan koperasi ini pun disebut sebagai koperasi jasa. KUD Mina Samudera telah berdiri sejak Tahun 2006 dan saat ini sudah menjadi organisasi koperasi yang telah memiliki fungsi-fungsi manajemen seperti terlihat dari aspek-aspek berikut ini:

a) Perencanaan

Perencanaan secara garis besar diajukan oleh pengurus dan disetujui oleh anggota KUD Mina Samudera pada saat rapat anggota tahunan. Penyusunan perencanaan dilakukan oleh pemimpin perusahaan (Ketua KUD Mina Samudera) yang dibantu stafnya untuk mempermudah memahami dan memberikan komitmen pada tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan tersebut berupa rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta rencana kerja yang meliputi kebijaksanaan umum di bidang organisasi dan manajemen usaha koperasi. Perencanaan dibuat berdasarkan hasil evaluasi kinerja serta anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Mina Samudera. Dalam menyusun perencanaan dibutuhkan sebuah visi dan misi untuk membangun semangat berorganisasi. Visi yang sama antara atasan dan bawahan dapat membangun kerjasama dalam menjalankan misi dengan tujuan mensejahterakan anggota dan masyarakat pesisir.

b) Pengorganisasian

KUD Mina Samudera merupakan organisasi yang bersifat lini namun berdasarkan rapat anggota tahunan yaitu organisasi yang segala kebijaksanaan ada ditangan satu orang pemimpin yakni ketua koperasi berdasarkan rapat anggota tahunan. Ketua KUD Mina Samudera dibantu oleh sekretaris, bendahara, dan manajer umum dalam menjalankan unit bisnisnya. Kualitas dan kuantitas SDM masih sepenuhnya dikontrol oleh pemimpin perusahaan. Perangkat organisasi dalam KUD Mina Samudera meliputi rapat anggota, pengurus dan pengawas. Rapat anggota KUD Mina Samudera telah rutin dilakukan sekali dalam satu tahun. Dalam rapat tersebut dibahas tentang anggaran belanja, kebijakan- kebijakan, dan juga pengesahan laporan pengurus. Pengurus dipilih untuk masa jabatan lima tahun dan melaksanakan tugasnya sebagai pemegang kuasa rapat anggota dan memberikan laporan pertanggungjawabannya kepada rapat anggota setiap tahun.

Pengelolaan organisasi dilakukan oleh pengurus, sedangkan pengelolaan usaha dilakukan oleh pengelola usaha yang diangkat oleh pengurus. Pengurus menugaskan para karyawannya untuk mengelola usaha koperasi sehari-hari yaitu Usaha Kedai Pesisir, SPDN, dan usaha simpan pinjam. Namun, pengelolaan usaha oleh para karyawan tersebut tidak mengurangi tanggung jawab pengurus. Dalam menjalankan unit bisnis tersebut, antara pengurus dan pengelola unit usaha harus berjalan sesuai visi dan misi KUD Mina Samudera. Untuk itu, komunikasi antara pengurus dan pengelola unit usaha KUD Mina Samudera harus berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya tiga unit usaha yang dimiliki KUD Mina Samudera.

c) Pelaksanaan

Jika dilihat dari struktur organisasinya (Gambar 9), pengurus KUD Mina Samudera terdiri dari ketua, sekertaris dan bendahara. Pengurus saat ini merupakan masyarakat pesisir, ketuanya merupakan mantan kepala desa selama 4

periode, sekretaris, bendahara, dan manajer umum adalah lulusan dari IKOPIN, dan sudah cukup berpengalaman dalam mengelola koperasi. Sehingga berdasarkan pengalaman yang ada tersebut, mereka dapat mengelola KUD Mina Samudera. Kebijakan-kebijakan organisasi serta usaha yang diputuskan KUD Mina Samudera ialah berdasarkan pengalaman pengurus selama bertahun-tahun. Pengurus sendiri dalam operasionalnya dibantu oleh para karyawan yang berjumlah dua puluh tiga orang. KUD Mina Samudera tidak ikut pelatihan- pelatihan koperasi namun justru memberikan pelatihan kepada koperasi lain diluar daerah, mahasiswa, dan para wirausahawan muda.

d) Pengawasan

Setiap tahunnya KUD Mina Samudera melaksanakan rapat anggota yang salah satunya berfungsi untuk mengawasi pengurus. Pengawasan koperasi sehari- hari dilakukan oleh pengawas yang telah dipilih oleh rapat anggota. Pengawas berwenang untuk meneliti catatan dan segala keterangan yang diperlukan. Pengurus pun melakukan sistem pengawasan kepada para karyawan KUD Mina Samudera. Salah satunya dengan melakukan pelaporan bahan baku yang masuk dan keluar, penjualan solar, dan pendapatan dari unit simpan pinjam sehingga fungsi pengawasan dapat berjalan dengan baik.

Pemasaran

KUD Mina Samudera sebagai koperasi di Kabupaten Tangerang memiliki kekuatan tersendiri di sisi pemasaran karena target pasarnya adalah para anggota yang merupakan pemilik Koperasi. Namun, masyarakat pesisir dan nelayan di Desa Cituis yang belum menjadi anggota koperasi dan juga masih ada anggota KUD Mina Samudera yang tidak aktif sehingga KUD Mina Samudera harus melakukan upaya-upaya pemasaran. Melalui pendekatan bauran pemasaran, pemasaran koperasi yang dilakukan oleh KUD Mina Samudera adalah sebagai berikut:

a) Product (Produk)

Produk utama KUD Mina Samudera ialah penyedia jasa distribusi solar dari Pertamina, penyedia bahan baku keperluan rumah tangga, dan jasa Simpan Pinjam kepada para anggota koperasi. Tujuannya untuk melayani para anggota agar mudah mendapatkan bahan baku, dana dan modal untuk melaut ataupun untuk membuka usaha lainnya. Selain itu untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota, KUD Mina Samudera di Unit usaha Kedai Pesisir menggunakan sistem distribusi langsung atau pengantaran barang kepada anggota. Namun karena adanya keterbatasan jumlah tenaga kerja di KUD Mina Samudera sistem ini tidak berjalan sebagaimana mestinya dan dapat mengganggu proses penjualan di KUD Mina Samudera.

b) Price (Harga)

Harga solar tergantung dari harga yang diberikan Pertamina, untuk kedai pesisir harga sesuai dengan harga pasar. Hal ini menjadi masalah tersendiri bagi Koperasi untuk menetapkan harga yang sesuai bagi anggota KUD Mina Samudera. Saat ini penetapan harga di KUD Mina Samudera tergantung dari harga jual eceran di pasar dan juga harga beli solar dari Pertamina, biaya pengiriman serta simpanan permodalan anggota. Simpanan permodalan anggota

sebesar Rp 10.000,00 setiap bulan. Simpanan tersebut dapat diambil sewaktu- waktu ketika anggota tersebut membutuhkannya.

c) Place (Tempat)

KUD Mina Samudera menyimpan seluruh persediaan bahan baku rumah tangga untuk Kedai Pesisir di dalam gudang penyimpanan yang terletak di kantor KUD Mina Samudera. Letak kantor dan gudang di Jl. TPI Cituis Ds. Suryabahari Kec. Pakuhaji. Kabupaten Tangerang. Banten terbilang tidak cukup strategis karena berada di pesisir dekat dengan darmaga dan pasar ikan serta memiliki akses jalan yang kurang baik. Namun letak kantor dan gudang yang berdekatan memudahkan koordinasi antar anggota, karyawan, pengurus tapi tidak strategis bagi pihak eksternal maupun konsumen yang ingin menjadi anggota dari luar desa.

d) Promotion (Promosi)

KUD Mina Samudera melakukan promosi berupa sosialisasi keuntungan- keuntungan yang didapat jika bergabung atau bertransaksi di KUD Mina Samudera dengan cara mendatangi anggota dan non anggota. Keuntungan- keuntungan yang didapatkan apabila bergabung dengan KUD Mina Samudera, seperti diberikan dana kecelakaan, dana paceklik dan sosial, sumbangan kematian, dana simpanan nelayan, dana simapana bakul, dilaksanakan pesta nelayan, tersedia BBM (Solar) bersubsidi, dan tersedia akses perbankan (USP Swamitra). Keuangan dan Akuntansi

Pencatatan keuangan ini akan sangat berguna untuk mendukung kesuksesan dan perkembangan usaha dari KUD Mina Samudera. Pencatatan dan transaksi yang dilakukan sudah sangat baik dengan menggunakan sistem komputerisasi. Dilihat dari segi harga-harga produk yang dijual di unit kedai pesisir dan solar unit SPDN dijual kembali dengan harga sama dengan harga pasar, ini merupakan kelemahan bagi KUD Mina Samudera karena koperasi tidak mendapatkan keuntungan lain selain dari SHU. Didalam pengurusan keuangan dan akuntansi bagian keuangan dalam hal ini adalah bendahara tidak sendiri dibantu oleh sekretaris dan Manajer Umum selain itu dibantu juga oleh pihak Bank Bukopin dalam unit simpan pinjam. SHU koperasi yang poroleh digunakan untuk (1) cadangan modal, sebagai dana tanggungan kerugian koperasi yang dapat digunakan pula dalam memperkuat modal pemanen koperasi. (2) Anggota, sebagai kelebihan sumbangan terhadap biaya-biaya pelayanan koperasi. (3) Pengurus, Pengawas dan Karyawan, sebagai imbalan prestasi kerjanya. (4) Dana pendidikan koperasi, dana pembangunan daerah kerja dan dana sosial dalam rangka melaksanakan fungsi sosial koperasi.

Gambar 8. Persentase Penggunaan SHU yang Berasal dari Usaha-Usaha yang diselenggarakan untuk anggota.

45% 10% 10% 10% 10% 15%

Cadangan Pengurus dan Pengawas

Dana Kesejahteraan Pegawai Dana Pendidikan Koperasi Dana Sosial Dana Pembangunan Wilayah Kerja

Gambar 9. Persentase Penggunaan SHU yang Berasal dari Usaha-Usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota.

Operasi

KUD Mina Samudera dalam mengelola Unit Simpan Pinjam dibantu mendapatkan dana simpanan dari Bank Bukopi. Dari mulai berdirinya pada tahun 2006 hingga saat ini USP Swamitra pengelolaannya dibantu oleh Bank Bukopin. Di Tahun buku 2012, USP Swamitra membukukan keuntungan sebesar Rp 845.455.162. Untuk unit Kedai pesisir KUD Mina Samudera yang berdiri sejak tahun 2007, memiliki 16 distributor yang memasok barang dan dalam pemesenannya dilakukan oleh manager unit kedai pesisir dan diawasi oleh manajer umum. Pemesanan biasanya dalam jumlah banyak dilakukan melalui telepon dan diantar langsung oleh distributor. Harga yang diberikan kepada konsumen sesuai dengan harga pasar, namun apabila terjadi perubahan harga namun persediaan barang sebelumnya masih ada koperasi masih nggunakan harga lama namun setelah melalukan pemesanan barang baru, setelah itu harga baru ikut berubah. Segala transaksi dicatat dan di input kedalam sistem komputer agar lebih mudah memprosesnya. Dan di Tahun 2012 Unit Usaha Kedai Pesisir telah

40% 35% 10% 5% 5% 2,50% 2,50%

Cadangan Anggota menurut perbandingan jasanya

Pengurus Dana Pegawai/ Karyawan

Dana Pendidikan Koperasi Dana Pembangunan Daerah Kerja Dana Sosial

membukukan SHU sebesar Rp 34.613.530 dengan omset pertahun sebesar Rp 737.385.491.

Pencatatan transaksi di unit kedai pesisir bersamaan dengan pencatatan transaksi dari unit SPDN. Unit SPDN telah lebih dahulu berdiri dari unit Kedai Pesisir yaitu pada tahun 2003. Dalam pengelolaan dilakukan oleh manajer SPDN dan di awasi oleh Manajer umum. Untuk pemesanan bahan bakar solar dilakukan oleh manajer melalui pemesanan di Bank Mandiri, lalu Bank Mandiri akan memberikan keterangan berupa surat pemesanan atau Letter of Order (LO) dan pihak bank akan mengirim pesanan kepada Pertamina lalu mengirim bahan bakar solar ke koperasi. Setelah sampai koperasi harus mengecek surat pemesanan dan pengirimannya. Dalam seminggu koperasi biasanya melakukan dua kali pengiriman solar sebanyak 16 KL solar. Dan diakhir bulan memesan satu kali 16 KL. Hal ini dilakukan agar SPDN tidak mengalami kekurangan bahan bakar solar. Kegiatan unit usaha SPDN sampai saat ini sudah dapat melayani lebih baik dari sebelumnya karena telah memiliki mesin dispenser untuk solar. Solar yang terjual melalui SPDN tahun 2012 adalah sebesar 1.152.036 liter dengan SHU bersih yang diterima Rp 61.917.795. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat perkembangan unit usaha KUD Mina Samudera cukup berjalan dengan baik.

Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (Litbang) dalam suatu perusahaan sangat diperlukan dalam mendukung usaha yang ada, membantu meluncurkan usaha baru, mengembangkan produk baru, meningkatkan mutu produk memperbaiki efisiensi proses manufaktur dan memperdalam atau memperluas kemampuan teknologi perusahaan.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, KUD Mina Samudera belum memiliki divisi khusus yang bertugas dan bertanggung jawab dalam bidang penelitian dan pengembangan. Hal ini sebagai akibat dari keterbatasan modal yang dimiliki KUD Mina Samudera dalam menjalankan kegiatan usahanya. Untuk memperoleh berbagai informasi terkait teknik pelelangan dan packing ikan segar yang baik, KUD Mina Samudera melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti Dinas perikanan, Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI), serta Institut Pertanian Tangerang, Universitas Tirtayasa.

Analisis Lingkungan Eksternal

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pilihan atas tindakan yang dilakukan oleh koperasi. Faktor-faktor tersebut dinamakan eksternal yan dibagi menjadi tiga subkategori yaitu faktor lingkungan jauh, faktor lingkungan industri dan faktor lingkungan operasional.

Analisis Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar yang dapat memberikan peluang maupun ancaman bagi perusahaan dalam menjalankan

produksinya. Lima kekuatan utama dalam lingkungan jauh yaitu faktor ekonomi, sosial dan demografi, politik, teknologi, dan faktor ekologi.

Faktor Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap berjalannya aktifitas usaha KUD Mina Samudera. Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan dengan adanya peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tangerang dan pertumbuhan ekonomi Tangerang atas dasar harga konstan (Tabel 15).

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Tangerang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, persentase peningkatan PDRB Kabupaten Tangerang pada tahun 2008 sebesar 4,77 persen, kemudian pada tahun 2009 persentase PDRB Kabupaten Tangerang sebesar 5,60 persen, tahun 2010 sampai 2012 persentase PDRB mengalami peningkatan masing-masing sebesar 6,02 persen, 6,48 persen, dan 5,83 persen. Bila di total, maka persentase rata-rata peningkatan PDRB Kabupaten Tangerang dari tahun 2008 sampai tahun 2012 sebesar 5,72 persen. Sejalan dengan semakin meningkatnya PDRB Kabupaten Tangerang, maka secara umum pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tangerang semakin membaik.

Selain melihat PDRB Kabupaten Tangerang, hasil sensus penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Tangerang meningkat mencapai 2,83 juta orang, terdiri dari 1,45 juta laki-laki dan 1,38 juta perempuan. Persentase penduduk Tangerang pada tahun 2010 mencapai 27 persen dari total penduduk Banten yang berjumlah 10,63 juta orang. Bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya, Tangerang adalah kabupaten dengan populasi tertinggi pertama di Banten, diikuti Kota Tangerang (17 persen), Serang (13 persen), Kota Tangsel (12 persen), Lebak (11 persen), Pandeglang (11 persen), Kota Serang (5 persen) dan terendah Kota Cilegon (4 persen). Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tangerang pertahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 3,77 persen lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan penduduk Banten yang hanya 2,78 persen per tahun. Dengan luas wilayah Kabupaten Tangerang sekitar 959,61 kilo meter persegi yang didiami oleh 2.834.376 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Tangerang

Tabel 15. Nilai serta Persentase Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tangerang Periode Tahun 2008-2012

Tahun Nilai PDRB (Juta) Persentase Pertumbuhan (Persen) 2008 305.703.401,83 4,77 2009 389.244.653,84 5,60 2010 473,187,292.61 6,02 2011 526,608,764.85 6,48 2012 602.420.555,35 5,83 Sumber : BPS (2012)

adalah sebanyak 2.954 orang per kilo meter persegi. (Sumber: Sensus Penduduk 2010)

Hal ini secara tidak langsung berdampak pada peningkatan pendapaan rata- rata dan konsumsi masyarakat Kabupaten Tangerang. Tingkat pendapatan yang semakin meningkatkan pada akhirnya nanti akan menentukan apakah rumah tangga atau individu akan lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat atau protein yang akan berpengaruh pada tingkat konsumsi berkualitas dan sesuai dengan persyaratan gizi. Disamping itu, peningkatan pertumbuhan ekonomi nantinya juga akan berdampak positif terhadap peningkatan permintaan akan pelayanan jasa koperasi dan bahan bakar bagi nelayan yang tentunya juga akan menuntut peningkatan peminjaman uang sebagai modal usaha untuk melaut, bahan bakar dan pembelian sembako sebagai faktor utama keberhasilan kegiatan simpan pinjam, dan kedai pesisir sendiri.

Faktor Sosial Budaya dan Demografi

Koperasi KUD Mina Samudera merupakan koperasi berskala besar mewakili Kabupaten Tangerang. Hampir sebagian besar penduduk di kawasan pedesaan nelayan itu tercatat sebagai anggota koperasi. Pelayanannya kepada anggota seperti melengkapi kebutuhan nelayan yang akan melaut seperti solar untuk kapal motornya dapat dibeli di SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan). Selain itu Unit Kedai Pesisir yang dikelola KUD Mina Samudera juga cukup berperan dalam penyediaan sembako bagi kebutuhan anggota.

USP Swamitra merupakan unit simpan pinjam KUD Mina Samudera binaan Bank Bukopin. Sebagai LKM (Lembaga Keuangan Mikro) USP Swamitra tidak ubahnya sebagai bank mini dipedesaan tempat meminjam dan menyimpan uang dengan suku bunga pinjaman relatif rendah yaitu 1,7 persen perbulan. Hal ini lebih mensejahterakan masyarakat dibandingkan dengan jasa rentenir yang sebelumnya diminati oleh masyarakat.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi bisnis KUD Mina Samudra adalah faktor demografi. Faktor demografi masyarakat didaerah pesisir masih dipengaruhi oleh aksi premanisme. Aksi premanisme tersebut dalam mempengaruhi kondisi kemanan di lokasi unit bisnis yang dilakukan oleh KUD Mina Samudera.

Faktor Politik

Faktor politik dan kebijakan pemerintah sangat berperan dalam menciptakan kestabilan yang sangat berguna untuk mendukung situasi dalam berbisnis. Pemerintah membuat kebijakan untuk membina Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam mengelola dan mengembangkan usahanya.

Pemerintah mengeluarkan bentuk-bentuk (skim) perkreditan seperti: Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja (KMK) dengan tingkat bunga yang lebih kecil dari tingkat bunga umum. Pemerintah menetapkan setiap BUMN untuk menyisihkan lima persen dari laba bersihnya untuk pembinaan usaha kecil. Saat ini, bank pemerintah dan bank swasta mengalokasikan 20 persen dari dana kreditnya dengan tingkat bunga sebesar 15 – 19 persen per tahun dengan agunan proyek yang dibiayai dengan kredit tersebut.

Program KUR yang sudah mulai dijalankan sejak 2008 dengan dikeluarkannya Inpres No.6/2007 tentang kebijakan untuk mempercepat pengembangan sektor-sektor usaha masyarakat dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk meningkatkan aksesbilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan, mengurangi tingkat kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha melalui program penjaminan kredit perseorangan, kelompok atau koperasi. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini berkisar antara 5 juta rupiah sampai 500 juta rupiah yang dikenakan bunga 12-16 persen. Adanya berbagai program perkreditan dari pemerintah ini sudah seharusnya menjadikan peluang bagi koperasi, namun saat ini koperasi masih kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Terlihat dari kurangnya penyuluhan dan pelatihan khusus dari pemerintah dan tidak mendapatkan bantuan dana untuk pengembangan unit usahanya. Selain itu mulai pertanggal 1 Januari 2013 unit usaha Tempat Pelelangan Ikan telah resmi dilepas oleh KUD Mina Samudera dan dikembalikan ke pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Tangerang. Lepasnya unit usaha pelelangan ikan akibat dari dampak dari peraturan daerah yang mengurangi jumlah alokasi dana untuk operasional unit pelelangan ikan.

Faktor Teknologi

Faktor Teknologi memiliki peran penting dalam proses pelayanan jasa. Perkembangan teknologi memberikan peluang yang besar bagi perkembangan suatu perusahaan. Pada saat ini kemajuan teknologi begitu pesat seiring dengan perkembangan zaman. Dalam prakteknya, perkembangan teknologi harus disesuaikan dengan proses produksi, proses pemasaran dan keinginan pasar. Pengamatan terhadap lingkungan diperlukan untuk menentukan perubahan teknologi apa yang memiliki dampak terhadap produk yang dihasilkan. Perubahan teknologi pada umumnya mengarah pada biaya produksi dan harga jual yang rendah, kualitas produk yang meningkat, waktu produksi yang cepat dan efisien serta pelayan yang lebih cepat.

Salah satu proses produksi yang penting untuk menjamin keberhasilan hasil tangkapan adalah pada proses penyimpanan. Teknologi yang digunakan untuk proses penyimpanan pada perusahaan perikanan tangkap, pada umumnya masih menggunakan sterofoam yang di isi es batu. Perkembangan teknologi dalam proses penyimpanan pun memberikan pengaruh bagi perusahaan. Teknologi yang lebih baik untuk proses penyimpanan telah ditemukan, akan tetapi harganya relatif mahal sehingga pihak KUD Mina Samudera ingin mengembangkan unit usaha dalam bidang pendinginan agar nelayan tidak harus membeli es dari luar koperasi dan dengan harga yang relatif murah. Hal ini dapat menjadikan peluang yang baik untuk pengembangan koperasi.

Saat ini teknologi lainnya yang digunakan adalah berupa komputerisasi pada bidang unit usaha perkreditan SWAMITRA, dan unit usaha kedai pesisir. Sedangkan teknologi pada unit usaha SPDN telah menggunakan dispenser yang sama dengan SPBU pada umumnya. Ini merupakan suatu peluang yang baik koperasi karena dengan adanya teknologi tersebut sudah membuka peluang yang besar pagi pengembangan koperasi.

Analisis Lingkungan Persaingan Industri dan Kompetisi

Persaingan dalam lingkungan industri hulu perikanan tangkap ditentukan oleh lima kekuatan persaingan. Lima kekuatan persaingan tersebut adalah (a) ancaman masuknya pendatang baru, (b) kekuatan tawar menawar pemasok, (c) kekuatan tawar menawar pembeli, (d) ancaman produk pengganti/substitusi, (e) tingkat persaingan diantara sesama anggota industri. Hasil analisis terhadap lingkungan industri dan pengaruhnya terhadap perusahaan dijelaskan sebagai berikut :

Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Hingga saat ini tidak terdapat peraturan pemerintah yang manghambat masuknya pendatang baru kedalam bidang koperasi di Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu siapa saja dapat mendirikan koperasi di Kab. Tangerang dengan usaha yang sama di wilayah yang berbeda.

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Keseluruhan kebutuhan bahan baku di KUD Mina Samudra yang berupa penyediaan bahan bakar mesin jenis solar dan barang dagangan kedai pesisir dapat diperoleh perusahaan di sekitar Kabupaten Tangerang. KUD Mina Samudera menerapkan sistem jual putus. Hal tersebut dilakukan karena bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan mudah didapat disekitar wilayah Tangerang. KUD Mina Samudera akan melakukan pemesanan barang apabila stok barang sudah habis. Pemesanan tidak rutin dilakukan dan disesuai dengan pesanan dan kebuthan anggota. Dalam mencukupi kebutuhan di Kedai Pesisir, KUD Mina Samudera bekerja sama dengan enam belas pemasok yang tetap yang berasal dari daeah paku haji, Cituis, Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Sedangkan dalam pemebuhan kebutuhan solar, pihak KUD mendapatkan pasokan langsung dari

Dokumen terkait