• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA

KUD MINA SAMUDERA,

KABUPATEN TANGERANG

AMANDA AULIA AKBARI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Amanda Aulia Akbari

(4)
(5)

ABSTRAK

AMANDA AULIA AKBARI. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang. Dibimbing oleh JOKO PURWONO.

KUD Mina Samudera merupakan salah satu KUD yang berkembang saat ini di Kabupaten Tangerang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal dari koperasi yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi usahanya sehingga dapat menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi. Perumusan strategi ini dengan mengevaluasi lima kekuatan dan lima kelemahan lingkungan internal perusahan dalam IFE dengan total skor 2,912 dan mengidentifikasi enam peluang serta empat ancaman yang datang dari eksternal perusahaan dalam EFE dengan total skor 2,801. Selanjutnya pada tahap kedua yaitu tahap pencocokan, untuk menghasilkan beberapa strategi yang dijadikan pilihan atau alternatif strategi melalui Matriks (IE) yang berada pada sel V, yaitu strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain) malalui strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk bisa menjadi strategi yang paling tepat bagi koperasi KUD Mina Samudera. Dan dengan Matrik SWOT menghasilkan empat strategi. Dan terakhir tahapan ke empat menggunakan QSPM menghasilkan rekomendasi strategi yang dapat digunakan yaitu Meningkatkan promosi melalui pemanfaatan perkembangan teknologi dengan nilai STAS sebesar 6,380.

Kata kunci: koperasi, KUD Mina Samudera, strategi

ABSTRACT

AMANDA AULIA AKBARI. Cooperative Strategy Formulation Business Development at KUD Mina Ocean, Tangerang regency. Mentored by JOKO PURWONO.

(6)
(7)
(8)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

KOPERASI DI KUD MINA SAMUDERA,

KABUPATEN TANGERANG

AMANDA AULIA AKBARI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(9)
(10)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang

Nama : Amanda Aulia Akbari NIM : H34104080

Disetujui oleh

Ir Joko Purwono, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah kekeringan, dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi di KUD Mina Samudera, Kabupaten Tangerang.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Joko Purwono, M.S selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Moch. Nasyiruddin, Bapak Sukmajaya, dan Bapak Alwani dari KUD Mina Samudera, serta Bapak Sangkata Wijaya dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupetan Tangerang, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 5

Koperasi 4

Penelitian Terdahulu 11

Pengembangan Koperasi 12

Strategi Pengembangan Usaha 13

Metode dan Alat Analisis yang Digunakan Dalam Strategi 14

KERANGKA PEMIKIRAN 17

Kerangka Pemikiran Konseptual 17

Strategi 17

Manajemen Strategi 18

Jenis - Jenis Strategi 21

Formulasi Strategi 21

Visi, Misi dan Tujuan Strategi 21

Analisis Lingkungan Internal 21

Analisis Lingkungan Eksternal 22

Merumuskan, Menerapkan dan Memilih Strategi 25

METODE PENELITIAN 28

Lokasi dan Waktu Penelitian 28

Jenis dan Sumber Data 28

Penentuan Responden 30

Metode Pengolahan Data 30

(13)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 37

Kondisi Geografis 37

Sejarah dan Perkembangan KUD Mina Samudera 38

Visi, Misi, dan Tujuan KUD Mina Samudera 39

Lokasi KUD Mina Samudera 40

Struktur Organisasi KUD Mina Samudera 40

Kegiatan Usaha KUD Mina Samudera 43

Keanggotaan KUD Mina Samudera 45

Sumberdaya Koperasi 46

Operasional Kegiatan 47

ANALISIS LINGKUNGAN KUD MINA SAMUDERA 47

Analisis Lingkungan Internal 47

Manajemen 48

Pemasaran 49

Keuangan dan Akuntansi 50

Operasi 51

Penelitian dan Pengembangan 52

Analisis Lingkungan Eksternal 52

Analisis Lingkungan Jauh 53

Faktor Ekonomi 53

Faktor Sosial Budaya dan Demografi 54

Faktor Politik 54

Faktor Teknologi 55

Analisis Lingkungan Persaingan, Industri, dan Kompetisi 56

Ancaman Masuknya Pendatang Baru 56

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok 56

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli 56

Ancaman Produk Pengganti atau Substitusi 57

Persaingan Perusahaan Sejenis 57

FORMULASI STRATEGI 58

Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Koperasi 58 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan 58

Identifikasi Peluang dan Ancaman 61

Analisis Matriks IFE(Internal Faactor Evaluation) 65

Analisis Matriks EFE(Eksternal Factor Evaluation) 66

Analisis Matriks IE(Internal-External) 67

Analisis Matriks SWOT(Strengths,Weaknesses,Oppotunities,Threats) 68

Analisis QSPM(Quantitatif Strategic Planning Matrix) 71

SIMPULAN DAN SARAN 72

Simpulan 72

(14)

DAFTAR PUSTAKA 73

LAMPIRAN 75

(15)

DAFTAR TABEL

1 Jenis dan Sumber Data 30

2 Penilaian Bobot Strategi Internal Perusahaan 33

3 Matriks IFE 34

4 Penilaian Bobot Strategi Eksternal Perusahaan 34

5 Presentase Matrik EFE 35

6 Matriks IE 36

7 Matriks SWOT 37

8 Matriks QSP 38

9 Geografis dan Iklin Tangerang 2012 39

10 Perangkat Pengelolaan KUD Mina Samudera Berdasarkan Tingkat

Pendidikan 41

11 Perkembangan Keuangan USP Swamitra dari Tahun 2006-2012 dalam

(000.000) 45

12 Penjualan BBM Jenis Solar pada KUD Mina SAmuderea Tahun

2005-2012 46

13 Perkembangan Kedai Pesisir 2008-2012 46

14 Sebaran Anggota Aktif Per 31 Desember 2011-2012 47 15 Nilai Serta Presentase Pertumbuhn PDRB Kabupaten Tangerang

Periode Tahun 2008-2012 55

16 Hasil Analisis Lingkungan Internal 63

17 Hasil Lingkungan Eksternal 66

18 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) KUD Mina

Samudera 67

19 Analisis Matriks EFE ( Eksternal Factor Evaluation) KUD Mina

Samudera 68

20 Matriks SWOT KUD Mina Samudera 73

21 Peringkat Alternatif Strategi pada KUD Mina Samudera 74

DAFTAR GAMBAR

1. Struktur Organisasi Koperasi 12

2. Tanggung jawab organisasi Pengawas terhadap Rapat Anggota 13

3. Tanggung jawab organisasi pengelola 13

4. Model Manajemen Strategi yang Komprehensif 22

5. Model Lima Kekuatan Porter 26

6. Kerangka Pemikiran Operasional 29

7. Struktur Organisasi KUD Mina Samudera 43

8. Persentase Penggunaan SHU yang Berasal dari Usaha-Usaha yang

diselenggarakan untuk anggota 53

9. Persentase Penggunaan SHU yang Berasal dari Usaha-Usaha yang

diselenggarakan untuk bukan anggota 53

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Faktor Kunci Sukses 79

2. Kuesioner 80

3. Hasil Wawancara Bobot Internal 84

4. Hasil Wawancara Rating Internal 86

5. Presentase Matriks IFE 89

6. Hasil Wawancara Bobot Eksternal 90

7. Hasil Wawancara Rating Eksternal 92

8. Presentase Matriks EFE 94

(17)
(18)
(19)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan perikanan dan kelautan merupakan seluruh aspek yang mencakup kehidupan masyarakat wilayah pesisir beserta potensi sumberdaya dan komponen pendukungnya. Selama ini pembangunan perikanan telah mampu meningkatkan produksi, devisa dan tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia. Akan tetapi pembangunan perikanan nasional masih belum berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan, terutama nelayan tradisional dan buruh nelayan. Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Kemiskinan yang dialami nelayan di Indonesia adalah hasil dari permasalahan yang ada di berbagai bidang, seperti rendahnya pendidikan, pembangunan yang tidak merata, kurangnya kepemilikan modal usaha, masalah pada faktor geografis hingga kebijakan-kebijakan yang kurang memperhatikan kesejahteraan nelayan. Salah satu hal yang menarik adalah nelayan justru banyak mengalami masalah dalam pengembangan usahanya. Pengembangan usaha nelayan salah satunya sangat bergantung kepada keberadaan pasar (konsumen), untuk memiliki pasar yang sudah tetap adalah salah satu kesulitan yang dihadapi nelayan. Kesulitan tersebut membuat nelayan yang telah bekerja keras menangkap ikan, kadang tetap saja memiliki pendapatan yang kecil. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa mereka akan mendapat pendapatan yang besar, walaupun hasil tangkapan mereka berlimpah. Jika ikan yang mereka tangkap tidak segera disalurkan kepada konsumen maka ikan tersebut dapat menjadi busuk dan malah menjadi sia-sia. Salah satunya adalah nelayan yang berada di desa Surya Bahari. Mata pencaharian penduduk Desa Surya Bahari sebagian besar adalah sebagai nelayan dengan jumlah 2.750 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Surya Bahari memiliki ketergantungan yang besar terhadap sektor perikanan. Walaupun sebagian lagi bekerja pada sektor-sektor lainnya secara rinci akan dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Surya Bahari Menurut Mata Pencaharian Tahun 2013.

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Petani 45 1.30

2. Penggarap 100 2.90

3. Buruh Tani 75 2.17

4. Nelayan 2750 79.50

5. Pedagang 300 8.68

6. Industry Kecil 100 2.90 7. Buruh Industri 45 1.30

8. Pertukangan 16 0.47

9. Pegawai Negeri Sipil 8 0.23 10. Pensiunan PNS 1 0.03 11. Perangkat Desa 18 0.52

Jumlah 3458 100

(20)

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa mata pencaharian terbesar ada di sektor perikanan atau lebih spesifik lagi terdapat pada sektor perikanan tangkap yaitu sebagai nelayan. Sementara itu Masyarakat di Desa Surya Bahari rata-rata juga memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Banyak dari mereka yang lebih memilih untuk bekerja dibandingkan untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kebanyakan nelayan telah menekuni pekerjaannya semenjak usia sekolah, hal ini membuat tingginya tingkat putus sekolah di kalangan nelayan. Keadaan sosial masyarakat nelayan di Desa Surya Bahari tidak jauh beda dengan keadaan sosial masyarakat nelayan di desa pesisir lainnya. Hubungan patron-klien masih dapat dengan mudah ditemukan, terutama pada nelayan yang merupakan penduduk asli Desa Surya Bahari. Hampir seluruh nelayan tersebut memiliki hubungan dengan tengkulak atau dalam bahasa lokal disebut langgan. Langgan biasanya telah dikenal baik oleh nelayan, sehingga hubungan patron-klien yang terjadi terkesan lebih akrab. Selain nelayan yang merupakan penduduk asli, di Desa Surya Bahari juga terdapat banyak nelayan pendatang yang akhirnya menjadi penduduk tetap ataupun hanya menjadi penduduk musiman. Daerah asal dari nelayan pendatang ini beragam, misalnya dari: Brebes, Indramayu, dan Cirebon.

Dengan adanya permasalah tersebut, maka perlu diadakannya program-program pembinaan dan pemberdayaan salah satunya dengan koperasi. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial, dan milik bersama para anggota, pengurus, maupun pengelola. Menurut Undang – undang nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.

Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari kedudukannya sebagai pemain utana dalam kegiatan ekonomi dalam berbagai sector, penyedia lapangan pekerjaan yang terbesar, bidang penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi local dan pemberdayaan masyarakat, pencipta pasar baru dan sumber inovasi, dan dapat menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang. Koperasi menurut PP 60 tahun 1959 terbagi menjadi tujuh jenis koperasi, yaitu Koperasi Unit Desa, koperasi pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan, koperasi kerajinan/ industri, koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumsi.

(21)

koperasi yang anggotanya terdiri dari peternak ikan, pengusaha perikanan dan sebagainya yang berkepentingan dengan mata pencaharian soal-soal perikanan.

KUD Mina Samudera merupakan salah satu KUD yang bergerak pada koperasi mina yang berkembang saat ini di Kabupaten Tangerang khususnya di desa Surya Bahari. KUD Mina Samudera saat ini memiliki anggota yang aktif pertanggal 31 Desember 2012 yang aktif sebanyak 309 Orang yang terdiri dari 14 Orang perempuan dan 295 Orang anggota laki-laki, dengan sebaran anggota berdasarkan beberapa kelompok, yaitu kelompok nelayan, kelompok bakul, kelompok pengolah ikan asin, kelompok pedagang warungan dan kelompok pegawai (karyawan). Koperasi Unit Desa yang berdiri pada sejak tanggal 8 Agustus 2006 dan berbadan hukum dengan nomor 518/11/BH/PAD/ KOPERASI ini memiliki tiga unit usaha yang ditanganinya, yaitu unit simpan pinjam, unit

solar packed dealer nelayan, dan unit kedai pesisir.

Pengembangan usaha merupakan suatu bentuk perluasan lain dari suatu usaha yang telah ada, dapat berupa hal yang saling berkaitan ataupun tidak berkaitan dengan usaha yang telah ada. Saat ini KUD Mina Samudera memiliki potensi untuk mengembangkan usaha guna untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota. Terlihat bahwa jumlah penduduk yang meningkat, dengan mata pencarian yang masih berhubungan dengan nelayan seperti bakul, dan pengolahan ikan asin. Dengan adanya pertumbuhan penduduk maka akan banyak warga yang membutuhkan modal untuk usaha mereka sebagai sumber mata pencariannya. Permintaan akan pelayanan berupa pembayaran listrik, telepon, internet, peminjaman modal, asuransi, solar, kebutuhan bahan pokok, dan penyimpanan dana usaha sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar koperasi. Untuk itu koperasi berusaha meningkatkan pelayanan dengan sebaik-bakinya. Hal ini menjadikan suatu potensi bagi KUD Mina Samudera untuk dapat meningkatkan anggota.

Namun saat ini KUD Mina Samudera dihadapkan pada beberapa permasalahan internal berupa upaya untuk mengembangkan usahanya, yaitu kurangnya tenaga ahli dan modal. Selain itu persaingan yang semakin kompetitif dengan lembaga swasta sejenis yang berada di wilayah Kab. Tangerang. Karena KUD Mina Samudera ingin meluaskan usahanya keluar daerah sekitar Kab. Tangerang. Oleh karena itu untuk menjaga keberlangsungan KUD dalam menjalankan usahanya, diperlukan penyusunan rencana dan strategi usaha yang handal dan efektif dalam mempertahankan pasar yang ada selama ini maupun mendapatkan pasar baru yang menjadi peluang bagi KUD Mina Samudera.

Perumusan Masalah

(22)

dan alumnus IKOPIN maka dibentuklah tim untuk mulai membangun kembali koperasi yang telah sempat fakum sekian lama, dan di tahun 2001 koperasi kembali mulai diperkenalkan kemasyarakat dan akhirnya pada tahun 2006 koperasi mulai diresmikan.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh koperasi ini salah satunya adalah jumlah anggota yang sempat memiliki 715 orang anggota koperasi pada awal berdirinya kembali koperasi ini namun sesuai dengan Rapat Tahunan Tahunan (RAT) nomor : 004/TAP-RAT/MS/III/2002, bahwa anggota yang tidak aktif dan tidak loyal kepada KUD Mina Samudera akan tereliminir dari keanggotaan KUD Mina Samudera dengan sendirinya maka pada tahun 2008 terjadi penurunan anggota yang drastis sehingga tersisa 207 orang anggota koperasi. Di tahun 2009 terjadi peningkatan anggota mencapai 297 orang anggota, tahun 2011 sedikit terjadi penurunan yaitu 279 orang, dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan sebesar 309 anggota namun jumlah ini belum mencapai target yang diharapkan pengelola. Indikasi adanya naik turunnya jumlah anggota dan peluang pasar yang belum dimasuki oleh KUD Mina Samudera ditengah situasi persaingan dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dan mendapatkan pasar yang ketat dengan kegiatan usaha diluar usaha koperasi menunjukkan bahwa KUD Mina Samudera harus melakukan langkah-langkah strategi untuk dapat mengembangkan usahanya agar pada akhirnya diharapkan akan berujung pada peningkatan ekonomi usaha anggota KUD Mina Samudera.

KUD Mina Samudera memiliki tiga unit usaha, yaitu Unit Simpan Pinjam (USP Swamitra), Unit Solar Packed Dealer Nelayan, dan Unit Kedai Pesisir. Untuk menggerakkan ketiga unit usahanya pengelola KUD Mina Samudera pada tahun 2009 memiliki karyawan sebanyak 23 pegawai dan meningkat pada tahun 2012 berjumlah 27 orang pegawai.

Faktor lain seperti kondisi persaingan pasar yang semakin kompetitif memberikan pengaruh bagi KUD Mina Samudera dalam upaya pengembangan kegiatan usahanya. Untuk mengatasi masalah yang ada tersebut, KUD Mina Samudera harus dapat merumuskan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi perusahaan agar mampu mengembangkan usahanya. Perumusan strategi tersebut dapat dilakukan dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan lingkungan internal koperasi dan mengidentifikasi peluang serta ancaman yang datang dari eksternal perusahaan. Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut selanjutnya dapat dikombinasikan untuk menghasilkan beberapa strategi yang dijadikan pilihan atau alternatif strategi untuk dapat dijalankan perusahaan dalam upaya mengatasi berbagai masalah yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor lingkungan internal apa yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan bagi KUD Mina Samudera dalam mengembangkan usaha ? 2. Faktor-faktor lingkungan eksternal apa yang dapat menjadi peluang dan

ancaman bagi KUD Mina Samudera dalam mengembangkan usaha ? 3. Apa rekomendasi alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh KUD Mina

(23)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan bagi KUD Mina Samudera dalam mengembangkan usaha,

2. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi KUD Mina Samudera dalam mengembangkan usaha,

3. Menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi pengembangan usaha pada KUD Mina Samudera,

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pengembangan bisnis KUD Mina Samudra dimasa datang. Selain itu, penelitian ini juga merupakan sarana latihan dan pengembangan wawasan bagi penulis dalam penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan di Institut Pertanian Bogor serta penilitian ini diharapkan mampu untuk dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan studi strategi pengembangan usaha.

TINJAUAN PUSTAKA

Koperasi

Koperasi biasanya dikaitkan dengan upaya kelompok-kelompok individu yang bermaksud mewujudkan tujuan-tujuan umum atau sasaran-sasaran kongkritnya melalui kegiatan-kegiatan ekonomis, yang dilaksanakan secara bersama bagi kemanfaatan bersama. Pengertian koperasi berasal dari bahasa latin

“coopere”, yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan

dan tujuan yang sama. Terminologi yang mempunyai arti “kerja sama”, atau

paling tidak mengandung makna kerja sama, sangat banyak dan bervariasi dalam berbagai bidang (Sitio, Halomoan 2001)1.

Menurut ILO (International Labour Organization) di dalam Sitio, Halomoan (2001) definisi koperasi yang lebih detail dan berdampak internasional mengandung enam elemen yang dikandung koperasi, yaitu:

1

(24)

a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (association of person).

b. Penggabungan orang-orang tersebut berdasar kesukarelaan (voluntarily joined together).

c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common economic end).

d. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang diawali dan dikendalikan secara demokratis (formation of a democratically controlled business organization).

e. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan (making equitable contribution to the capital required)

f. Anggota koperasi menerima risiko dan manfaat secara seimbang (accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking).

Chaniago (1984) mendefinisikan dalam Sitio dan Halomoan (2001) koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secra kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejakteraan jasmaniah para anggotanya. Sedangkan menurut Moh. Hatta

“Bapak KoperasiIndonesia” mendefinisikan koperasi adalah usaha bersama untuk

memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa

kepada kawan berdasarkan „seorang buat semua dan semuabuat seorang‟.

Pengertian koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 pasal 1 ialah bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri dan dapat juga bekerja sama dengan badan usaha lain, seperti perusahaan swasta maupun perusahaan negara.

Fay (1908) di dalam Firdaus (2004)2 menekankan bahwa koperasi itu merupakan suatu perserikatan dengan tujuan berusaha berasama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi. Di dalam Firdaus (2004) juga Prof. R.S Soeriaatmadja memberikan definisi koperasi sebagai suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama.

Berdasarkan beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa perngertian koperasi adalah upaya dari sekelompok individu atau suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memiliki tujuan umum dengan berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

2

(25)

Tujuan Koperasi

Didalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dilihat pada pasal 3 tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Dari bunyi pasal 3 diatas maka Firdaus dan Agus (2002) mengatakan bahwa koperasi hendaklah memajukan kesejakteraan anggota terlebih dahulu, dan sekiranya nanti mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas masyarakat disekitarnya. Para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Fungsi dan Peran Koperasi

Menurut Firdaus dan Agus (2002) gambaran dari fungsi dan peran koperasi Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran.

Kehadiran koperasi KUD, misalnya diharapkan dapat menolong nasib mereka yang membutuhkan banyak pekerja untuk mengelola usahanya. b) Koperasi dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat.

Misalnya KUD yang bergerak dibidang pertanian. KUD tersebut dapat menyediakan alat-alat pertanian yang dibutuhkan petani dengan harga lebih murah, sehingga petani akan membeli kebutuhan di KUD dan dapat meningkatkan usahanya.

c) Koperasi dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat, terutama pendidikan perkoperasian dan dunia usaha.

Koperasi dapat memberikan pendidikan kepada para anggota dan kemudian secara bernatai para anggota koperasi dapat mengamalkan pengetahuannya tersebut kepada masyarakat disekitarnya.

d) Koperasi dapat berperan sebagai alat perjuangan ekonomi.

Sikap ketergantungan koperasi terhadap bantuan dan fasilitas dari pemerintah harus dihilangkan. Koperasi harus dapat mandiri, sehingga mampu bersaing dengan badan usaha yang lain. Majunya koperasi akan dapat memberi dorongan untuk meningkatkan taraf hidup para anggota dan masyarakat.

e) Koperasi Indonesia dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dimana demokrasi ekonomi tersebut menekankan peran aktif masyarakat dalam pembangunan, sedangkan pemerintah hanya wajib memberi dorongan, pengarahan dan bimbingan. Prinsip-prinsip Koperasi

(26)

mengalami perubahan sesuai dengan dengan perkembangan kondisi sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut:

a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi

c) Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

d) Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal e) Kemandirian

f) Pendidikan perkoperasian g) Kerja sama antar koperasi

Sedangkan prinsip-prinsip menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

a) Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;

b) Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis; c) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi;

d) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen; e) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota,

Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi;

f) Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional; dan

g) Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.

Koperasi Unit Desa

Menurut Firdaus dan Agus (2002) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan koperasi desa adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari penduduk desa yang mempunyai kepentingan-keperntingan yang sama. Koperasi desa menjalankan aneka usaha dalam suatu lingkungan. Jadi, koperasi ini dapat menjalankan beberapa macam usaha (multipurpose) sesuai dengan keperluan masyarakat dan lingkungan. Dalam satu desa, cukup diadakan satu koperasi desa saja yang menyelenggarakan bermacam-macam usaha, antara lain: penggarapan tanah, pembelian alat-alat pertanian, pembelian pupuk, transportasi, kebutuhan sehari-hari, simpan pinjam, penjualan bersama, kerajinan, dan lain-lain.

Dengan adanya satu koperasi disatu desa akan meberikan beberapa keuntungan, antara lain adalah : (1) seorang penduduk cukup menjadi anggota satu koperasi desa, (2) Modal koperasi dapat dipakai lebih intensif, (3) tenaga ahli yang jumlahnya sedikit dapat dihimpin, (4) mudah diadakan pembinaan dan menyuluhan, (5) tidak terdapat persaingan antar usaha koperasi serta dapat bersatu mengahdapi usaha-usaha dari luar.

(27)

Februari 1971 telah mengeluarkan SK No.32/1971 bagi pendirian suatu BUUD percobaan, cita-cita mana didukung oleh BRI dan peneliti dari UGM. Tujuan pembentukan KUD adalah:

a) Menjamin terlaksananya produksi program peningkatan produksi pertanian, khususnya produksi pangan secara efektif dan efesien.

b) Memberikan kepastian bagi petani produsen khususnya, serta masyarakat umumnya, bahwa mereka tidak hanya mempunyai tanggung jawab untuk ikut serta meningkatkan produksi sendiri, tetapi juga secra nyata dapat memetik dan menikmati hasilnya guna meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraannya.

Struktur Organisasi di Indonesia

Secara umum, menurut Sitio dan Halomoan (2001) struktur dan tatanan manajemen koperasi di Indonesia dapat diurut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu: Rapat anggota, Pengurus, Pengawas, Pengelola.

a) Rapat anggota

Rapat anggota merupakan suatu adah dari para anggota koperasi yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan kepentingan organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir. Pelaksanaan Rapat Anggota biasanya diatur dalam anggaran dasar koperasi. Menurut TNP3K, Rapat Anggota dalam koperasi merupakan sutu lembaga/institusi, bukan sekedar sebagai forum rapat. Rapat Anggota adalah suatu perrangkat organisasi koperasi dan karenanya merupakan suatu lembaga struktural organisasi koperasi. Segala keputusan yang di ambil dalam Rapat Anggota memiliki kekuatan hukum karena berdasarkan suara terbanyak, untuk setiap anggota koperasi memiliki hak suara yang sama sesuai dengan prinsip koperasi. Hal ini ditegaskan didalam pasal 32 Undang – undang nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian yaitu Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi, Pasal 34 ayat (3) menyatakan Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar.

(28)

b) Pengurus

Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui Rapat Anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha. Idealnya, pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota diharapkan memiliki kemampuan manajerial, teknis, dan berjiwa wirakoperasi, sehingga pengelolaan koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip koperasi. Kedudukan pengurus sebagai penerima mandat dari pemilik koperasi dan mempunyai fungsi dan wewenang sebagai pelaksana keputusan rapat anggota sangat strategis dan menetukan maju mundurnya koperasi. Pasal 55 ayat (1) Undang – undang nomor 17 tahun 2012 menyebutkan bahwa “Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik Anggota maupun non-Anggota”. Pasal 58 ayat (1) merinci tugas pengurus koperasi, yaitu:

1) mengelola Koperasi berdasarkan Anggaran Dasar; 2) Mendorong dan memajukan usaha Anggota;

3) Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;

4) Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas untuk diajukan kepada Rapat Anggota;

5) Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;

6) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib; 7) Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien; 8) Memelihara Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas, Buku Daftar

Pengurus, Buku Daftar Pemegang Sertifikat Modal Koperasi, dan risalah Rapat Anggota; dan melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan, dan kemajuan Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.

Berdasarkan ketentuan tersebut pengurus mengemban amanat dan keputusan Rapat Anggota untuk mengelola organisasi dan usaha koperasi. Tugas dan wewenang yang dilakukan pengurus merupakan pelaksaan kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan memiliki identitas tersendiri. Sebagai mandatari Rapat Anggota, pengurus dapat juga mendelegasikan wewenang dalam melaksanakan usaha kepada pengelola sesuai dengan

pasal 23 ayat (1) UU. Koperasi No.25 tahun 1992 yang berbunyi “Pengurus

koperasi dapat mengangkat Pengelola yang yang diberikan wewenang dan

kuasa untuk mengelola usaha”. Pengelola tersebut biasa disebut “manajer”.

(29)

Gambar 1. Struktur Organisasi Koperasi

Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001

c) Pengawas

Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Pengawas organisasi koperasi merupakan suatu lembaga atau badan struktural organisasi koperasi. Pengawas mengemban amanat anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, sebgaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi, keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang berlaku di dalam koperasi. Menurut Undang – undang nomor 17 tahun 2012 pasal Pasal 50 ayat 1, pengawasan bertugas sebagai berikut:

1) Mengusulkan calon Pengurus;

2) Memberi nasihat dan pengawasan kepada Pengurus;

3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan Koperasi yang dilakukan oleh Pengurus; dan

4) Melaporkan hasil pengawasan kepada Rapat Anggota

Sedangkan di ayat ke (2) menyatakan Pengawasan berwenang sebagai berikut:

1) menetapkan penerimaan dan penolakan Anggota baru serta pemberhentian Anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar;

2) Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari Pengurus dan pihak lain yang terkait;

3) Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja Koperasi dari Pengurus;

4) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pengurus dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar; dan

5) Dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan menyebutkan alasannya.

Rapat Anggota

Pengurus: 1. Ketua 2. Sekretaris 3. Bendahara

(30)

Gambar 2.Tanggung jawab organisasi Pengawas terhadap Rapat Anggota

Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001

d) Pengelola

Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan profesional. Oleh karena itu, kedudukan pengelola adalah sebagai pegawai atau karyawan yang diberi kuasa dan wewenang oleh Pengurus. Dengan demikian, di sini berlaku hubungan perikatan dalam bentuk perjanjian ataupun kontrak kerja. Jumlah Pengelolaan dan ukuran struktur organisasinya sangat tergantung pada besarnya usaha yang dikelola.

Gambar 3. Tanggung jawab organisasi pengelola

Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001

Penelitian Terdahulu

Didalam melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan koperasi di KUD Mina Samudera. Informasi yang diperoleh dari penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan proses perencanaan strategi dan alat analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian strategi pengembangan koperasi di KUD Mina Samudera yaitu penelitian dengan tema mengenai strategi pengembangan koperasi menggunakan analisis EFE, IFE, analisis Strengths-weakness-oppotunities-threats (SWOT), hingga penentuan alternatif prioritas strategi dengan menggunakan metode

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Penelitian tentang koperasi sebelumnya sudah ada beberapa yang meneliti. Dengan menggunakan alat

Rapat Anggota

Pengawas: 1. Ketua 2. Sekretaris

Pengurus Manajer (Pengelola)

Manajer (Pengelola)

(31)

analisis strategi pengembangan yang hampir sama namun berbeda lokasi dan waktu penelitian.

Pengembangan Koperasi

Di Indonesia saat ini perkembangan koperasinya cukup baik dari segi kuantitas, namun dilihat dari segi kualitasnya masih kurang baik dari permasalahan yang di hadapi oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat yang diteliti oleh Permana (2011), didalam penelitiannya menjelaskan permasalahan yang terjadi yaitu kenyataan yang terjadi saat ini perkembangan koperasi belum mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini dilihat dari total passiva koperasi yang cenderung menurun. Pada tahun 2009 total passiva koperasi sebesar Rp 428.715.674 turun menjadi Rp 359.002.203 pada tahun 2010, sehingga memerlukan suatu rancangan strategi untuk mengembangkan koperasinya. Selain itu permasalahan yang sering dihadapi oleh Koperasi Jasa Agribisnis adalah partisipasi anggota yang rendah, dan lingkungan bisnis yang kurang sehat sehingga berdampak pada perkembangan koperasi.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh permasalahan yang dihadapi penelitian terdahulunya yaitu Brikmar (2008) didalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara. Didalam penelitiannya menyebutkan permasalahan yang terjadi ialah kurangnya partisipasi anggota dalam mendukung koperasi melalui simpanan wajib dan simpanan sukarela mengakibatkan modal sendiri yang dikumpulkan masih rendah. Unit-unit usaha yang belum dikembangkan secara optimal, padahal kawasan Muara Angke merupakan sentra perikanan di Jakarta Utara dan di DKI Jakarta yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.

Pernyataan-pernyataan tersebut diatas diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) didalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat yang menjelaskan permasalahan beralihnya anggota KUD Puspa Mekar ke perusahaan swasta yang menunjukkan masih kurangnya tingkat partisipasi dan loyalitas anggota terhadap KUD Puspa Mekar. Kurangnya tingkat partisipasi dan loyalitas anggota tersebut disebabkan oleh kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar terhadap anggotanya, meliputi kurangnya intensitas penyuluhan dan pembinaan anggota yang diadakan oleh KUD terkait dengan pendidikan dasar - dasar perkoperasian.

(32)

Putri (2012) juga menjelaskan bahwa upaya pengembangan koperasi peranan pemerintah menjadi fundamental dan tidak dapat dikesampingkan, walaupun peranan pengurus dan anggotanya juga tidak kalah penting. Peranan pengurus dan anggota koperasi adalah pengurus dan menjaga citra koperasi di masyarakat awam, sedangkan peranan pemerintah adalah membina dan mengarahkan serta memberikan bantuan fasilitas yang diperlukan koperasi dalam usahanya untuk mewujudkan suatu koperasi yang benar-benar mandiri agar dapat memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan nasional. Dengan demikian pengembangan koperasi masih sangat membutuhkan kepercayaan dari para masyarakat sebagai calon anggota yang ditunjukkan dengan menjaga citra koperasi oleh para pemimpin, para pengurus dan anggotanya yang serius didalam mengelola koperasi sehingga menunjukan kinerja yang baik dan saling bekerja sama menciptakan kepercayaan dari masyarakat. Selain itu dibutuhkan peran pemerintah sebagai fasilitator untuk mendukung segala kebutuhan koperasi dan menghapus paradigma negatif koperasi.

Strategi Pengembangan Usaha

Strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh organisasi bisnis, perusahaan, maupun koperasi telah banyak diteliti dan menghasilkan hasil yang cenderung hampir sama dengan tujuan yang sama yaitu mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha, dan merumuskan strategi pengembangan koerasi yang baik. Putri (2012) menjelaskan hal yang membedakan strategi pengembangan usaha pada perusahaan dan koperasi, yaitu dalam merumuskan strategi pengembangan usaha pada koperasi perlu melibatkan partisipasi anggota yang disesuaikan dengan visi dan misi koperasi karena pada dasarnya koperasi merupakan badan usaha yang terbentuk dari, oleh dan untuk anggota.

Ramadhan (2009) dengan judul penelitian mengenai Analisis Strategi Pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa) Giri Tani Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor Jawa Barat merumuskan strategi pengembangan usaha dengan perlu mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal dan internal suatu perusahaan atau koperasi. Faktor eksternal merupakan faktor yang berada diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan. Faktor eksternal mencakup peluang yang dapat memberikan manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Sedangkan faktor internal merupakan faktor yang berada di dalam perusahaan yang mempengaruhi kelangsungan suatu perusahaan, mencakup kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.

(33)

dalam bertransaksi dengan koperasi sehingga terindikasi penurunan jumlah anggota koperasi. Penelitian Putri (2012) yang dilakukan di KUD Puspa Mekar yang juga mengkaji mengenai strategi pengembangan usaha pada koperasi, dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan Sembara (2011) yaitu mempertimbangkan peran anggota sebagai pihak internal dalam merumuskan strategi pengembangan koperasi.

Terkait dengan perkembangan koperasi penelitian terdahulu Brikmar (2008) didalam penelitian yang berjudul Perkembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya menjelaskan, bahwa perkembangan koperasi perikanan Mina Jaya meningkat dari tahun ke tahun dilihat dari jumlah anggota yang terus bertambah, keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usahanya dan adanya unit usaha ekonomi dan unit sosial yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan koperasi. Kekuatan utama yang dimiliki koperasi adalah harga ikan di TPI yang tinggi dan kelemahan utamanya adalah jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas.

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh KUD Mina Samudera tidak jauh berbeda dengan permasalahan yang dihadapi oleh penelitian-penelitian terdahulu lainnya, yaitu berkaitan dengan anggota. Kurang partisipasi dan loyalitas anggota terhadap KUD Mina Samudera yang terjadi dilihat dari tidak stabilnya jumlah anggota yang fluktuasi dari mulai bangkit kembali hingga saat ini yang mulai terus menurun, hal ini akibat dari keputusan Rapat Anggota (RAT) nomor 004/TAP-RAT/MS/III/2002 bahwa anggota yang tidak aktif dan tidak loyal kepada KUD Mina Samudera akan tereliminir dari keanggotaan KUD Mina Samudera dengan sendirinya. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh koperasi-koperasi tersebut dibutuhkan langkah-langkah strategis dengan menggunakan metode dan berbagai alat analisis yang mendukung dalam merumuskan strategi pengembangan koperasinya.

Metode dan Alat Analisis yang Digunakan Dalam Strategi

Penelitian tentang koperasi sebelumnya sudah ada beberapa yang meneliti. Dengan alat analisis strategi pengembangan yang hampir sama namun berbeda lokasi dan penelitian. David (2009) mengemukakan formulasi strategi terdiri dari tiga tahapan analisis meliputi tahap input, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. Beberapa alat analisi yang digunakan dalam hahap input, yaitu Matriks IFE (Internal Factor Evaluation), Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluastion), dan CPM (Competitive Profile Matrix).

(34)

hasil eksternal dan analisis matriks EFE maka peluang yang dihadapi oleh PRIMKOPTI Kota Bogor ada lima peluang, dan enam ancaman.

Nilai total IFE yang di dapat sebesar 2,781 (rata-rata) dan total nilai tertimbang sebesar 2,574 (menengah) menempatkan PRIMKOPTI Kota Bogor pada sel V di dalam Matriks IE yang menunjukkan berada pada kondisi jaga dan pertahankan. Strategi yang umum dilakukan ialah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penerapan strategi tersebut di aplikasikan melalui Matriks SWOT yaitu mengembangkan strategi promosi yang dapat meningkatkan penjualan, mengembangkan sistem pelayanan kepada anggota, mengembangkan kemampuan karyawan, meningkatkan manajemen pengendalian persediaan untuk menghindari persaingan harga dan menerapkan budaya analisis data dan informasi serta sistem informasi manajemen yang terpadu. Kemudian kelima strategi tersebut dijabarkan lebih lanjut dengan memetakan program-program strategi ke dalam rancangan arsitektur strategi untuk pengembangan usaha PRIKOPTI Kota Bogor.

Ramadhan (2009) dengan judul Strategi pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa) Giri Tani dengan tujuan menggambarkan keragaan koperasi unit desa Giri Tani, menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi KUD Giri Tani, dan merekomendasikan strategi apa yang harus dilakukan oleh KUD Giri Tani untuk menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal organisasi. Dengan hasil analisis dari matriks IE terungkap dari pencocokan antara nilai tertimbang matriks EFE dan matriks IFE dimana didapat total nilai tertimbang sebesar 3,460 dan 2,948. Dari hasil tersebut menempatkan KUD Giri Tani pada sel II dalam matriks IE dengan strategi terbaik yang dapat diterapkan disebut tumbuh dan bangun (growth and build) yang berarti startegi intensive (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integasi ke belakang, kedapan dan horizontal) mungkin menjadi strategi yang paling tepat.

Hasil analisis menghasilkan beberapa strategi yang mendukung untuk mengembangkan KUD Giri Tani yaitu, meningkatkan mutu pelayanan kepada anggota dan PT. Cimory, membangun koalisi dengan peternak besar agar mengirimkan kembali susunya melalui KUD, mengoptimalkan penggunaan fasilitas produksi yang ada agar susu yang disupply ke PT. Cimory mendapat harga yang terbaik, mengadakan pelatihan khusus bagi staff pembukuan secara berksinambungan, membuka unit pengolahan susu menjadi susu pasteurisasi atau youghurt yang secara khusus dipasarkan ke wilayah Cisarua dan sekitarnya, mejalin hubungan dengan dinas peternakan agar kegiatan penyuluhan kepada peternak anggota KUD Giri Tani lebih diintensifkan, memanfaatkan nama KUD Giri Tani sebagai jaminan ke pihak lembaga keuangan dengan menampilkan laporan keuangan yang ada, dan mengadakan promosi investasi yang menguntungkan kepada para investor tentang prospek usaha beternak sapi perah, serta konsolidasi internal pengurus koperasi.

(35)

memanfaatkan pengembangan teknologi untuk memperluas koperasi. Dari analisi kesenjangan (GAP) koperasi yang terjadi pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) bernilai positif (G>0) artinya kualitas pelayanan yang diharapkan oleh anggota koperasi lebih tinggi dari pada kualitas pelayanan yang dirasakan, maka koperasi perlu meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan untuk kemajuan koperasi. Dari hasil analisis SWOT diperoleh rumusan strategi pengembangannya ialah meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan jumlah anggota koperasi, mencari mitra pemasaran baru, pengembangan jaringan usaha koperasi, bekerjasama dengan pemerintah dan pihak akademisi, menerapkan sistem penghargaan (reward) serta menetapkan Standart Operating Procedure (SOP), memberi masukan pada pemerintah, memperbaiki citra koperasi, dan melakukan konsulidasi internal. Dari hasil strategi tersebut lalu dipetakan kedalam rancangn arsitektur strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA).

Putri (2012) didalam penelitiannya dapat menghasilkan sebelas kekuatan dan delapan kelemahan yang dimiliki serta sepuluh peluang dan lima ancaman yang dihadapi didalam lingkungan internalnya dan eksternal KUD Puspa Mekar. Hasil analisis Matriks IE menunjukkan posisi KUD Puspa Mekar berada pada sel II, dimana posisi sel ini merekomendasikan strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar untuk tumbuh dan membangun. Strategi yang sesuai dengan pengembangan usaha KUD Puspa Mekar adalah strategi intensif meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangn produk, serta strategi integratif meliputi integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal. Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan enam alternatif strategi yang dapat diterapkan KUD Puspa Mekar , yaitu: meningkatkan kegiatan produksi berstandart teknologi modern, mengembangkan pasar alternatif melalui promosi penelitian dan pengembangan dalam usaha pengembangan produk, membangun akses permodalan dari pemerintah melalui skim kredit bersubsidi dan mengadakan promosi investasi yang saling menguntungkan kepada para investor, membangun hubungan kerja sama yang baik dan berkelanjutan dengan pemasok dan IPS, serta membangun manajemen kualitas sumberdaya manusia (SDM) peternak dan manajemen pengelolaan SDM Karyawan.

Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT dapat diterapkan oleh KUD Puspa Mekar berdasarkan waktu pelaksanaannya. Sehingga, digunakanlah arsitektur strategi yang menghasilkan program-program kegiatan hasil turunan dari alternatif strategi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar. Program-program kegiatan ini diimplementasikan secra bertahap selama empat periode waktu sesuai dengan rencana strategis, visi, misi, dan tujuan KUD Puspa Mekar dalam mengembangkan usahanya.

(36)

pinjaman modal dari bank selain itu adanya ancaman kurangnya kesadaran dalam perkoperasian. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluastion) menunjukkan posisi eksternal koperasi kuat dengan nilai indeks kumulatif 2,7753.

Selain itu Brikmar (2008) menggunakan Matriks IE (Internal External) dan Matrik QSP (Quantitative Strategic Planning) yang masing-masing menghasilkan strategi yang dapat dilaksanakan adalah pertahankan dan pelihara. Dan prioritas strateginya mempertahankan kualitas pelayanan dan terus meningkatkan volume produksi unit usaha dengan memanfaatkan pinjaman modal. Sedangkan Malawat (2008) menunjukkan ada 10 faktor internal (5 kekuatan dan 5 kelemahan) dan 10 faktor eksternal (5 peluang dan 5 ancaman) yang mempengaruhi perkembangan KUD Minasari. Berdasarkan matrik SWOT hasil analisisnya diperoleh delapan alternatif strategi dan tiga alternatif strategi prioritas tertinggi yang dapat digunakan melalui QSPM yaitu: Mengembangkan dan menambah unit usaha KUD, memanfaatkan pengalaman pengurus dalam mengelola koperasi kepada karyawan agar dapat mempersiapkan diri dengan diberlakukannya Sistem Otonomi Daerah (OTDA), dan pencarian pangsa pasar yang lebih besar melalui pengembangan unit usaha niaga barang dan perekrutan anggota baru koperasi dengan cara berpromosi lebih gencar tentang manfaat masuk menjadi anggota koperasi.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Konseptual Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “seni berperang”.

Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Umar, 2008)3. David (2009)4 mendefinisikan strategi sebagai sarana bersama dengan tujuan mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi memengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan, biasanya untuk lima tahun kedepan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional serta perlu mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang dihadapi perusahaan.

Menurut Hamel dan Prahalad (1995) di dalam Umar (2008), yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal yang penting. Yaitu strategi merupakan

3

Umar H. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 30, 31

4

(37)

tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Hunger dan Wheelen (1996)5 menjelaskan membagi strategi menjadi tiga level strategi yaitu: Strategi korporat, strategi binis dan strategi fungsional. Strategi korporasi yaitu menggambarkan arah perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa. Yang termasuk kedalam strategi korporat yaitu (a) pola keputusan yang berkenaan dengan tipe-tipe bisnis yang perusahaan sebaiknya terlibat, (b)arus keuangan dan sumber daya lainnya ke dan dari divisi-divisi perusahaan, dan (c) hubungn antara perusahaan dengan kelompok – kelompok utama dalam lingkungan perusahaan. Strategi korporat merupakan salah satu dari stabilitas, pertumbuhan, atau pengurangan. Strategi bisnis disebut juga strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada level divisi, dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi tersebut. Strategi bisnis (persaingan) merupakan salah satu dari overall cost leadership, atau diferensiasi. Strategi fungsional meneksnkan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas.

Berdasarkan beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa perngertian strategi adalah rencana tentang serangkaian kegiatan atau aktivitas, yang mencakup berbagai elemen pendukung untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan jangka panjang.

Manajemen Strategi

Hunger dan Wheelen (1996)6, manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajemen yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Menurut David (2004)7, mengatakan bahwa manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Sesuai dengan definisinya strategi terfokus pada upaya memadukan manajemen, permasalahan, pemasaran, keuangan / akuntansi, produksi / operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Terkadang istilah manajemen strategi digunakan untuk merujuk pada perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi strategi. Tujuan manajemen strategi adalah memanfaatkan dan menciptakan peuang-peluang baru yang berbeda di masa mendatang.

a) Tahapan Manejemen Strategi

Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.

5

Hunger JD, Wheelen TL. 1996. Manajemen Strategis. Yogyakarta. Andi Yogyakarta. Hal 24 6

Hunger JD, Wheelen TL. 1996. Manajemen Strategis. Yogyakarta. Andi Yogyakarta. Hal 4 7

(38)

1. Perumusan strategi, mencakup kegiatan pengembangan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk digunakan.

2. Pelaksanaan Strategi, mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran tahunan, membuaat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber ddaya sehingga perumusan strategi dapat dilksanakan. Pelaksanaan strategi mencakup pengembangan budaya yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengarahan kembali usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan, kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi.

3. Evaluasi strategi, adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer benar- benar mengetahui alasan strategi-strategi tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini, evaluasi strategi adalah cara pertama untuk memperoleh informasi. Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi, adalah: (1) mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini, (2) Mengukur kinerja, dan (3) melakukan tindakan-tindakan korektif.

Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture. Strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. Disamping itu, strategi juga mempenaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karen itu, sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional dan dalam perumusannya perlu pertimbangan faktor- faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan.

(39)

Gambar 4. Model Manajemen Strategi yang Komprehensif

Perumusan Strategi Pelaksanaan Strategi Evaluasi Strategi

Sumber: Fred R. David, “How Companies Define Their Mission,”Long Range Planning 22, No.3

(June1988):40, 2004

Manajemen strategi didefinisikan oleh Pearce dan Robinson (2007)8 sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan. Manajemen strategis terdiri atas tujuh tugas penting:

1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi, dan sasaran perusahaan.

2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal perusahaan.

3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan faktor kontekstul umum lainnya.

4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menyesuakan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal.

5. Mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.

6. Memiliki satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.

7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang ditentukan.

Berdasarkan beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa perngertian dari manajemen strategi adalah sebuah perencanaan taktik permainan yang menggunakan strategi yang baik untuk bersaing dengan sukses. Merujuk pada perumusan, implementasi dan evaluasi strategi. Dengan tujuan dapat mencapai tujuan jangka panjang.

8

Pearce, Robinson. 2007. Strategic Management Formulasi Implementasi dan Pengendalian. Buku 1. Edisi 10. Jakarta. Salemba Empat

(40)

Jenis-Jenis Strategi Bisnis

Menurut David (2009) Strategi- strategi alternatif yang dapat dijalankan sebuah perusahaan yang dikategorikan menjadi 11 tindakan, yaitu integrasi ke depan, integrasi kebelakang, integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi yang terkait, diversifikasi yang tidak terkait, penciutan, divestasi, dan likuidasi. Setiap alternatif memiliki variasi yang banyak sekali. Hansen dan Smith menjelaskan dalam David (2009) bahwa perencanaan strategi melibatkan pilihan-pilihan yang menempatkan sumber daya dalam risiko, dan trade off yang mengorbankan peluang. Perencanaan strategi lebih dari sekedar melepar dadu, perencanaan strategi adalah pertaruhan yang didasarkan pada prediksi serta hipotesis yang terus-menerus diuji dan disempurnakan dengan pengetahuan, riset, pengalaman, dan pembelajaran. Kelangsungan hidup perusahaan sendiri bisa jadi bergantung pada perenccanaan strategi yang dilakukan.

Formulasi Strategi

Cakupan dalam penelitian ini ialah pada tahap formulasi strategi. Tahap formulasi strategi atau tahap perencanaan strategi untuk sebuah perusahaan merupakan tahap awal dari proses manajemen strategis terdiri dari tahap pengembangan visi dan misi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Namun, tahap ini tidak akan ada artinya jika tidak dilanjutkan pada tahapan imlementasi strategi.

Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

(41)

Campbell dan Yeung dalam David (2004)9 membedakan antara visi dan misi, dengan mengatakan bahwa visi adalah keadaan masa depan suatu organisasi yang mungkin terjadi dan diinginkan, yang mencakup tujuan –tujuan khusus, sedangkan misi lebih terkait dengan perilaku dan masa kini.

Visi menurut Dirgantoro (2001)10 merupakan suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan ada, misi akan memberikan arah sekaligusbatasan proses pencapaian tujuan. Misi pada dasarnya hanya sekedar usaha formal untuk memperjelas apa yang dikehendaki oleh pemilik perusahaan ketika pertama kali mendirikan perusahaan.

Analisis Lingkungan Internal

Di dalam bukunya, Dirgantoro (2001) menjelaskan bahwa lingkungan internal terdiri dari komponen-komponen atau variabel lingkungan yang berasal atau berada di dalam organisasi/ perusahaan itu sendiri. Komponen-komponen dari lingkunga internal ini cenderung lebih mudah dikendalikan oleh organisasi perusahaan atau berada di dalam jangkauan intervensi mereka. Sedangkan menurut David (2004), lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, diantaranya manajemen, pemasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen.

Semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Kekuatan dan kelemahan internal bersama peluang/ ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas merupakan ladasan untuk menetapkan sasaran dan strategi. Sasaran dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkn kekuatan internal dan mengatasi kelemahannya. Didalam menyusun kekuatan, indikatornya ialah (1) Faktor Manajemen, diantaranya Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksaan, dan Pengawasan. (2) Faktor Pemasaran, diantaranya Product, Place, Price, dan Promotion. (3) Keuangan, (4) Operasi, (5) Penelitian dan pengembangan, dan (6) Sistem informasi manajemen.

Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal dikatakan oleh Dirgantoro (2001) sebagai komponen-komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi/ perusahaan. Komponen tersebut cenderung berada diluar jangkauan organisasi, artinya organisasi/ perusahaan tidak bisa melakukan intervensi terhadap komponen-komponen tersebut. Komponen itu lebih cenderung diperlakukan sebagai sesuatu yang given atau sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana organisasi berkompromi atau menyiasati komponen-komponen tersebut. David (2011) menjelaskan Kekuatan – kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori luas yaitu: (1) kekuatan ekonomi, (2) kekuatan

9

David FR. 2004. Strategic Management Konsep. Buku 1. Edisi 12. Jakarta. Salemba Empat. Hal 5

10

(42)

sosial, budaya, demografis, dan lingkungan, (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum, (4) kekuatan teknologi, (5) kekuatan kompetitif. Perubahan pada kekuatan-kekuatan eksternal dapat menimbulkan perubahan dalam permintaan terhadap produk dan jasa, baik untuk industri maupu konsumen. Kekuatan – kekuatan eksternal mempengaruhi jenis produk yang dibuat, strategi penempatan (positioning) dan segmentasi pasar, jenis jasa yang ditawarkan, dan pilihan bisnis untuk diakuisisi atau dijual. Kekuatan-kekuatan eksternal mempengaruhi pemasok maupun distributor secara langsung. Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang dan ancaman memungkinkan organisasi membuat misi yang jelas, merancang strategi untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang, dan membuat kebijakan untuk mencapai sasaran tahunan.

1. Kekuatan ekonomi

Faktor-faktor ekonomi mempunyai dampak langsung terhadap potensi daya tarik berbagai strategi. Keadaan ekonomi suatu bangsa akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri. Hal-hal yang terkait dengan faktor kekuatan ekonomi antra lain seputar tingkat insflasi, tingkat suku bunga, defisit atau surplus perdagangan, ketersediaan kredit, pola konsumsi, tingkat tabungan pribadi dan bisnis serta produk domestik bruto. Misalnya jika suku bunga naik, dana yang dibutuhkan untuk menambah modal menjadi sangat mahal atau tidak tersedia. Jika, ketika pasar meningkat, kekayaan konsumen dan bisnis meningkat.

2. Kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan berdampak besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Organisasi kecil, organisasi besar, pencari laba, dan nirlaba dibuat bingung dan dihadapkan pada peluang dan ancaman yang timbul dari perubahan dalam variabel sosial, budaya, demografi dan lingkungan. Tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan lingkungan membentuk cara hidup, bekerja, berproduksi, dan pola konsumsi. Tren baru dapat menciptakan konsumen jenis baru atau jenis lain, dan mengakibatkan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi juga berbeda.

3. Kekuatan politik, pemerintah dan hukum

Pemerintah, negara bagian, lokal dan asing merupakan regulator, pemberi subsidi, pemberi kerja, dan pelanggan dari berbagai organisasi. Oleh karena itu faktor kekuatan politik, pemerintah, dan hukum dapat menjadi peluang atau ancaman utama untuk organisasi kecil dan besar. Isu-isu politik dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perusahaan di banyak industri. Saling ketergantungan global yang semakin meningkat di antara perekonomian pasar, pemerintah, dan organisasi menuntun organisasi agar memikirkan kemungkinan dampak variabel politik pada perumusan dan penetapan strategi kompetitif.

Gambar

Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Surya Bahari Menurut Mata Pencaharian
Gambar 1. Struktur Organisasi Koperasi  Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001
Gambar 2.Tanggung jawab organisasi Pengawas terhadap Rapat Anggota
Gambar 4. Model Manajemen Strategi yang Komprehensif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada hasil analisis di atas yang mana menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku adopsi sharing economy online peer-to-peer lending

bahwa untuk mewujudkan kepastian hukum dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal dengan diterbitkannya Keputusan

pengetahuan dari pakar atau sekelompok ahli, yang nantinya pengetahuan tersebut untuk akan digunakan untuk membangun sistem berbasis pengetahuan.  Akuisisi pengetahuan pasti

Teknik penghapusan (deletion) yang diterapkan penerjemah pada kata “but” mengubah presupposition ujaran bahasa sasaran. Ujaran “Jesus had but one true message”

Magnetasi bahan bakar dengan menggunakan magnet EV-1 yang memiliki gauss sebesar 2500, dapat mengurangi emisi rata-rata diatas 15- 20% dibanding tidak memakai magnet dan

Manajer  Investasi  berhak  membatasi  jumlah  Penjualan  Kembali  Unit 

Berdasarkan Tabel 3 diketahui terdapat tiga faktor dalam ruangan laboratorium komputer RPL yang menurut siswa dikategorikan tidak nyaman, yaitu kondisi temperatur,

Berdasarkan analisis data maka peneliti menyimpulkan bahwasannya ada pengaruh antara status ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 1 Jombang