• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LINGKUNGAN USAHA Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal merupakan proses mengidentifikasi keadaan di dalam perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan sangat dibutuhkan dalam perencanaan strategi untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Faktor-faktor internal yang dianalisis meliputi manajemen sumber daya manusia, pemasaran, keuangan, produksi/Operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah aset yang sangat penting dalam suatu organisasi.Tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan daya guna dari sumber daya manusia (karyawan).Secara garis besar, fungsi manajemen meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. Keadaan fungsi manajemendari Pusbahnas dijelaskan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Pada saat penelitian ini dilaksanakan, terlihat bahwa manajer rutin melakukan diskusi secara langsung dengan para asisten manajer dan kepala- kepala urusan sesuai bagiannya masing-masing. Manajer biasanya melakukan diskusi mengenai hal-hal yang terkait dengan target yang telah diatur oleh pihak KBM Agroforestry dan kontrol yang telah dilaksanakan oleh para kepala-kepala urusan.

2) Penggorganisasian

Penggorganisasian berkaitan dengan pemberian tugas spesifik kepada setiap karyawan, membuat divisi-divisi, mendelegasikan wewenang kepada karyawan, membuat jalur wewenang dan komunikasi, serta mengkoordinasikan pekerjaan karyawan. Pusbahnas menggunakan sistem

struktural sebagai alat pengendali perusahaan. Pusbahnas dipimpin oleh Manajer dan dibantu oleh 1 orang Assisten Manajer produksi,2 orang Kepala Urusan (Kaur) yang terdiri dari Kaur Produksi dan Kaur Pemasaran, 8 orang staf produksi,7 orang staf pemasaran,5 orang staf umum, 1 orang staf pelaksana tata usaha, 1 orang staf persediaan,dan 2 orang keamanan. Akan tetapi, berdasarkan wawancara dengan manajer Pusbahnas, seharusnya manajer memiliki 2 orang asisten manajer, yakni 1 asisten manajer produksi,dan yang lainnya asisten pemasaran. Namun dikarenakan belum adanya karyawan yang dianggap mampu dan berkompeten untuk menjadi asisten manajer pemasaran, posisi asisten manajer masih kosong. 3) Pemberian Motivasi

Pemberian motivasi merupakan proses untuk mempengaruhi dan membentuktingkah laku orang dalam mencapai sasaran tertentu.Selama berlangsungnya penelitian, terlihat bahwa manajer memberikan motivasi kepada karyawan dengan cara turut mengawasidan melihat langsung kegiatan di dalam ruang pengolahan. Sistem pembayaran gaji pokok telah diatur berdasarkan pangkat dan golongan serta kategori karyawan sebagai pegawai BUMN yang berada di Perum Perhutani. Gaji akan diberikan setiap awal bulan kepada setiap karyawan. Selain gaji pokok, insentif juga diberikan kepada pegawai dan karyawan berdasarkan target produksi yang telah dicapai.

4) Pengelolaan Staf

Sistem kerja di Pusbahnas secara umum diatur oleh Perum Perhutani sebagai perusahaan Induk. Pusbahnas memiliki 28 orang tenaga kerja, yang terdiri dari 15 orang berstatus sebagai pegawai Perum, 10 orang tenaga kerja harian, dan 3 orang tenaga kerja kontrak (Outsourcing). Sumber daya manusia yang ada di Pusbahnas memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Berdasarkan wawancara, sumberdaya manusia yang ada di Pusbahnas merupakan tenaga potensial dan berpengalaman dibidang perlebahan. Walaupun ada sebagian dari pegawai Perhutani yang sudah dialih tugas kebidang lain, khususnya keahlian dibidang budidaya lebah impor jenis Apis mellyfera, karena disamping harus memahami dan bisa melaksanakan teknik budidaya lebah, juga harus menguasai musim bunga tanaman pakan tepat dan tempat tanaman pakan lebah yang potensial. Selain itu, pegawai yang ditempakan di kantor merupakan pegawai yang berasal dari Perum Perhutani dengan latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma 3 (D3) dan Strata 1 (S1), sedangkan karyawan di bagian produksi mayoritas hanya berlatar belakang Sekolah Dasar. Kebanyakan karyawan yang bekerja di bagian produksi berasal dari penduduk yang bermukim di sekitar lingkungan Pusbahnas. Perekrutan karyawan produksiakan diajukan oleh pihak Pusbahnas dan disahkan oleh KBM Agroforestry dan Usaha Lain.

5) Pengendalian

Pengendalian merujuk pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk dapat mengontrol dan mencegah terjadinya kesalahan pada setiap lini yang ada di Pusbahnas. Setiap divisi dipercayakan kepada seorang pegawai

yang ahli dan dibantu oleh beberapa stafnya dengan tujuan pengawasan terhadap setiap divisi menjadi lebih optimal. Hari kerja Pusbahnas dalam seminggu adalah lima hari yakni hari Senin sampai Jumat. Waktu kerja efektif yaitu 8 jam dimulai pada pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 – 13.00 WIB.Dalam hal pembukuan, manajer melakukan pengontrolan setiap 2 minggu sekali.Selain itu, manajer juga ikut mengawasi setiap jenis bahan baku madu yang datang ke Pusbahnas.

Keuangan

Keuangan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu usaha. Analisa keuangan dibutuhkan untuk membantu perusahaan dalam mengetahui kinerja yang telah dicapai dan melihat biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi dan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh selama melakukan proses produksi dilakukan dalam jangka waktu tertentu.Biaya pengadaan bahan baku Pusbahnas dilaksanakan oleh pihak KBM Agroforestry. Sesuai peraturan yang ditetapkan, biaya pengadaan yang boleh dikeluarkan oleh Pusbahnas yaitu tidak boleh melebihi 100 juta rupiah. Akan tetapi, untuk biaya pengadaan bahan penolong yang melaksanakannya adalah Pusbahnas.Pusbahnas hanya bertugas dalam menerima bahan baku madu yang berasal dari peternak danmengolahnya serta memasarkan hasil produksi. Selain itu, investasi peralatan yang menunjang seluruh kegiatan produksi di Pusbahnas juga diadakan oleh KBM Agroforestry dan Usaha Lain.

Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu kegiatan dalam suatu perusahaan yangmembantu menciptakan nilai ekonomi suatu produk. Pemasaran berkaitan dengan bauran pemasaran, yaitu aspek produk, harga, distribusi, dan aspek promosi.

1) Produk (Product)

Pusbahnas sangat konsisten dalam menghasilkan produk yang berkualitas karena bahan baku yang digunakan adalah madu murni yang terpilih. Dengan menghasilkan produk yang berkualitas, pasar yang dibidik oleh Pusbahnas adalah pasar menengah ke atas. Produk madu yang dihasilkan Pusbahnas memiliki ciri khas madu yang sangat kental karena berkadar air rendah. Produk Pusbahnas terdiri dari 5 jenis, yaitu:

a) Madu Murni ukuran 650 ml dan 220 ml dengan jenis randu, mangga, kelengkeng, hutan, rambutan, matahari, mangga, bunga liar, ekstraflora, kaliandra, dan multiflora.

b) Madu Plus (3 in 1 Super) yang merupakan campuran 78%madu , 11%royal jelly dan 11% pollen.

c) Madu Propolis (4 in 1 Super) yang merupakan campuran 84%madu, 7% royal jelly, 7%pollen, dan 2%propolis.

d) Produk baru yang di produksi yaitu sabun madu yang terdiri dari sabun madu cair 100ml.

e) Propolis cairdengan ukuran 10 ml.

Berdasarkan data penjualan yang diperoleh dari dokumen Pusbahnas pada tahun 2009 hingga tahun 2012, jenis madu yang disukai konsumen adalah jenis madu kelengkeng, madu randu, dan madu rambutan.

Tabel 10 Volume penjualan madu berdasarkan jenis (kg) Volume penjualan madu per

Tahun

Jenis madu 2009 2010 2011 2012 2013 Total (kg)

Randu 22475 12318 2710 11221 22711 71435 Bunga Liar 1167 12563 19808 366 6439 40343 Hutan 189 1652 10960 10381 9807 32989 Kelengkeng 3920 15173 25883 31065 24138 100179 Rambutan 10922 7009 5686 11358 9750 44725 Mangga 6076 1613 55 17 4900 12661 Kaliandra 858 360 389 1 4 1612 Madu Plus 851 1005 1475 2233 2 369 7933 Jenis Lain 1970 80 515 7180 5472 15217

Sumber : Pusat Perlebahan Nasional (2013)

2) Harga (Price)

Harga merupakan unsur dari bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan untuk perusahaan. Secara umum penetapan harga jual pada Pusbahnas dibagi menjadi dua, yaitu harga jual dasar yang ditujukan untuk pelanggan Pusbahnas ataupun bagi agen yang bertujuan untuk menjual produk Pusbahnas kembali dan harga outlet yang ditujukan untuk pelanggan yang membeli produk untuk dikonsumsi sendiri. Oleh karena itu, penetapan harga jual dasar akan lebih murah dibandingkan dengan harga outlet. Penentuan harga produk akan ditentukan dan dilaksanakan oleh Pusbahnas dan diketahui serta disetujui oleh pihak KBM Agroforestry dan Usaha Lain Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap manajer Pusbahnas, bahan baku yang digunakan oleh Pusbahnas adalah bahan yang terpilih sedangkan pasar yang dibidik oleh Pusbahnas adalah pasar dari kalangan menengah ke atas. Gambaran umum mengenai penetapan harga jual dan jenis produk Pusbahnas dapat dilihat pada Tabel 11

Tabel 11 Daftar harga jual produk madu Pusat Perlebahan Nasional 2014 Jenis produk Ukuran (ml) Harga outlet Pusbahnas

(Rp)

Harga jual dasar (Rp) Madu Randu 220 650 45 000 93 000 37 000 82 000 35 000 76 000

Madu Bunga Liar 220

650 43 000 88 000 Madu Hutan 220 650 43 000 88 000 35 000 76 000 Madu Kelengkeng 220 650 46 000 103 000 38 000 90 000 Madu Rambutan 220 650 43 000 88 000 35 000 76 000 Madu Mangga 220 650 43 000 88 000 35 000 76 000 35 000 76 000 Madu Kaliandra 220 650 43 000 88 000 Madu Ekstraflora 220 650 43 000 88 000 35 000 76 000 Madu Matahari 220 650 43 000 88 000 35 000 76 000

Madu Bunga Liar 220

650 43 000 88 000 35 000 76 000 Madu multiflora 220 650 43 000 88 000 35 000 76 000 3in1 Super 220 103 000 84 000 4in1 Super 220 128 000 104 000 Sabun Cair 100 20 000 17 000 Propolis Cair 10 135 000 100 000

Sumber : Pusat Perlebahan Nasional (2013)

Hasil penjualan produk pada setiap outlet akan langsung di transfer oleh karyawan di outlet ke rekening pihak KBM Agroforestry dan Usaha Lain Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Kemudian pihak KBM KBM Agroforestry dan Usaha Lain akan membuat tanda terima yang kemudian akan di tandatangani oleh pihak KBM dan Manajer Pusbahnas. 3) Distribusi (Place)

Saluran distribusi yang dipergunakan Pusbahnas adalah dengan penjualan langsung ke outlet – outlet Perhutani yang tersebar di Jawa Barat dan Banten, serta melalui perantara agen dan koperasi. Pusbahnas memiliki 19 outlet yang tersebar, yakni di jalan Ahmad Yani no.276-Bandung, di jalan Villa no.1 Gatot Subroto-Jakarta, di jalan Daan Mogot no.66-Tanggerang, di jalan Temu Putih no.25 Cilegon, di jalan raya Serang-Pandeglang Serang Banten, di jalan Setiabudi no 637-Bandung, di jalan KSR Dadi Kusmayadi no.9 Cibinong-Bogor, di jalan Pangeran Kornel no.235-Sumedang, di jalan Dr Wahidin no.1-Cirebon, Gedung Mangala Wanabhakti Lt.9 blok VII- Jakarta, di jalan Mawardi no. 133-Cianjur, di jalan Ipik Gandarmanah no.47-Purwakarta, di jalan Ahmad Yani no.27 Subang-Bandung, di jalan

Raya Lembang-Bandung, di jalan Surya Sumantri no.44 Bandung, di jalan Raya Loji Kota Bogor, di jalan Borobudur MII/16 Cimanggu Permai Bogor, di jalan KH Soleh Iskandar 128 Cimanggu Wates-Bogor. Berdasarkan data penjualan madu tiap outlet dari tahun 2007 hingga 2013, jumlah penjualan produk madu terbanyak adalah di wilayah Bandung, khususnya di outlet yang berada di jalan Ahmad Yani Bandung yang juga merupakan outlet terlama Pusbahnas.

4) Promosi

Kegiatan promosi bertujuan untuk mengenalkan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan kepada masyarakat. Kegiatan promosi yang dilakukan Pusbahnas adalah dengan memasang spanduk di outlet Perhutani, dan mengikuti kegiatan pameran-pameran yang diadakan oleh pemerintah.

Produksi

Produksi merupakan kegiatan yang menciptakan atau menambah kegunaan bagi suatu barang atau jasaagar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.Pusbahnas memproduksi produk-produk perlebahandari berbagai jenismadu, dan produk sabun berbahan madu. Sumber bahan baku madu Pusbahnas berasal dari peternak lebah madu yang sudah sering menyetorkan hasil madunya kepada Perhutani dan hasil madu yang berasal dari Budidaya Lebah Madu (BDLM) yang dilakukan oleh Pusbahnas. Peternak lebah yang sudah sering menyetor hasil madunya kepada perhutani tidak sepenuhnya dapat disebut sebagai mitra. Hal ini karena tidak adanya kontrak yang mengikat kedua belah pihak. Tahapan proses produksi produk madu di Pusbahnas adalah sebagai berikut :

1) Uji Kuantitatif dan Penyaringan

Uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim yang terkandung di dalam madu. Pengujian ini mengidentifikasi asli atau tidaknya suatu bahan baku madu, karena enzim tidak dapat dibuat oleh manusia dan hanya dapat dibuat oleh lebah. Uji kuantitatif dilakukan Pusbahnas hanya untuk bahan baku madu yang berasal dari peternak lebah. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi perusahaan mendapatkan bahan baku madu yang palsu.Sedangkan untuk bahan baku yang berasal dari BDLM tidak mendapatkan perlakuan pengujian karena keaslian madu sudah terjamin. Prinsip pengujian kuantitatif yaitu larutan pati yang ditambahkan iod akan menghasilkan warna biru. Enzim diatase pada madu akan mengubah karbohidrat kompleks (polisakarida) menjadi karbohidrat sederhana (monosakarida). Warna biru pada campuran pati akan hilang dengan adanya aktivitas enzim diatase. Hal ini sesuai dengan SNI – 3545 – 2004 , semakin tinggi aktivitas enzim maka akan semakin cepat hilangnya warna biru pada campuran pati. Apabila hasil dari pengujian kuantitatif ini negatif (-) dalam artian bahan baku madu tidak mengandung enzim, maka dapat dinyatakan bahwa bahan baku madu palsu dan bahan baku dari mitra dikembalikan atau ditolak. Jika hasil dari pengujian positif (+) dapat dinyatakan bahwa bahan baku madu adalah asli, dengan demikian bahan baku madu diterima dan akan diuji lebih lanjut. Penyaringan madu dilakukan agar madu terpisah dari kotoran misalnya sisa sarang, lebah yang mati dan lain-lain. Penyaringan madu di Pusbahnas menggunakan cara

manual dengan menggunakan kasa penyaring.Waktu yang digunakan untuk penyaringan 5000 kg madu adalah selama 1 hari.

2) Pengukuran Kadar Air dan Uji Kualitatif

Madu yang telah terbukti keasliannya akan diukur kandungan kadar airnya dengan menggunakan alat yang bernama Refaktometer. Pengukuran ini dilakukan untuk menentukan apakah bahan baku madu akan menerima proses penurunan kadar air atau tidak. Jika kadar air tinggi maka dilanjutkan dengan penurunan kadar air agar bahan baku madu tidak berfermentasi dan rusak. Penurunan kadar air dilakukan di dua ruang processing madu yang masing – masing berkapasitas 3500 Kg. Penurunan kadar air menggunakan alat Dehumidifier dengan pengaturan RH 45 % dan dibantu Air Conditioner (AC) dengan pengaturan suhu 26°C-27°C agar kelembaban udara diruangan konstan dan suhu ruangan tidak terlalu panas. Madu akan didiamkan di ruangan processing selama 9-14 hari atau hingga kadar air sudah memenuhi standar. Setelah kadar air sesuai dengan SNI – 3545 – 2004, madu dapat dipanen dari ruang processing. Selanjutnya madu akan diendapkan selama satu minggu dan kemudian siap untuk dibotolkan.Pengujian kualitatif tidakdilakukan di Pusbahnas.Uji kualitatif dilakukan oleh Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri – Balai Besar Industri Agro Bogor. Hasil uji sampel madu di laboratorium kemudian akan dibandingkan dengan SNI – 3545 – 2004, untuk mengetahui kesesuaian atau tidak kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan. Sampel madu yang digunakan adalah sampel madu yang telah menerima perlakuan penurunan kadar air.

3) Proses Pembotolan

Bahan baku yang sudah sesuai SNI – 3545 – 2004 diproses lebih lanjut dengan pengemasan di dalam botol menggunakan 3 buah mesin pembotolan berprinsip grafitasi yang berkapasitas 500 kg untuk masing – masing mesin, sehingga kapasitas terpasang dari perusahaan ini adalah 1500 kg madu per hari. Dalam satu hari, pusbahnas dapat memproduksi 600 hingga700 kg untuk madu murni. Untuk madu 3 in 1 yaitu campuran madu (78%), royal jelly (11%) dan pollen (11%) rata – rata dalam sebulan diproduksi sebanyak 292 botol berukuran 220 ml atau setara dengan 91 kg. Madu 4 in 1 yang merupakan campuran madu (84%), royal jelly (7%), pollen (7%), dan propolis (2%) rata-rata dalam sebulan diproduksi sebanyak 582 botol berukuran 220 ml atau setara dengan 181,5 kg. Produk madu 3 in 1 dan 4 in 1 diproses menggunakan mixer atau pencampur yang sekaligus sebagai alat pembotolan berprinsip grafitasi berkapasitas 50 kg. Produksi Madu 3 in 1 dan 4 in 1 tidak sebanyak produksi madu murni karena kedua jenis produk ini diproduksi sesuai permintaan pasar. Selain ketiga produk tersebut, Pusbahnas memproduksi produk baru yaitu propolis dan sabun madu

4)Pengemasan dan Penyimpanan

Produk madu yang telah dibotolkan kemudian diberikan segel dan dipasang label, kemudian disalurkan ke ruang pengemasan untuk kemudian dikemas. Produk yang sudah siap dipasarkan sementara akan disimpan di tempat penyimpanan (TPN). Rata – rata lamanya penyimpanan produk sekitar 1 bulan. Produk yang dikeluarkan menerapkan prinsip FIFO (First In First Out) karena produk madu sudah memiliki keawetan alami.

Gambar 8 Alur produksi madu di Pusat Perlebahan Nasional Sumber: Pusat Perlebahan Nasional (2013)

Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan merupakan faktor yang dapat mendukung perkembangan suatu produk, baik dari kualitas maupun bentuk produk.Pusbahnas memiliki kekuatan dalam hal penelitian dan pengembangan karena rata-rata pegawai yang bekerja di Pusbahnas adalah pegawai yang ahli dalam meneliti perilaku lebah selain itu ada juga seorang pegawai yang berkompeten di bagian pengujian kuantitatif madu untuk mengidentifikasi keaslian bahan baku madu.

Sistem informasi manajemen

Sistem informasi berkaitan dalam mengumpulkan, mengkodekan, menyimpan, mensintesis, dan menyajikan informasi sehingga dapat menjawab berbagai pertanyaan mengenai strategi dan operasi. Inti dari sistem informasi manajemen adalah basis data yang berisi beragam dokumen dan data yang penting bagi manajer. Selain menggunakan pencatatan manual, Pusbahnas juga telah menggunakan pencatatan dengan menggunakan komputer untuk menyimpan seluruh data. Sistem informasi ini digunakan untuk meningkatkan efektifitas kerja dan keamanan data.

Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk menentukan faktor-faktor kunci yang berpotensi menjadi peluang dan ancaman bagi usaha yang dijalankan perusahaan. Lingkungan eksternal yang dihadapi Pusbahnas teridiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri. Analisis terhadap lingkungan jauh meliputi: (1) faktor politik; (2) faktor ekonomi; (3) faktor sosial ; (4) faktor

Pembotolan Mitra Pemasaran Penyimpanan Hasil (+) Sumber Bahan Baku Pelabelan dan Pengemasan

Pengukuran KA dan Uji Kualitatif Uji Kuantitatif dan

Penyaringan Hasil (-) Tolak BDLM Pusbahnas KA Sesuai SNI Mitra Hasil (+) Sumber Bahan Baku

Pengukuran KA dan Uji Kualitatif Uji Kuantitatif dan

Penyaringan BDLM Pusbahnas KA Tinggi Penurunan KA Pembotolan Pemasaran Penyimpanan Pelabelan dan Pengemasan Hasil (-) Tolak KA Sesuai SNI Mitra Hasil (+) Sumber Bahan Baku

Pengukuran KA dan Uji Kualitatif Uji Kuantitatif dan

Penyaringan

BDLM Pusbahnas

tekhnologi. Sedangkan lingkungan industri yang dihadapi meliputi: (1) persaingan antar perusahaan dalam industri; (2) ancaman masuknya pesaing baru; (3) ancaman masuknya produk substitusi; (4) kekuatan tawar pemasok; dan (5) kekuatan tawar konsumen.

Lingkungan Jauh

Kategori yang digunakan dalam lingkungan umum adalah politik, ekonomi, sosial, dan tekhnologi.

1) Politik

Faktor politik menjadi faktor penting lainnya yang mempengaruhi keadaan usaha yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan di suatu negara.Keadaan politik dan kebijakan-kebijakan yang melibatkan pemerintah maupun institusi terkait lainnya dapat membawa dampak positif dan negatif bagi suatu perusahaan. Kebijakan dan peraturan yang memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan Pusbahnas antara lainadalah mengenai keputusan Menteri Kehutanan yang menunjuk Perum Perhutani sebagaipelaksana dan pengembangan Pusbahnas serta adanya restrukturisasikegiatanPusbahnas yang tidak lagi hanya mengemban tugas pokok dan fungsi sebagai pusat penyuluhan perlebahan bagi masyarakat tetapi juga sebagai unit bisnis berbasis profit yang menghasilkan produk-produk madu.Adanya kewajiban pendaftaran produk pangan olahan kepada pemerintah juga menjadi salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi keberadaan Pusbahnas. Pendaftaran produk pangan olahan tercantum dalam PP No. 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan.Seluruh perusahaan baik yang menjual produk makanan ataupun minuman di wilayah Indonesia wajib mendaftarkan produknya untuk mendapat nomor pendaftaran layak edar yang berasal dari Badan POM. Badan POM atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan adalah institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap peredaran produk pangan olahan di seluruh wilayah Indonesia.Produk madu yang dihasilkan oleh Pusbahnas seluruhnya telah terdaftar sebagai produk yang aman.Izin produk tersebut berupa kode MD yang disertai dengan nomor.Kode MD merupakan kode yang memberi informasi bahwa produk tersebut diproduksi di Indonesia.Selain izin dari BPOM, produk Pusbahnas juga telah mendapat sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).Hal inilah yang menjadi nilai tambah bagi Pusbahnas untuk meyakinkan konsumen.

2) Ekonomi

Keadaan ekonomi dapat mencerminkan tingkat produksi dan konsumsi suatu negara. Kuat dan lemahnya pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi kinerja bisnis yang berlangsung dalam suatu negara. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat Jawa Barat membawa dampak pada peningkatan pola konsumsi. Pola konsumsi masyarakat yang meningkat akan memberikan dampak terhadap peningkatan permintaan akan suatu produk.

Tabel 12 Produk domestik regional bruto atas dasar harga di Jawa Barat 2007- 2011 (Juta Rupiah) Tahun Nilai PDRB 2007 526 220 225.10 2008 633 283 483.36 2009 689 841 314.34 2010 771 593 860.47 2011 861 006 347.79 Sumber: BPS Jabar (2013)

Adanya tren peningkatan PDRB masyarakat Jawa Barat menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat semakin membaik dan daya beli masyarakat semakin meningkat sehingga mendorong pertumbuhan usaha yang dilakukan oleh Pusbahnas.

3) Sosial

Keadaan pola hidup masyarakat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir terlihat mulai bergeser. Mayarakat yang sebelumnya terbiasa mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung pengawet buatan, bahan kimia, pemanis, dan pewarna buatan bergeser menjadi konsumen yang sadar akan gaya hidup sehat. Pengetahuan serta kesadaran yang semakin meningkat mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi produk yang lebih alami dan mempunyai kandungan gizi dan nutrisi yang lebih baik untuk tubuh.Gaya hidup sehat yang sedang berkembang di masyarakat perkotaan di Indonesia adalah gaya hidup yang memakai istilah back to nature. Hal tersebut menjadi peluang bagi Pusbahnas dalam memproduksi produk madu yang berbahan dasar madu murni tanpa disertai pengawet buatan. Madu murni yang dihasilkan oleh Pusbahnas mampu bertahan selama 5 tahun, sedangkan untuk madu plus seperti madu 3in1 dan 4in1 hanya dapat bertahan selama 1 tahun.

4) Tekhnologi

Tekhnologi yang berkembang dalam era globalisasi dapat memberi kemudahan bagi banyak pihak, termasuk bagi pelaku usaha.Kemudahan tersebut dapat meningkatkan keefisienan bagi perusahaan baik dalam aspek produksi, penemuan produk baru, dan promosi. Salah satu tekhnologi yang diterapkan di Pusbahnas dalam hal produksi adalah mesin Dehumidifier yaitu mesin yang digunakan untuk menurunkan kadar air. Selain itu, adanya perkembangan media internet juga turut dipergunakan dalam memasarkan dan mengenalkan produk-produk yang dihasilkan oleh Perhutani terkhusus produk Pusbahnas.

Lingkungan Industri

Ada lima kekuatan yang mempengaruhi perusahaan dalam memenangkan persaingan dan mengantisipasi keberadaan pesaing, yaitu: persaingan antar perusahaan dalam industri, ancaman masuknya pesaing baru, ancaman masuknya produk substitusi, kekuatan tawar pemasok, dan kekuatan tawar konsumen.

Dokumen terkait