• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Matriks SWOT

Dalam dokumen Randi Andika H (Halaman 128-134)

VII FORMULASI STRATEGI

7.2. Analisis Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan salah salah satu alat analisis untuk mencocokkan antara elemen kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Proses pemaduan dan pencocokan ini sangat penting karena proses ini bertujuan untuk menentukan alternatif strategi yang dipilih berdasarkan elemen-elemen tersebut.

Di dalam analisis matriks SWOT, terdapat empat jenis strategi yang dapat dikembangkan, yaitu strategi S-O (Strengths-Opportunities), strategi W-O Opportunities), S-T (Strengths-Threats), dan W-T

(Weakness-Threats). Berdasarkan keempat jenis strategi tersebut, maka alternatif strategi

yang dapat dipertimbangkan oleh Disnakkan untuk mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor antara lain:

1. Strategi S-O (Strengths-Opportunities)

Strategi ini disusun dengan memanfaatkan kekuatan internal yang dimiliki oleh Disnakkan untuk memanfaatkan peluang yang ada baik dalam lingkup wilayah Kecamatan Cibinong sendiri atau lebih luas dengan tujuan mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong. Strategi yang diusulkan adalah meningkatkan program dan kegiatan fasilitas kemitraan usaha dan menguatkan kelembagaan (kelompok tani dan Himbudias) usaha tani ikan hias.

Meningkatkan program dan kegiatan fasilitas kemitraan usaha adalah salah satu strategi yang penting bagi Disnakkan untuk memajukan petani ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong. Dengan adanya fasilitas kemitraan antara petani pembudidaya, pedagang (broker dan supplier), dan eksportir menyebabkan pasokan dan alur tataniaga menjadi jelas dan terarah dengan baik. Petani pembudidaya ikan hias air tawar yang tidak memiliki modal akan tetapi memiliki lahan dapat memanfaatkan lahannya tersebut untuk membudidayakan ikan hias air tawar. Dengan kata lain broker, supplier, dan eksportir ikan hias air tawar dapat mengadakan kemitraan produksi atau inti plasma dengan para petani pembudidaya. Proses kemitraan tersebut harus digalakkan dan diawasi agar semua pihak yang terlibat mendapatkan keuntungan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Disnakkan perlu mendorong peran dari berbagai kelompok tani

113 ikan hias dan Himbudias Kecamatan Cibinong sebagai subjek kemitraan dengan para eksportir. Selain itu, kegiatan temu usaha antara petani pembudidaya, broker, supplier, dan eksportir perlu terus dilakukan agar pelaku-pelaku usaha ikan hias tersebut saling membantu dan memahami permasalahan masing-masing sehingga alur tataniaga ikan hias air tawar tidak terganggu. Dengan sudah terjalinnya kemitraan antara petani pembudidaya, broker, supplier, dan eksportir ikan hias air tawar di Kelompok Tani Cahaya Mandiri dapat menjadi sebuah contoh bagi kemitraan di kelompok lain. Dengan adanya program dan kegiatan fasilitas kemitraan Disnakkan, diharapkan terjalin kerjasama yang saling menguntungkan antar stakeholders ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada.

Strategi selanjutnya yang termasuk ke dalam strategi S-O adalah strategi untuk memfasilitasi penguatan kelembagaan usahatani ikan hias (kelompok tani dan Himbudias). Peran kelompok tani dan Himbudias sangat penting bagi para petani pembudidaya ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong. Tercatat sekitar enam kelompok tani yang ada di Kecamatan Cibinong. Keenam kelompok tani tersebut merupakan anggota Himbudias Kecamatan Cibinong. Peran penting kelompok tani dan Himbudias tersebut adalah sebagai sarana dan alat pemersatu petani pembudidaya ikan hias. Dengan adanya kelompok tani dan Himbudias tersebut, antar petani dapat bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam berbudidaya, dapat menjadi sumber bantuan permodalan yang berasal dari anggota, serta sebagai sarana pemersatu bagi petani untuk berhubungan dengan pihak luar. Dengan demikian, Disnakkan perlu untuk menguatkan kembali kelompok tani dan Himbudias. Kelompok tani dan Himbudias harus dijadikan mitra strategis Disnakkan karena selain sebagai wadah pemersatu petani juga menjadi media penyalur dan objek sasaran dari berbagai program dan kegiatan Disnakkan. Hal ini dikarenakan selama ini, program dan kegiatan yang dicanangkan oleh Disnakkan untuk petani pembudidaya ikan hias harus mengikutsertakan pihak kelompok tani dan Himbudias. Kegiatan untuk memfasilitasi penguatan kelembagaan usahatani ini diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan untuk memanfaatkan kondisi lingkungan eksternal seperti tren pemasaran, kondisi infrastruktur, dan kondisi agroklimat dan geografis wilayah.

114 Disnakkan dalam melakukan kegiatan fasilitas penguatan kelembagaan ini dapat memberikan sarana dan fasilitas untuk membantu kegiatan kelompok tani-kelompok tani dan Himbudias.

2. Strategi W-O (Weakness-opportunities)

Strategi W-O disusun untuk memperbaiki kelemahan yang ada dalam internal Disnakkan dengan cara mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Alternatif strategi yang diusulkan bagi Disnakkan untuk mengembangkan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong yaitu strategi peningkatan program dan kegiatan promosi ikan hias air tawar serta strategi peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kepegawaian Disnakkan.

Strategi peningkatan program dan kegiatan promosi ikan hias air tawar bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki program dan kegiatan promosi yang dilakukan oleh Disnakkan. Hal ini dikarenakan masyarakat Kabupaten Bogor bahkan masyarakat Kecamatan Cibinong sendiri masih banyak yang belum menyadari bahwa ikan hias air tawar adalah komoditas unggulan dari Kecamatan Cibinong. Disnakkan dapat mempromosikan ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong di berbagai ajang pameran dan perayaan tingkat kabupaten, provinsi, bahkan tingkat nasional dengan mengikutsertakan Himbudias Kecamatan Cibinong. Selain itu, Disnakkan juga dapat memanfaatkan sarana dan prasarana terutama kantor UPTD sebagai tempat berpromosi dan mengenalkan ikan hias air tawar Kecamatan Cibinong. Kegiatan promosi tersebut juga dapat menarik investor untuk turut serta memajukan ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan peluang dari kondisi perdagangan ikan hias dunia yang sedang meningkat. Program dan kegiatan promosi juga diperlukan untuk mendorong dan meningkatkan penjualan ikan hias air tawar dari Kecamatan Cibinong di pasaran domestik terutama di Kabupaten Bogor. Dengan meningkatnya penjualan, maka petani dan pedagang ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong dapat meningkatkan keuntungan yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan pedagang.

Strategi alternatif W-O selanjutnya adalah strategi peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kepegawaian Disnakkan. Disnakkan memiliki keterbatasan SDM di bidang perikanan khususnya SDM yang bertugas di berbagai UPTD

115 khususnya UPTD di Kecamatan Cibinong. Padahal, UPTD merupakan ujung tombak dan perpanjangan tangan dari Disnakkan dalam melaksanakan segala program dan kegiatannya. Dengan demikian, keefektifan program dan kegiatan pengembangan sistem agribisnis ikan hias air tawar yang dilakukan oleh Disnakkan juga ditentukan oleh kemampuan UPTD tersebut. Selain di bidang teknis, Disnakkan masih mengalami kekurangan SDM di bidang strategis dan pengambilan kebijakan. Selain dari segi kuantitas, kualitas SDM Disnakkan terutama di bidang perikanan dan ikan hias relatif masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini menandakan bahwa Disnakkan harus segera mengajukan permintaan tambahan SDM perikanan khususnya ikan hias serta perlu untuk menambah keahlian dengan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kemampuan di bidang budidaya dan usaha perikanan ikan hias. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, maka Disnakkan dapat memnfaatkan berbagai peluang yang ada. Peluang-peluang tersebut seperti perkembangan teknologi dan teknik budidaya yang semakin canggih membuat kualitas SDM Disnakkan dapat meningkat cepat, adanya dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan yang semakin memperhatikan perkembangan produksi ikan hias nasional, kemitraan dengan petani, pedagang, dan eksportir yang dapat memberikan pengetahuan untuk SDM Disnakkan dalam bidang perikanan, serta adanya otonomi daerah yang memberikan peluang bagi Disnakkan untuk dapat mengambil keputusan yang cepat untuk pemenuhan kebutuhan SDM kepegawaian.

3. Strategi S-T (Strengths-Threats)

Strategi S-T adalah strategi yang dilakukan oleh Disnakkan dalam rangka peningkatan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangi dampak ancaman. Adapun, strategi yang diusulkan adalah strategi peningkatan kegiatan penyuluhan dan bimbingan usahatani. Kegiatan penyuluhan dan bimbingan usahatani tersebut dilakukan berdasarkan program peningkatan produksi perikanan yang merupakan salah satu kekuatan dari Disnakkan untuk memajukan sektor agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong tersebut. Kegiatan penyuluhan dan bimbingan usahatani diperlukan karena petani memiliki berbagai kendala seperti keterbatasan

116 modal, lahan yang sempit dan kualitas ikan hias yang dihasilkan masih relatif rendah. Tentunya dengan adanya penyuluhan dan bimbingan usahatani tersebut, maka keterbatasan-keterbatasan yang ada di petani ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong dapat segera diatasi atau minimal tidak menggangu produktifitas dari petani tersebut. Hal ini diperlukan agar keuntungan yang didapat oleh petani dapat terjaga bahkan meningkat.

Kegiatan penyuluhan dan bimbingan usahatani tersebut harus dilakukan dengan kreatif dan sesuai dengan komoditas unggulan yang diusahakan oleh petani ikan hias air tawar di Kecamatan. Selain itu, penyuluhan dan bimbingan tersebut harus berisikan materi-materi penyuluhan yang praktis dan mudah dimengerti oleh petani ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong.

4. Strategi W-T (Weakness-Threats)

Strategi W-T adalah strategi yang bertujuan untuk meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman yang ada. Alternatif strategi yang diusulkan dalam strategi W-T ini adalah strategi peningkatan kinerja fasilitas Disnakkan serta akses permodalan dan informasi. Strategi ini diusulkan untuk mengatasi kelemahan dari pihak internal Disnakkan yang belum secara optimal memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk pengembangan sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong. Fasilitas tersebut dapat berupa UPTD yang masih belum mampu untuk meningkatkan kinerjanya untuk pengembangan ikan hias serta fasilitas akibat dari kurangnya SDM kepegawaian, sarana pemasaran (Depo) ikan hias air tawar yang masih perlu dikembangkan lagi, kegiatan promosi yang perlu digalakkan, serta ketersediaan data dan informasi perikanan yang perlu untuk dilengkapi. Semua kondisi tersebut perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi oleh Disnakkan untuk menunjang kinerja dan keefektifan program.

Selain itu, strategi tersebut juga dapat meningkatkan pengetahuan atau informasi bagi para pelaku sistem agribisnis ikan hias air tawar di Kecamatan Cibinong khususnya tentang informasi perkembangan pasar ikan hias nasional dan dunia serta akses permodalan yang dapat diajukan oleh petani. Alternatif-alternatif dalam analisis SWOT dapat dilihat dalam Tabel 16.

117

Tabel 16. Matriks SWOT Disnakkan Kabupaten Bogor Faktor-Faktor Internal Faktor- Faktor Eksternal Kekuatan (S-Strenghts) 1. Anggaran Program Pengembangan Ikan Hias Air Tawar Disnakkan

2. Program Pengembangan Produksi Ikan Hias Air Tawar 3. Kerjasama dengan Stakeholders

Ikan Hias Air Tawar

4. Koordinasi Internal Disnakkan 5. Perencanaan Strategi,

Kebijakan, dan Program Disnakkan Kelemahan (W-Weakness) 1. Keadaan Sumber daya Manusia (SDM) Disnakkan 2. Kondisi Sarana dan

Prasarana Disnakkan

3. Kegiatan Promosi Ikan Hias Air Tawar Disnakkan 4. Ketersediaan Data dan Informasi Perikanan Peluang (O-Opportinuties) 1. Adanya Kelompok Tani dan Himbudias 2. Kondisi Perdagangan

Ikan Hias Dunia 3. Teknologi dan

Teknik Budidaya 4. Dukungan

Pemerintah Pusat 5. Kondisi Infrastruktur 6. Saluran dan Sarana

Pemasaran 7. Kondisi Agroklimat dan Geografis Wilayah 8. Kemitraan Petani, Pedagang, dan Eksportir 9. Otonomi Daerah Strategi S-O

a. Meningkatkan Program dan Kegiatan Fasilitas Kemitraan Usaha.

(S1,S2,S3,S4,S5,

O1,O2,O3,O4,O5,O6,O8,O9) b. Memfasilitasi Penguatan

Kelembagaan Usahatani Ikan Hias (Kelompok Tani dan Himbudias) (S1,S2,S3,S5,O1,O2,O6,O7,O8) Strategi W-O a. Meningkatkan Program dan Kegiatan Promosi Ikan Hias Air Tawar. (W2,W3,W4, O1,O5,O6,O8) b. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas SDM Kepegawaian Disnakkan. (W1,W2,S3,S4,S8,S 9) Ancaman (T-Threats) 1. Keterbatasan Anggaran Program GMM Kabupaten Bogor 2. Ketersediaan Lahan dan Pengairan 3. Kondisi Perekonomian Daerah dan Nasional 4. Kondisi Keamanan

dan Ketertiban 5. Kualitas Ikan Hias

Strategi S-T

a. Meningkatkan Kegiatan Penyuluhan dan Bimbingan Usahatani. (S1,S2,S3,S4,S5,T1,T2,T5) Strategi W-T a. Meningkatkan Kinerja Fasilitas Disnakkan serta Akses Permodalan dan Informasi (W1,W2,W3,W4, T1,T2,T3,T5)

118

Dalam dokumen Randi Andika H (Halaman 128-134)

Dokumen terkait