• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Metafora Bercitra abstrak ke konkret

membusung 1. Menjadi busung, menggembung: perutnya ~ akibat penyakit itu (PRPM).

3. Analisis Metafora Bercitra abstrak ke konkret

(90) Tetapi tjakap angin sahadja... (2)

Kata tjakap (cakap) memiliki arti dasar (i) kembur : berkembur, mengembur; cakap ~ cakap angin (percakapan untuk menghabiskan masa sahaja), perbualan

kosong; berkembur-kembur bercakap-cakap untuk menghabiskan waktu (sambil bergurau senda dsb), berbual-bual kosong, berborak-borak (PRPM). Cakap angin dalam kalimat (90) memenuhi kriteria metafora bercitra abstrak ke konkret.

(91) Dan lagi se-kali2 tiada sunji diriku dari hal bersifat kekurangan dan kelemahan pada tiap2 masa...(3)

Kata sunji (sunyi) bermakna (i) tidak kedengaran sebarang bunyi (suara), hening, senyap: (ii) tidak berorang, kosong, lengang, sepi; (iii) bebas daripada, jauh (dari), lepas daripada: manusia di dalam dunia ini tidak ~ daripada tamak dan haloba; bahasa Melayu telah diajarkan dan dipelajari dengan lebih ghairah walaupun tidak ~ daripada masalah; (iv) rindu (akan); bersunyi, bersunyi-sunyi menjauhkan diri daripada orang ramai, mengasingkan diri, menyendiri: sengaja mereka pilih itu kerana mereka hendak ~-sunyi dan boleh berlamalama di situ (PRPM).

Dari empat arti kata sunji pada kalimat (91) di atas, tak satupun secara semantis cocok ditempatkan dalam ujaran tersebut. Oleh sebab itu persyaratan metafora telah terpenuhi dan metafora jenis ini dapat digolongkan ke dalam metafora abstrak ke konkret.

(92) Istimewa pula tatkala beranakkan aku itu keadaannya bergantung dirambut sehelai, ...(12)

Kata bergantung memiliki arti (i) bersangkut, bergayut, berpaut; dagu bagai lebah ~ dagu yang cantik; (ii) bersandar (pada orang dll), berharap pada pertolongan (orang dll), di bawah pengaruh orang dll: kehidupannya ~ pada belas kasihan Dato Ujang; pertumbuhan padi di kawasan Kerian ~ semata-mata pada hujan; ~ di ekor anjing (peribahasa) orang yang sangat memerlukan pertolongan akan menerima sebarang pertolongan; ~ di hujung rambut (peribahasa) nasib yang tidak tetap; ~ kepada rambut sehelai (peribahasa) dalam keadaan yang amat berbahaya; ~ pada tali rapuh (peribahasa) mengharapkan pertolongan daripada orang dll yang lemah; ~ tidak bertali, bersalai tidak berapi (peribahasa) (a) isteri yang ditinggalkan tetapi tidak diceraikan; (b) peri seorang gundik yang tidak sah. (PRPM).

Dalam konteks kalimat (92) sepertinya makna kata bergantung (i)

‘bersangkut’, ‘bergayut’, ‘berpaut’ sangat tidak mungkin dapat dilakukan pada

sehelai rambut. Oleh sebab itu frasa bergantung dirambut sehelai dapat dikategorikan sebagi metafora.

(93) Serta dengan keluh kesah, peluhnja berhamburan seperti mutiara... (12)

Kata benda peluh bermakna air yang keluar dari lubang-lubang seni pada kulit tubuh, keringat; ~ dingin (sejuk, seni) peluh yang sejuk ketika ketakutan atau sakit tenat; mandi ~ basah oleh peluh; berpeluh (1) mengeluarkan (mengalirkan) peluh, berkeringat; 2. = berpeluh-peluh bekerja kuat: mereka telah bersedia

untuk ~ di luar masa kerja mereka; perpeluhan 1. perihal berpeluh; 2. penge- luaran (pembuangan) air atau wap oleh tumbuhan. (PRPM).

Dalam konteks kalimat (93) butiran air keringat tidaklah sama seperti mutiara yang berwarna putih putih mutiara. Oleh sebab itu kalimat ini dapat dinyatakan mengandung unsur metafora abstrak ke konkret.

(94) Aku menanggung seberat bumi dengan langit kasih ibu bapa itu...(13)

Kata bumi dan langit bermakna (1) bumi : (i) planet tempat manusia hidup; dunia; jagat: sampai sekarang orang; (ii) planet ke-3 dari matahari; (iii) permukaan dunia. (2) langit: ruang luas yang terbentang di atas bumi, tempat beradanya bulan, bintang, matahari, dan planet yang lain.(RP

Dari kedua makna kata (bumi dan langit) tersebut di atas, sepertinya sangatlah tidak mungkin untuk bisa diukur berat bobot kedua nomina tersebut. Oleh sebab itu, kalimat (94) dapat dikaregorikan kalimat yang metaforis.

(95) Tetapi 'ilmu itu bukannja demikian; teramat teguh setianja dan lagi bertjahaja warna mukanja. (20)

Kata verba bertjahaja (bercahaya) memiliki makna : terang-benderang, cemerlang: ia mengenang-ngenang zaman ~nya;. kegemilangan keadaan bercahaya terang-benderang, kecemerlangan. Kata warna berarti (i) corak rupa seperti merah, hijau, biru; (ii) rona: dondon, ragi; (iii) ragam: corak, sifat, keadaan. Kata muka berarti ‘air muka, muka paras, roman

(PRPM). Verba bertjahaya (bercahaya) dan ajektiva warna secara denotatif tidak tepat dipasangkan dengan nomina muka yang bermakna paras atau roman. Oleh sebab itu kalimat (95) telah memenuhi unsur kalimat yang metaforis.

(96) Melainkan djikalau hendak bertjakap dengan mereka itu bermain tangan sahadja, ...(34)

Verba bermain bermakna berbuat sesuatu untuk bersenang-senang atau untuk bersuka-suka; melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati atau untuk berehat- rehat: Pergilah keluar ~, apabila kamu telah lama belajar. ~ bola; ~ catur. bermain-main (1) bersenang-senang atau bersuka-suka dengan melakukan

sesuatu: Ketika ibu memasak di dapur, kami ~ di halaman. (2) tidak bersungguh- sungguh; hanya untuk berkelakar saja: Mereka itu ~ saja, bukan berkelahi sungguh-sungguh. memainkan (1) menggunakan sesuatu untuk bermain-main atau untuk bersuka-suka: ~ pedang (PRPM).

Dari makna yang diperoleh, verba bermain cenderung dilakukan untuk kesenangan dan biasanya menggunakan alat bermain. Tangan bukan alat bermain, sehingga kalimat (96) dapat memenuhi kriteria kalimat metaforis.

(97) Sebermula, adalah pada zaman itu dalam negeri Malaka terlalu mahal orang jang tau menulis dan mengarang barang suatu, ...(40)

Kata ajektiva mahal bermakna (1). tinggi harganya, lawan murah: kain jenis itu memang ~; (2). susah hendak mendapatnya, sukar, tidak mudah, jarang ada: dalam negeri Melaka terlalulah ~ orang yang tahu menulis dan mengarang barang suatu; ~ dibeli, sukar dicari = ~ tak dapat dibeli, murah tak dapat diminta (peribahasa) sesuatu yang sangat sukar diperoleh; memahalkan (i). membuat (menjadikan) mahal, menaikkan harga; (ii). meletakkan harga yang terlalu tinggi (lebih daripada sepatutnya), menghargai lebih daripada sepatutnya; (PRPM).

Dari makna ajektiva mahal yang ada, sepertinya makna (2) dapat berterima dalam konteks makna metaforis kalimat (97), yakni mahal bermakna susah hendak mendapatnya, sukar, tidak mudah, jarang ada.

(98) Berbunji batu berbunjilah dia, sebab sudah kedapatan budi itu. ...(114)

Verba berbunyi pada kalimat (98) bermakna (1). mengeluarkan bunyi, memberi bunyi: bertepuk sebelah tangan manalah boleh ~; genderang serunai pun ~lah; (2). bacaannya, isinya, lafaznya, ucapannya: surat itu ~ spt berikut (PRPM);

Dari makna yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa batu sebagai benda padat tidak dapat berbunyi atau mengeluarkan bunyi dengan sendirinya kecuali dibenturkan dengan batu lainnya. Sama seperti makna (1) yang menyebutkan

‘memberi bunyi’. Oleh sebab itu dapat disimpulkan kalimat (98) memenuhi unsur

(99) Hudjan berbalik kelangit"...(130)

Kata hudjan (hujan) bermakna (1) air yang turun (menitik dengan banyaknya) yang terpeluwap drpd wap di atmosfera: pagi ini ~ turun dengan lebatnya; musim ~ = ketika ~ musim yang hujan selalu turun; 2. = hari ~ air sedang turun (menitik dengan banyaknya): apabila ~, banyak orang datang lambat ke pejabat; kalau ~ pertandingan bola itu tidak akan rancak lagi; 3. ki spt hujan (banyak- banyak) datangnya dll: ~ bom; ~ peluru; ~ wang; ~ abu a) abu yang jatuh dengan banyak dr udara (apabila gunung berapi meletus dll);.... (PRPM)

Dari makna (1) ‘air yang turun (menitik dengan banyaknya) yang terpeluwap drpd wap di atmosfera’ di atas jelaslah bahwa air hujan tidak bisa

berbalik ke langit. Oleh sebab itu kalimat (99) dapat dikategorikan sebagai kalimat metaforis.

(100)Tiada berasa sebab terlalu sedih....(250)

Kata berasa mempunyai makna (1) mempunyai atau beroleh rasa (terutama yang dialami oleh badan): Kedua-dua tangannya ~ lenguh. (2) ada rasanya (manis, masin dll). (3) mengalami rasa di dalam hati: ~ takut; ~ ngeri. Tiada berasa

berarti ‘tidak mempunyai atau beroleh rasa’ (terutama yang dialami oleh badan) (PRPM). Terlalu sedih tidak mungkin tubuhnya sampai tidak berasa (mati rasa). Oleh karenanya kalimat (100) dapat memenuhi unsur metaforis.

(101) Kapal itu sudah terbakar, habislah segala barang-barang jang di dalamnja, satupun tiada lepas, melainkan tuan Raffles lepas dua laki isteri dengan sehelai sepinggang sahaja. ...(252)

Kata lepas bermakna (1) bebas daripada ikatan ate dr tahanan; tidak bersangkut paut ate tidak bertalian lagi: Bagaimanapun ia meronta, tidak juga ~. (2) sudah terjadi ate sudah berlaku: Bahaya yang besar sudah ~. (3) sesudah selesai; sehabis: ~ menggosok gigi dan mandi, barulah dia minum. ~ diri tidak mahu melibatkan diri ate tidak mahu bertanggungjawab dalam sesuatu hal. ~ laku bebas melakukan sesuatu (biasanya tingkah laku yang tidak baik) tanpa segan- segan. ~ pantang sesudah waktu berpantang. ~ sekolah sesudah bersekolah. ~ tangan a. tidak berpegang pd apa-apa (pd kemudi, pd selusur dsb). B. tidak masuk campur ate tidak bertanggungjawab dalam sesuatu hal. Berlepas 1 tidak terikat ate tidak tertambat lagi (bkn binatang). 2 pergi ate berangkat ke sesuatu tempat: Emaknya sudah ~ ke Mekah dgn kapal terbang. Melepas kecewa kerana tidak tercapai apa-apa yang dicita-citakan; hampa. Melepasi 1 menebus ate menunaikan (niat, janji dsb); membayar (hutang dsb).... (PRPM)

Dari makna kata lepas yang ada yang tersebut di atas, tidak ada satupun yang tepat makna dengan satupun tiada lepas dalam kalimat (101), dengan demikian kalimat tersebut telah memenuhi syarat metaforis.

(102) Melaju itu tiada boleh menghukum anak-anaknja serta dibiarkannja akan dia menghiru birukan rakjatnja...(422)

Verba menghiru-birukan bermakna ‘mengacaukan’, ‘merusuh’ (PRPM). Dalam konteks kalimat (102) menghiru-birukan rakjatnja dapat dikategorikan sebagai metafora karena verba tersebut memiliki makna tidak hanya sekedar bermakna

4. Analisis Metafora Bercitra sinestesia atau pertukaran tanggapan/persepsi