• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

4.8 Analisis Data

Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan pengetahuan pedagang pangan jajanan, sikap pedagang pangan jajanan, keterampilan pedagang dalam mengolah pangan jajanan, aksesibilitas pedagang pangan jajanan, peraturan sekolah, pengaruh sesama pedagang, pembinaan dan pengawasan oleh petugas kesehatan dan sekolah serta penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan persentase.

4.8.2 Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan, sikap,

keterampilan, aksessibilitas, peraturan, pengaruh teman serta pembinaan dan pengawasan dengan variabel terikat yaitu penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B. Analisis yang digunakan adalah uji Chi Square dengan nilai . Interpretasi hasil analisis yaitu apabila

nilai P ≤ disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antar variabel dan apabila P > disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antar variabel (Hastono dan Sabri, 2010).

83

BAB V HASIL 5.1 Analisis Univariat

5.2.1 Penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B

Distribusi penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B pada pangan jajanan di SDN Sekelurahan Pondok Benda ditunjukkan seperti pada Tabel 5.1

Tabel 5.1a

Distribusi Frekuensi Penggunaan Eritrosin Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Ya 4 13,3

Tidak 26 86,7

Total 30 100

Data dalam tabel menunjukkan bahwa dari 30 sampel pangan jajanan anak sekolah yang dijual oleh pedagang di sekitar SDN Sekelurahan Pondok Benda sebesar 13,3% sampel mengandung Eritrosin yaitu minuman berwarna merah.

Tabel 5.1b

Distribusi Frekuensi Penggunaan Rhodamin B Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Ya 4 13,3

Tidak 26 86,7

Total 30 100

Data dalam tabel menunjukkan bahwa dari 30 sampel pangan jajanan anak sekolah yang dijual oleh pedagang di sekitar SDN

Sekelurahan Pondok Benda sebesar 13,3% sampel mengandung Rhodamin B yaitu sosis, kerupuk gulali dan es mambo.

5.2.2 Pengetahuan Pedagang Pangan Jajanan Tentang Pewarna

Distribusi pengetahuan pedagang pangan jajanan di SDN Sekelurahan Pondok Benda ditunjukkan seperti pada Tabel 5.2

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pedagang Pangan Jajanan Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 9 30

Sedang 14 46,7

Kurang 7 23,3

Total 30 100

Data dalam tabel menunjukkan bahwa 46,7% pedagang pangan jajanan anak sekolah di sekitar SDN Sekelurahan Pondok Benda memiliki pengetahuan umum tentang pewarna dalam kategori sedang seperti tujuan penggunaan pewarna dan jenis pewarna.

5.2.3 Sikap Pedagang Pangan Jajanan Terhadap Penggunaan Pewarna

Distribusi sikap pedagang pangan jajanan di SDN Sekelurahan Pondok Benda ditunjukkan seperti pada Tabel 5.3

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Sikap Pedagang Pangan Jajanan Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 17 56,7

Sedang 11 36,7

Kurang 2 6,6

Data dalam tabel menunjukkan bahwa 56,7%pedagang pangan jajanan anak sekolah di sekitar SDN Sekelurahan Pondok Benda memiliki sikap tentang penggunaan pewarna dalam kategori baik seperti tidak boleh menggunakan pewarna sembarangan, pewarna kain berdampak buruk bagi kesehatan jika digunaka pada pangan dan pewarn alami lebih baik daripada pewarna buatan.

5.2.4 Keterampilan Pedagang Pangan Jajanan

Distribusi keterampilan pedagang pangan jajanan di SDN Sekelurahan Pondok Benda ditunjukkan seperti pada Tabel 5.4

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Keterampilan Pedagang Pangan Jajanan Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Ya 7 23,3

Tidak 23 76,7

Total 30 100

Data dalam tabel menunjukkan bahwa 76,7% pedagang pangan jajanan anak sekolah di sekitar SDN Sekelurahan Pondok Benda tidak memiliki keterampilan dalam membuat sendiri pangan jajanan yang dijualnya, umumnya mereka menjual pangan jajanan yang sudah jadi atau bisa disebut sebagai penjaja pangan jajanan.

5.2.5 Aksesibilitas Pedagang Pangan Jajanan

Distribusi aksesibilitas pedagang pangan jajanan di SDN Sekelurahan Pondok Benda ditunjukkan seperti pada Tabel 5.5

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Aksesibilitas Pedagang Pangan Jajanan Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Mudah 28 93,3

Sulit 2 6,7

Total 30 100

Data dalam tabel menunjukkan bahwa 93,3% pedagang pangan jajanan anak sekolah di sekitar SDN Sekelurahan Pondok Benda menyatakan mudah untuk mengakses pewarna baik dari ketersediaan yang selalu ada, harga yang terjangkau dan jarak yang dekat.

5.2.6 Peraturan Sekolah Tentang Keamanan Pangan

Distribusi peraturan sekolah di SDN Sekelurahan Pondok Benda ditunjukkan seperti pada Tabel 5.6

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Peraturan SekolahDi Sekitar SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Ada 7 23,3

Tidak Ada 23 76,7

Total 30 100

Data dalam tabel menunjukkan bahwa 76,7% pedagang pangan jajanan anak sekolah di sekitar SDN Sekelurahan Pondok Benda menyatakan tidak ada peraturan dari sekolah terkait keamanan pangan jajanan jika berjualan di sekitaran lingkungan sekolah.

5.2.7 Pengaruh Sesama Pedagang Pangan Jajanan

Distribusi pengaruh sesama pedagang pangan jajanan di SDN Sekelurahan Pondok Benda ditunjukkan seperti pada Tabel 5.7

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Pengaruh Sesama Pedagang Pangan Jajanan Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Ya 6 20

Tidak 24 80

Total 30 100

Data dalam tabel menunjukkan bahwa 80% pedagang pangan jajanan anak sekolah di sekitar SDN Sekelurahan Pondok Benda menyatakan tidak ada pengaruh dari sesama pedagang dalam penggunaan bahan pangan jajanan.

5.2.8 Pembinaan dan Pengawasan Petugas Kesehatan

Distribusi pembinaan dan pengawasan petugas kesehatan di SDN Sekelurahan Pondok Benda ditunjukkan seperti pada Tabel 5.8

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Pembinaan dan Pengawasan Petugas Kesehatan Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Pernah 16 53,3

Tidak Pernah 14 46,7

Total 30 100

Data dalam tabel menunjukkan bahwa 53,3% pedagang pangan jajanan anak sekolah di sekitar SDN Sekelurahan Pondok Benda menyatakan pernah ada pembinaan dan pengawasan dari petugas kesehatan seperti pengujian kandungan kimia pada sampel pangan jajanan.

5.2.9 Pembinaan dan Pengawasan Sekolah

Distribusi pembinaan dan pengawasan sekolah di SDN Sekelurahan Pondok Benda ditunjukkan seperti pada Tabel 5.9

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Pembinaan dan Pengawasan Sekolah Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Pernah 6 20

Tidak Pernah 24 80

Total 30 100

Data dalam tabel menunjukkan bahwa 80% pedagang pangan jajanan anak sekolah di sekitar SDN Sekelurahan Pondok Benda menyatakan tidak pernah ada pembinaan dan pengawasan dari pihak sekolah terhadap pangan jajanan yang dijual.

Dokumen terkait