BAB III METODE PENELITIAN
3.9 Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak statistik SPSS versi 20. Data karakteristik sampel akan disajikan dengan tabel distribusi frekuensi. Pengukuran akurasi sistem skor Guy dan angka bebas batu akan dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman.
Hubungan antara Guy’s Stone Score dan Angka Bebas Batu akan
dan dikemudian dianalisa dengan uji korelasi Spearman
Universitas Sumatera Utara
28
3.10. Masalah Etika
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data rekam medik. Selama penelitian data rekam medik dijaga kerahasiannya dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kode etik penelitian biomedik. Izin didapat dari Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Dari data pasien yang kami kumpulkan sejak Oktober 2017 sampai April 2017 , kami dapatkan data demografi sebagai berikut:
Tabel 1. Karakteristik sampel keseluruhan
Variabel Descriptive N(%)
30
Prone Supine Stone Free Tidak Ya
17 (50%) 17 (50%)
7 (20.6%) 27 (79.4%)
Secara keseluruhan, rerata usia pasien didapatkan 51.02 ± 10.4 tahun dengan jumlah laki-laki dan perempuan berturut-turut 18 dan 16 (52.9% dan 47.1%).
Kami juga mengelompokan pasien berdasarkan BMI dengan BMI Underweight (IMT<18.9), normal dengan (18.9<IMT<22.5), dan BMI Overweight (IMT>22.5) dengan rerata BMI 23.3 ± 2.9, kelompok terbanyak didapatkan dari BMI Overweight dengan 17 pasien (50% dari total sampel). Total batu didominasi oleh kelompok batu radiopak dengan 32 pasien (94.1%) dan keberhasilan terapi dengan parameter stone free rate didapatkan pada 27 pasien (79.4%).
Berikut merupakan distribusi Guy Stone Skor pada 34 pasien yang kami analisa.
Universitas Sumatera Utara
31
Tabel2. Distribusi Frekuensi Guy Stone Score.
Variabel Descriptive
GSS ( Guy Stone Score):
1
2
3
4
6 (17.6%) 8 (23.5%) 7 (20.6%) 13 (38.2%)
Total 34 (100%)
Dari 34 pasien yang kami analisa, Guy Stone Skor 4 merupakan yang terbanyak dengan 13 pasien (38.2%) dan Guy Stone Skor 1 merupakan yang terendah, dimiliki oleh 6 pasien (17.6%). Kami juga menganalisa karakteristik pasien berdasarkan Guy Stone Skor, dengan sebaran distribusi seperti tabel dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 3. Karakteristik pasien berdasarkan Guys Stone Score.
Variabel
*Data parametric dipresentasikan dalam bentuk Mean ± Standard deviasi
Usia pasien rata-rata dari Guys Stone Skor 1,2,3,4 berturut-turut 50.5 ± 10.2, 48.1
± 9.7, 47 ± 8.8, 55.2 ± 11.3. Perbandingan jenis kelamin didominasi oleh laki-laki dengan perbandingan 2:1 didapatkan pada Guy Stone Skor 1 dan 4, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
33
Guy Stone Skor 2 dan 3 didominasi oleh perempuan. Pada pemeriksaan radiologis, didapatkan gambaran batu radiopak mendominasi polpulasi dari Guy Stone Skor 1 sampai 4 dengan berturut-turut, 100%, 75%, 100%, 100%.
Pada Penelitian ini kami menilai hubungan antara Guy Stone Skor dengan kerberhasilan Stone Free rate pada pasien, dengan hasil Stone free rate pada Guys Stone Skor 1-4 berturut-turut adalah 100%, 87.5%, 71.4%, dan 69.2%, dengan p-Value 0.102 dimana tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistic antara grading GSS dengan Stone free rate.
Tabel 4. Hubungan Antara Guy’s Stone Score dan Angka Bebas Batu
GSS Stone free Residual Stone % free
1 6 0 100%
r = -1,0 p = 0,000
2 7 1 87.5%
3 5 2 71.4%
4 9 4 69.2%
Total 27 7
Universitas Sumatera Utara
34
BAB V PEMBAHASAN
Sebelumnya, tidak ada sistem penilaian yang tepat untuk memprediksi hasil PCNL dan tingkat komplikasi, yang sangat penting bagi dokter dan pasien.
Sistem penilaian yang ideal harus mudah dilakukan dan harus memiliki daya penentu yang baik, mampu mengatur pasien dalam kelompok risiko sesuai dengan prognosis mereka serta memprediksi hasil dan komplikasi termasuk SFR (Stone Free Rate) setelah PCNL. Hal ini sangat penting untuk konseling pasien, pelatihan ahli bedah, dan perencanaan tindakan.
Beberapa studi telah berusaha mengklasifikasikan PCNL untuk memprediksi hasil dan komplikasi. Saat ini, sistem penilaian urolitiasis untuk hasil PCNL telah dikembangkan termasuk Guy Stone Score (GSS), STONE nephrometry dan CROES nefrolithometric nomogram. Guy Stone Score, STONE nephrometry dan CROES nomogram digunakan sebagai sistem stratifikasi untuk perencanaan tindakan bedah dan konseling pasien dalam aspek hasil operasi, tetapi hanya skor GSS dan STONE nephrometry yang dikaitkan dengan kemungkinan komplikasi.
Guy Stone Score (GSS) adalah skala pertama yang dilaporkan dan paling sederhana sehingga dapat diandalkan untuk memprediksi tingkat keberhasilan.Penelitian Thomas dkk. Menggunakan skala GSS untuk mengevaluasi SFR pada 100 pasien yang menjalani PCNL, dan melaporkan nilai
34 Universitas Sumatera Utara
35
prediksi GSS untuk SFR sebagai berikut: Kelas 1-81%, Kelas 2-72,4%, kelas 3-35% dan kelas 4-29%. Kemudian Vicentini dkk menggunakan Guy's Stone Score (GSS) untuk memprediksi hasil PCNL pada posisi supine berdasarkan CT scan dan melaporkan SFR sebagai berikut: 95%, 79,5%, 59,5% dan 40,7% untuk Kelas 1-4. Vincentini dan tim menegaskan kegunaan sistem GSS berdasarkan hasil CT scan dengan akurasi evaluasi batu ginjal sehubungan dengan hasil operasi dan komplikasi.
Beberapa penelitian melaporkan penggunaan CT (computed tomographic) scan dalam estimasi GSS untuk lebih akurat. CT scan digunakan sebagai investigasi pra operasi pada pasien batu, yang meningkatkan akurasi informasi batu dan ginjal serta sistem saluran kemih. Kami setuju bahwa CT scan preoperatif dapat memberikan akurasi lebih terkait detail anatomi seperti karakteristik batu dan anatomi sistem pelviocalices, yang merupakan faktor dalam penilaian sistem ini. Namun, GSS berdasarkan pada foto BNO dan urografi intravena cukup murah dan merupakan penyelidikan rutin umum pada pasien batu terutama di negara berkembang dengan prevalensi penyakit batu yang tinggi.
Investigasi ini memiliki keuntungan tambahan dengan dosis radiasi yang lebih rendah daripada CT scan.
Pada studi kami menggunakan GSS untuk memprediksi hasil PCNL baik posisi supine atau prone dan mendapatkan SFR sebagai berikut : 100%, 87.5%, 71,4% dan 69,2% untuk grade 1-4. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vincentini dkk yang menggunakan CT scan. Penelitian ini menegaskan bahwa GSS berdasarkan foto BNO dan urografi intravena merupakan
Universitas Sumatera Utara
36
modalitas yang berharga dalam memprediksi hasil dan tingkat komplikasi pasca PCNL. Tingkat keberhasilan, waktu operasi, tingkat kelancaran operasi (tubeless rates), dan komplikasi secara signifikan berbeda pada masing-masing kelompok GSS. Jumlah yang lebih sedikit dari semua parameter hasil positif dan lebih banyak komplikasi yang ditemukan pada pasien dengan skor GSS yang lebih tinggi.
Berdasarkan studi kami, kami tidak menemukan perbedaan bermakna dalam hal umur pasien. Hal ini ditunjukkan dari rentang pasien yang variasinya cukup dekat dan tidak mempengaruhi hasil pasca PCNL. Dalam literatur memang dijelaskan bahwa peningkatan usia dan BMI mempengaruhi prognosis yang kurang baik pasca PCNL. Kelompok obesitas (n=8) sendiri pada penelitian kami masuk dalam kategori GSS 4 dengan SFR lebih rendah.
Keterbatasan. Jumlah pasien dalam penelitian ini adalah kecil dan tidak merekrut pasien dengan faktor-faktor lain seperti anomali ginjal yang dapat mempengaruhi hasilnya. Hanya Guy’s Stone Score (GSS) yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan BNO dan pyelogram intravena (IVP) untuk memprediksi hasilnya, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan skoring lainnya, yang membutuhkan CT scan. Selain itu pada penelitian ini prosedur PCNL dilakukan lebih dari satu operator, sehingga ke depannya diharapkan ada penelitian dengan satu operator. Diperlukan studi prospektif atau meta-analisis yang lebih besar di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
37
DAFTAR PUSTAKA
Abdelhafez M.F, B. Amend, J. Bedke, S. Cruck, U. Nagele, A. Stenzi, D.
Schilling, 2012, Minimally Invasive Percutaneous Nephrolithotomy : A Comparative Study of Management of Small and Large Renal Stones, Journal Urology, 81 (2), 241 – 245
Aminsharifi A, A. Eslahi, A.R. Safarpour, S. Mehrabi, 2014, Stone Scattering During Percutaneous Nephrolithotomy : Role of Renal Anatomical Characteristics, Urolithiasis, 42, 435 – 439
Astroza G, M. Lipkin, A. Neisius, G. Preminger, M. De Sio, H. Sodha, C.
Saussine, J. De la Rosette, 2013, Effect of Supine vs Prone Position on Outcomes of Percutaneous Nephrolithotomy in Staghorn Calculi : Results from the Clinical Research Office of the Endourology Society Study, Journal Urology, 82(6), 1240 – 1245
Binbay M, T.Akman, F. Ozgor, O. Yazici, E. Sari, A. Erbin, C. Kezer, O. Sarilar, Y. Berberoglu, A.Y. Muslumanoglu, 2011, Does Pelvicaliceal System Anatomy Affect Success of Percutaneous Nephrolithotomy?, Journal Urology, 78(4), 733 – 737
38
Score for Predicting Stone Free Rate after Percutaneous Nephrolithotomy, PLOS ONE, 8(6) 1 – 8
Kamphuis G.M, J. Baard, M Westendarp, J.J. de la Rosette, 2015, Lesson Learned from the CROES Percutaneous Nephrolithotomy Global Study, World Journal Urology, 33, 223 – 233
Karami H, M.M. Mazloomfard, A. Golshan, T. Rahjoo, B. Javanmard, 2010, Does Age Affect Outcomes of Percutaneous Nephrolithotomy ?, Journal Urology , 7(1), 17 – 21
Khorrami M, M. Hadi, M.M. Sichani, K. Nourimahdavi, M. Yazdani, F. Alizadeh, M.H Izadpanahi, F. Tadayyon, 2014, Peecutaneous Nephrolithotomy Succes Rate and Complications in Patients with Previous Open Stone Surgery, Urology Journal, 11(03), 1557 – 1562
Kyriazis I, V. Panagopoulos, P. Kallidonis, M.Ozsoy, M. Vasilas, E. Liatsikos, 2014, Complications in Percutaneous Nephrolithotomy, World Journal Urology, 33, 1069 – 1077
Mandal S, A. Goel, R. Kathpalia, S. Sankhwar, V. Singh, R.J. Sinha, B.P Singh, D. Dalela, 2012, Prospective Evaluation of Complications Using the Modified Clavien Grading System and of Succes Rate of Percutaneous Nephrolithotomy Using Guy’s Stone Score : a Single-Center Experience, Indian Journal of Urology, 28(4): 392-398
McAninch J.W, Lue T.F, 2013, Smith & Tanangho’s General Urology , 18th ed, McGraw Hill, New York
Universitas Sumatera Utara
39
Nerli R.B, S. Devaraju, M.B Hiremath, 2014, Training in Percutaneous Nephrolithotomy: A Structured Apprenticeship Program, Journal of the Scientific Society, 41(1), 26 – 31
Noureldin Y.A, M.A Elkoushy, S. Andonian, 2015, Which is Better? Guys Versus S.T.O.N.E Nephrolithometry Scoring System in Predicting Stone Free Status Post Percutaneous Nephrolithotomy, World Journal Urology, 33(5), 1821 – 1825
Nugroho D, P. Birowo, N. Rasyid, 2011, Percutaneous Nephrolithotomy sebagai Terapi Batu Ginjal, Majalah Kedokteran Indonesia, 61(3), 130 - 138
Ortiz C.T, A.I. Martinez, A.J Morton, H.V Reyes, S.C. Feixas, J.F. Novo, E.F.
Miranda, 2014, Obesity in Percutaneous Nephrolithotomy. Is Body Mass Index Really Important?, Journal Urology, 84(3), 538 – 543
Prakash G, R.J. Sinha, A. Jhanwar, A. Bansal, V. Singh, 2017, Outcome of Percutaneous Nephrolithotomy in Anomalous Kidney : Is It Different ?, Urology Annals, 9(1), 23 – 26
Purnomo B.B, 2011, Dasar-Dasar Urology, Edisi Ketiga, Sagung Seto, Jakarta Sofer M, I. Druckman, A. Blachar, J. Ben-Chaim, H. Matzkin, G. Aviram, 2012,
Non-contrast Computed Tomography After Percutaneous Nephrolithotomy : Finding and Clinical Significance, Journal Urology, 79(5), 1004 – 1010 Thomas K, N.C. Smith, 2011, The Guy’s Stone Score – Grading the Complexity
of Percutaneous Nehrolithotomy Procedures, Journal Urology
Universitas Sumatera Utara
40
Thomas K, N.C. Smith, N. Hegarty, J.M. Glasee, 2011, How Accurate is the :Guy’s Stone Score: for Predicting the Stone Free Rates after Percutaneous Nephrolithotomy?, Indian Journal of Urology , 27 (4), 568 - 569
Wein A.J, Kavoussi L.R, Partin A.W, Peters C.A, 2016, Campbel-Walsh Urology, 11th ed, Elsevier,Philadelphia
Williams N.S, BulstrodeC.J.K, O’Connell P.R, 2008, Bailey & Love’s Short Practice of Surgery, 25th ed, Hodder Arnold, London
Zhu Z,S. Wang Q. Xi, J. Bai, X. Yu, J. Liu, Logistic Regression Model for Predicting Stone Free Rate after Minimally Invasive Percutaneous Nephrolithotomy, 2011, Journal Urology,
Universitas Sumatera Utara
41
Lampiran 1
SUSUNAN PENELITI
Peneliti
Nama Lengkap : dr. Boni Irawan Hatoguan
NIM : 117041249
Jabatan Fungsional : PPDS Ilmu Bedah
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
Pembimbing 1
Nama Lengkap : dr. Dhirajaya Dharma Kadar, Sp.U
NIP : 19800303 200812 1 004
Jabatan Fungsional : Staf Pengajar Sub Bagian Urologi FK USU
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara Bidang Keahlian : Bedah Urologi
Pembimbing 2
Nama Lengkap : Dr. dr. Syah Mirsya Warli, Sp.U(K)
NIP : 19650505 199503 1 001
Jabatan Fungsional : Staf Pengajar Sub Bagian Urologi FK USU
Fakultas : Kedokteran
Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara Bidang Keahlian : Bedah Urologi
Universitas Sumatera Utara
42
Lampiran 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : dr. Boni Irawan Hatoguan
Umur : 38 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Bengkulu, 29 Oktober 1980 Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Sikambing No. 2D Medan
No Telp : 081370333654
Menerangkan dengan sesungguhnya:
PENDIDIKAN
1. Tamatan SD Harapan Pertiwi 1987-1993, berijazah
2. Tamatan SLTP Harapan 2 Medan, 1993 s/d 1996, berijazah 3. Tamatan SMA Negeri 12 Medan, 1996 s/d 1999, berijazah 4. Tamatan Fakultas Kedokteran USU Tahun 1999 s/d 2005
5. Tamatan Program Magister Kedokteran Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012 s/d 2018
6. Mulai Program Pendidikan Dokter Spesialis/PPDS Departemen Ilmu Bedah FK-USU Tahun 2012 s/d sekarang
Medan, April 2018
dr. Boni Irawan Hatoguan
Universitas Sumatera Utara
43
Lampiran 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : dr. Boni Irawan Hatoguan
Umur : 38 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Bengkulu, 29 Oktober 1980 Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Sikambing No. 2D Medan
No Telp : 081370333654
Menerangkan dengan sesungguhnya:
PENDIDIKAN Tamatan SD Harapan Pertiwi 1987-1993, berijazah
1. Tamatan SLTP Harapan 2 Medan, 1993 s/d 1996, berijazah 2. Tamatan SMA Negeri 12 Medan, 1996 s/d 1999, berijazah 3. Tamatan Fakultas Kedokteran USU Tahun 1999 s/d 2005
4. Tamatan Program Magister Kedokteran Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012 s/d 2018
5. Tamatan Program Pendidikan Dokter Spesialis/PPDS Departemen Ilmu Bedah FK-USU Tahun 2012 s/d 2018
Universitas Sumatera Utara
44
Universitas Sumatera Utara
45
Lampiran 4
Hubungan Guy’s Stone Score (GSS) dan Angka Bebas Batu pada Prosedur Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) di RSUP H. Adam Malik Medan
Boni Irawan*, Dhirajaya Dharmakadar**, Syah Mirsya Warli**
*Residen Departemen Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara – RSUP H. Adam Mlik Medan, ** Divisi Urologi Departemen Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara – RSUP H. Adam Malik Medan
ABSTRAK
Pendahuluan
Percutaneous Nephrolythotomy (PCNL) adalah salah satu tindakan minimal invasifdalam bidang urologi yang bertujuan untuk membuang batu menggunakan akses perkutan untuk mencapai sistem pelviokalises. Salah satu system skring yang sederhana dan aplikatif dalam memprediksi angka bebas batu dalam prosedur PCNL adalah Guy’s Stone Score. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Guy’s Stone Score dengan angka bebas batu di RSUP H.
Adam Malik Medan.
Metode
Penelitian ini bersifat analitik engan desain prospektif yang dilakukan mulai oktober 2016 sampai April 2017, dan didapati 34 pasien yang menjalani prosedur PCNL. Dengan usia 18 tahun,ukuran batu lebih dari 20 mm dimasukkan kriteria
Universitas Sumatera Utara
46
inklusi pada penelitian ini, sementara pasien-pasien yang sudah menjalani ESWL atau prosedur endourologi lainnya di eksklusikan dari penelitian ini.
Hasil
Rata-rata usia pasien adalah 51.02 + 10.4 tahun, dengan jumlah laki-lakidan perempuan 18 dan 16 orang (52,9% dan 47,1%) dengan rata-rata berat BMI 23.3 + 2.9 dengan BMI overweight 17 pasien (50%). Seabagian besar batu adalah radioopak pada 32 pasien (94.1 %) dan mencapai angka bebas batu pada 27 pasien (79.4%). Diantara 34 pasien , GSS4 paling banyak (38,2 %) dan GSS 1 paling sedikit (17,6%). Rata-rata usia pasien pada GSS1, 2, 3 dan 4 adalah 50.5 + 10.2, 48.1 + 9.7, 47 + 8.8, 55.2 +11.3. Batu radiopak mendominanasi, secara berurutan untuk GSS1 sampai 4 adalah 100 %, 75 %, 100%, 100%. Angka bebas batu secara berurutan dari GSS1 sampai 4 adalah 100%, 87.5%, 71,4 %, dan 69.2 %, dengan p value < 0,001, r = 1,0
Simpulan
Terdapat hubungan bermakna antara Guy’s Stone Score dan angka bebas batu ( p<0.001, r = 1,0)
Kata Kunci : Guy’s Stone Score, GSS, PCNL, Angka bebas batu.
Universitas Sumatera Utara
47
Lampiran 5
Relationship of Stone Guy Score (GSS) and Stone-Free Figures on Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) Procedure in H. Adam Malik
General Hospital
Boni Irawan*, DhirajayaDharmakadar**, SyahMirsyaWarli**
* Resident of the Department of Surgery, Faculty of Medicine, University of North Sumatra - RSUP H. Adam Malik Medan, ** Urology Division, Department
of Surgery, Faculty of Medicine, University of North Sumatra - RSUP H. Adam Malik Medan
ABSTRACT
Preliminary
Percutaneous Nephrolythotomy (PCNL) is a minimally invasive action in the field of urology that aims to remove stones using percutaneous access to achieve pelvicalises. One simple and applicable ring system in predicting stone-free numbers in the PCNL procedure is Guy’s Stone Score. The purpose of this study was to determine the relationship of Guy’s Stone Score with stone-free numbers in RSUP H. Adam Malik Medan.
Method
This study was analytical with a prospective design conducted from October 2016 to April 2017, and found 34 patients who underwent PCNL procedures. With an age of 18 years, stone size of more than 20 mm was included in the inclusion criteria in this study, while patients who had undergone ESWL or other endourology procedures were excluded from this study.
Universitas Sumatera Utara
48
Results
The average age of patients was 51.02 + 10.4 years, with the number of men and women18 and 16 people (52.9% and 47.1%) with an average weight of BMI 23.3 + 2.9 with BMI overweight 17 patients (50%) . Most of the stones were radioopaque in 32 patients (94.1%) and achieved a stone free rate in 27 patients (79.4%). Among 34 patients, GSS4 was the most (38.2%) and GSS 1 was the least (17.6%). The average age of patients on GSS1, 2, 3 and 4 is 50.5 + 10.2, 48.1 + 9.7, 47 + 8.8, 55.2 +11.3. Radiopak rocks dominates, sequentially for GSS1 to 4 is 100%, 75%, 100%, 100%. The stone-free rate in sequence from GSS1 to 4 is 100%, 87.5%, 71.4%, and 69.2%, with p value <0.001, r = 1.0
Conclusion
There is a significant relationship between Guy's Stone Score and stone-free number (p <0.001, r = 1.0)
Keywords: Guy's Stone Score, GSS, PCNL, Stone-free figures.
.
Universitas Sumatera Utara