3. METODE PENELITIAN
3.6. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitas air, kelimpahan plankton, kesesuaian wisata, daya dukung dan SWOT.
3.6.1. Kualitas air
Kualitas air Situ Kedaung dibandingkan dengan baku mutu kualitas air menurut PP No.82 tahun 2001 kelas 2 (Lampiran 9) dan data-data lain yang didapat dari Dinas Pekerjaan Umum serta penelitian mengenai Situ Kedaung.
3.6.2. Kelimpahan plankton dan keanekaragaman (Hβ)
Pencacahan organisme plankton dilakukan dengan menggunakan metode sensus, setelah terlebih dahulu diidentifikasi dengan buku identifikasi plankton (Needham 1962). Menurut APHA (1979), jumlah individu plankton per liter air dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a A x cg V x u cg A x t V x n Nο½ Keterangan :
N = Jumlah total fitoplankton (ind/l)
n = Jumlah rataan individu yang teramati (ind) u = Ulangan (3)
Vt = Volume air tersaring (30 ml)
Vcg = Volume air dibawah coverglass ( 1 ml) Aa = Luas satu lapang pandang (20x50 mm2) Acg = Luas coverglass/ SRC (20x50mm2)
Indeks keanekaragaman digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis biota perairan. Persamaan yang digunakan untuk menghitung indeks ini adalah persamaan Shanon-Wiener (Krebs 1989).
π»β²= ππ ln ππ π π‘=1 , ππππππ ππ =ππ π Dimana :
Hβ = indeks keanekaragaman Shannon-Wiener ni = jumlah inividu jenis ke-i
N = jumlah total individu S = jumlah genera
Menurut Stirn (1981) apabila Hβ < 1, maka komunitas biota dinyatakan tidak stabil, apabila Hβ berkisar 1-3 maka stabilitas komunitas biota tersebut adalah moderat (sedang) dan apabila Hβ > 3 berarti stabilitas komunitas biota berada dalam kondsi prima (stabil). Semakin besar nilai Hβ menunjukkan semakin beragamnya kehidupan di perairan tersebut, kondisi ini merupakan tempat hidup yang lebih baik.
3.6.3 Analisis potensi dan kesesuaian wisata
Analisis potensi mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berada didalam maupun di sekitar Situ Kedaung. Potensi sumberdaya alam mencakup kualitas air, keindahan alam, daya tarik flora dan fauna di sekitar Situ Kedaung. Adapun sumberdaya manusia meliputi pengunjung, masyarakat sekitar dan instansi-instansi yang terkait dalam pengelolaan kawasan Situ Kedaung.
Kesesuaian mencakup kesesuaian sumberdaya atau potensi yang dikaitkan dengan luas areal bagi setiap peruntukan wisata. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kegiatan wisata yang dikembangkan. Persamaan yang digunakan untuk kesesuaian wisata adalah (Yulianda 2007):
IKW = Ξ£ (Ni / Nmaks) x 100% Keterangan:
IKW : Indeks Kesesuaian Wisata
Ni : Nilai Parameter ke-I (bobot x skor)
Nmaks : Nilai maksimum dari suatu kategori wisata (bobot maksimum x skor maksimum)
Matriks kesesuaian wisata yang digunakan berdasarkan matriks kesesuaian menurut Yulianda (2007) yang telah dimodifikasi dan dibuat berdasarkan hasil studi pustaka dan subjektifitas dari pakar yang ahli dalam bidangnya. Parameter yang dimaksud adalah parameter yang berpengaruh terhadap kegiatan wisata yang akan dikembangkan di Situ Kedaung. Kegiatan yang dapat dilakukan dan dikembangkan di Situ Kedaung adalah mengelilingi Situ Kedaung dengan berjalan kaki, menggunakan perahu kayu, bersepeda air, memancing dan duduk santai. Matriks kesesuaian lahan untuk setiap kategori kegiatan yang dilakukan wisatawan di Situ Kedaung dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks kesesuaian untuk setiap kegiatan yang akan dikembangkan
No Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor
S1 S2 S3 N 1. Perahu kayu a. Kedalaman perairan (m) 5 2β€xβ€6 3 0,3β€x<2 2 x>6 1 x<0,3 0 b. Kecepatan arus (m/s) 5 0<xβ€0,15 3 0,15<xβ€0,5 2 0,5<xβ€0,7 1 x>0,7 0
c. Bau 3 Tidak berbau 3 Sedikit
berbau 2 berbau 1 Sangat berbau 0
d. Vegetasi yang hidup di tepi situ 1 Aren, Pinus, Meranti 3 2 dari 3 vegetasi 2 1 dari 3 vegetasi 1 Belukar tinggi 0 e. Warna
perairan 1 Hijau jernih 3
Hijau
kecokelatan 2 Cokelat 1 Hitam 0
2 Sepeda air
a. Kedalaman
perairan (m) 5 2β€xβ€6 3 0,3β€x<2 2 x>6 1 x<0,3 0
b. Kecepatan
arus (m/s) 5 0<xβ€0,15 3 0,15<xβ€0,5 2 0,5<xβ€0,7 1 x>0,7 0
c. Bau 3 Tidak berbau 3 Sedikit
berbau 2 berbau 1 Sangat berbau 0
d. Vegetasi yang hidup di tepi situ 1 Aren, Pinus, Meranti 3 2 dari 3 vegetasi 2 1 dari 3 vegetasi 1 Belukar tinggi 0 e. Warna
perairan 1 Hijau jernih 3
Hijau
kecokelatan 2 Cokelat 1 Hitam 0
3 Memancing
a.Kelimpahan ikan
5
Banyak 3 Sedang 2 Sedikit 1 Tidak ada
ikan 0
b. Jenis ikan 3 Lebih dari 4 3 3 s/d 2 2 1 1 Tidak ada
ikan 0 c. Kedalaman perairan (m) 3 2β€xβ€6 3 0,3β€x<2 2 x>6 1 x<0,3 0 4 Flying fox a. Pemandangan 5 Situ, hutan, sawah 3 2 dari 3 pemandangan 2 1 dari 3 pemandangan 1 pemukiman 0 5 Duduk santai a. Lebar tepi situ (m) 5 xβ₯8 3 5β€x<8 2 3β€x<5 1 x<3 0 b. Pemandangan (objek view) 5 Situ, hutan, pegunungan, sungai 3 2 dari empat pemandangan 2 1 dari empat pemandangan 1 Tidak ada pemandangan 0 c. Vegetasi yang hidup di tepi situ 5 Aren, Pinus, Meranti 3 2 dari 3 vegetasi 2 1 dari 3 vegetasi 1 Belukar tinggi 0 d. Hamparan dataran 3 rumput/tanah
liat 3 lumpur 2 batu 1
Tidak ada dataran 0 e. Biota
Berbahaya 1 Tidak ada 3 1-2 jenis 2 2-3 jenis 1 >3 jenis 0
Ket : - Bobot : 5 = sangat penting; 3 = penting; 1= kurang penting
- Skor : 3 = sangat sesuai; 2 = sesuai; 1 = sesuai bersyarat; 0 = Tidak sesuai - Skor maksimum = skor pada tingkat kesesuaian tertingggi
Berdasarkan nilai indeks kesesuaian wisata tersebut maka masing-masing kegiatan wisata yang akan dikembangkan di kawasan wisata air Situ Kedaung dapat dimasukkan kedalam empat kategori, yaitu nilai IKW antara 83%-100% (sangat sesuai), IKW antara 50-<83% (sesuai), IKW antara 17-<50% (sesuai bersyarat), dan nilai IKW<17% (tidak sesuai).
Kegiatan-kegiatan wisata yang termasuk dalam kategori sesuai dan sangat sesuai merupakan kegiatan yang dapat direkomendasikan kepada pengelola untuk di kembangkan di kawasan Situ Kedaung.
3.6.4. Analisis daya dukung wisata
Daya Dukung Kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Analisis daya dukung ditujukan pada pengelolaan kawasan wisata air Situ Kedaung dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada secara lestari. Perhitungan DDK dalam bentuk persamaan (Yulianda 2007) : π·π·πΎ = πΎ π₯πΏπ πΏπ‘π₯ ππ‘ ππ Keterangan :
DDK : Daya dukung kawasan
K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan
Lt : Unit area untuk kategori tertentu (perahu kayu dan getek, memancing dan duduk santai)
Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari
Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (perahu kayu dan getek, memancing dan duduk santai). Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan wisata yang sudah ada dan akan dikembangkan di kawasan wisata air Situ Kedaung (Lampiran 11). Luas area yang digunakan pengunjung dan mempertimbangkan kemampuan alam dalam mentolerir pengunjung sehingga keaslian alam tetap terjaga.
Daya dukung kawasan disesuaikan dengan karakteristik sumberdaya dan peruntukannya, misalnya daya dukung untuk berperahu dengan perahu kayu ditentukan oleh kebutuhan manusia akan ruang dan kondisi air. Kebutuhan manusia akan ruang diasumsikan dengan keperluan ruang horizontal untuk dapat bergerak bebas dan tidak merasa terganggu oleh keberadaan manusia (pengunjung lain). Kegiatan berperahu kayu diasumsikan setiap orang membutuhkan luas 625 m2.
Waktu kegiatan pengunjung (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Waktu kawasan (Wt) adalah lamanya waktu areal dibuka dalam satu hari yaitu sekitar 8 jam (jam 8.00-16.00). Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi situ dengan perahu kayu dan getek, memancing dan duduk santai (Lampiran 10).
3.6.5. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dan digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi suatu objek wisata secara sistematik berdasarkan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses) dengan faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan membandingkan dengan faktor internal dan eksternal (Rangkuti 2006). Analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan faktor eksternal. Sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian rating. Penentuan berbagai faktor, bobot setiap faktor dan tingkat kepentingan setiap faktor didapatkan dari hasil wawancara dengan orang-orang yang berkompeten dibidangnya dan disesuaikan dengan kondisi di lapang.
Dari analisis SWOT akan dihasilkan matriks SWOT. Matriks ini dapat menghasilkan empat strategi alternatif. Keempat strategi tersebut adalah:
1. SO yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memperoleh dan memanfaatkan